Anda di halaman 1dari 12

RESUME SEJARAH MATEMATIKA

SEJARAH PERKEMBANGAN MATEMATIKA ZAMAN ARAB

DAN TEMUANNYA SERTA TOKOH PENEMUNYA

Oleh:

Ainay Lizana (18029002 )

Dosen Pembimbing:

Dra. Jazwinarti, M.Pd

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
A. Sejarah Perkembangan Matematika Zaman Arab
Pada tahun 750, yaitu pada permulaan pemerintahan khalifah-khalifah Bahu Abbas
keadaan berbalik tajam sekali , dimana mulai pada saat itu bangsa Arab bangkit mengejar
ketinggalan ketinggalannya dalam bidang ilmu pengetahuan . Bangsa Arab mulai
mempelajari astronomi, konsep-konsep falsafah, ilmu kedokteran, matematika dan ilmu
lainnya dari Yunani, Mesir,India,Babylonia dan lain-lainya. Karya ilmu klasik Yunani dan
India dibawa ke Baghdad , kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Arab. Hal ini sangat
menguntungkan sekali bagi perkembangan sejarah metematika, karena hampir seluruh karya
matematician Yunani Kuno tidak dapat ditemukan lagi,yang tinggal sekarang hanyalah
terjemahan dari karya-karya ini dalam bahasa Arab. Sejarah perkembangan matematika Arab
dimulai sekitar tahun 786 di Baghdad (Iran), akan tetapi belum diketahui secara pasti.
Bahkan hampir tidak pernah terdengar Ahli matematika Arab, kecuali yang paling populer
kita dengar sebagai matematikawan Arab Muslim yang mempunyai kontribusi terhadap
perkembangan matematika adalah Al-Khawarizmi, dikenal sebagai bapak Aljabar,
memperkenalkan bilangan nol (0), dan penerjemah karya-karya Yunani kuno. Sejarah
mencatat bahwa setelah Yunani runtuh, muncul era baru, yaitu era kejayaan Islam di tanah
Arab. Hal ini berakibat bahwa perkembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan berpusat
dan didominasi oleh umat Islam-Arab. Yang dimaksud dengan Arab di sini meliputi wilayah
Timur Tengah, Turki, Afrika utara, daerah perbatasan Cina, dan sebagian dari Spanyol,
sesuai dengan wilayah kekuasaan kekhalifahan Islam pada saat itu. Khalifah Harun Al-
Rashid, khalifah kelima pada masa dinasti Abassiyah, sangat memerhatikan perkembangan
ilmu pengetahuan. Pada masa kekhalifahannya, yang dimulai sekitar tahun 786, terjadi
proses penerjemahan besar-besaran naskah-naskah matematika (juga ilmu pengetahuan
lainnya) bangsa Yunani kuno ke dalam bahasa Arab. Bahkan khalifah berikutnya, yaitu
khalifah Al-Ma’mun lebih besar lagi perhatiannya terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan. Pada masa kekhalifahannya di Baghdad didirikan Dewan Kearifan, yang
menjadi pusat penelitian dan penerjemahan naskah Yunani. Beasiswa disediakan bagi para
penerjemah dan umumnya mereka bukan hanya ahli bahasa, tetapi juga merupakan ilmuwan
yang ahli dalam matematika. Misalnya Al-Hajjaj menerjemahkan naskah Elements (berisi
kumpulan pengetahuan matematika) yang ditulis Euclid. Beberapa penerjemah lainnya
misalnya Al-Kindi, Banu Musa bersaudara, dan Hunayn Ibnu Ishaq. Adanya perhatian dari
kedua khalifah tersebut terhadap perkembangan matematika menyebabkan banyak tokoh-
tokoh matematikawan Arab bermunculan. Periode mulai dari abad ke VIII sampai dengan
abad ke XIV  dapat dikatakan merupakan “zaman keemasan“ dari matematika bangsa Arab.
Kontribusi bangsa Arab dalam perkembangan sejarah matematika bukan hanya sebagai
pengumpul dan kemudian menyebarkannya saja, tetapi lebih dari itu. Matematika Arab
disamping menterjemahkan dan memberi ulasan terhadap matematika Yunani, mereka juga
menghasilkan beberapa karya asli dalam matematika.
Matematika bangsa Arab dapat dibagi menjadi 4 kelompok:
1. Aritmatika, yang kemungkinan berasal dari India, dan berdasarkan kepada prinsip
nilai tempat.
2. Aljabar, walaupun berasal dari Yunani, Hindu, dan Babylonia, tetapi telah
dipolesi oleh matematician Arab menjadi bentuk serta sistematik yang baru.
3. Trigonometri, umumnya berasal dari Yunani, tetapi matematician Arab
mengaplikasikannya dengan bentuk trigonometri Hindu dan menambahkan
beberapa fungsi dan rumus-rumus baru
4. Geometri, yang umumnya berasal dari Yunani, matematician Arab memberikan
generalisasi terhadap rumus-rumus Yunani tertentu.

