0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
232 tayangan15 halaman
1. Dokumen menjelaskan tentang pengertian sudut, satuan sudut, konversi satuan sudut, jenis-jenis sudut, dan macam-macam bangun datar beraturan beserta rumus-rumus luas dan kelilingnya.
2. Terdapat latihan soal mengenai konversi satuan sudut, hitung luas bangun datar, dan penyelesaian masalah geometri lainnya.
3. Transformasi geometri dibahas singkat yakni pergeseran, pencerminan,
1. Dokumen menjelaskan tentang pengertian sudut, satuan sudut, konversi satuan sudut, jenis-jenis sudut, dan macam-macam bangun datar beraturan beserta rumus-rumus luas dan kelilingnya.
2. Terdapat latihan soal mengenai konversi satuan sudut, hitung luas bangun datar, dan penyelesaian masalah geometri lainnya.
3. Transformasi geometri dibahas singkat yakni pergeseran, pencerminan,
1. Dokumen menjelaskan tentang pengertian sudut, satuan sudut, konversi satuan sudut, jenis-jenis sudut, dan macam-macam bangun datar beraturan beserta rumus-rumus luas dan kelilingnya.
2. Terdapat latihan soal mengenai konversi satuan sudut, hitung luas bangun datar, dan penyelesaian masalah geometri lainnya.
3. Transformasi geometri dibahas singkat yakni pergeseran, pencerminan,
A Pengertian Sudut Sudut adalah bangun yang dibentuk dari ruas garis yang bertemu pada suatu titik. Titik pertemuannya disebut titik sudut. Kedua ruas garisnya disebut kaki sudut / sisi sudut. Perhatikan gambar berikut :
AOB = = 65 sudut refleks AOB = 295
B Macam-macam Satuan Sudut 1. Satuan Derajat ( ) 1 = 360 1 keliling lingkaran sehingga 1 keliling lingkaran = 360 . 1 = 60 (60 menit) dan 1 = 60 (60 detik) 2. Satuan radian (rad) 1 rad adalah besarnya sudut pusat suatu lingkaran yang panjang busur dihadapan sudut itu sama dengan panjang jari-jarinya. 180 = rad sehingga 1 keliling limgkaran = 2 rad. 3. Satuan Centisimal / gone / grade ( g ) 1 g = 400 1 keliling lingkaran sehingga 1 keliling lingkaran = 400 g .
C Mengkonversikan Satuan Sudut Contoh: Nyatakan : (i) 30 dalam satuan radian (ii) 3 2 radian dalam derajat (iii) 57,215 dalam derajat, menit dan detik (iv) 65 50 25 dalam desimal derajat (v) 45 ke satuan grade (vi) 5 1 radian ke satuan grade Jawab: (i) 30 = 180 30 rad = 6 1 rad (ii) 3 2 rad = 3 2 .180 = 120 (iii) 57,215 = 57 + 1000 215 .60 = 57 + 12,9 = 57 + 12 + 10 9 .60 = 57 + 12 + 54 = 57 12 54 SUDUT 1 A B O 65 0
1. Nyatakan ke dalam satuan radian ! a. 15,3 b. 60 c. 120 g d. 240 g
2. Nyatakan ke dalam satuan derajat 1 a. 3 2 rad b. 2 1 rad c. 25 g d. 100 g
3. Nyatakan ke dalam satuan grade/gon ! a.30 b. 42 c. 6 1 rad d. 6 2 rad 4. Nyatakan derajat berikut ke dalam derajat, menit, dan detik 1 a. 45,5 b. 60,75 c. 60,42 d. 50,36
A Macam-macam Bangun datar Beraturan 1. Segitiga Berdasarkan sisinya segitiga dibedakan menjadi 3 macam, yaitu : a) Segitiga sembarang b) Segitiga sama kaki c) Segitiga sama sisi Berdasarkan sudutnya segitiga dibedakan menjadi 3 macam, yaitu : a) Segitiga lancip b) Segitiga tumpul c) Segitiga siku-siku
