Anda di halaman 1dari 13

FORMAT KONTRAK BELAJAR KMB SISTEM ENDOKRIN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DIABETES MELITUS

NAMA :

NPM :

No Kompetensi Elemen Kompetensi Tanggal Paraf Paraf Paraf


pencapaian mahasiswa preceptor preceptor
lahan institusi

1. Memahami dan menerapkan 1. Pengkajian


asuhan keperawatan pada
pasien dengan gangguan Wawancara
system endokrin : Diabetes Biodata meliputi: Nama, Umur, Jenis kelamin, alamat,
Melitus pendidikan, pekerjaan, nomor registrasi, status
perkawinan, agama,tanggal masuk Rumah Sakit.

Riwayat kesehatan sekarang :


• Mudah lelah
• Sering BAK dimalam hari
• Sering merasa haus
• Sering merasa lapar
• Memiliki luka yang sulit sembuh
• Pernah melahirkan janin dengan berat lebih
dari 4 kg (untuk wanita)
• Sering merasa Baal/ kesemutan di bagian
lengan/ kaki
• Sering merasa pusing
• Mengalami penurunan berat badan pada
waktu yang singkat
Riwayat kesehatan terdahulu :
• Riwayat keluarga yang memiliki penyakit
DM
• Merokok dan minum alkohol
• Pola makan sehari hari sebelum terkena DM
• Aktivitas olahraga sebelum terkena DM
2. Pemeriksaan fisik

1
a. Inspeksi:
• Lihat ada luka atau tidak
• Karakteristik luka :
- Ada pus / gangren / ulkus
- Luas dan kedalaman luka
- Edema atau tidak
- Warna luka
- Ada nyeri atau tidak
b. Palpasi:
• Temperature kaki kanan dan kiri sama atau
tidak
• Sensori : ada nyeri atau tidak
• Pemeriksaan ABI (Angkle Brachialis Index)
• Monofilamen terdapat rangsangan atau tidak
c. Auskultasi:
• Auskultasi bunyi pernafasan (ronchi/
wheezing/ vesikuler)

3. Pemeriksaan Diagnostik
a. Tes GDS, GDP, GD2PP (glukosa
darah 2 jam post prandial) dan
pemeriksaan sliding scale (terapi
insulin) Glukosa darah: meningkat
100 – 200 mg/dl, atau lebih
Normal prediabetes Diabetes

GDP <100mg/dl 100-125 >126mg/dl


mg/dl
GDS < 140 mg/dl >140mg/dl >200mg/dl
GD2PP <140mg/dl 140-199mg/dl >199mg/dl

b. Pemeriksaan hemoglobin
glikosilase (HbA1c) yang diukur
dari 3 bulan sebelumnya (>6.5%)
c. Hematocrit meningkat (dehidrasi)
d. Urine : gula dan aseton positif, BJ
dan osmolalitas

2
e. Tes toleransi glukosa oral dapat
menegaskan diabetes dan pra
diabetes, bahkan ketika gula darah
puasa normal. 75 gram glukosa
diberikan peroral dan darah diambil
2 jam setelah itu. Hasil 140 sampai
199 mg/dL mengindikasikan
pradiabetes, sementara glukosa
plasma 2 jam sebesar 200 mg/dL
atau lebih mengindikasikan
diabetes.

3
INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Paraf

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Mandiri:


selama 1x 24 jam diharapkan Defisit Volume Cairan
dapat teratasi. 1. Observasi Tanda – tanda vital
2. Pantau intake dan output cairan dan
Defisit volume cairan b.d hitung balance cairan 24 jam (urine,
Diuresis Osmosis feses, keringat)
Kriteria Hasil: 3. Pantau suhu tubuh, warna kulit, tugor
kulit, dan mukosa bibir
1. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
4. Anjurkan klien untuk minum
a. Mukosa bibir lembab
b. Turgor kulit elastis Kolaborasi:
c. Keadaan umum baik
2. Tanda-tanda vital dalam batas normal 1. Beri cairan, sebagaimana diindikasikan
a. TD : 120/80 mmHg Isotonik (0,9%) atau larutan laktat
b. N : 60 – 100 x/ menit ringer
c. S : 36 – 37,5 ◦ C 2. Pantau pemeriksaan laboraturium (Ht,
d. RR : 16 – 20 x/ menit BUN. Kreatinin, natrium kalium
3. Pemberian obat diuresis (jika perlu)
3. Pengeluaran urine normal (400-2000ml dengan
asupan cairan normal 2 L / hari