Sesudah zaman al-khawarismi muncul beberapa matematician Arab  yang tidak kalah


populernya dari matematician arab sebelumnya, seperti Abul Wefa, Al- Kharki, Al-Biruni,
Al-Kashi dan lainnya.

a. Al-Khawarismi
Tidak diketahui dengan pasti kapan Muhammad ibn Musa al-khawarismi
dilahirkan, diperkirakan dia meninggal sekitar tahun 850.Al-Khawarismi menulis
lebih dari setengah lusin karya tentang matematika dan astronomi. Karya-karyanya
kemungkinan berdasarkan kepada karya-karya Siddhanta dari India.
Ada dua karya Al-Khawarismi yang terkenal.Salah satu diantaranya adalah
bukuyang telah diterjemahkannya kedalam bahasa latin dengan judul” Alqorismi
Identimero Indirum ” (tentang seni berhitung Hindu) dimana karya aslinya dalam
bahasa arab tidak ditemukan lagi. Dalam buku ini, yang berdasarkan terjemahan
karya Brahmagupta “Brahma sputa siddhata” dalam bahasa Arab, Al- Khawarismi
memberikan penjelasan tentang sistem numerasi Hindu. Sehingga menjadi sistem
numerasi yang kita gunakan sekarang ini.Walaupun Al-Khawarismi tidak
menyatakan bahwa sistem numerasi ini adalah hasil karyanya sendiri, namun notasi
baru ini lebih dikenal dengan nama “Algorismi”, yang berasal dari nama Al-
Khawarismi sendiri.
Aritmatika Arab yang pertama sekali terkenal adalah berasal dari karya Al-
Khawarismi.Aritmatika al-Khawarismi memperkenalkan sistem numerasi Hindu dan
juga memberikan penjelasan tentang hukum-hukum yang berlaku dalam algorisma
Hindu, dan proses komputasi yang dikenal dengan “casting out 9’s “, yang digunakan
untuk memeriksa hasil-hasil komputasi aritmatika, serta hukum-hukum “false
position” dan “double false position”, dimana proses aljabar tertentu dapat
diselesaikan secara non aljabar.
Double false position atau lebih dikenal dengan dalil “regula duorum
falsorum” yang kemungkinan berasal dari India, digunakan untuk menentukan
aproksimasi akar rile dari suatu persamaan.Metode ini dapat ditulis, misalkan X 1 dan
X2 dua bilangan yang mendekati nilai X dari akar persamaan f(X) = 0. Maka
perpotongan antara sumbu X dengan garis yang menghubungkan titik-titik ( X 1, f
(X1)) dan ( X2, f ( X2 )) adalah merupakan aproksimasi dari akar yang ingin dicari.
Karya Al-Khawarismi yang kedua yang paling terkenal adalah bukunya yang
berjudul ”Hisab Aljabr Almuqabalah” ,dimana perkataan aljabar berasal dari judul
buku Al-Khawarismi ini.Karya Al-Khawarismi ini lebih mendekati pelajaran aljabar
yang dipelajari disekolah-sekolah menengah sekarang, dibandingkan dengan aljabar
Diophantus. Karya Al-Khawarismi ini tidak banyak berisi problem-problem yang
sukar, berisi problem-problem dan penyelesaian yang sederhana.Perbedaan nyata
antara aljabar Al-Khawarismi dengan aljabar Diophantus adalah:
1) Aljabar al-khawarismi jauh lebih sederhana dari aljabar Diophantus.
2) Aljabar al-khawarismi seluruhnya retorik, dimana tidak terdapat sinkopasi baik dari
Diophantus, maupun Brahmagupta.Bahkan bilangan dalam aljabar al-
khawarismi dituliskan dengan kata-kata, bukan dengan lambang.
Secara umum dapat dikatakan bahwa aljabar al-khawarismi seluruhnya bukan
berasal dari Yunani ataupun India. Ini terlihat dari karya Diophantus yang hanya
mengenal satu penyelesaian saja dari suatu persamaan kuadrat. Sedangkan al-
khawarismi mengenal 2 penyelesaian.Begitu juga aljabar al-khawarismi tidak
seluruhnya berasal dari India, karena matematician Hindu tidak mengenal hukum-
hukum aljabar seperti restorasi  dan reduksi.Disamping itu aljabar al-khawarismi
adalah elementer dan retorik.

