Definisi Diabetes melitus adalah penyakit kronis progresif yang ditandai dengan
ketidakmampuan tubuh untuk melakukan metabolisme karbohidra, lemak, dan protein, mengarah
ke hiperglikemi (kadar glukosa darah tinggi ).
Klasifikasi
NAMA :
NPM :
3. Pemeriksaan Diagnostik
a. Tes GDS, GDP, GD2PP (glukosa darah 2 jam post prandial) dan pemeriksaan sliding scale (terapi
insulin) Glukosa darah: meningkat 100 – 200 mg/dl, atau lebih
Normal prediabetes Diabetes
GDP <100mg/dl 100-125 >126mg/dl
mg/dl
GDS < 140 mg/dl >140mg/dl >200mg/dl
GD2PP <140mg/dl 140- >199mg/dl
199mg/dl
b. Pemeriksaan hemoglobin glikosilase (HbA1c) yang diukur dari 3 bulan sebelumnya (>6.5%)
c. Hematocrit meningkat (dehidrasi)
d. Urine : gula dan aseton positif, BJ dan osmolalitas
e. Tes toleransi glukosa oral dapat menegaskan diabetes dan pra diabetes, bahkan ketika gula darah puasa
normal. 75 gram glukosa diberikan peroral dan darah diambil 2 jam setelah itu. Hasil 140 sampai 199
mg/dL mengindikasikan pradiabetes, sementara glukosa plasma 2 jam sebesar 200 mg/dL atau lebih
mengindikasikan diabetes.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Ketidakstabilan glukosa darah Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen hiperglikemia:
selama 2x24 jam diharapkan Resiko Ketidakstabilan Mandiri
Glukosa Darah dapat teratasi. 1. Monitor kadar glukosa darah
2. Monitor tanda hiperglikemia ( poliuria,
Kriteria Hasil: polidipsi, polifhagia, kelemahan,
Glukosa darah dalam batas normal malaise, pandangan kabur, sakit kepala)
3. Tinjau program diet klien
4. Ajarkan pengelolaan diabetes (misalnya
penggunaan insulin, obat oral, monitor
asupan cairan, pergantian karbonhidrat,
dan bantuan profesional kesehatan)
5. Edukasi tentang diet pasien DM
Kolaborasi
1. Pemberian insulin (sesuai indikasi)
a. Rapid acting insulin
b. Short acting insulin
c. Intermediate acting insulin
d. Long acting insulin
2. Pemberian cairan iv (sesuai indikasi)
3. Pantau pemeriksaan laboratorium
4. Konsultasikan dalam ahli gizi atau ahli
diet untuk lanjutan kembali asupan oral
PATHWAY DM
DM Tipe 1 DM Tipe 2
Idiopatik, usia,
Reaksi Auto Imun genetik
Gula darah tidak diserap oleh tubuh Otot & jaringan lemak memecahkan
cadangan energi sendiri glikogenelisis
Kadar gula ↑
Produksi energi ↓
RESIKO
KETIDAKSTABILAN Hiperglikemia
Menstimulasi rasa lapar
KADAR GULA DARAH
DIABETES MELLITUS
Poliphagia (sering makan)
Viskositas darah ↑
Glukosa masuk ke dalam urin Kerusakan saraf Tidak mendapat suplai darah
(Nutrisi, O2, Leukosit)
↓ Volume intrasel
Dehidrasi sel
Polidipsi
PENGKAJIAN :
I. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 18 Juni 2021 pukul 10.00 WIB di Ruang
Bougenville RSUD Casbullah Abdulmajid dengan teknik wawancara, observasi,
pemeriksaan fisik dan catatan medis pasien.
1. Identitas
Pasien
Nama : “Tn.MYN”
Umur : 64 tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Suku/bangsa : Indonesia
Status perkawinan : Menikah
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Pensiunan TNI
Alamat : Jalan Satria Pendem Jembrana
Pembayaran : BPJS
No. RM : 18261379
Tanggal MRS : 17 Juni 2021
Diagnosa Medis : Close Fraktur Fibula 1/3 distal dextra
Penanggung
Nama : “Tn. WD”
Umur : 38 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Swasta
Hubungan dengan pasien : Anak kandung
ASUHAN KEPERAWATAN
1. ANALISA DATA
MASALAH
NO DATA ETIOLOGI
KEPERAWATAN
1 DS : HIPERGLIKEMIA Resiko Ketidakstabilan
Pasien mengatakan jarang cek gula Kadar Glukos Darah
darah.
Pasien mengatakan gula darah tidak
stabil.
Pasien mengatakan suka merasa haus
Pasien suka buang air kecil tengah
malam
Pasien sering merasa lapar
DO :
GDS hari pertama 165
GDS hari kedua 150
GDS hari ke tiga 200
2 DS : Kerusakan jaringan Gangguan Integritas
Pasien mengatakan kulit kaki kering kulit/jaringan
Pasien mengatakan di area betis
pasien ada bintik bintik berwarna
hitam
DO :
Kulit tampak kering,
Tampak bitnik bitnik berwana hitam
di betis dan punggung kaki
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN