Anda di halaman 1dari 15

1

SMK Negeri 1 Kandeman Kab. Batang


GEOMETRI DIMENSI DUA




A Pengertian Sudut
Sudut adalah bangun yang dibentuk dari ruas garis yang bertemu pada suatu titik. Titik
pertemuannya disebut titik sudut. Kedua ruas garisnya disebut kaki sudut / sisi sudut.
Perhatikan gambar berikut :



AOB = = 65
sudut refleks AOB = 295

B Macam-macam Satuan Sudut
1. Satuan Derajat ( )
1 =
360
1
keliling lingkaran sehingga 1 keliling lingkaran = 360 .
1 = 60 (60 menit) dan 1 = 60 (60 detik)
2. Satuan radian (rad)
1 rad adalah besarnya sudut pusat suatu lingkaran yang panjang busur dihadapan sudut itu sama
dengan panjang jari-jarinya.
180 = rad sehingga 1 keliling limgkaran = 2 rad.
3. Satuan Centisimal / gone / grade (
g
)
1
g
=
400
1
keliling lingkaran sehingga 1 keliling lingkaran = 400
g
.


C Mengkonversikan Satuan Sudut
Contoh:
Nyatakan : (i) 30 dalam satuan radian
(ii)
3
2
radian dalam derajat
(iii) 57,215 dalam derajat, menit dan detik
(iv) 65 50 25 dalam desimal derajat
(v) 45 ke satuan grade
(vi)
5
1
radian ke satuan grade
Jawab:
(i) 30 =
180
30
rad =
6
1
rad
(ii)
3
2
rad =
3
2
.180 = 120
(iii) 57,215 = 57 +
1000
215
.60
= 57 + 12,9
= 57 + 12 +
10
9
.60
= 57 + 12 + 54
= 57 12 54
SUDUT 1
A
B O
65
0

2

SMK Negeri 1 Kandeman Kab. Batang
(iv) 65 50 25 = 65 +
60
50

3600
24

= 65 + 0,833 + 0,006
= 65,84
(v) 45 =
180
45
. 200
g
= 50
g

(vi)
5
1
rad =
5
1
. 200
g
= 40
g


D Jenis-jenis Sudut
1. Sudut lancip : 0 < < 90
2. Sudut siku-siku : = 90
3. Sudut tumpul : 90 < < 180
4. Sudut pelurus : = 180


Latihan 1

1. Nyatakan ke dalam satuan radian !
a. 15,3 b. 60 c. 120
g
d. 240
g

2. Nyatakan ke dalam satuan derajat 1
a.
3
2
rad b.
2
1
rad c. 25
g
d. 100
g

3. Nyatakan ke dalam satuan grade/gon !
a.30 b. 42 c.
6
1
rad d.
6
2
rad
4. Nyatakan derajat berikut ke dalam derajat, menit, dan detik 1
a. 45,5 b. 60,75 c. 60,42 d. 50,36





A Macam-macam Bangun datar Beraturan
1. Segitiga
Berdasarkan sisinya segitiga dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
a) Segitiga sembarang
b) Segitiga sama kaki
c) Segitiga sama sisi
Berdasarkan sudutnya segitiga dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
a) Segitiga lancip
b) Segitiga tumpul
c) Segitiga siku-siku

C

b a


A c B

L =
2
1
a . t
a = panjang
alas
t = tinggi
t
KELILING DAN LUAS BANGUN DATAR
2
3

SMK Negeri 1 Kandeman Kab. Batang
L =
2
1
a b Sin C
=
2
1
a c Sin B
=
2
1
b c Sin A


L = ) )( )( ( c s b s a s s
dengan s =
2
1
( a + b + c )

K = a + b + c
2. Persegi Panjang



l

p



L = p . l

K = 2 ( p + l )

p = panjang
l = lebar
3. Persegi



s

s


L = s
2

K = 4s

s = sisi
4. J ajar Genjang

D C



A B
a

L = a . t


K = 2 (AB + BC)

a = panjang alas
t = tinggi
5. Belah Ketupat

B

s

A C

s

D

L =
2
1
d
1 .
d
2


K = 4s

d
1
= AC = diagonal
pertama
d
2
= BD = diagonal kedua
s = sisi
6. Layang-Layang

B
B

A C
d


D

L =
2
1
d
1 .
d
2


K = 2 (AB + AD)

d
1
= AC = diagonal
pertama
d
2
= BD = diagonal kedua
t
d
2

d
1


d
1



4

SMK Negeri 1 Kandeman Kab. Batang

7. Trapesium
Trapesium dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
a) Trapesium sembarang
b) Trapesium sama kaki
c) Trapesium siku-siku


