Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

LETAK GARIS LURUS DAN


KEDUDUKAN DUA GARIS PADA RUANG TIGA DIMENSI

Dosen pengampu : Mohammad Ridho'i, S.Pd., M.Pd


Mata kuliah : Geometri Analitik Ruang

ANGGOTA KELOMPOK: Fitria Dewi Fajarini (191003685)


Lisa Dewi Kurniasari (191003700)
Yulinda Sari (191003734)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


STKIP PGRI LUMAJANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
‘’ Letak Garis Lurus Dan Kedudukan Dua Garis Pada Ruang Tiga Dimensi’’ ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Geometri Analitik Ruang selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang letak garis lurus dan kedudukan dua
garis pada ruang tiga dimensi bagi penulis dan juga pembaca.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mohammad Ridho'i,
S.Pd., M.Pd selaku dosen mata kuliah Geometri Analitik Ruang yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Lumajang, 26 Mei 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR ...................................................................................... 2
DAFTAR ISI ...................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 5
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Letak Garis Lurus Pada Ruang Tiga Dimensi .............................................. 6
2.2 Kedudukan Dua Garis Pada Ruang Tiga Dimensi ..................................... 11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 16
3.2 Saran ............................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 18

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Matematika berasal dari perkataan latin mathematica
yang berasal dari bahasa Yunani mathema yang berarti ilmu
pengetahuan. Elea Tinggih (Erman Suherman, 2001: 18) mengatakan
bahwa berdasarkan etimologis, perkataan matematika berarti ” Ilmu
pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar”. Herman Hudojo
(2003: 40) menyatakan bahwa “matematika tidak hanya berhubungan
dengan bilangan-bilangan serta operasi- operasinya, melainkan juga
unsur ruang sebagai sasarannya”, dan lebih lanjut dikatakan Elea
Tinggih (Herman Hudojo, 2003: 40) bahwa objek penelaahan
matematika tidak hanya sekedar kuantitas melainkan lebih
menitikberatkan pada hubungan, pola, bentuk, dan struktur, sehingga
dapat diartikan bahwa matematika memiliki titik berat pada
penalaran deduktif terhadap konsep- konsep abstrak. Matematika
berkaitan dengan ide-ide yang berurutan logis melalui cara berpikir
deduktif dan abstrak. Perbedaan mencolok antara matematika dan
ilmu lain yaitu pada bagian penalaran. Matematika begitu
menekankan penalaran sebagai kunci sedangkan ilmu lain lebih
mengarah kepada hasil observasi atau eksperimen.

Slamet Suyanto menyatakan bahwa geometri merupakan


pengenalan bentuk luas, volume, dan area. Membangun konsep
geometri pada anak dimulai dengan mengidentifikasi bentuk-bentuk,
menyelidiki bangunan dan memisahkan gambar-gambar biasa,
seperti segi empat, lingkaran, dan segitiga. Belajar konsep letak,
seperti di bawah, di atas, kanan, kiri meletakkan dasar awal
memahami.

4
Geometri analitik ruang merupakan bagian dari matematika yang
memainkan peranan penting dalam penataan nalar dan menciptakan
kedisiplinan. Geometri analitik ruang pada hakekatnya mempelajari
geometri dengan menggunakan simbol-simbol dan perhitungan
aljabar sehingga menuntut mahasiswa menggunakan penalaran dan
kedisiplinan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana mengidentifikasi letak garis lurus pada ruang tiga dimensi?
2. Bagaimana menganalisis kedudukan dua garis pada ruang tiga dimensi?

1.3 Tujuan
1. Mengidentifikasi Letak Garis Lurus Pada Ruang Tiga Dimensi
2. Menganalisis Kedudukan Dua Garis Pada Ruang Tiga Dimensi

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Letak Garis Lurus Terhadap Ruang

Ada tiga kemungkinan letak garis lurus terhadap bidang datar. Garis

itu mungkin memotong bidang datar, sejajar dengan bidang datar atau

terletak seluruhnya pada bidang datar tersebut.

Jika suatu garis memotong bidang datar maka titik potong keduanya

dapat dicari sebagai berikut.

a. Misalkan persamaan garis x  x1  y  y1 z  z1


  dan bidang
a b c
Ax + By + Cz + D = 0
Mencari koordinat titik-titik potong garis dan bidang datar berarti mencari

harga-harga x, y dan z yang memenuhi persamaan itu.

x  x1   a 
 y  y1  z  z1 
Misalkan x  x1 = λ atau y  y1   b  Cari λ
=

z  z1   c 
a b c

A(x1  a)  B( y1  b)  C(z1  c)  D  0


atau
( Aa  Bb  Cc)  ( Ax1  By1  Cz1D)  0

Dari kesamaan di atas ada empat kemungkinan harga λ, yaitu:

1. Jika Ax1 + By1 + Cz1 + D ≠ 0 dan (Aa + Bb + Cc) ≠ 0 maka

diperoleh 1 harga λ. Sehingga koordinat-koordinat titik potong

dapat ditentukan.
6
2. Jika Ax1 + By1 + Cz1 + D = 0 dan (Aa + Bb + Cc) ≠ 0 maka λ = 0

dan titik potong garis dan bidang ialah titik (x1,y1,z1) sendiri.