b. Thabit ibn Qurra(826 -901)


Selain Al-Khawarismi, terdapat matematician Arab lainnya yaitu Thabit ibn
Qurra. Thabit ibn Qurra adalah matematician arab yang memberikan kontribusinya dalam
bidang aljabar. Dia membuka sekolah untuk para penterjemah.Terjemahan Thabit
terhadap karya Apolonius, Archimedes,Eulid, Ptolemy,dan Theodorus adalah yang
dianggap paling baik.
Desertasi Thabit ibn Qurra mengenai rumus untuk menentukan bilangan
bersahabat (amicable numbers) adalah merupakan karya asli bangsa arab.Thabit
memberikan rumus untuk bilangan bersahabat. Seperti halnya Pappus, Thabit juga
memberikan generalisasi dari teorema Phytagoras yang berlaku untuk semua segitiga,
baik lancip maupun tumpul. Apabila dari sudut A suatu segitiga ABC sembarang dibuat
garis-garis yang memotong BC pada B’ dan C’, sedemikian sehingga sudut AB’B dan
sudut AC’C sama dengan sudut A,maka 

AB2 + AC2 = BC(BB’ + CC’).

Kontribusi lain dari Thabit ibn Qurra alternatif lain dari pembuktian Phytagoras,
karya-karya tentang parabola dan segmen-segmen parabola, tentang bujursangkar
ajaib,serta teoro-teori baru tentang astronomi.

c. Abu Kamil Shuja (850-930)


Matematician Arab terkenal lainnya adalah Abu Kamil Shuja bin Aslam , yang
terkenal sebagai “Ahli Hitung dari Mesir”.Abu Kamil Shuja adalah seorang ahli aljabar.
Dia menulis sebuah buku dengan judul “Kitab fi aljabr walmuqubalah”, yang merupakan
komentar atas karya al-khawarismi, kemudian memberikan tambahan penyelesaian dari
problem-problem tersebut. Aljabar Abu Kamil Shuja ini adalah memadukan antara hal
yang praktis , seperti yang terdapat pada al-khawarismi. Abu Kamil Shuja
menghindarkan penyelesaian-penyelesaian negatif untuk kuadrat dari bilangan yang tidak
diketahui ( X2 ).

d. Al-Battani (850 -929)


Al-Battani yang dikenal di Eropa dengan nama Albagteniue adalah seorang astromer. Al-Battani
juga adalah seorang ahli dalam trigonometri. Dia banyak memberikan kontribusinya dalam
mengembangkan beberapa teorema trigonometri dengan memperbaiki beberapa teorema
trigonometri Yunani Kuno. Dalam bukunya yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Latin
dengan judul “De scientia stellaeruj” (tentang gerakan bintang-bintang), Al-Battani memberikan
rumus :

dan
Kemudian Al-Battani menambahkan suatu rumus untuk sudut miring, suatu segitiga
bola, yakni:
Cos A = cos B . cos C + sin B . Sin C . Cos A

e. Abul Wefa (940 – 998)