C
b a
A c B
L = 2 1 a . t a = panjang alas t = tinggi t KELILING DAN LUAS BANGUN DATAR 2 3
SMK Negeri 1 Kandeman Kab. Batang L = 2 1 a b Sin C = 2 1 a c Sin B = 2 1 b c Sin A
L = ) )( )( ( c s b s a s s dengan s = 2 1 ( a + b + c )
K = a + b + c 2. Persegi Panjang
l
p
L = p . l
K = 2 ( p + l )
p = panjang l = lebar 3. Persegi
s
s
L = s 2
K = 4s
s = sisi 4. J ajar Genjang
D C
A B a
L = a . t
K = 2 (AB + BC)
a = panjang alas t = tinggi 5. Belah Ketupat
B
s
A C
s
D
L = 2 1 d 1 . d 2
K = 4s
d 1 = AC = diagonal pertama d 2 = BD = diagonal kedua s = sisi 6. Layang-Layang
B B
A C d
D
L = 2 1 d 1 . d 2
K = 2 (AB + AD)
d 1 = AC = diagonal pertama d 2 = BD = diagonal kedua t d 2
d 1
d 1
4
SMK Negeri 1 Kandeman Kab. Batang
7. Trapesium Trapesium dibedakan menjadi 3 macam, yaitu : a) Trapesium sembarang b) Trapesium sama kaki c) Trapesium siku-siku
D C
A B
L = 2 1 (AB + CD) . t
K = AB + BC + CD +DA
8. Lingkaran
C
A B E
D
L = r 2 = 4 d 2
K = 2 r = d r = jari-jari d = diameter
juringBPC juringAPC L L BC AC BPC APC
L juringAPC = 360 r 2
AC = 360 2 r
L tembereng = L juring - L segitiga
9. Segi-n Beraturan
Jika r adalah jari-jari lingkaran pada segi-n beraturan, maka :
L segi-n = 2 n r 2 Sin n 360
Jika sisinya s dan sudut kelilingnya ada n, maka :
L segi-n = n n Sin n n Sin s n 180 ). 2 ( . 2 2 180 ). 2 ( . . 2 2
B Taksiran Luas Daerah Bidang Tak beraturan
Ada tiga aturan yang dipergunakan untuk mencari luas daerah bidang tak beraturan . 1. Aturan Trapesoida Bangun daerah bidang tak beraturan dibagi menjadi beberapa bagian yang lebarnya sama. Masing-masing bagian disebut pias / partisi.
t Q
P 5
SMK Negeri 1 Kandeman Kab. Batang Perhatikan gambar berikut :
A 1 A 2 A 3
A 4
A n
y 1 y 2 y 3 y 4
y n d d d
B 1 B 2 B 3 B 4 B n
Satu bidang pias A 1 B 1 B 2 A 2 , luasnya mendekati trapezium dengan sisi sejajar y 1 dan y 2 serta jaraknya d. Luas pias A 1 B 1 B 2 A 2
2 2 1 y y .d Demikian seterusnya untuk luas pias-pias berikutnya, sehingga luas total merupakn jumlah dari msing-masing pias. L lebar pias n ordinatlai akhir ordinatter tama ordinatper 2
L d 1 4 3 2 1 ... 2 n n y y y y y y
Contoh: Tentukan luas daerah pada gambar di bwah ini dengan aturan trapesoida !
8 10 8 5 5
0 0
A B C D E F G Jawab: Enam pias vertical dengan ordinat : 0, 5, 8, 10, 8, 5, 0
L d 6 5 4 3 2 7 1 2 y y y y y y y
1 5 8 10 8 5 2 0 0
36 satuan luas.
2. Aturan Mid Ordinat Perhatikan gambar berikut : G A C E d
y 1 y 2 y 3
B D F H d=1 6
SMK Negeri 1 Kandeman Kab. Batang y 1 , y 2 , y 3 , menunjukkan ordinat-ordinat di tengah-tengah ordinat terdahulu. Luas pias ABCD y 1 x d Luas pias CDEF y 2 x d Dan seterusnya. Jadi y 1 = 2 CD AB , y 2 = 2 EF CD , y 3 = 2 GH EF , dan seterusnya. Luas total = jumlah luas masing-masing pias. L y 1. d + y 2 .d + y 3 .d + d (y 1 + y 2 + y 3 + )
L d ( jumlah ordinat tengah )
Contoh: Tentukan luas bangun pada gambar di bawah ini dengan aturan mid ordinat !
15 22 32 39 40 39 35 22
8
Jawab: L d ( jumlah ordinat tengah ) 8 ( 15 + 22 + 32 + 39 + 40 + 39 + 35 + 22 ) 8 (244) 1952 satuan luas
3. Aturan Simpson Perhatikan gambar berikut !
Y 2 1 3 4 n+1 y = f(x) y 1 y 2 y 3 y 4 y n+1
X a b
Untuk mencari luas daerah di bawah kurva y = f(x) dengan sumbu X di antara x = a dan x = b, sebagai berikut : Bagilah gambar tersebut menjadi n buah trapezium yang genap, dengan lebar (s) sama dan tingginya y 1, y 2, y 3, , y n+1 dari interval [a,b]. Sehingga diperoleh luas daerah menurut kaidah Simpson adalah ;: L 3 s [(y 1 + y n+1 ) + 4(y 2 + y 4 + ) + 2(y 3 + y 5 + )] dengan n bilangan genap L 3 s [(F + L) + 4E + 2R 7
SMK Negeri 1 Kandeman Kab. Batang Dengan F = ordinat pertama interval a L = ordinat terakhir interval b E = jumlah ordinat bernomor genap R = jumlah ordinat bernomor ganjil
Contoh: Tentukan luas daerah kurva yang dibatasi oleh kurva y = x 2 , garis x = 2, gari x = 6 dan sumbu X, dengan menggunakan aturan Simpson !
Jawab:
Y y = x 2
36
25
16 9 4 , , , , , , X O 1 2 3 4 5 6
s = 1, F = 4, L = 36, E = 9 + 25 = 34, R = 16 Substitusi ke rumus L 3 s [(F + L) + 4E + 2R
3 1 [(4 + 36) + 4(34) + 2(16)]
3 1 [40 + 136 + 32] 3 1 (208) 69,3 satuan luas
Latihan 2 1. Hitunglah daerah bangun datar gambar di bawah ini !
.
40 cm
10 cm
50 cm
2. Sebuah ruang dengan 15 m x 20 m akan dipasang keramik yang berukuran 20 cm x 20 cm. Berapa jumlah keramik yang diperlukan ?
8
SMK Negeri 1 Kandeman Kab. Batang 3. AB DE ; AD = 5 mm ; DC = 2 AD ; dan DC = DE. Carilah sudut-sudut yang belum diketahui jika diketahui pula 1 = 40
C 5 3 4 D E 1 2 A B
4. Hitunglah luas daerah yang diperlihatkan oleh gambar di bawah ini dengan aturan trapesoida, mid ordinat, dan Simpson !
D C
15 10 8 9 12 13 16
A B 4
Transformasi pada bidang ada 4 jenis yaitu ; - Pergeseran (Translasi) - Pencerminan (Refleksi) - Perputaran (Rotasi) - Perkalian (Dilatasi)
Transformasi isometri adalah suatu transformasi yang menghasilkaan bayangan yang kongruen dengan bangun aslinya. Misal : translasi, refleksi, dan rotasi. Catatan: Jarak dan arah suatu pergeseran dapat ditentukan dengan : ruas garis berarah, misal RS atau sebuah pasangan bilangan, misal b a . Pencerminan ditentukan dengan suatu garis yang dianggap sebagai sumbu pencerminannya. Perputaran ditentukan dengan : - pusat putaran. - besar dan arah sudut putar, misalnya searah atau berlawanan arah jarum jam.
Perkalian ditentukan dengan pusat dan factor skalanya. Misal [P,k] merupakan dilatasi berpusat di P dan factor skala k.
