Anda di halaman 1dari 14

Diabetes Melitus

Definisi Diabetes melitus adalah penyakit kronis progresif yang ditandai dengan
ketidakmampuan tubuh untuk melakukan metabolisme karbohidra, lemak, dan protein, mengarah
ke hiperglikemi (kadar glukosa darah tinggi ).

Klasifikasi

1. DM tipe 1 : DM yang bergantung insulin (insulin dependent diabetes mellitus, IDDM)


2. DM tipe 2 : DM yang tidak bergantung dengan insulin (insulin dependent diabetes
mellitus, NIDDM)
3. DM gestasional : terjadi selama kehamilan

Perbedaan DM tipe 1 dan DM tipe 2

Diabetes Mellitus tipe 1 Diabetes mellitus tipe 2


Biasanya terjadi sebelum 30 tahun Biasanya terjadi setelah 30 tahun
Awitan mendadak biasanya muncul sebagai Awitan terjadi secara lambat dan progresif
ketoasidosis diabetic, yang merupakan kondisi selama beberapa tahun. DM tipe 2 biasanya
kedaruratan medis ditemukan tidak sengaja saat kunjungan ke
dokter karena menderita infeksi
Pankreas memproduksi sedikit atau tidak Pankreas memproduksi sedikit insulin, tetapi
memproduksi insulin :90% sel beta yang tidak cukup mengimbangi jumlah glukosa yang
memproduksi insulin rusak secara permanen, dikonsumsi
sehingga memerlukan terapi insulin seumur
hidup
Pasien biasanya kurus karena tubuhnya tidak Pasien biasanya obesitas karena sindrom
mampu menggunakan atau menyimpan metabolik memperlambat serkresi normal
glukosa. Kelebihan glukosa ini dibuang insulin yang diinduksi glukosa. Lebih banyak
melalui urine. Kelaparan yang terus menerus remaja kini mengalami sindrom metabolic,
memicu metabolism lemak dan jaringan otot menyebabkan insiden diabetes tipe 2
untuk mendapatkan energi meningkat di kelompok usia “kurang dari 30
tahun”
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DIABETES MELITUS

NAMA :

NPM :

No Kompetensi Elemen Kompetensi


1. Memahami dan menerapkan 1. Pengkajian
asuhan keperawatan pada
pasien dengan gangguan Wawancara
system endokrin : Diabetes
Biodata meliputi: Nama, Umur, Jenis kelamin, alamat, pendidikan, pekerjaan, nomor registrasi, status perkawinan,
Melitus
agama,tanggal masuk Rumah Sakit.

Riwayat kesehatan sekarang :


• Mudah lelah
• Sering BAK dimalam hari
• Sering merasa haus
• Sering merasa lapar
• Memiliki luka yang sulit sembuh
• Pernah melahirkan janin dengan berat lebih dari 4 kg (untuk wanita)
• Sering merasa Baal/ kesemutan di bagian lengan/ kaki
• Sering merasa pusing
• Mengalami penurunan berat badan pada waktu yang singkat
Riwayat kesehatan terdahulu :
• Riwayat keluarga yang memiliki penyakit DM
• Merokok dan minum alkohol
• Pola makan sehari hari sebelum terkena DM
• Aktivitas olahraga sebelum terkena DM
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi:
• Lihat ada luka atau tidak
• Karakteristik luka :
• Ada pus / gangren / ulkus
• Luas dan kedalaman luka
• Edema atau tidak
• Warna luka
• Ada nyeri atau tidak
b. Palpasi:
• Temperature kaki kanan dan kiri sama atau tidak
• Sensori : ada nyeri atau tidak
• Pemeriksaan ABI (Angkle Brachialis Index)
• Monofilamen terdapat rangsangan atau tidak
c. Auskultasi:
• Auskultasi bunyi pernafasan (ronchi/ wheezing/ vesikuler)

3. Pemeriksaan Diagnostik
a. Tes GDS, GDP, GD2PP (glukosa darah 2 jam post prandial) dan pemeriksaan sliding scale (terapi
insulin) Glukosa darah: meningkat 100 – 200 mg/dl, atau lebih
Normal prediabetes Diabetes
GDP <100mg/dl 100-125 >126mg/dl
mg/dl
GDS < 140 mg/dl >140mg/dl >200mg/dl
GD2PP <140mg/dl 140- >199mg/dl
199mg/dl

b. Pemeriksaan hemoglobin glikosilase (HbA1c) yang diukur dari 3 bulan sebelumnya (>6.5%)
c. Hematocrit meningkat (dehidrasi)
d. Urine : gula dan aseton positif, BJ dan osmolalitas
e. Tes toleransi glukosa oral dapat menegaskan diabetes dan pra diabetes, bahkan ketika gula darah puasa
normal. 75 gram glukosa diberikan peroral dan darah diambil 2 jam setelah itu. Hasil 140 sampai 199
mg/dL mengindikasikan pradiabetes, sementara glukosa plasma 2 jam sebesar 200 mg/dL atau lebih
mengindikasikan diabetes.
INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Paraf