D C




A B

L =
2
1
(AB + CD) . t

K = AB + BC + CD +DA

8. Lingkaran

C



A B
E


D



L = r
2
=
4
d
2

K = 2 r = d
r = jari-jari
d = diameter

juringBPC
juringAPC
L
L
BC
AC
BPC
APC


L
juringAPC
=
360
r
2

AC =
360
2 r


L
tembereng
= L
juring
- L
segitiga

9. Segi-n Beraturan

Jika r adalah jari-jari lingkaran pada segi-n beraturan, maka :

L
segi-n
=
2
n
r
2
Sin
n
360


Jika sisinya s dan sudut kelilingnya ada n, maka :

L
segi-n
=
n
n
Sin
n
n
Sin s n
180 ). 2 (
. 2
2
180 ). 2 (
. .
2 2



B Taksiran Luas Daerah Bidang Tak beraturan

Ada tiga aturan yang dipergunakan untuk mencari luas daerah bidang tak beraturan .
1. Aturan Trapesoida
Bangun daerah bidang tak beraturan dibagi menjadi beberapa bagian yang lebarnya sama.
Masing-masing bagian disebut pias / partisi.

t
Q


P
5

SMK Negeri 1 Kandeman Kab. Batang
Perhatikan gambar berikut :

A
1
A
2
A
3

A
4


A
n

y
1
y
2
y
3
y
4

y
n
d d d


B
1
B
2
B
3
B
4
B
n

Satu bidang pias A
1
B
1
B
2
A
2
, luasnya mendekati trapezium dengan sisi sejajar y
1
dan y
2
serta
jaraknya d.
Luas pias A
1
B
1
B
2
A
2

2
2 1
y y
.d
Demikian seterusnya untuk luas pias-pias berikutnya, sehingga luas total merupakn jumlah
dari msing-masing pias.
L lebar pias n ordinatlai
akhir ordinatter tama ordinatper
2

L d
1 4 3 2
1
...
2
n
n
y y y y
y y


Contoh:
Tentukan luas daerah pada gambar di bwah ini dengan aturan trapesoida !

8 10 8
5 5



0 0

A B C D E F G
Jawab:
Enam pias vertical dengan ordinat : 0, 5, 8, 10, 8, 5, 0

L d
6 5 4 3 2
7 1
2
y y y y y
y y

1 5 8 10 8 5
2
0 0

36 satuan luas.

2. Aturan Mid Ordinat
Perhatikan gambar berikut :
G
A C E
d

y
1
y
2
y
3


B D
F H
d=1
6

SMK Negeri 1 Kandeman Kab. Batang
y
1
, y
2
, y
3
, menunjukkan ordinat-ordinat di tengah-tengah ordinat terdahulu.
Luas pias ABCD y
1
x d
Luas pias CDEF y
2
x d
Dan seterusnya.
Jadi y
1
=
2
CD AB
, y
2
=
2
EF CD
, y
3
=
2
GH EF
, dan seterusnya.
Luas total = jumlah luas masing-masing pias.
L y
1.
d + y
2
.d + y
3
.d +
d (y
1
+ y
2
+ y
3
+ )

L d ( jumlah ordinat tengah )

Contoh:
Tentukan luas bangun pada gambar di bawah ini dengan aturan mid ordinat !