3. Jika Aa + Bb + Cc = 0 dan Ax1 + By1 + Cz1 + D ≠ 0 maka tidak

terdapat harga λ. Ini berarti garis tidak memotong bidang datar

atau garis sejajar bidang datar. Hal ini berarti garis sejajar bidang

datar jika garis itu tegak lurus normal bidang datar.

4. Jika Aa + Bb + Cc = 0 dan Ax1 + By1 + Cz1 + D = 0 maka garis

sejajar bidang datar dan mempunyai titik persekutuan dengan

bidang. Hal ini berarti garis terletak seluruhnya pada bidang.

7
☞Contoh:

1. Carilah persamaan garis melalui titik (2,-3,4) dan tegak lurus bidang

5x+3y+4z +1= 0.

Penyelesaian:

Misalkan persamaan garis melalui titik (2, -3, 4) adalah

x2 y3 z 4
  .
a b c

Garis tegak lurus bidang 5x + 3y + 4z + 1 = 0 berarti garis sejajar

normal bidang.

a b c
Karena garis sejajar normal bidang maka berlaku  
5 3 4
a b c
Misalkan   = λ . Maka a = 5λ, b = 3 λ dan c = 4 λ.
5 3 4

Sehingga bilangan arah garis yang ditanyakan adalah 5, 3, 4.

Jadi persamaan garis yang ditanyakan adalah

x2  y3  z 4
  .
5 3 4

8
2. Tunjukkan bahwa garis x = 0, y = t, z = t terletak pada bidang

6x + 4y – 4z = 0.

Penyelesaian:

Untuk menunjukkan bahwa garis x = 0, y = t, z = t terletak pada

bidang 6x + 4y – 4z = 0 dengan menunjukkan bahwa garis sejajar

dengan bidang dan keduanya mempunyai titik sekutu.

Bilangan arah garis adalah 0, 1, 1. dan normal bidang adalah 6, 4, -4.

Perhatikan bahwa hasil kali bilangan arah- bilangan arah tersebut,

yaitu 0.1 + 1.4 + 1 (-4) = 0.

Artinya garis tegaklurus normal bidang. Ini berarti garis sejajar

bidang.

Titik (0,0,0) pada garis x = 0, y = t, z = t juga terletak pada bidang

6x + 4y – 4z = 0. Ini menunjukkan bahwa garis dan bidang

mempunyai titik sekutu.

Karena garis sejajar bidang dan mempunyai titik sekutu maka dapat

dikatakan bahwa x= 0, y = t, z = t terletak dalam bidang 6x+4y–4z= 0.

b. Jika diketahui persamaan garisnya A1x+ B1y + C1z + D1 = 0, A2x + B2y

+ C2z + D2 = 0, dan persamaan bidang datarnya A3x + B3y + C3z + D3 = 0,

9
maka koordinat-koordinat titik potongnya dapat diselesaikan dengan cara

menyelesaikan susunan persamaan berikut.

A1x  B1 y  C1z  D1  0
A xB yC zD  0
 2
 A x  B2 y  C 2 z  D 2  0
 3 3 3 3

Koordinat-koordinat titik potong tersebut

 D1 B1C1 A1  D1C1 A1 B1  D1
 D2 B2C2 A2  D2C2 A2 B2  D2
 D3 B3C3 A3  D3C3 A3 B3  D3
x y  dan z  dengan
  

A1 B1C1
  A 2 B 2 C2
A3 B3C3

Jika ∆ = 0 maka tidak terdapat titik potong yang berarti garis sejajar

bidang datar.

☞Contoh:

x  y 1  0
Tentukan titik potong garislurus l :  dan
2x  3y  z  5
bidang 2x + y + 5z + 7 = 0

Penyelesaian:

10
Koordinat-koordinat titik potongnya dapat diselesaikan dengan cara

menyelesaikan susunan persamaan berikut.

x  y 1  0

2x  3y  z  5

2x  y  5z  7  0

Koordinat-koordinat titik potong tersebut

1 1 0 1 1 0 1 1 1
5 3 1 2 5 1 2 3 5
7 1 5 2 7 5 2 1  7
x y  dan z   dengan
  

1 1 0
  2 3 1
atau x = 2, y = -1 dan z = -2.
2 1 5

Jadi titik potong garis dan bidang adalah (2, -1, -2).

2.2 Kedudukan Dua Garis Pada Ruang

Kemungkinan letak dua buah garis lurus dalam ruang adalah berpotongan,

sejajar, berimpit atau bersilangan.

11
Pada bab sebelumnya telah diketahui bahwa 2 garis dengan bilangan-

bilangan arah a1,b1 , c1 dan a2,b2 , c2 yang mengapit sudut θ memenuhi

a1a2  b1b2  c1c2


Cos 
 a12  b12  c12 a 22  b 22  c 22

Kedua garis akan saling tegak lurus, jika a1a2  b1b2  c1c2  0

a1 b c
Kedua garis akan sejajar jika  1  1
a2 b2 c2

☞Contoh:

Tentukan persamaan parameter garis melalui (-2, 0, 5) dan sejajar garis

x = 1 + 2t, y = 4 – t, z = 6 + 2t.

