Anda di halaman 1dari 20

LUAS DAERAH PADA BIDANG DAN VOLUME BENDA PUTAR

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Kalkulus Integral

Dosen Pengampu:
Hidayu Sulisti, S.Si., M. Pd.

Oleh:
Caca Istiqomah 12218017
Fuja Mutia Adinda Saputri 12218012
Lulu Aprilianti Fahlufi 12218010

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONTIANAK
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Yang Maha Esa, karena atas
limpahan Rahmat- Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Hidayu Sulisti, S.Si., M.Pd.
sebagai dosen pengampu mata kuliah Kalkulus Integral karena telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini.
Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.

Pontinak, 23 Maret 2023

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

Hlm
COVER…………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………
1.4 Tujuan Penulisan …………………………………………………..........
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Luas Daerah antara Dua Kurva ………………………………………...
2.2 Volume Benda Putar ……………………………………………………
2.3 Volume Benda dengan Penampang Tertentu …………………………..

BAB III: PENUTUP


3.1 Kesimpulan……………………………………………………………...
3.2 Saran…………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebelum memasuki pada materi pembahasan, tentunya kita sudah memiliki
tentang beberapa pengetahuan mengenai bagaimana cara untuk menghitung luas
daerah suatu bidang dan volume suatu bangun ruang. Beberapa materi tersebut tentu
sudah pernah dipelajari pada jenjang sebelum ini.
Untuk kembali mengingat pengetahuan tersebut, mari amati beberapa gambar
berikut ini.

Pada beberapa gambar di atas, jika diminta untuk menentukan luas masing-
masing daerahnya dan volume bangun ruang tersebut, maka dengan sangat mudah
kita dapat menentukan luas dan volume karena beberapa ukuran dari beberapa sisinya
sudah diketahui.

4
Namun, apabila diminta untuk menghitung luas daerah dan volume ruang
seperti gambar di bawah ini, bagaimana kita dapat dengan mudah untuk menghitung
luasnya?

Maka pada kasus gambar tersebut, akan sedikit sulit untuk menentukan luas
daerah bidang dan volume benda tersebut, hal itu karena untuk menentukan luas
daerah dan volume suatu benda kita membutuhkan ukuran pasti suatu sisi bidang dan
benda tersebut. Pada gambar tersebut kita bisa menggunakan beberapa bantuan
dengan pendekatan yang memerlukan ketelitian yang mungkin akan sedikit rumit.
Oleh sebab itu, pada pembahasan kali ini kita akan menggunakan aplikasi
integral tentu untuk menyelesaikan kasus pada gambar di atas. Penggunaan aplikasi
integral tentu ini dapat membantu untuk menentukan luas daerah suatu bidang dan
volume benda yang memiliki bentuk sisi tidak beraturan.

5
1.2 Rumusan Masalah
Dari pernyataan yang disampaikan pada latar belakang di atas, maka dapat
dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana cara menentukan luas bidang antara dua kurva?
b. Bagaimana cara menentukan volume benda putar menggunakan metode
cakram dan metode cincin?
c. Bagaimana cara menentukan volume benda dengan penampang tertentu?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan diharapkan dapat menjawab dari beberapa poin rumusan
masalah di atas. Tujuan penulisan dituliskan dengan poin-poin sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui tentang cara menentukan luas daerah antara dua kurva.
b. Untuk memahami tentang cara menentukan volume benda putar dengan
metode cakram dan metode cincin.
c. Untuk memahami tentang cara menentukan volume benda dengan penampang
tertentu.

6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Luas Daerah antara Dua Kurva
Apabila kita menemukan dua buah atau lebih kurva, maka bagaimana cara
untuk menentukan luas daerah pada kurva tersebut?.
Perhatikan gambar berikut ini.

Perhatikan kurva-kurva yang diberikan oleh fungsi 𝑦 = 𝑓(𝑥)


dan 𝑦 = 𝑔(𝑥) dengan 𝑔(𝑥) ≤ 𝑓(𝑥) pada selang 𝑎 ≤ 𝑥 ≤ 𝑏. Kurva kurva
dan selang tersebut membatasi daerah yang tergambar pada gambar tersebut. Jika
diminta untuk menentukan luas daerah pada gambar, maka hal tersebut tidak bisa
ditentukan secara langsung, namun dapat ditentukan dengan cara menggunakan
hampiran atau integral untuk menemukan luas daerah tersebut.
Perhatikan Δ𝐴 = 𝑓(𝑥)Δ𝑥 − 𝑔(𝑥)Δ𝑥 = [𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥)]Δ𝑥,
Sehingga 𝐴 = ∑[𝑓(𝑥1)-𝑔(𝑥1)]Δ𝑥.