4
Ketidakseimbangan nutrisi: Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Mandiri:
kurang dari kebutuhan tubuh selama 3x 24 jam diharapkan status nuttisi klien
b.d defisiensi insulin terpenuhi 1. Identifikasi status nutrisi (intake output,
BB dan IMT)
Rumus IMT :
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛
Kriteria Hasil : 𝑇𝑖𝑛𝑛𝑔𝑖 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑚)𝑥 𝑡𝑖𝑛𝑛𝑔𝑖 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑚)

1. Peningkatan barat badan. Kurus : < 18,5


2. mengkonsumsi makanan sesuai program diit Normal : 18,5- 24,9
Overweight 25-27
Obesitas : >27
2. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
nutrien
3. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
(GDS, GDP, GD2PP dan HbA1c)

Kolaborasi :

1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk


menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan
2. Pemberian insulin (sesuai indikasi)

Ketidakstabilan glukosa darah Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen hiperglikemia:
selama 2x24 jam diharapkan Resiko Ketidakstabilan Mandiri
Glukosa Darah dapat teratasi.
1. Monitor kadar glukosa darah

5
2. Monitor tanda hiperglikemia (poliuria,
polidipsi, polifhagia, kelemahan,
Kriteria Hasil: malaise, pandangan kabur, sakit kepala)
3. Tinjau program diet klien
• Glukosa darah dalam batas normal
4. Ajarkan pengelolaan diabetes (misalnya
penggunaan insulin, obat oral, monitor
asupan cairan, pergantian karbonhidrat,
dan bantuan profesional kesehatan)
5. Edukasi tentang diet pasien DM

Kolaborasi

1. Pemberian insulin (sesuai indikasi)


a. Rapid acting insulin
b. Short acting insulin
c. Intermediate acting insulin
d. Long acting insulin
2. Pemberian cairan iv (sesuai indikasi)
3. Pantau pemeriksaan laboratorium
4. Konsultasikan dalam ahli gizi atau ahli
diet untuk lanjutan kembali asupan oral

6
PATHWAY DM

DM Tipe 1 DM Tipe 2

Idiopatik, usia,
Reaksi Auto Imun genetik

↓ Funsgi Sel ᵝ Pankreas Jumlah sel pancreas menurun

Defisiensi Insulin Sel tubuh kekurangan bahan bakar

Gula darah tidak diserap oleh tubuh Otot & jaringan lemak memecahkan
cadangan energi sendiri glikogenelisis

Kadar gula ↑
Produksi energi ↓
RESIKO
KETIDAKSTABILAN Hiperglikemia
Menstimulasi rasa lapar
KADAR GULA DARAH

DIABETES MELLITUS
Poliphagia (sering makan)

Viskositas darah ↑

Ginjal Kerusakan pembuluh darah perifer


GANGGUAN NUTRISI
Sirkulasi darah ke ginjal terhambat Gangguan suplai darah KURANG DARI KEBUTUHAN
TUBUH

Ginjal tidak dapat reabsorbsi insulin Hipoksia jaringan Luka

Glukosa masuk ke dalam urin Kerusakan saraf Tidak mendapat suplai darah
(Nutrisi, O2, Leukosit)

Glukosuria Neuropati perifer


Iskemik

Osmotik diuretik (cairan intra sel


Kerusakan & kematian
berdifusi ke cairan intravaskuler)
jaringan
7
Ulkus DM & Ganggren

Poliuria (sering berkemih)

Elektrolit tubuh banyak hilang Diagnosa ini diangkat dengan


(natrium klorida, kalium & fospat) Gangguan catatan klien memiliki luka
integritas
jaringan

↓ Volume intrasel

Dehidrasi sel

Sel mulut kering

Merangsang rasa haus

Polidipsi

8
DATA TAMBAHAN

Diabetes Melitus

Definisi Diabetes melitus adalah penyakit kronis progresif yang ditandai dengan ketidakmampuan
tubuh untuk melakukan metabolisme karbohidra, lemak, dan protein, mengarah ke hiperglikemi
(kadar glukosa darah tinggi ).

Klasifikasi

1. DM tipe 1 : DM yang bergantung insulin (insulin dependent diabetes mellitus, IDDM)


2. DM tipe 2 : DM yang tidak bergantung dengan insulin (insulin dependent diabetes mellitus,
NIDDM)
3. DM gestasional : terjadi selama kehamilan

Perbedaan DM tipe 1 dan DM tipe 2

Diabetes Mellitus tipe 1 Diabetes mellitus tipe 2

Biasanya terjadi sebelum 30 tahun Biasanya terjadi setelah 30 tahun

Awitan mendadak biasanya muncul sebagai Awitan terjadi secara lambat dan progresif selama
ketoasidosis diabetic, yang merupakan kondisi beberapa tahun. DM tipe 2 biasanya ditemukan tidak
kedaruratan medis sengaja saat kunjungan ke dokter karena menderita
infeksi