A Translasi (Pergeseran) Suatu translasi yang memindahkan setiap titik a satuan ke kanan dan b satuan ke atas dinyatakan dengan suatu pasngan bilangan bentuk kolom b a . Translasi T: b a memetakan setiap titik (x,y) ke titik (x ,y ) sehingga x = x + a dan y = y + b. Ditulis T: (x,y) (x ,y ) = (x + a , y + b) TRANSFORMASI BANGUN DATAR 3 9
SMK Negeri 1 Kandeman Kab. Batang Dalam bentuk matriks kolom, ditulis : b a y x b y a x y x ' '
Contoh: Tentukan bayangan segi empat OABC dengan O(0,0), A(5,0), B(0,6) dan C(5,6) sebagai hasil translasi 3 1 ! Jawab: 3 1
O(0,0) O (1,3) A(5,0) A (6,3) B(0,6) B (1,9) C(5,6) C (6,9) Jadi bayangannya O A B C dengan O (1,3), A (6,3), B (1,9), dan C (6,9).
Cara lain : O A B C O A B C 9 9 3 3 6 1 6 1 3 3 3 3 1 1 1 1 6 6 0 0 5 0 5 0
Jadi bayangannya O A B C dengan O (1,3), A (6,3), B (1,9), dan C (6,9).
B Refleksi (Pencerminan) Pencerminan Terhadap sumbu X (M x )
Y
(x,y)
O X (x,-y)
M x memetakan setiap titik (x,y) ke titik (x ,y ) sehingga x = x dan y = -y. Ditulis M x : (x,y) (x ,y ) = (x,-y) Jika x dan y dinyatakan dengan x dan y, didapat : x = x = 1.x + 0.y y = -y = 0.x + 1.y yang dapat disajikan dengan matriks :
y x y x y x y x 1 0 0 1 . 1 . 0 . 0 . 1 ' '
Matriks M x = 1 0 0 1 disebut matriks operator pencerminan terhadap sumbu X.
Cara lain:
Y -B(0,1)
, X A(1,0) 10
SMK Negeri 1 Kandeman Kab. Batang Gunakan titik A(1,0) dan B(0,1) sebagai pembentuk matriks awal, yaitu :
1 0 0 1 B A B A y y x x
Pencerminan terhadap sumbu X A(1,0) A (1,0) matriknya : 1 0 0 1 ' ' ' ' B A B A y y x x
B(0,1) B (0,-1)
Silahkan dicoba sendiri untuk : Pencerminan terhadap sumbu Y Pencerminan terhadap garis y = x Pencerminan terhadap garis y = -x Pencerminan terhadap titik asal O Pencerminan terhadap garis x = a Pencerminan terhadap garis y = b
Contoh: Tentukan bayangan segi empat OABC dengan O(0,0), A(5,0), B(0,6) dan C(5,6) sebagai hasil refleksi terhadap sumbu X !
Jawab: M x = 1 0 0 1
O A B C O A B C Sehingga : 1 0 0 1
6 6 0 0 5 0 5 0 = 6 6 0 0 5 0 5 0
Jadi bayangannya O A B C dengan O (0,0), A (5,0), B (0,-6), dan C (5,-6).
C Rotasi (Perputaran)
Y A (r, + )
A (r, )
O X
A (r, ) x = r Cos y = r Sin A (r, + ) x = r Cos ( + ) y = r Sin ( + ) x = r Cos ( + ) = r Cos Cos - r Sin Sin = x Cos - y Sin y = r Sin ( + ) = r Sin Cos + r Cos Sin = y Cos + x Sin = x Sin + y Cos 11
SMK Negeri 1 Kandeman Kab. Batang
Secara matriks dapat ditulis :
y x Cos Sin Sin Cos yCos xSin ySin xCos y x ' '
Sudut rotasi positif jika berlawanan dengan arah perputaran jarum jam, dan negative jika sesuai dengan arah perputaran jarum jam.
Contoh: Tentukan bayangan segi empat OABC dengan O(0,0), A(5,0), B(0,6) dan C(5,6) sebagai hasil rotasi di O sejauh 30 berlawanan dengan arah jarum jam !