Penyelesaian:

Garis melalui (-2, 0, 5) dan sejajar garis x = 1 + 2t, y = 4 – t, z = 6 + 2t

x  2  2t

adalah  y  t

 z  5  2t

1. Jika 2 garis berpotongan, berimpit atau sejajar maka kedua garis

itu tentu terletak sebidang.

Misalkan garis-garis itu adalah

12
x  m1 z  p1 dan x  m 2 z  p 2
g : g :
1 2
y n zq y n zq
 1 1  2 2

Berkas bidang melalui garis g1 adalah

(x  m1 z  p1 )  ( y  n1 z  q1 )  0

dan berkas bidang melalui g2 adalah (x  m2 z  p2 )  ( y  n2 z  q2 )  0

atau x  y  (m1  n1 )z  p1  q1  0

x  y  (m2  n2 )z  p2  q2  0

Karena bidang melalui g1 dan g2 adalah anggota berkas I dan II maka

 m 1  n 1 p1  q1
1=  
 m2  n2 p 2   q2

m1  n1  m2  n2
   , sehingga
p1  q1  p2  q2

m1  n1  m2  n2
atau
p1  q1  p2  q2
m1  m  p1  p 2
Diperoleh  2

n2  n1 q2  q1

Persamaan bidang melalui kedua garis itu menjadi

(n1  n2 )(x  m1 z  p1 )  (m1  m2 )( y  n1 z  q1 )  0

Jadi supaya kedua garis terletak sebidang harus dipenuhi

13
m1  m 2 p1  p2

n1  n2 q1  q2

Perhatikan, persamaan garis g1 dan g2 dapat juga ditulis sebagai berikut.

x  p1  y  q1 x  p2 y  q2
 z dan  z
m1 n1 m2 n2

m1 n1
Kedua garis ini akan sejajar, apabila  1
m2 n2

atau m1 = m2 dan n1 = n2

Jika kedua garis berimpit maka kecuali m1 = m2 dan n1 = n2, masih

harus dipenuhi p1 = p2 dan q1 = q2.

☞Contoh:

 1
x  z 1
 1 x  2 z
Tunjukkan bahwa garis g : y  3z  7 dan g2 : 
 
 y  2z  5

berpotongan dan tentukan titik potongnya.

Penyelesaian:

m1 n
Kedua garis tidak sejajar karena dipenuhi  1
m2 n2

Misalnya kedua garis berpotongan pada titik (x0 , y0 , z0 ) maka harus

dipenuhi

14
1
x0  z0 1 dan x0   z 0
2

y0  3z0  7 y0  2z 0  5

Selesaikan persamaan untuk x0 , y0 , z0 .Jika diperoleh sebuah

penyelesaian maka g1 dan g2 berpotongan. Jika tidak maka keduanya tidak

berpotongan.

1
Dari persamaan 1) dan 3), diperoleh z0  z0 1  z0  2
2

Substitusi ke persamaan 1) dan 2) diperoleh x0  1 dan

y0  3z0  7  y0  1.

Ternyata nilai y0  1 dan z0  2 memenuhi persamaan 4);

sehingga ada penyelesaian simultan untuk ke empat persamaan tersebut.

Jadi kedua garis berpotongan dan titik potongnya adalah (1, -1, 2).

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ada tiga kemungkinan letak garis lurus terhadap bidang datar. Garis itu
mungkin memotong bidang datar, sejajar dengan bidang datar atau terletak
seluruhnya pada bidang datar.
Kemungkinan letak dua buah garis lurus dalam ruang adalah berpotongan,
sejajar, berimpit atau bersilangan.

3.2 Saran
Saran dari tim penyusun adalah bagi para pembaca untuk dapat membaca
dengan seksama makalah ini dan memahami materi tentang bagaimana
mengidentifikasi dan mendefinisikan letak serta kedudukan garis pada ruang tiga
dimensi yang di bahas dalam makalah ini. Perbanyak latihan soal-soal adalah cara
memahami bagaimana mengidentifikasi dan mendefinisikan letak serta kedudukan
garis pada ruang tiga dimensi.

16
DAFTAR PUSTAKA

Anton, Howard. 1984. Calculus With Analitic Geometry. Second Edition.

New York: John Wiley & Sons.

Coxeter, H.S.M.1969. Introduction To Geometry. New York: John Wiley.

Hadiwidjojo, Moeharti.1975. Ilmu Ukur Analitik Ruang, Bagian III.

Yogyakarta: FKIP IKIP Yogyakarta.

Johnson, R.E & Kiokemeister.1965. Calculus With Analitic Geometry.

Third Edition New Delhi: Prentice-Hall Of India (Private) Ltd.

Purcell, Edwin J & varberg.1987. Kalkulus dan Geometri Analitis

(Terjemahan). Jakarta: Erlangga.

Travers, K. 1987. Geometry. Homewood, IL: Laidlaw Brother

17

Anda mungkin juga menyukai