Hal tersebut akan memunculkan pertanyaan, mengapa kita tidak menggunakan aturan
yang sama dengan cara menentukan luas daerah pada umumnya?

Oleh sebab itu, untuk memahami bagaimana menentukan luas daerah di antara
dua kurva, berikut diberikan contoh sebagai berikut.

7
Contoh 1
Hitunglah luas daerah yang dibatasi oleh kurva y = 2x + √ x dan y = 1 dengan x = 0
dan x = 3.

Penyelesaian

1. Sketsakan grafik fungsi y = 2x + √ x dan y = 1 dengan x = 0 dan x = 3.

2. Selanjutnya, hitung luas daerah tersebut menggunakan aturan integral tertentu.


3 3

∫ ( ( 2+√ x ) −1 ) dx=∫(1+ √ x ¿ ¿)dx ¿ ¿


0 0

[ 2
¿ x + x √x
3 ]
¿ 3+2 √ 3
Contoh 2
Hitunglah luas daerah yang diarsir pada gambar berikut ini.

Penyelesaian:
Dari gambar diperoleh grafik fungsi dari daerah tersebut adalah y = 2 dan y = x 2,
dengan x = −√ 2 dan x=√ 2.
Luas daerah yang diarsir dapat dihitung berdasarkan sumbu X grafik fungsi tersebut.
8
√2
L= ∫ ( f 1 ( x )−f 2 ( x ) ) dx
− √2
√2
¿ ∫ ( 2−x2 ) dx
−√ 2

[ 1 √
]
2
¿ 2 x− x 3
3 −√ 2

(
¿ −2 √ 2− √ − −2 √ 2+ √
2 2
3
2 2
3 )( )
¿ 4 √ 2− √
4 2
3

8 √2
¿
3

Selain itu, luas daerah pada kurva dapat dihitung berdasarkan sumbu Y, yaitu dengan
mengubah fungsi y = x 2 menjadi y = √ x , hal itu karena luas di atas sumbu Y sama
dengan luas di bawah sumbu Y dengan grafik yang berada di atas sumbu Y yaitu x =
g(y), maka untuk menghitung luas daerah terhadap sumbu Y tersebut adalah 2x = 2
g(y) dengan y = 0 dan y = 2.
2
L=∫ 2 [g( y)¿]dy ¿
0
2
¿ ∫ 2[ √ y ]dy
0

[ ]
2
4
¿ y√y
3 0
8
¿ √2
3

2.2 Volume Benda Putar


Pada pembahasan sebelumnya, suatu luas daerah dapat dihitung dengan
mudah apabila bidang atau daerah tersebut memiliki panjang sisi yang beraturan. Hal
ini tentu berlaku pada volume suatu bangun ruang seperti balok, tabung, kubus dan

9
bangun ruang lainnya. Jika bangun ruang tersebut memiliki bangun sisi yang
beraturan, maka dapat dengan mudah menghitung volume bangun tersebut.
Namun untuk beberapa kasus beberapa bangun ruang tertentu yang tidak
memiliki ukuran pasti akan sedikit sulit untuk menentukan volume benda tersebut,
hal itu karena untuk menentukan volume suatu bangun ruang dibutuhkan ukuran pasti
suatu sisi benda tersebut.
A. Metode Cakram
Perhatikan luas suatu bidang yang dibatasi oleh f(x), x = a, x = b , dan
sumbu X seperti gambar berikut.

Kemudian bidang tersebut dirotasikan terhadap sumbu X, maka akan


menghasilkan benda putar sebagai berikut.

Sama halnya saat menghitung luas daerah dengan menggunakan


integral, cara yang sama dilakukan adalah dengan mengambil beberapa

10
partisi P = {a=x 0 , x1 , x2 , x 3 , ... , x n=b } pada [a , b]. Kemudian, diambil
sembarang titik x i pada [ xi−1 , x i ] sehingga dapat ditentukan nilai f ( x i ).
Pendekatan volume benda pada interval [ xi−1 , x i ] dilakukan dengan
membuat sebuah persegi panjang dengan panjang f ( x i ) kemudian
dirotasikan terhadap sumbu X.