Pankreas memproduksi sedikit atau tidak memproduksi Pankreas memproduksi sedikit insulin, tetapi tidak
insulin :90% sel beta yang memproduksi insulin rusak cukup mengimbangi jumlah glukosa yang dikonsumsi
secara permanen, sehingga memerlukan terapi insulin
seumur hidup

Pasien biasanya kurus karena tubuhnya tidak mampu Pasien biasanya obesitas karena sindrom metabolik
menggunakan atau menyimpan glukosa. Kelebihan memperlambat serkresi normal insulin yang diinduksi
glukosa ini dibuang melalui urine. Kelaparan yang terus glukosa. Lebih banyak remaja kini mengalami sindrom
menerus memicu metabolism lemak dan jaringan otot metabolic, menyebabkan insiden diabetes tipe 2
untuk mendapatkan energy meningkat di kelompok usia “kurang dari 30 tahun”

Etiologi

1. Diabetes Mellitus tipe 1 dikarenakan sel beta nonfungsional di pankreas. Sel beta
nonfungsional tersebut gagal memproduksi insulin, dan kekurangan insulin ini
menyebabkan ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan kadar gula darah yang
normal.
2. Diabetes Mellitus tipe 2 ditandai oleh resistensi insulin disertai defisiensi insulin relative.
Mekanisme resistensi insulin pada DM tipe 2 masih belum jelas

9
3. Diabetes Gestasional kondisi ini ada pada saat kehamilan, jika perubahan pola makan dan
gaya hidup tidak dijalankan setelah kehamilan maka sebagian besar (>75%) wanita dengan
diabetes gestasional akan menderita diabetes tipe 2 di masa depan.

Tanda dan Gejala

1. Poliuria : peningkatan haluaran urine


2. Polidipsia : rasa haus yang berlebih
3. Polifagia : rasa lapar yang berlebih
4. Penurunan berat badan
5. Glikosuria : kadar glukosa darah melebihi ambang batas normal.
6. Keletihan
7. Oliuria, nocturia
8. Dehidrasi
9. Membrane mukosa kering
10. Turgor kulit buruk
11. Penurunan berat badan dan rasa lapar Lemah; letih
12. Gangguan penglihatan
13. Infeksi kulit dan saluran kemih yang sering Kulit kering dan gatal
14. Masalah seksual
15. Mati rasa atau nyeri di tangan dan kaki
16. Mual atau penuh setelah makan
17. Diare di malam hari
18. Tipe I: Gejala berkembang cepat
19. Tipe II:
• Gejala samar dan bertahan lama yang berkembang secara bertahap
• Riwayat DM dalam ke. Kehamilan
• Infeksi virus yang berat
• Penyakit endokrin lainnya.
• Stres atau trauma baru
20. Menggunakan obat yang meningkatkan glukosa darah

Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan glukosa pada serum dan urine :

a. Glukosa urine kualitatif (hanya pemeriksaan skrining) merpakan komponen urinalisis


rutin.spesimen acak harus menunjukan hasil glukosa negative
b. Glukosa plasma puasa (8jam)(normal <99mg/dL) : hasil 100-125 mg/dL mengindikasikan
pradiabetes dan >125 mg/dL mengindikasikan diabetes

10
c. Tes toleransi glukosa oral dapat menegaskan diabetes dan pra diabetes, bahkan ketika gula
darah puasa normal. 75 gram glukosa diberikan peroral dan darah diambil 2 jam setelah
itu. Hasil 140 sampai 199 mg/dL mengindikasikan pradiabetes, sementara glukosa plasma
2 jam sebesar 200 mg/dL atau lebih mengindikasikan diabetes.
d. Hemoglobin glikosilasi (HbA1c) meningkat.
e. Urinalis dapat menunjukkan aseton/glukosa.

Prosedur diagnostik
• Pemeriksaan oftalmik menunjukkan aseton atau glukosa

11
DAFTAR PUSTAKA

Black, Joyce. M. 2015. Keperawatan Medikal Bedah : Manajemen Klinis untuk Hasil yang
diharapkan Edisi 8 Buku 3 diterjemahkan oleh Joko Mulyanto, Nurhuda Hendra Setiawan dkk.
Singapura : ELSEVIER.
LeMone, Priscilla. (2017). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah : Gangguan Endokrin. Jakarta
: EGC

Dosen Keperawatan Medikal Bedah Indonesia. 2017. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal
Bedah Diagnosis

NANDA-1 2015-2017 Intervensi NIC hasil NOC. Jakarta EGC

Grenstein, Ben, Diana Wood. 2010. At a Glance Sistem Endokrin Edisi ke-2. Jakarta : Erlangga.

12
13

Anda mungkin juga menyukai