Jawab: R O,30 = 3 3 30 30 30 30 2 1 2 1 2 1 2 1 Cos Sin Sin Cos
O A B C O A B C 3 3 2 1 2 1 2 1 2 1 6 6 0 0 5 0 5 0 = 3 3 3 3 0 3 3 3 3 0 2 5 2 5 2 5 2 5
Jadi bayangannya O A B C dengan O (0,0), A ( 2 5 2 5 , 3 ), B ( 3 3 , 3 ), dan C ( 3 3 , 3 3 2 5 2 5 ) Rotasi dengan Pusat P(a,b) x = {(x-a) Cos - (y-b) Sin } - a y = {(x-a) Sin + (y-b) Cos } b atau b y a x Cos Sin Sin Cos b y a x ' '
Contoh: Diketahui titik A(4,5), tentukan bayangannya akibat rotasi 90 dengan titik pusat P(1.1) ! Jawab: 1 5 1 4 90 90 90 90 1 ' 1 ' Cos Sin Sin Cos y x
= 4 3 0 1 1 0 = 3 4
4 3 1 3 1 4 ' ' y x
Jadi, bayangan titik A(4,5) akibat rotasi 90 dengan titik pusat P(1.1) adalah A (-3,4).
D Dilatasi (Perkalian) Suatu dilatasi dengan pusat O dan factor skala k dinyatakan dengan [O,k]. Dilatasi [O,k] memetakan setiap titik (x,y) ke titik (x ,y ) sehingga x = kx dan y = ky. Ditulis [O,k] : (x,y) (x ,y ) = (kx,ky)
Y A (kx,ky)
OA = k OA A(x,y)
O X 12
SMK Negeri 1 Kandeman Kab. Batang Jika x dan y dinyatakan dengan x dan y, didapat : x = kx = k.x + 0.y y = ky = 0.x + k.y yang dapat disajikan dengan matriks : y x k k y k x y x k y x 0 0 . . 0 . 0 . ' '
Matriks [O,k] = k k 0 0 disebut matriks operator dilatasi dengan pusat O dan factor skala k. Catatan: Jika k>0 maka bangun asal dan bayangan letaknya sepihak terhadap pusat dilatasi. Jika k<0 maka bangun asal dan bayangan letaknya berlainan pihak terhadap pusat dilatasi. Jika 0<k<1 maka dilatasi merupakan pengecilan. Jika k<-1 atau k>1 dilatasi merupakan pembesaran. Jika k = -1 maka dilatasi itu sama dengan pencerminan terhadap O dan sama dengan rotasi 180 dengan pusat O.
Contoh: Tentukan bayangan segi empat OABC dengan O(0,0), A(5,0), B(0,6) dan C(5,6) sebagai hasil dilatasi [O,3] !
Jawab; [O,3] = 3 0 0 3
O A B C O A B C
3 0 0 3 6 6 0 0 5 0 5 0 = 18 18 0 0 15 0 15 0
Jadi bayangannya O A B C dengan O (0,0), A (15,0), B (0,18), dan C (15,18).
Dilatasi dengan Pusat P(a,b) A(x,y) ] ), , ( [ k b a P A (k(x-a) + a, k(y-b) + b) atau b y a x k b y a x k k b y a x 0 0 ' '
b b y k a a x k y x ) ( ) ( ' '
Contoh: Diketahui titik A(5,9), tentukan hasil bayangannya karena dilatasi [P,3] dengan titik pusat P(2,1) !
Jadi, titik bayangan hasil dilatasi adalah: A (11,25).