Abul Wefa dilahirkan di Persia (Iran), dia dikenal karena terjemahannya terhadap
karya Diophantus “Arithmetica”, serta komentarnya terhadap aljabar al-
khawarismi.Dalam karya-karyanya, Abul Wefa menggunakan lambang bilangan Hindu.
Pada zaman ini fungsi Tangent sudah dikenal dengan baik , yaitu 
a = b tg A
Yang sama dengan rumus trigonometri sekarang. Dalil sinus yang sudah dikenal
oleh Ptolemy dan Brahmagupta, dianggap berasal dari Abul Wefa, dalil ini tidak
menggunakan rumus segitiga bola. Abul Wefa membuat daftar sinus baru untuk sudut-
sudut yang berinterval, dengan menggunakan pecahan desimal delapan angka.

f. Al- Biruni (973- 1048)


Al-Biruni adalah matematician Arab yang menulis suatu karya yang berjudul “
India “ . Dari buku inilah orang mengetahui bahwa Archimedes sudah familiar dengan
rumus ini, beserta Brahmagupta. Al-Biruni memberikan penyelesaian terhadap
persamaan pangkat tiga X3 = 1 + 3X, dengan menghasilkan aproksimasi  X = 1,52,15, 17,
13 yang ekivalen dengan pecahan desimal yang akurat untuk enam atau lebih.

g. Abul-Wafa (lahir tahun 940-an)


Salah satu jasa terbesar yang diberikan Abul Wafa bagi studi matematika adalah
trigonometri. Trigonometri berasal dari kata trigonon = tiga sudut dan metro = mengukur. Ini
adalah sebuah cabang matematika yang berhadapan dengan sudut segitiga dan fungsi
trigonometrik seperti sinus, cosinus, dan tangen. Trigonometri memiliki hubungan dengan
geometri, meskipun ada ketidaksetujuan tentang apa hubungan dari keduanya, namun bagi
beberapa orang, trigonometri adalah bagian dari geometri. Dalam trigonometri, Abul Wafa
telah memperkenalkan fungsi tangen dan memperbaiki metode penghitungan tabel
trigonometri. Beliau juga tutur memecahkan sejumlah masalah yang berkaitan dengan
spherical triangles. Secara khusus, Abul Wafa berhasil menyusun rumus yang menjadi
identitas trigonometri. Inilah rumus yang dihasilkannya itu:

Selain itu, Abul Wafa pun berhasil membentuk rumus geometri untuk parabola,
yakni:

h. Abu Nasr Mansur


Abu Nasr Mansur Abu Nasr Mansur telah memberikan kontribusi yang penting
dalam bidang matematika. Perannya sungguh besar dalam pengembangan trigonometri dari
perhitungan Ptolemy dengan penghubung dua titik fungsi trigonometri yang hingga kini
masih tetap digunakan.
Beliau juga menulis karyanya di dalam tiga buku, yakni buku pertama mempelajari
kandungan/kekayaan bentuk segitiga, buku kedua meneliti kandungan sistem paralel
lingkaran dalam sebuah bola/bentuk mereka memotong lingkaran besar, buku ketiga
memberikan bukti dalil Menelaus. Pada karya trigonometrinya, Abu Nasr Mansur
menemukan hukum sinus sebagai berikut:

i. Al- Kashi (1436)


Al-Kashi terlahir pada 1380 di Kashan, sebuah padang pasir di sebelah utara wilayah
Iran Tengah. Jamshid al-Kashi merupakan salah seorang matematikus masyhur di dunia
Islam. Ia adalah seorang saintis yang mengembangkan matematika dan astronomi pada
zaman kejayaan Dinasti Timurid, di Samarkand abad ke-14 M. Beliau berjasa
mengembangkan ilmu matematika dan astronomi dengan sederet penemuannya. Kontribusi
Al-Kashi dalam bidang Matematika, adalah :
1) Hukum Cosinus
Di Prancis, Hukum Cosinus dikenal sebagai Theoreme d'Al-Kashi (Teorema
Al-Kashi). Sebab Al-Kashi merupakan orang yang pertama yang menemukan
hukum tersebut. Dia juga memberikan sejumlah alasan mengapa Hukum Cosinus
bisa digunakan untuk memecahkan masalah-masalah yang berhubungan dengan
segitiga.
2) Risalah Kord dan Sinus
Dalam bukunya yang berjudul Risalah Kord dan Sinus, dia menghitung nilai
sin 1° dengan sangat akurat. Dari semua ilmuwan matematika pada masanya,
hanya Al Kashi yang bisa menilai sin 1° dengan akurat hingga muncullah
seorang ahli matematika pada abad ke-16 yakni Taqi alDin.
Al-Kashi juga mengembangkan berbagai macam metode untuk
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan persamaan kubik yang baru
dipelajari di Eropa beberapa abad setelah penemuannya. Untuk menghitung nilai
sin 1° dengan tepat, Al-Kashi menemukan rumus matematika yang sering disebut
sebagai persembahan kepada Francois Viete.
3) Pecahan decimal