15 22 32 39 40 39 35 22




8




Jawab:
L d ( jumlah ordinat tengah )
8 ( 15 + 22 + 32 + 39 + 40 + 39 + 35 + 22 )
8 (244)
1952 satuan luas

3. Aturan Simpson
Perhatikan gambar berikut !


Y 2
1 3
4
n+1
y = f(x)
y
1
y
2
y
3
y
4
y
n+1

X
a b

Untuk mencari luas daerah di bawah kurva y = f(x) dengan sumbu X di antara x = a dan x =
b, sebagai berikut :
Bagilah gambar tersebut menjadi n buah trapezium yang genap, dengan lebar (s) sama dan
tingginya y
1,
y
2,
y
3, ,
y
n+1
dari interval [a,b].
Sehingga diperoleh luas daerah menurut kaidah Simpson adalah ;:
L
3
s
[(y
1
+ y
n+1
) + 4(y
2
+ y
4
+ ) + 2(y
3
+ y
5
+ )] dengan n bilangan genap
L
3
s
[(F + L) + 4E + 2R
7

SMK Negeri 1 Kandeman Kab. Batang
Dengan F = ordinat pertama interval a
L = ordinat terakhir interval b
E = jumlah ordinat bernomor genap
R = jumlah ordinat bernomor ganjil

Contoh:
Tentukan luas daerah kurva yang dibatasi oleh kurva y = x
2
, garis x = 2, gari x = 6 dan
sumbu X, dengan menggunakan aturan Simpson !

Jawab:

Y y = x
2

36




25

16
9
4
, , , , , , X
O 1 2 3 4 5 6

s = 1, F = 4, L = 36, E = 9 + 25 = 34, R = 16
Substitusi ke rumus
L
3
s
[(F + L) + 4E + 2R

3
1
[(4 + 36) + 4(34) + 2(16)]

3
1
[40 + 136 + 32]
3
1
(208) 69,3 satuan luas

Latihan 2
1. Hitunglah daerah bangun datar gambar di bawah ini !


.


40 cm





10 cm

50 cm

2. Sebuah ruang dengan 15 m x 20 m akan dipasang keramik yang berukuran 20 cm x 20 cm.
Berapa jumlah keramik yang diperlukan ?



8

SMK Negeri 1 Kandeman Kab. Batang
3. AB DE ; AD = 5 mm ; DC = 2 AD ; dan DC = DE. Carilah sudut-sudut yang belum
diketahui jika diketahui pula 1 = 40

C
5
3 4
D E
1 2
A B

4. Hitunglah luas daerah yang diperlihatkan oleh gambar di bawah ini dengan aturan trapesoida,
mid ordinat, dan Simpson !

D C



15 10 8 9 12 13 16

A B
4





Transformasi pada bidang ada 4 jenis yaitu ;
- Pergeseran (Translasi)
- Pencerminan (Refleksi)
- Perputaran (Rotasi)
- Perkalian (Dilatasi)

Transformasi isometri adalah suatu transformasi yang menghasilkaan bayangan yang kongruen
dengan bangun aslinya. Misal : translasi, refleksi, dan rotasi.
Catatan:
Jarak dan arah suatu pergeseran dapat ditentukan dengan : ruas garis berarah, misal RS atau
sebuah pasangan bilangan, misal
b
a
.
Pencerminan ditentukan dengan suatu garis yang dianggap sebagai sumbu pencerminannya.
Perputaran ditentukan dengan :
- pusat putaran.
- besar dan arah sudut putar, misalnya searah atau berlawanan arah jarum jam.

Perkalian ditentukan dengan pusat dan factor skalanya. Misal [P,k] merupakan dilatasi
berpusat di P dan factor skala k.


A Translasi (Pergeseran)
Suatu translasi yang memindahkan setiap titik a satuan ke kanan dan b satuan ke
atas dinyatakan dengan suatu pasngan bilangan bentuk kolom
b
a
.
Translasi T:
b
a
memetakan setiap titik (x,y) ke titik (x ,y ) sehingga x = x + a
dan y = y + b.
Ditulis T: (x,y) (x ,y ) = (x + a , y + b)
TRANSFORMASI BANGUN DATAR
3
9

SMK Negeri 1 Kandeman Kab. Batang
Dalam bentuk matriks kolom, ditulis :
b
a
y
x
b y
a x
y
x
'
'


Contoh:
Tentukan bayangan segi empat OABC dengan O(0,0), A(5,0), B(0,6) dan C(5,6) sebagai
hasil translasi
3
1
!
Jawab:
3
1

O(0,0) O (1,3)
A(5,0) A (6,3)
B(0,6) B (1,9)
C(5,6) C (6,9)
Jadi bayangannya O A B C dengan O (1,3), A (6,3), B (1,9), dan C (6,9).