13
SMK Negeri 1 Kandeman Kab. Batang E Transformasi Linear Transformasi linear adalah transformasi yang memetakan setiap titik (x,y) ke titik (x ,y ) sedemikian sehingga : y x d c b a y x atau dy cx y by ax x ' ' ' '
Contoh: Diketahui dua buah titik dipetakan sebagai berikut : (2,1) (5,1) (0,1) (1,3) Tentukan matriks transformasinya ! (2,1) d c b a (5,1) (0,1) (1,3) 1 5 1 2 d c b a 2a + b =5 2c + d = 1 3 1 1 0 d c b a b = 1 ; d = 3 Sehingga : a = 2 ; c = -1 Jadi matriks transformasinya 3 1 1 2
Tabel Matriks Transformasi
NO TRANSFORMASI PEMETAAN MATRIKS 1
Identitas
(x,y) (x,y) 1 0 0 1
2 Translasi (x,y) (x ,y ) = (x + a , y + b)
b a y x y x ' '
3 M x
(x,y) (x,-y) 1 0 0 1
4 M y
(x,y) (-x,y)
1 0 0 1
5 M y=x
(x,y) (y,x)
0 1 1 0
6 M y=-x
(x,y) (-y,-x)
1 0 0 1
7 M o
(x,y) (-x,-y)
1 0 0 1
8 R (O, )
(x,y) (xCos - ySin , xSin + yCos )
Cos Sin Sin Cos
9 D[O,k] (x,y) (kx,ky) k k 0 0
Catatan: Untuk memperoleh matriks transformai tunggal dari beberapa matriks transformasi, dapat dilakukan dengan mengalikan matriks-matriks transformasi tersebut. 14
SMK Negeri 1 Kandeman Kab. Batang
Contoh: Jika T 1 = 0 3 dan T 2 = 2 1 menyatakan matriks translasi, maka tentukan bayangan titik A(- 3,1) oleh T 2 oT 1 ! Jawab: T 2 oT 1 = T 1 + T 2
= 0 3 + 2 1 = 2 4
Sehingga : 1 3 + 2 4 = 3 1
Jadi, bayangan A(-3,1) oleh T 1 + T 2 adalah A (1,3)
Contoh: Tentukan bayangan A(2,5) oleh pencerminan terhadap sumbu Y dilanjutkan terhadap sumbu X ! Jawab: M x o M y = 1 0 0 1 1 0 0 1 = 1 0 0 1
1 0 0 1 5 2 5 2
Jadi, bayangan A(2,5) oleh M y dilanjutkan M x adalah A (-2,-5).
Latihan 3
1. Diketahui segitiga ABC dengan titik-titik A(1,1), B(3,5) dan C(5,2). Tentukanlah bayangan segitiga tersebut setelah digeser oleh T 1 2 ! 2. Diketahui segi empat ABCD dengan titik-titik sudut A(1,2), B(1,5), C(3,4) dan D(5,1). Tentukan bayangan segi empat ABCD tersebut akibat pencerminan terhadap sumbu X!
3. Diketahui segitiga ABC dengan titik-titik sudut A(0,1), B(3,0), dan C(5,4). Tentukanlah bayangan segitiga tersebut akibat pencerminan terhadap titik asal!
4. Tentukanlah bayangan titik A(6,3) akibat diputar dengan aturan sebagai berikut: a. 90 dengan pusat O(0,0). b. 180 dengan pusat O(0,0). c. 90 dengan pusat P(1,2). d. -90 dengan pusat O(0,0).
5. Dengan menggunakan matriks operator, tentukan bayangan segitiga PQR dengan titik sudut P(2,3), Q(-1,5) dan R(2,2) akibat pencerminan berikut: a. terhadap sumbu X b. terhadap sumbu Y c. terhadap garis y = x d. terhadap garis y = -x e. terhadap titik asal
6. Diberikan segitiga sama kaki ABC dengan AB = 6 cm dan AC = 5 cm. Titik Odi tengah AC. Tentukan hasil dilatasi segitiga ABC dengan pusat O dan faktor dilatasi 2!
15
SMK Negeri 1 Kandeman Kab. Batang 7. Diberikan persegi ABCD dengan sisi 10 cm. Titik O perpotongan AC dan BD. Tentukan hasil dilatasi persegi ABCD dengan pusat O dan faktor dilatasi 4 3 !
8. Segitiga ABC siku-siku di A, AB = 6 cm dan AC = 8 cm. Titik O di tengah BC. Gambarkan hasil dilatasi segitiga ABC dengan pusat O dan faktor dilatai 3!
9. Jajar genjang ABCD dengan AB = 8 cm dan AD = 6 cm. Gambarkan hasil dilatasi jajar genjang tersebut apabila memiliki pusat A dan faktor dilatasi 2!
10. Layang-layang PQRS dengan diagonal PR QS berpotongan di O sehingga OP = OR = 2 cm, OQ = 4 cm dan OS = 2 cm. Tentukan hasil dilatasi laying-layang PQRS dengan pusat O dan faktor dilatasi 2!