PERTIDAKSAMAAN KUADRAT
1
KATA PENGANTAR
Dengan memohon Ridho Allah SWT saya memanjatkan puji syukur atas nikmat yang
telah dilimpahkan kepada saya sehingga saya mampu memanfaatkan sepuluh jari kami untuk
membuat makalah ini, semoga seluruh nikmat yang telah diberikan-Nya senantiasa
membawa keberkahan, amin. Selanjutnya shalawat kami panjatkan kepada Nabi kita
Muhammad SAW semoga kita semua diberi syafa’atnya kelak di yaumul kiamah. Amin
Makalah mengenai “ Pertidaksamaan Kuadrat ” ini akhirnya dapat saya selesaikan.
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini baik dalam penggunaan bahasa yang
belum memenuhi kaidah bahasa Indonesia yang benar, maupun dari isi makalah saya sendiri.
Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
makalah Ini.
Sekali lagi saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT semoga ilmu yang saya
dapat bermanfaat dan berguna dalam kehidupan. Amin.
Wassalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh.
2
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
5
BAB II
PERTIDAKSAMAAN KUADRAT
1. + bx + c > 0
2. + bx + c= 0
3. + bx + c < 0
4. + bx + c= 0
Sebelum kita membahas cara menyelesaikan pertidaksamaan kua- drat, perlu kita
tinjau ulang pengertian tentang selang atau interval dan grafik fungsi kuadrat.
Pengertian ini akan sangat membantu kita dalam menentukan himpunan penyelesaian
pertidaksamaan kuadrat.
1. Pengertian selang atau interval.
Selang atau interval adalah himpunan bagian bilangan real R. Sebuah selang
(interval) dapat dilukiskan pada
garis bilangan real berbentuk ruas garis (segmen garis) yang ditandai lebih tebal pada
selang (interval) yang
bersesuaian.
2. Pengertian Grafik Fungsi Kuadrat.
Grafik fungsi kuadrat berbentuk parabola dengan persamaan y = f(x) = ax2 + bx + c,
dengan a, b, ce R dan
6
Sifat-sifat grafik fungsi kuadrat (parabola) adalah :
Jika a > 0, maka parabola terbuka ke atas, dan jika a < 0 parabola terbuka ke
bawah.
Diskriminan (D = – 4.a.c).
a. Jika D > 0 parabola memotong sumbu X di dua titik
b. Jika D = 0 parabola menyinggung sumbu X.
c. Jika D < 0 parabola tidak memotong sumbu X.
Macam-macam grafik fungsi kuadrat (parabola) dapat dilihat dibawah ini :
a >0,fungsi definit positif
D<0,fungsi definit positif
a <0,fungsi definit negatif
D <0,fungsi definit negatif
Contoh :
Diketahui persamaan parabola y = – 7x + 10.
Tentukan sifat-sifat dan gambar grafik parabola di atas !
Jawab :
Pada persamaan parabola y = – 7x + 10 nilai a = 1, b = -7, dan c = 10 .
Karena nilai a = 1 ( a > 0), maka parabola terbuka ke atas.
D= – 4.a.c
=( ) – 4.1.10
= 49 – 40
=9.
7
Parabola memotong sumbu X jika y = 0 , maka – 7x + 10 = 0? (x – 2)(x – 5) = 0? x
= 2 atau x = 5
Kesimpulan :
Parabola y = – 7x +10, terbuka ke atas, memotong sumbu X di (2,0) dan (5,0),
serta memotong sumbu Y di (0,10).
Langkah-langkah :
Memilih bagian grafik yang sesuai dengan pertidaksamaan kuadrat yang akan
diselesaikan.
1. Tentukan nilai a ( ke mana parabola terbuka).
2. Tentukan titik potong dengan sumbu X.
3. Menggambar sketsa grafiknya.
Absis titik-titik pada bagian grafik yang terletak di atas sumbu X merupakan
himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan + bx + c >0 atau + bx + c= 0.
Absis titik-titik pada bagian grafik yang terletak di bawah sumbu X merupakan
himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan + bx + c < 0 atau + bx + c= 0.