Pecahan desimal yang digunakan oleh orang-orang Cina pada zaman kuno
selama berabad-abad, sebenarnya merupakan pecahan desimal yang diciptakan
oleh al-Kashi. Pecahan desimal ini merupakan salah satu karya besarnya yang
memudahkan untuk menghitung aritmatika yang dia bahas dalam karyanya yang
berjudul Kunci Aritmatika yang diterbitkan pada awal abad ke-15 di Samarkand.
4) Segitiga Khayyam
Untuk menandingi kebesaran segitiga Pascal, di Persia dikenal Segitiga
Khayyam dari nama Omar Khayyam. Segitiga Pascal pertama kali diketahui dari
sebuah buku karya Yang Hui yang ditulis pada tahun 1261, salah seorang ahli
matematika Dinasti Sung yang termasyhur. Namun, sebenarnya segitiga tersebut
telah dibahas dalam buku karya Al Kashi yang disebut dengan Segitiga
Khayyam. Dan kita semua tahu bahwa ilmu di Cina dan Persia itu sudah tua.
Sedangkan segitiga Pascal yang dibahas oleh Peter Apian, seorang ahli
Aritmatika dari Jerman baru diterbitkan pada 1527. Sehingga bisa disimpulkan
bahwa Segitiga Khayyam muncul terlebih dulu sebelum segitiga Pascal.

j. Omar Khayyam(1048 - 1123)


Beliau berjasa besar melalui penelitiannya, memberikan klasifikasi lengkap dari
persamaan pangkat tiga melalui penyelesaian geometri dengan menggunakan konsep
pemotongan kerucut. Beliau juga memberikan sebuah konjektur (dugaan) tentang deskripsi
lengkap dari penyelesaian aljabar dari persamaan-persamaan pangkat tiga. Untuk lebih
memudahkan uraian diberikan contoh persamaan:
x³ + ax² + b²x + c³ = 0
kemudian, dengan teknik substitusi, mengganti, x² = 2py akan diperoleh
2pxy + 2apy + b²x + c³ = 0.
Hasilnya dari persamaan ini adalah hiperbola dan variabel untuk melakukan substitusi,
x² = 2py, adalah parabola.

k. Al-Mahani (lahir tahun 820) dan Abu Kamil (lahir tahun 850)
Mereka berdua memusatkan penelitian pada aplikasi-aplikasi sistematis dari
aljabar. Misalnya aplikasi aritmetika ke aljabar dan sebaliknya, aljabar terhadap
trigonometri dan sebaliknya, aljabar terhadap teori bilangan, aljabar terhadap
geometri dan sebaliknya. Penelitianpenelitian ini mendasari penciptaan aljabar
polinom, analisis kombinatorik, analisis numerik, solusi numerik dari persamaan,
teori bilangan, dan konstruksi geometri dari persamaan.

l. Al-Karaji (lahir tahun 953)


