A. 1 cm 2
B. 1,5 cm 2
C. 2 cm 2
D. 2,7 cm 2
E. 4 cm 2
Jawab :
CE = 3 – a , .
CE x AB = CA x DE
(3 – a) x 6 = 3 x a
18 – 6a = 3a
Pembahasan
Diketahui: AB = 11, BC = 15, EF = 20
Misalkan O adalah titik perpotongan kedua diagonal pada bangun belah
ketupat BCDE, sehingga didapat BO = EF – AB = 20 – 11 = 9.
Perhatikan segitiga siku-siku BOC. Panjang OC dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus Pythagoras.
L = L ABEF + L BCDE
(𝐴𝐵+𝐸𝐹) 𝑥 𝐴𝐹 𝐵𝐷 𝑥 𝐸𝐶
= +
2 2
(11+20) 𝑥 12 18 𝑥 24
= +
2 2
= (31 x 6) + (9 x 24)
= 186 + 216
= 402
Jadi luas bangun ABCDEF adalah 402 cm 2
A. 348 cm
B. 238 cm
C. 232 cm
D. 168 cm
E. 84 cm
Pembahasan
Keliling daerah yang diarsir
= 42 cm + 42 cm + 2. Keliling lingkaran besar + 2 . keliling lingkaran kecil
= 84 + 2.2. 14 + 2.2. 7
= 84 + 176 + 88
= 348
Jawaban: A
Pembahasan
Luas lingkaran terluar = .r 2 L
1 1
Luas lingkaran kedua = .( r ) 2 L
2 4
1 1
Luas lingkaran ketiga = .( r ) 2 L
4 16
Jawaban: C
5. Diketahui persegi panjang ABCD yang di dalamnya terdapat segitiga
AEB yang siku siku di E dengan panjang AB = 25. Jika panjang semua
sisi persegi panjang adalah bilangan bulat, maka luas persegi panjang
ABCD ....
a. 125
b. 150
c. 200
d. 250
e. 300
Pembahasan :
M = 2 x2 + y dan N = x2y – x
Berarti,
𝜕𝑀
=1
𝜕𝑦
Dan
𝜕𝑁
= 2 xy – 1
𝜕𝑥
Karena berbeda, maka PD ini tak eksak. Tapi, kita dapat menjadikannya eksak.
Dengan menggunakan teorema mengubah PD tak eksak menjadi eksak,
diperoleh
1 𝜕𝑀 𝜕𝑁 1
( − ) = 𝑥 2 𝑦−𝑥 (1 − (2𝑥𝑦 − 1))
𝑁 𝜕𝑦 𝜕𝑦
2−2𝑥𝑦 2 (1−𝑥𝑦) 2
= 𝑥 2 𝑦−𝑥 = 𝑥 (𝑥𝑦−1) = - 𝑥
1 1
(2 𝑥 2 + 𝑦)dx + ( 𝑥 2 𝑦 − 𝑥)dy = 0
𝑥2 𝑥2
𝑦 1
(2 + ) dx + (𝑦 − 𝑥) dy = 0
𝑥2
Cek keeksakannya :
𝑦 1
Misal M = 2 + 𝑥 2 dan N = y - 𝑥 sehingga
𝜕𝑀 1 𝜕𝑁
= 𝑥2 =
𝜕𝑦 𝜕𝑥
𝑦
= ∫ (2 + ) 𝑑𝑥 + 𝑔 (𝑦)
𝑥2
𝑦
= 2x - 𝑥 + 𝑔 (𝑦)
𝜕 𝑦 1
( 2𝑥 − + 𝑔(𝑦)) = y - 𝑥
𝜕𝑦 𝑥
1 1
- 𝑥 + 𝑔′ (𝑦) = 𝑦 − 𝑥
Integralkan
1
∫ 𝑔′ (𝑦)𝑑𝑦 = ∫ 𝑦 𝑑𝑦 = 2
𝑦 2 + C1
𝑦 1
2𝑥 − + 𝑦 2 + C1 = C2
𝑥 2
𝑦 1
2𝑥 − + 𝑦2 = C
𝑥 2