Contoh 1
Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan – 3x – 10 > 0.Jawab :
– 3x – 10 > 0 atau
y= – 3x – 10
(a > 0) , maka parabola terbuka ke atas,memotong sumbu X jika y = 0, maka
– 3x – 10 = 0
(x – 5)(x + 2) = 0
x = 5 atau x = -2
Jadi parabola memotong sumbu X
8
di (-2 , 0) dan (5 , 0)
Contoh 2
Jawab :
– 2x – 3= 0 atau
y= – 2x – 3
(a > 0) , maka parabola terbuka ke atas, memotong sumbu X jika y = 0, maka
– 2x – 3 = 0
(x – 3)(x + 1) = 0
x = 3 atau x = -1
Jadi parabola memotong sumbu x di (-1 , 0) dan (3 , 0)
X(-1,3)
Dari sketsa grafik di atas terlihat bahwa absis titik-titik pada
bagian grafik yang terletak di bawah sumbu X adalah: -1= x= 3
Dengan demikian himpunan penyelesaiannya adalah : { x / -1= x= 3 }
Daerah himpunan penyelesaian
HP = {x / -1= x= 3}
9
Langkah-langkah :
1. Menentukan pembuat nol dari ruas kiri pertidaksamaan.
2. Membuat garis bilangan beserta pembuat-pembuat nol ruas kiri.
3. Menentukan tanda dari nilai ax2 + bx + c pada masing-masing interval dengan cara
mengambil titik-titik uji yang sesuai.
4. Menentukan penyelesaian pertidaksamaan yang diberikan dengan memilih tanda
pada interval yang sesuai.
Contoh Soal 3
Penyelesaian Soal:
Telah diketahui bahwa hasil kali 2 bilangan real positif apabila ke dua faktor positif
atau ke dua faktor negatif. Oleh karena itu,
(i). Jika ke dua faktor positif maka: x -2>0 dan x-3>0,x>2 dan x>3, sehingga
diperoleh: x>3
(ii).Jika ke dua faktor negatif, maka: x -2<0 dan x-3<0, x<2 dan x<3, sehingga
diperoleh: x<3
Contoh Soal 4
(x – 3) (x + 2) > 0
Penyelesaian :
(x – 3) (x + 2) = 0 dengan sifat perkalian nol
X – 3 = 0 atau x + 2 = 0
x1 = 3 x2 = – 2
10
Contoh Soal 5
9 – 2 = – 3x
Penyelesaian :
9 – 2 = – 3x
9 – 2 = – 3x
9 + 3x – 2 = 0 dengan memfaktorkan
(3x – 1) (3x + 2) = 0
3x – 1 = 0 atau 3x + 2 = 0
3x = 1 3x = -2
x1 = 1/3 x2 = -2/3
Contoh Soal 6
Jawab:
+ 2x – 8 ³ 0
(x + 4) (x – 2) ³ 0
x1 = -4 x2 = 2
Apabila diletakkan ke garis bilangan adalah daerah yang berharga positif adalah x £ -
4 atau x ³ 2 merupakan daerah penyelesaian dari pertidaksamaan + 2x – 8 ³ 0
Contoh Soal 7
Jawab:
– 2x – 24 < 0
x1 = 6 x2 = -4
11
Apabila diletakkan ke garis bilangan adalah daerah yang berharga negatif adalah -4 <
x < 6 merupakan daerah penyelesaian dari pertidaksamaan – 2x – 24 < 0
12
BAB III
KESIMPULAN
1. + bx + c > 0
2. + bx + c= 0
3. + bx + c < 0
4. + bx + c= 0
3. Diskriminan (D = – 4.a.c).
a. Jika D > 0 parabola memotong sumbu X di dua titik
b. Jika D = 0 parabola menyinggung sumbu X.
c. Jika D < 0 parabola tidak memotong sumbu X.
Macam-macam grafik fungsi kuadrat (parabola) dapat dilihat dibawah ini :
a >0,fungsi definit positif
D<0,fungsi definit positif
a <0,fungsi definit negatif
D <0,fungsi definit negatif
13
DAFTAR PUSTAKA
Aldres, C.J. 1987. Aljabar Untuk SMTA Dan Yang Setingkat Jilid 2. Jakarta :
Pradnya Paramita.
14