Sejarawan sains modern memandang Al-Karaji sebagai ahli matematika
berkaliber tertinggi. Karyanya yang kekal pada bidang matematika masih diakui
hingga hari ini, yakni mengenai kanonik tabel koefisien binomium (dalam
pembentukan hukum dan perluasan bentuk).
Al-Karaji dianggap sebagai ahli matematika terkemuka dan pandang sebagai
orang pertama yang membebaskan aljabar dari operasi geometris yang merupakan
produk aritmatika Yunani dan menggantinya dengan jenis operasi yang merupakan
inti dari aljabar pada saat ini.
Karyanya pada aljabar dan polynomial memberikan aturan pada operasi
aritmatika untuk memanipulasi polynomial. Dalam karya pertamanya di Prancis,
sejarawan matematika Franz Woepcke (dalam Extrait du Fakhri, traite d’Algèbre par
abou Bekr Mohammed Ben Alhacan Alkarkhi, Paris, 1853), memuji Al-Karaji
sebagai ahli matematika pertama di dunia yang memperkenalkan teori aljabar
kalkulus Al-Karaji menginvestigasikan koefisien binomium segitiga Pascal. Dia
juga yang pertama menggunakan metode pembuktian dengan induksi matematika
untuk membuktikan hasilnya, ia berhasil membuktikan kebenaran rumus jumlah
integral kubus, yang sangat penting hasilnya dalam integral kalkulus.
m. Sharaf al-Din al-Tusi (lahir tahun 1135)
Beliau mengikuti Omar Khayyam dalam mengaplikasikan aljabar pada
geometri, yang pada akhirnya menjadi permulaan bagi cabang algebraic geometry.

n. Al-Farisi (lahir tahun 1260)


Beliau memberikan metode pembuktian yang baru untuk teorema Thabit Ibnu
Qurra. Beliau juga memperkenalkan ide baru berkenaan faktorisasi dan metode
kombinatorik.

KESIMPULAN
Perkembangan matematika Arab sesudah pertengahan abad kedelapan adalah
sangat mengagumkan sekali , dan mempunyai peranan serta kontribusi yang besar
sekali terhadap perkembangan sejarah matematika . Pada abad 1 perkembangan
agama islam, bangsa arab masih jauh   ketinggalan dalam bidang ilmu pengetahuan
dibandingkan dengan negeri-negeri sekelilingnya, seperti  Persia, India, Yunani, dan
Romawi.Selama masa pemerintahan khalifah-khalifah Bahu Abbas, terutama sekali
dalam masa khalifah terkenal Al-manshur, Harun, Al-rasyid dan Al- makmun, kota
baghdad menjadi pusat pengembangan matematika dan ilmu pengetahuan alam lainya
menggantikan Alexandria pada zaman Yunani.
Semenjak pemerintahan 3 khalifah ini sampai dengan abad ke-9 muncul
matematician Arab yang ikut memberikan kontribusinya dalam perkembangan
sejarah matematika dunia, diantaranya adalah al- khawarismi,Thabit ibnu Qurra, Abu
Kamil Shuja dan Al-Battani. Sesudah zaman al-khawarismi muncul beberapa
matematician Arab  yang tidak kalah populernya dari matematician arab sebelumnya,
seperti Abul Wefa, Al- Kharki, Al-Biruni,Ibnu Sina,Omar Khayyam dan lainnya.
Al-Khawarismi menulis lebih dari setengah lusin karya tentang matematika
dan astronomi. Karya-karyanya kemungkinan berdasarkan kepada karya-karya
Siddhanta dari India. Abu Kamil Shuja adalah seorang ahli aljabar. Dia menulis
sebuah buku dengan judul “Kitab fi aljabr walmuqubalah”, yang merupakan
komentar atas karya al-khawarismi, kemudian memberikan tambahan penyelesaian
dari problem-problem tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Muhammad Zainal. 2010. “Sejarah Perkembangan Matematika”. Sumber:
http://www.masbied.com/2010/06/04/sejarah-perkembangan-matematika/#more-
3029 Diakses 19 Oktober 2011.

Adit. 2008. “Aljabarnya Al-Khawarizmi”. Sumber:


http://adit38.wordpress.com/2008/11/15/ aljabarnya-al-khwarizmi/ Diakses 19
Oktober 2020.

G,Muchtar.1988.Sejarah Matematika.Padang:Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan


(IKIP).

Komar Badrul dan Ruslani.1986.Matematika pada Zaman Purba.Bandung:angkasa.

Rahmadian. 2017. Perkembangan Matematika di Arab.


http://rahmadian20.blogspot.com/2017/02/perkembangan-matematika-di-
arab.html Diakses tanggal 19 Oktober 2020.

Goedang Biografi. 2016. http://goedangbiografi.blogspot.com/2016/05/biografi-al-


battani-albategnius.html Diakses tanggal 19 Oktober 2020.

Anda mungkin juga menyukai