Cara lain :
O A B C O A B C
9 9 3 3
6 1 6 1
3 3 3 3
1 1 1 1
6 6 0 0
5 0 5 0

Jadi bayangannya O A B C dengan O (1,3), A (6,3), B (1,9), dan C (6,9).


B Refleksi (Pencerminan)
Pencerminan Terhadap sumbu X (M
x
)

Y

(x,y)

O X
(x,-y)

M
x
memetakan setiap titik (x,y) ke titik (x ,y ) sehingga x = x dan y = -y.
Ditulis M
x
: (x,y) (x ,y ) = (x,-y)
Jika x dan y dinyatakan dengan x dan y, didapat :
x = x = 1.x + 0.y
y = -y = 0.x + 1.y
yang dapat disajikan dengan matriks :

y
x
y x
y x
y
x
1 0
0 1
. 1 . 0
. 0 . 1
'
'

Matriks M
x
=
1 0
0 1
disebut matriks operator pencerminan terhadap sumbu X.

Cara lain:

Y
-B(0,1)

, X
A(1,0)
10

SMK Negeri 1 Kandeman Kab. Batang
Gunakan titik A(1,0) dan B(0,1) sebagai pembentuk matriks awal, yaitu :

1 0
0 1
B A
B A
y y
x x

Pencerminan terhadap sumbu X
A(1,0) A (1,0) matriknya :
1 0
0 1
' '
' '
B A
B A
y y
x x

B(0,1) B (0,-1)

Silahkan dicoba sendiri untuk :
Pencerminan terhadap sumbu Y
Pencerminan terhadap garis y = x
Pencerminan terhadap garis y = -x
Pencerminan terhadap titik asal O
Pencerminan terhadap garis x = a
Pencerminan terhadap garis y = b

Contoh:
Tentukan bayangan segi empat OABC dengan O(0,0), A(5,0), B(0,6) dan C(5,6) sebagai
hasil refleksi terhadap sumbu X !

Jawab:
M
x
=
1 0
0 1

O A B C O A B C
Sehingga :
1 0
0 1

6 6 0 0
5 0 5 0
=
6 6 0 0
5 0 5 0

Jadi bayangannya O A B C dengan O (0,0), A (5,0), B (0,-6), dan C (5,-6).


C Rotasi (Perputaran)

Y
A (r, + )


A (r, )




O X

A (r, ) x = r Cos
y = r Sin
A (r, + ) x = r Cos ( + )
y = r Sin ( + )
x = r Cos ( + )
= r Cos Cos - r Sin Sin
= x Cos - y Sin
y = r Sin ( + )
= r Sin Cos + r Cos Sin
= y Cos + x Sin
= x Sin + y Cos
11

SMK Negeri 1 Kandeman Kab. Batang

Secara matriks dapat ditulis :

y
x
Cos Sin
Sin Cos
yCos xSin
ySin xCos
y
x
'
'


Sudut rotasi positif jika berlawanan dengan arah perputaran jarum jam, dan negative jika
sesuai dengan arah perputaran jarum jam.

Contoh:
Tentukan bayangan segi empat OABC dengan O(0,0), A(5,0), B(0,6) dan C(5,6) sebagai
hasil rotasi di O sejauh 30 berlawanan dengan arah jarum jam !

Jawab:
R
O,30
=
3
3
30 30
30 30
2
1
2
1
2
1
2
1
Cos Sin
Sin Cos

O A B C O A B C
3
3
2
1
2
1
2
1
2
1
6 6 0 0
5 0 5 0
=
3 3 3 3 0
3 3 3 3 0
2
5
2
5
2
5
2
5

Jadi bayangannya O A B C dengan O (0,0), A (
2
5
2
5
, 3 ), B ( 3 3 , 3 ), dan
C ( 3 3 , 3 3
2
5
2
5
)
Rotasi dengan Pusat P(a,b)
x = {(x-a) Cos - (y-b) Sin } - a
y = {(x-a) Sin + (y-b) Cos } b
atau
b y
a x
Cos Sin
Sin Cos
b y
a x
'
'


Contoh:
Diketahui titik A(4,5), tentukan bayangannya akibat rotasi 90 dengan titik pusat P(1.1) !
Jawab:
1 5
1 4
90 90
90 90
1 '
1 '
Cos Sin
Sin Cos
y
x

=
4
3
0 1
1 0
=
3
4


4
3
1 3
1 4
'
'
y
x

Jadi, bayangan titik A(4,5) akibat rotasi 90 dengan titik pusat P(1.1) adalah A (-3,4).