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Mandiri:
selama 1x 24 jam diharapkan Defisit Volume Cairan 1. Observasi Tanda – tanda vital
Defisit volume cairan b.d dapat teratasi. 2. Pantau intake dan output cairan dan
Diuresis Osmosis hitung balance cairan 24 jam (urine,
Kriteria Hasil: feses, keringat)
1. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi 3. Pantau suhu tubuh, warna kulit, tugor
a. Mukosa bibir lembab kulit, dan mukosa bibir
b. Turgor kulit elastis 4. Anjurkan klien untuk minum
c. Keadaan umum baik Kolaborasi:
2. Tanda-tanda vital dalam batas normal 1. Beri cairan, sebagaimana diindikasikan
a. TD : 120/80 mmHg Isotonik (0,9%) atau larutan laktat
b. N : 60 – 100 x/ menit ringer
c. S : 36 – 37,5 ◦ C 2. Pantau pemeriksaan laboraturium (Ht,
d. RR : 16 – 20 x/ menit BUN. Kreatinin, natrium kalium
3. Pengeluaran urine normal (400-2000ml dengan asupan 3. Pemberian obat diuresis (jika perlu)
cairan normal 2 L / hari
Ketidakseimbangan nutrisi: Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Mandiri:
kurang dari kebutuhan tubuh selama 3x 24 jam diharapkan status nuttisi klien 1.Identifikasi status nutrisi (intake output,
b.d defisiensi insulin terpenuhi BB dan IMT)
Rumus IMT :
Kriteria Hasil :
1. Peningkatan barat badan. Berat badan
2. mengkonsumsi makanan sesuai program diit
Tinngibadan ( m ) x tinngi badan(m)

Kurus : < 18,5


Normal : 18,5- 24,9
Overweight 25-27
Obesitas : >27
2.Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
nutrien
3.Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
(GDS, GDP, GD2PP dan HbA1c)
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan
Pemberian insulin (sesuai indikasi)

Ketidakstabilan glukosa darah Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen hiperglikemia:
selama 2x24 jam diharapkan Resiko Ketidakstabilan Mandiri
Glukosa Darah dapat teratasi. 1. Monitor kadar glukosa darah
2. Monitor tanda hiperglikemia ( poliuria,
Kriteria Hasil: polidipsi, polifhagia, kelemahan,
 Glukosa darah dalam batas normal malaise, pandangan kabur, sakit kepala)
3. Tinjau program diet klien
4. Ajarkan pengelolaan diabetes (misalnya
penggunaan insulin, obat oral, monitor
asupan cairan, pergantian karbonhidrat,
dan bantuan profesional kesehatan)
5. Edukasi tentang diet pasien DM
Kolaborasi
1. Pemberian insulin (sesuai indikasi)
a. Rapid acting insulin
b. Short acting insulin
c. Intermediate acting insulin
d. Long acting insulin
2. Pemberian cairan iv (sesuai indikasi)
3. Pantau pemeriksaan laboratorium
4. Konsultasikan dalam ahli gizi atau ahli
diet untuk lanjutan kembali asupan oral
PATHWAY DM

DM Tipe 1 DM Tipe 2

Idiopatik, usia,
Reaksi Auto Imun genetik

↓ Funsgi Sel ᵝ Pankreas Jumlah sel pancreas menurun

Defisiensi Insulin Sel tubuh kekurangan bahan bakar

Gula darah tidak diserap oleh tubuh Otot & jaringan lemak memecahkan
cadangan energi sendiri glikogenelisis

Kadar gula ↑
Produksi energi ↓
RESIKO
KETIDAKSTABILAN Hiperglikemia
Menstimulasi rasa lapar
KADAR GULA DARAH

DIABETES MELLITUS
Poliphagia (sering makan)

Viskositas darah ↑

Ginjal Kerusakan pembuluh darah perifer


GANGGUAN NUTRISI
Sirkulasi darah ke ginjal terhambat Gangguan suplai darah KURANG DARI KEBUTUHAN
TUBUH

Ginjal tidak dapat reabsorbsi insulin Hipoksia jaringan Luka

Glukosa masuk ke dalam urin Kerusakan saraf Tidak mendapat suplai darah
(Nutrisi, O2, Leukosit)

Glukosuria Neuropati perifer


Iskemik

Osmotik diuretik (cairan intra sel


Kerusakan & kematian
berdifusi ke cairan intravaskuler)
jaringan

Ulkus DM & Ganggren


Poliuria (sering berkemih)

Elektrolit tubuh banyak hilang Diagnosa ini diangkat dengan


(natrium klorida, kalium & fospat) Gangguan catatan klien memiliki luka
integritas
jaringan

