Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN TUGAS PERTEMUAN KE-1

NAMA : Gian Vilcan Patra


NIM : 221511012
KELAS : 2A JTK
MATA KULIAH : Komputer Grafik

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK INFORMATIKA


JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
TAHUN 2023
Peraturan Akademik

1. Penyusunan, perencanaan, dan pelaksanaan program pendidikan


menggunakan SKS sebagai tolok ukur beban akademik mahasiswa.
2. Satu SKS pada proses pembelajaran berupa kuliah, responsi, atau tutorial,
terdiri atas:
a) kegiatan tatap muka lima puluh menit per minggu per semester;
b) kegiatan penugasan terstruktur enam puluh menit per minggu per
semester; dan
c) kegiatan mandiri enam puluh menit per minggu per semester.
3. Satu SKS pada proses pembelajaran berupa seminar atau bentuk lain yang
sejenis, terdiri atas:
a) kegiatan tatap muka seratus menit per minggu per semester; dan
b) kegiatan mandiri tujuh puluh menit per minggu per semester.
4. Penetapan beban belajar dalam sistem blok, modul, atau bentuk lain
disesuaikan dengan kebutuhan dalam memenuhi capaian pembelajaran
lulusan.
5. Satu SKS pada proses pembelajaran berupa praktikum, praktik studio,
praktik bengkel, praktik lapangan, penelitian, pengabdian kepada
masyarakat, dan/atau proses pembelajaran lain yang sejenis, terdiri atas 170
(seratus tujuh puluh) menit per minggu per semester.
6. Ketentuan pelaksanaan kuliah diatur oleh jurusan masing-masing dengan
mengacu kepada Rencana Pembelajaran Semester (RPS) sesuai dengan
Kebijakan Akademik dan Standar Akademik.

Waktu praktek lebih banyak daripada teori karena Program D3 sering dirancang untuk
mempersiapkan lulusan untuk langsung terlibat dalam dunia kerja setelah lulus. Mata kuliah praktek
memberikan mahasiswa kesempatan untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang
telah mereka pelajari dalam lingkungan kerja nyata. Lebih banyak waktu yang dihabiskan untuk
praktek membantu mahasiswa menjadi lebih siap menghadapi tugas dan tantangan yang akan
dihadapi dalam pekerjaan. Praktek dilakukan selama 170 menit per minggu, Teori juga dilakukan
selama selama 170 menit per minggu tetapi di kampus hanya selama 50 menit.

Rumus-rumus garis, lingkaran, elips


Garis

Pada grafik di atas diketahui fungsi f(x) = 2x + 1. Sumbu mendatar disebut sumbu x dan
sumbu tegak disebut sumbu f(x). Jika fungsi di atas dituliskan dalam bentuk y = 2x + 1,
maka sumbu tegak disebut sumbu y. Jadi, y = f(x).

Grafik fungsi f(x) = 2x + 1 atau y = 2x + 1 berupa garis lurus, maka bentuk y = 2x + 1 disebut
persamaan garis lurus. Adapun sifat-sifat persamaan garis lurus adalah sebagai berikut:

1. Garis Sejajar: Dua garis lurus disebut sejajar jika memiliki gradien yang sama, tetapi
mereka tidak pernah bertemu.
2. Garis Berimpit: Dua garis lurus disebut berimpit jika memiliki gradien yang sama dan
saling bertemu.
3. Garis Tegak Lurus: Dua garis lurus disebut tegak lurus jika hasil kali gradien mereka
adalah -1.
4. Garis Berpotongan: Dua garis lurus berpotongan pada satu titik.

Rumus Persamaan Garis Lurus

Rumus persamaan garis lurus dinyatakan dalam dua bentuk yaitu bentuk eksplisit dan
bentuk implisit.
Bentuk Eksplisit adalah bentuk persamaan garis lurus dituliskan dengan y = mx + c dimana
x dan y merupakan variabel sedangkan m dan c adalah konstanta. Dalam hal ini, m sering
disebut koefisien arah atau gradien dari garis lurus. Sehingga untuk garis yang
persamaannya y = 2x + 1 dengan gradien m = 2.

Bentuk implisit dimana persamaan y = 2x + 1 dapat diubah ke bentuk lain yaitu 2 x - y + 1 =


0. Jadi, bentuk umum lain dari persamaan garis lurus dituliskan dengan Ax + By + C = 0.

Untuk mencari persamaan garis lurus sendiri terdapat dua cara. Pertama jika gradiennya
diketahui dan garis melalui satu titik, kedua jika diketahui dua titik yang dilalui garis. Berikut
rumus persamaan garis lurus:
1. Diketahui gradien dan satu titik yang dilalui garis, maka y - y1 = m (x-x1)
2. Diketahui dua titik yang dilalui garis, maka:

Lingkaran

Keliling Lingkaran:

Keliling lingkaran dapat dirumuskan sebagai berikut.