D Dilatasi (Perkalian)
Suatu dilatasi dengan pusat O dan factor skala k dinyatakan dengan [O,k].
Dilatasi [O,k] memetakan setiap titik (x,y) ke titik (x ,y ) sehingga x = kx dan y = ky.
Ditulis [O,k] : (x,y) (x ,y ) = (kx,ky)

Y A (kx,ky)

OA = k OA
A(x,y)

O X
12

SMK Negeri 1 Kandeman Kab. Batang
Jika x dan y dinyatakan dengan x dan y, didapat :
x = kx = k.x + 0.y
y = ky = 0.x + k.y
yang dapat disajikan dengan matriks :
y
x
k
k
y k x
y x k
y
x
0
0
. . 0
. 0 .
'
'

Matriks [O,k] =
k
k
0
0
disebut matriks operator dilatasi dengan pusat O dan factor skala k.
Catatan:
Jika k>0 maka bangun asal dan bayangan letaknya sepihak terhadap pusat dilatasi.
Jika k<0 maka bangun asal dan bayangan letaknya berlainan pihak terhadap pusat
dilatasi.
Jika 0<k<1 maka dilatasi merupakan pengecilan.
Jika k<-1 atau k>1 dilatasi merupakan pembesaran.
Jika k = -1 maka dilatasi itu sama dengan pencerminan terhadap O dan sama dengan
rotasi 180 dengan pusat O.

Contoh:
Tentukan bayangan segi empat OABC dengan O(0,0), A(5,0), B(0,6) dan C(5,6) sebagai
hasil dilatasi [O,3] !

Jawab;
[O,3] =
3 0
0 3

O A B C O A B C

3 0
0 3
6 6 0 0
5 0 5 0
=
18 18 0 0
15 0 15 0

Jadi bayangannya O A B C dengan O (0,0), A (15,0), B (0,18), dan C (15,18).


Dilatasi dengan Pusat P(a,b)
A(x,y)
] ), , ( [ k b a P
A (k(x-a) + a, k(y-b) + b)
atau
b y
a x
k
b y
a x
k
k
b y
a x
0
0
'
'

b b y k
a a x k
y
x
) (
) (
'
'


Contoh:
Diketahui titik A(5,9), tentukan hasil bayangannya karena dilatasi [P,3] dengan titik pusat
P(2,1) !

Jawab:
Dilatasi [P,3]
25
11
1 8 . 3
2 2 . 3
1 9
2 5
. 3
1 '
2 '
y
x

Jadi, titik bayangan hasil dilatasi adalah: A (11,25).





13

SMK Negeri 1 Kandeman Kab. Batang
E Transformasi Linear
Transformasi linear adalah transformasi yang memetakan setiap titik (x,y) ke titik (x ,y )
sedemikian sehingga :
y
x
d c
b a
y
x
atau
dy cx y
by ax x
'
'
'
'


Contoh:
Diketahui dua buah titik dipetakan sebagai berikut :
(2,1) (5,1)
(0,1) (1,3)
Tentukan matriks transformasinya !
(2,1)
d c
b a
(5,1)
(0,1) (1,3)
1
5
1
2
d c
b a
2a + b =5
2c + d = 1
3
1
1
0
d c
b a
b = 1 ; d = 3
Sehingga : a = 2 ; c = -1
Jadi matriks transformasinya
3 1
1 2


Tabel Matriks Transformasi

NO TRANSFORMASI PEMETAAN MATRIKS
1

Identitas

(x,y) (x,y)
1 0
0 1

2 Translasi (x,y) (x ,y ) = (x + a , y + b)

b
a
y
x
y
x
'
'