Dari potongan tersebut diperoleh sebuah cakram yang membentuk


tabung dengan jari-jari tabung adalah f ( x i ) dan tinggi tabung adalah Δ i x .
Hal ini mengakibatkan volume pada cakram tersebut menjadi π ¿, karena
terdapat n partisi pada interval [ a , b ], maka pendekatan dari volume benda

putar tersebut adalah ∑π ¿. Volume dari benda putar tersebut akan


ⅈ =1

terpenuhi jika n mendekati tak hingga, yaitu

Kemudian bentuk di atas diubah ke dalam bentuk integral, sehingga dapat


disimpulkan bahwa volume benda putar yang dibentuk di bawah kurva f dan di atas
sumbu X dari x = a sampai x = b dan dirotasikan pada sumbu X adalah
b
V =π .∫ ¿ ¿
a

Contoh 1
11
Tentukan volume bidang yang diarsir berikut ini apabila bidang tersebut
diputar terhadap sumbu X.

Penyelesaian
b
V Benda Putar=π .∫ y dx
2

3
¿ π .∫ (2 x ) dx
2

3
¿ π .∫ 4 x dx
2

¿ π .¿
3 3
4 ( 3) 4 ( 1)
¿ π .( )−π .( )
3 3
4
¿ 36 . π − π
3
2
¿ 34 π satuan volume
3

B. Metode Cincin
Jika suatu daerah bidang datar yang tidak memiliki batas memotong
sumbu putar, maka benda putar yang dihasilkan tersebut memiliki suatu
lubang di dalamnya. Dalam beberapa contoh bidang potong yang tegak
lurus terhadap sumbu putar adalah cincin. Ukuran cincin tersebut memiliki
ukuran jari-jari luar = R[ x ] dan jari-jari dalam = r [ x ].

12
Metode ini sering disebut dengan Metode cincin, digunakan untuk
mnghitung volume benda putar.
Perhatikan pada gambar berikut ini,
bidang datar yang tidak memiliki batas memotong sumbu putar, maka
benda putar yang dihasilkan tersebut memiliki suatu lubang di dalamnya.
Dalam beberapa contoh bidang potong yang tegak lurus terhadap sumbu
putar adalah cincin. Ukuran cincin tersebut memiliki ukuran jari-jari luar
= R[ x ] dan jari-jari dalam = r [ x ].

Luas bidang datar untuk permukaan cincin yaitu,


L ( x ) =π ¿
Sehingga bentuk di atas diubah ke dalam bentuk integral dan dapat
dirumuskan sebagai berikut,
b
V =π .∫ ¿ ¿
a

Contoh 1
Suatu daerah dibatasi oleh parabola y = x 2+ 1 dan y=− x+3 yang diputar
terhadap sumbu X untuk menghasilkan suatu benda putar. Carilah volume benda
putar tersebut?
Penyelesaian

13
Berikan suatu ruas garis yang memotong daerah serta tegak lurus terhadap
sumbu putar (sumbu X). Jari-jari untuk cincin yang ditentukan oleh ruas garis yaitu
R ( x )=−x +3 dan r ( x )=x 2+ 1.
Sehingga, volume benda putar dapat dihitung dengan
1
V =π ∫ ( (−x +3 )−( x +1 ) ¿ ¿ ) ⅆx ¿
2 2

−2

1
¿ π∫ ¿¿
−2

¿π¿

117
¿ π satuan volume
5
2.3 Volume Benda dengan Penampang Tertentu
Setelah membahas tentang penerapan integral pada luas daerah antara
dua kurva dan volume benda putar, selanjutnya akan dibahas mengenai cara
menghitung volume benda yang diketahui penampang irisannya. Konsep yang
digunakan untuk menghitung volume benda dengan penampang tertentu
merupakan konsep yang tergolong umum, hal ini karena irisan penampang
hanya berbentuk sebuah lingkaran.
Perhatikan gambar benda yang belum diketahui penampang irisan
berikut ini.

Kemudian, perhatikan benda yang sudah diketahui irisan penampang


berikut ini.