↓ Volume intrasel

Dehidrasi sel

Sel mulut kering

Merangsang rasa haus

Polidipsi

PENGKAJIAN :

ASUHAN KEPERAWATAN KEPADA PASIEN “Tn. MYN”


DENGAN DIAGNOSA FRAKTUR FIBULA DEXTRA
DI RUANG BOUGENVILLE RSUD CASBULLAH ABDUL MAJID
TANGGAL 17-26 JUNI 2021

I. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 18 Juni 2021 pukul 10.00 WIB di Ruang
Bougenville RSUD Casbullah Abdulmajid dengan teknik wawancara, observasi,
pemeriksaan fisik dan catatan medis pasien.
1. Identitas
Pasien
Nama : “Tn.MYN”
Umur : 64 tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Suku/bangsa : Indonesia
Status perkawinan : Menikah
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Pensiunan TNI
Alamat : Jalan Satria Pendem Jembrana
Pembayaran : BPJS
No. RM : 18261379
Tanggal MRS : 17 Juni 2021
Diagnosa Medis : Close Fraktur Fibula 1/3 distal dextra
Penanggung
Nama : “Tn. WD”
Umur : 38 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Swasta
Hubungan dengan pasien : Anak kandung
ASUHAN KEPERAWATAN
1. ANALISA DATA

MASALAH
NO DATA ETIOLOGI
KEPERAWATAN
1 DS : HIPERGLIKEMIA Resiko Ketidakstabilan
Pasien mengatakan jarang cek gula Kadar Glukos Darah
darah.
Pasien mengatakan gula darah tidak
stabil.
Pasien mengatakan suka merasa haus
Pasien suka buang air kecil tengah
malam
Pasien sering merasa lapar

DO :
GDS hari pertama 165
GDS hari kedua 150
GDS hari ke tiga 200
2 DS : Kerusakan jaringan Gangguan Integritas
Pasien mengatakan kulit kaki kering kulit/jaringan
Pasien mengatakan di area betis
pasien ada bintik bintik berwarna
hitam

DO :
Kulit tampak kering,
Tampak bitnik bitnik berwana hitam
di betis dan punggung kaki

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah b/d hiperglikemia ( D.0027 ).


2. Gangguan Integritas kulit b/d kerusakan jaringan ( D0129 ).
3. INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Keperawatan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Mandiri:
selama 3x 24 jam diharapkan Resiko Ketidakstabilan
1. Resiko glukosa darah dapat teratasi. 1. Monitor Kadar
Kriteria Hasil: Glukosa darah
Ketidakstabilan
Glukosa darah dalam batas Normal 2. Monitor Tanda
Kadar Glukosa Hipo/
Darah b/d Normal prediabetes Diabetes hiperglikemia.
hiperglikemia GDP <100mg/dl 100-125 >126mg/dl 3. Edukasi tentang
( D.0027 ). mg/dl diet Pasien DM
GDS < 140 mg/dl >140mg/dl >200mg/dl
Kolaborasi:
GD2PP <140mg/dl 140- >199mg/dl
1. Pemberian insulin
199mg/dl
2. Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
pemberian diit
Tujuan : Mandiri :
2. Ganguan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24
jam diharapkan gangguan integritas kulit menunjukan 1. Observasi
Integritas indicator sebagai berikut : Ekstremitas
Kulit b/d Kriteria Hasil: Edema,
kerusakan Elastisitas Normal Kelembaban
jaringan Kulit kembali lembab 2. Monitor warna
Jaringan Bebas Lesi kulit
3. Ajarkan Pasien
dan keluarga
mengenal
perawatan kaki
Kolaborasi:
1. Pemberian Salep
jika dibutuhkan

SOP PERAWATAN KAKI DIABETES


1. Bersihkan kaki setiap hari dengan air bersih dan sabun mandi
2. Berikan pelembab/ lotion (body lotion) pada daerah kaki yang kering agar kulit tidak
menjadi retak, tapi jangan disela-sela jari kaki karena akan lembab dan dapat menimbulkan
jamur
3. Gunting kuku kaki lurus mengikuti bentuk normal jari kaki, tidak terlalu dekat dengan
kulit, kemudian kikir agar kuku tidak tajam.
4. Pakai alas kaki sepatu atau sandal untuk melindungi kaki agar tidak terjadi luka
5. Gunakan sepatu atau sandal yang baik, sesuai dengan ukuran dan enak untuk dipakai,
dengan ruang sepatu yang cukup untuk jari-jari
6. Periksa sepatu sebelum dipakai, apakah ada kerikil, benda-benda tajam seperti jarum dan
duri
7. Bila ada luka kecil, obati luka dan tutup dengan kain atau kassa bersih .
8. Periksa apakah ada tanda-tanda radang. Segera ke Dokter bila kaki mengalami luka

Anda mungkin juga menyukai