3 M
x

(x,y) (x,-y)
1 0
0 1

4 M
y


(x,y) (-x,y)

1 0
0 1

5 M
y=x


(x,y) (y,x)

0 1
1 0

6 M
y=-x

(x,y) (-y,-x)

1 0
0 1

7 M
o


(x,y) (-x,-y)

1 0
0 1

8 R
(O, )


(x,y) (xCos - ySin , xSin + yCos )

Cos Sin
Sin Cos

9 D[O,k] (x,y) (kx,ky)
k
k
0
0


Catatan:
Untuk memperoleh matriks transformai tunggal dari beberapa matriks transformasi, dapat
dilakukan dengan mengalikan matriks-matriks transformasi tersebut.
14

SMK Negeri 1 Kandeman Kab. Batang

Contoh:
Jika T
1
=
0
3
dan T
2
=
2
1
menyatakan matriks translasi, maka tentukan bayangan titik A(-
3,1) oleh T
2
oT
1
!
Jawab:
T
2
oT
1
= T
1
+ T
2

=
0
3
+
2
1
=
2
4

Sehingga :
1
3
+
2
4
=
3
1

Jadi, bayangan A(-3,1) oleh T
1
+ T
2
adalah A (1,3)

Contoh:
Tentukan bayangan A(2,5) oleh pencerminan terhadap sumbu Y dilanjutkan terhadap sumbu
X !
Jawab:
M
x
o M
y
=
1 0
0 1
1 0
0 1
=
1 0
0 1

1 0
0 1
5
2
5
2

Jadi, bayangan A(2,5) oleh M
y
dilanjutkan M
x
adalah A (-2,-5).



Latihan 3

1. Diketahui segitiga ABC dengan titik-titik A(1,1), B(3,5) dan C(5,2). Tentukanlah bayangan
segitiga tersebut setelah digeser oleh T
1
2
!
2. Diketahui segi empat ABCD dengan titik-titik sudut A(1,2), B(1,5), C(3,4) dan D(5,1).
Tentukan bayangan segi empat ABCD tersebut akibat pencerminan terhadap sumbu X!

3. Diketahui segitiga ABC dengan titik-titik sudut A(0,1), B(3,0), dan C(5,4). Tentukanlah
bayangan segitiga tersebut akibat pencerminan terhadap titik asal!

4. Tentukanlah bayangan titik A(6,3) akibat diputar dengan aturan sebagai berikut:
a. 90 dengan pusat O(0,0).
b. 180 dengan pusat O(0,0).
c. 90 dengan pusat P(1,2).
d. -90 dengan pusat O(0,0).

5. Dengan menggunakan matriks operator, tentukan bayangan segitiga PQR dengan titik sudut
P(2,3), Q(-1,5) dan R(2,2) akibat pencerminan berikut:
a. terhadap sumbu X
b. terhadap sumbu Y
c. terhadap garis y = x
d. terhadap garis y = -x
e. terhadap titik asal

6. Diberikan segitiga sama kaki ABC dengan AB = 6 cm dan AC = 5 cm. Titik Odi tengah AC.
Tentukan hasil dilatasi segitiga ABC dengan pusat O dan faktor dilatasi 2!

15

SMK Negeri 1 Kandeman Kab. Batang
7. Diberikan persegi ABCD dengan sisi 10 cm. Titik O perpotongan AC dan BD. Tentukan hasil
dilatasi persegi ABCD dengan pusat O dan faktor dilatasi
4
3
!

8. Segitiga ABC siku-siku di A, AB = 6 cm dan AC = 8 cm. Titik O di tengah BC. Gambarkan
hasil dilatasi segitiga ABC dengan pusat O dan faktor dilatai 3!

9. Jajar genjang ABCD dengan AB = 8 cm dan AD = 6 cm. Gambarkan hasil dilatasi jajar
genjang tersebut apabila memiliki pusat A dan faktor dilatasi 2!

10. Layang-layang PQRS dengan diagonal PR QS berpotongan di O sehingga OP = OR = 2 cm,
OQ = 4 cm dan OS = 2 cm. Tentukan hasil dilatasi laying-layang PQRS dengan pusat O dan
faktor dilatasi 2!

Anda mungkin juga menyukai