14
Ambil sembarang partisi P={a=x 0 , x 1 , x 2 ,... , x n=b } pada [ a , b ]
dengan panjang sub-interval Δ i x yang kemudian akan dibuatb potongan tegak
lurus dengan sumbu X pada iinterval [ x i−1 , x i ] sehingga akan diperoleh irisan-
irisan dari benda tersebut. Jika dimisalkan A ( x i ) adalah luas area dari irisan
tersebut x i. Pendekatan volume pada irisan tersebut, misalkan V i , adalah
A ( x i ). Δ i x . Hal itu karena adanya n partisi pada interval [ a , b ],
pendekatan dari volume benda putar tersebut dapat ditulis dengan

Volume benda tersebut akan terpenuhi jika n mendekati tak hingga,


yaitu

Dengan mengubah bentuk di atas ke dalam bentuk integral maka akan


diperoleh,
b
V =∫ A ( x ) ⅆx
a

Contoh 1

15
Sebuah pipa berbentuk tabung dengan jari-jari 3 satuan. Pipa tersebut
dipotong lurus 45 ° terhadap alas melalui titik pusat alas pipa. Tentukan volume dari
potongan pipa tersebut!
Penyelesaian
Sketsa pipa tersebut dengan diameter alas yang terletak di sumbu Y
dan pusat alas yang berada di pusat koordinat.

Untuk A ( x ), diketahui jika alas dari benda berbentuk setengah lingkaran maka
persamaan dari alas tersebut adalah x 2+ y 2=9 , x ≥ 0 . Kemudian, dari gambar tersebut,
dapat diketahui jika penampang dari irisan tegak lurus terhadap sumbu X pada absis x
berbentuk persegi Panjang. Karena irisan memiliki kemiringan 45 ° terhadap sumbu
Y, maka Panjang salah satu sisi irisan tersebut adalah x. Kemudian, untuk sembarang
absis x pada interval [ 0 , 3 ] nilai y pada setengah lingkaran tersebut adalah y= √ 9−x 2
dan y=− √ 9−x 2 sehingga Panjang sisi lain dari persegi Panjang adalah

√ 9− x2−(−√ 9−x 2)=2 √ 9−x 2. Oleh sebab itu,


A ( x )=x ⋅ 2 √ 9−x 2=2 x √ 9−x 2
Setelah mengetahui nilai A ( x ), dapat diperhatikan pada gambar bahwa irisan-
irisan persegi Panjang terletak pada x = 0 sampai x = 3. Kemudian, integralkan A ( x )
untuk menghitung volume benda terebut.
3
V =∫ A ( x ) ⅆx
0

16
3
¿ ∫ 2 x √ 9−x ⅆx
2

[ ]
3 3
−2
¿ ( 9−x )
2 2
3 0

¿ 18

Contoh 2

Sebuah piramida mempunyai alas persegi dengan tinggi 3m dan Panjang sisi
alas 3m. Irisan dari piramida tersebut yang tegak lurus dengan garis tinggi dan
berjarak x m dari puncak berbentuk persegi dengan panjang sisi x m. Tentukan
volume dari piramida tersebut!

Penyelesaian

Gambar sketsa piramida tersebut dengan garis tinggi pada sumbu X dan
puncak yang berada pada pusat koordinat beserta irisan penampang benda tersebut.

Untuk A ( x ), diketahui penampang irisan berada di x berbentuk persegi dengan


panjang sisi x m. Oleh karena itu, A ( x )=x 2. Kemudian untuk batas integral karena
puncak piramida berada di pusat koordinat dan tinggi piramida adalah 3m maka
irisan-irisan persegi terletak dari x = 0 sampai x = 3. Integralkan A ( x ) untuk
menghitunh volume piramida tersebut.
17
3
V =∫ A ( x ) ⅆx
0

3
¿ ∫ x ⅆx
2

[ ]
3
1 3
¿ x
3 0

3
¿9m

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada pembahasan yang telah dipaparkan, ingin menyimpulkan
mengenai kegunaan penerapan aplikasi integral tentu untuk menyelesaikan
beberapa kasus untuk menghitung suatu luas bidang hingga volume benda yang
memiliki bentuk sisi tidak beraturan sehingga diperlukan modifikasi dalam
penggunaan aplikasi integral.

19
DAFTAR PUSTAKA

Sanjaya, Febi. Dkk. (2017). Kalkulus Integral. Yogyakarta: Universitas


Sanata Dharma
Irmayanti. Dkk. (2021). Teori dan Aplikasi Kalkulus Dasar. Aceh: Yayasan
Penerbit Muhammad Zaini.
Cipta, Hendra. (2020). Kalkulus Integral. Medan: FST UINSU
Ariawan, Rezi, & Zetriuslita. (2022). Buku Ajar Kalkulus Integral. Pekanbaru:
UIR PRESS Universitas Islam Riau

20

Anda mungkin juga menyukai