Anda di halaman 1dari 10

KALKULUS 2

LUAS DAERAH BIDANG DATAR DITINJAU DARI


KOORDINAT KUTUB

DISUSUN OLEH:

KADEK YULI CAHYANINGSIH 1313021038

KELAS IIC

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2014
PENDAHULUAN

Kalkulus integral adalah ilmu yang mempelajari definisi, properti, dan aplikasi dari
dua konsep yang saling berhubungan, integral taktentu dan integral tertentu. Proses
pencarian nilai dari sebuah integral dinamakan pengintegralan (integration). Dengan kata
lain, kalkulus integral mempelajari dua operator linear yang saling berhubungan. Integral
taktentu adalah antiturunan, yakni kebalikan dari turunan. F adalah integral taktentu dari f
ketika f adalah turunan dari F. Integral tertentu memasukkan sebuah fungsi dengan outputnya
adalah sebuah angka, yang mana memberikan luas antar grafik yang dimasukkan dengan
sumbu x.

Aplikasi integral sangatlah banyak, misalnya mencari luas daerah, volume benda
putar, panjang kurva, momen inersia, dan sebagainya. Aplikasi dari integral ini sangat
berguna untuk memecahkan masalah-masalah fisika kontekstual maupun tidak. Dalam
kehidupan sehari-hari, banyak kita temukan bidang datar yang memiliki bentuk yang rumit.
Sebagai contoh adalah dedaunan. Dedaunan yang sering kita lihat mempunyai bentuk yang
bisa dikatakan rumit. Andaikan kita diberikan tugas oleh guru ataupun dosen kita untuk
menentukan luas dari daun kamboja, atau daun yang lainnya, tentu kita akan merasa
kebingungan untuk menghitungnya. Hal ini akan bisa dibantu dengan menggunakan integral.
Dengan integral kita bisa menghitung luas daerah yang tidak teratur atau biasa dikatakan
rumit.
MENGHITUNG LUAS DAERAH BIDANG DATAR YANG DITINJAU DARI
KOORDINAT KUTUB

Aplikasi integral sangatlah banyak, salah satunya mencari luas daerah. Dalam
pembahasan ini akan dibahas tentang cara mencari luas bidang datar antara dua kurva.
Kurva-kurva yang diamati adalah kurva yang muncul dalam persamaan Kartesius,
persamaan pa-rameter, dan persamaan kutub. Namun, pada makalah ini akan dibahas
khususnya pada persamaan kutub. Apabila dengan koordinat kartesius, unsur luas dasar
adalah luas persegi panjang. Namun, apabila dengan koordinat kutub unsur luas dasar ini
adalah luas suatu juring (sektor) lingkaran.
Dalam menggunakan persamaan-persamaan tersebut ada beberapa langkah yang
digunakan untuk menentukan luas daerah bidang yang rumit adalah sebagai berikut :
1. Menggambar fungsi yang diketahui.
2. Mengiris bidang yang akan diukur luasnya menjadi irisan-irisan kecil, dan memberi
label pada satu irisan tertentu.
3. Menghampiri luas irisan tertentu ini dengan menganggapnya berupa sebuah segitiga
4. Menjumlahkan hampiran-hampiran luas irisan tersebut
5. Mengambil limit dengan lebar masing-masing irisan mendekati nol sehingga
diperoleh suatu integral tentu.

Kelima langkah diatas dapat diilustrasikan dengan contoh sederhana berikut. Dalam
bagian ini kita akan memperhatikan bidang datar yang dibatasi oleh kurva
r1  f    0 dan r2  g   0 dan garis-garis    dan    seperti dalam Gambar
1.
Gambar.1 Bidang Datar di antara dua kurva kutub

Rumus untuk luas bidang datar tersebut dapat dipandang secara intuisi dengan
memperhatikan suatu irisan L . Irisan tersebut diperoleh dengan memandang dua juring
dari suatu lingkaran berjari-jari r1 dan r2 dengan sudut pusat  seperti dalam Gambar.1
sebelah kanan. berdasarkan rumus luas suatu tembereng dari suatu lingkaran dengan jari-
jari r dan sudut pusat  :

1 2
L r ,
2

diperoleh luas tembereng OBB * dan OAA* berturut-turut,yaitu

1 2 1
LOBB *  r1  dan LOAA *  r22  ,
2 2

sehingga

L  LOBB*  LOAA* 
2

1 2

r1  r22  .

Berdasarkan jumlahan tak hingga akan diperoleh

 r  d
1 
L 1
2
 r22 ……………………..pers. (1)
2

 Hubungan antara koordinat kutub dengan koordinat kartesian


P(x,y)

1. Kedudukan “P” pada sumbu X→ 𝑃 = 𝑟 cos 𝜃


2. Kedudukan “P” pada sumbu Y→ 𝑃 = 𝑟 sin 𝜃
3. 𝑟 2 = 𝑋 2 + 𝑌 2

𝑟 = √𝑋 2 + 𝑌 2
𝑟 𝑠𝑖𝑛𝜃 𝑌
4. 𝑡𝑎𝑛 𝜃 = 𝑟 cos 𝜃 = 𝑋
𝑌
𝜃 = 𝑎𝑟𝑐 tan
𝑋
 Menentukan luas daerah yang dibentuk oleh sudut tertentu.
1. Perhatikan gambar di bawah ini!

Langkah yang dilakukan hampir sama dengan langkah-langkah sebelumnya, yaitu


yang pertama adalah memotong. Namun perbedaannya disini adalah kita
memotongnya seperti memotong kue bolu. Kemudian kita hampiri potongan-
potongan tersebut dengan luas segitiga. Perhatikan gambar dibawah ini!

𝑟 = 𝑓(𝜃)

𝑟. 𝑑𝜃

𝜃
r
𝑑𝜃
𝜃0

𝜃 − 𝜃0

1
Kita ketahui bahwa luas sebuah segitiga adalah 2 𝑥 𝑎𝑙𝑎𝑠 𝑥 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖

Dari gambar di atas, maka luas segitiga dapat diperoleh dengan rumus
1 1
∆𝐴 = . 𝑎. 𝑡 = . 𝑟𝑑𝜃. 𝑟
2 2
1
∆𝐴 = . 𝑟 2 . 𝑑𝜃
2
𝑛

𝐴 = ∑ ∆𝐴𝑖
𝑖=1
𝑛
1
𝐴 = ∑ 𝑟 2 𝑑𝜃
2
𝑖=1
𝑛
1
𝐴 = lim ∑ 𝑟 2 𝑑𝜃
𝑛→∞ 2
𝑖=1

1 𝜃 2
𝐴= ∫ 𝑟 𝑑𝜃
2 𝜃0
2. Tentukan luas cardioda 𝑟 = 𝑎(1 + cos 𝜃)!

Dari gambar di atas, kita bias melihat bahwa gambar tersebut simetris sehingga kita
cukup menghitung setengah dari bidang tersebut dan nantinya hasilnya kita kalikan 2.

1 𝜋 2
𝑆 = 2. ∫ 𝑎 (1 + cos 𝜃)2 𝑑𝜃
2 0
𝜋
𝑆 = 𝑎2 ∫ (1 + 2 cos 𝜃 + 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃)𝑑𝜃
0
𝜋 𝜋 cos 2𝜃+1
=𝑎2 [∫0 1𝑑𝜃 + 2 ∫0 cos 𝜃𝑑𝜃 + 𝑑𝜃]
2
Contoh Soal :
Hitung luas bidang datar tertutup di luar lingkaran r = 6 cos (  ) dan di dalam kardioda
(cardioid) r = 2 + 2 cos (  ).

Penyelesaian. untuk menentukan luas bidang datar yang dimaksud, kita perlu mengetahui
nilai  dimana kedua kurva berpotongan. kita dapat mencari nilai-nilai tersebut dengan cara
subtitusi :

6 cos    2  2 cos  
4 cos    2

cos   
1
2
1
  
3

Selanjutnya bidang datar yang diberikan dapat digambarkan seperti berikut :


Pada rumus persamaan (1) meminta bidang datar harus tertutup ketika kita menaikkan besar
1 1
sudut dari yang kecil ke besar. jika kita menggunaka  sampai  , maka kita
3 2
mendapatkan bidang datar yang dibatasi oleh kardioda dan lingkaran. luas untuk bidang datar
tersebut yaitu :

 
1
1 
L1  12 2  2 cos   6 cos  d
2 2

2 3

 
1
1 
 12 4  8 cos   4 cos 2    36 cos 2   d
2 3

 4  8 cos   32 cos   d
1
1 
 1
2 2

2 
3

 1  2 cos   8 cos   d
1

2 1
2 2

3
1

 1 1  2
L1  2   2 sin    8 sin 2    
 4 2  1 
3
1

 2  3  2 sin    2 sin 2  2
1

3

 3  
 2    2  0      0
 2  
4 

1
Berikutnya, jika kita menggunakan  sampai  , maka kita mendapatkan bidang
2
datar yang dibatasi oleh kardioda saja. Disini kita tetap bisa menggunakan persamaan (1)
dengan mengambil r2  0 . Luas untuk bidang datar tersebut yaitu

 2  2 cos   
1 
L2   0 2 d
2
1
2 
2

  4  8 cos    4 cos  d


1 
 1
2

2 2

  1  2 cos    cos   d

 2 1
2

2

 1 1 
 2   2 sin     sin 2    
 4 2  1 
2

 1  1 
 2    0  0      2  0 
 2  4 
3
 4 
4

Sekarang kita perhatikan bahwa ternyata bidang datar simetris terhadap sumbu x. Jadi, luas
bidang datar yang ditanyakan, yaitu

L  2 L1  L2 
 3 
 2 4   4   
 4 
1
 16  
4

Referensi :

Baisuni, H.M. Hasyim. 1986. Kalkulus. Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press)

Nugroho, Didit Budi. 2008. “Catatan Kuliah (3 sks) GM 114 Kalkulus 2”. Tersedia dalam
http://sainsmat.uksw.edu/2008/wp-content/uploads/2010/03/masterkalkulus2.pdf. Diakses
pada 15 Maret 2014

Anda mungkin juga menyukai