Keliling Lingkaran = π x diameter lingkaran
K=πxd
Karena ukuran diameter adalah dua kali ukuran jari-jari lingkaran, maka diperoleh:
K = π x (2 x r) = 2 x π x r

Keterangan:
• K : keliling lingkaran
• π : phi, konstanta dengan nilai 3,1459… (22/7)
• d : diameter lingkaran
• r : jari-jari lingkaran

Luas Lingkaran

Pada gambar dia atas terdapat lingkaran dengan jari-jari r. Luas lingkaran dirumuskan
sebagai berikut.
Luas lingkaran = π x jari-jari lingkaran x jari-jari lingkaran
L = π x r2
Hubungannya dengan diameter dirumuskan sebagai
L = π x (1/2 d)2
L = ¼ x π x d2
Keterangan:
• K : keliling lingkaranq
• π : phi, konstanta dengan nilai 3,1459… (22/7)
• d : diameter lingkaran
• r : jari-jari lingkaran

Elips

Rumus Luas dan Keliling Elips


Luas elips = π.a.b
Keliling elips merupakan jarak total yang ditempuh oleh batas luarnya. Kalau di lingkaran,
kita bisa menghitungnya dengan mudah menggunakan rumus:
2.π.r atau π.d

Rumus keliling elips


𝒂𝟐 + 𝒃𝟐
2π√ 𝟐

Ruas Garis
Ruas garis adalah istilah dalam bahasa Indonesia yang mengacu pada segmen atau bagian-
bagian dari garis. Dalam konteks matematika atau geometri, ruas garis merujuk pada bagian
yang terbatas antara dua titik pada garis lurus. Ruas garis memiliki panjang dan arah
tertentu.

Rumus untuk menghitung panjang ruas garis (segment) antara dua titik pada bidang
kartesius (dua dimensi) dapat menggunakan rumus jarak antara dua titik dalam koordinat:

Dalam sistem koordinat dua dimensi, jika Anda memiliki dua titik A dengan koordinat (x1,
y1) dan B dengan koordinat (x2, y2), maka panjang ruas garis (AB) dapat dihitung
menggunakan rumus jarak antara dua titik:

Panjang AB = √((x2 - x1)^2 + (y2 - y1)^2)

Di mana:
x1, y1 adalah koordinat titik A.
x2, y2 adalah koordinat titik B.

1. Identifikasi Data

Tentukan titik-titik yang diberikan dalam soal. Setiap titik memiliki koordinat (x, y) di
bidang kartesius. Misalnya, titik A (x1, y1) dan titik B (x2, y2).
2. Hitung Selisih Koordinat

Δx = x2 - x1
Δy = y2 - y1

3. Hitung Panjang Ruas Garis

Panjang AB = √(Δx^2 + Δy^2)

4. Substitusi Nilai dan Hitung

Substitusikan nilai-nilai Δx dan Δy yang telah dihitung ke dalam rumus di atas, kemudian
hitung nilai panjang ruas garis dengan menggunakan operasi aritmatika.

Trigonometri

1. Sudut dan Ukuran Sudut

Kita pernah dikenalkan 3 jenis sudut yaitu sudut lancip yang besarnya kurang
dari 90°, sudut siku-siku yang besarnya 90°, sudut tumpul yang besarnya lebih
dari 90°. Pada umumnya, ukuran sudut yang digunakan untuk menentukan besar
suatu sudut adalah derajat dan radian.

a. Ukuran Derajat

1 putaran = 360° ⟺ 1° = 1360 putaran

b. Ukuran Radian

1π rad = 180°

2 putaran penuh =2π rad

2. Perbandingan Trigonometri Suatu Sudut pada Segitiga Siku-siku

Konsep dasar segitiga harus kamu kuasai untuk mempelajari materi trigonometri,
terutama segitiga siku-siku. Segitiga siku-siku mempunyai tiga buah sisi, yaitu sisi
miring, sisi samping, dan sisi depan. Selain itu, segitiga siku-siku memiliki 3 sudut
dan jumlah ketiga sudut tersebut adalah 180°.
Sisi depan
Sinus = sisi miring

Sisi samping
Cosinus = sisi miring

Sisi depan
Tangen = sisi samping

Terdapat sudut-sudut Istimewa dalam trigonometri, yaitu 0°, 30°, 45°,60°, 90°. Nilai
untuk sudut tersebut adalah sebagai berikut.

0° 30° 45° 60° 90°


1 1 1
Sin 0 √2 3 1
2 2 2
1 1 1
Cos 1 √3 √2 0
2 2 2
1
Tan 0 √3 1 √2 ∞
3

Sudut ganda

Sudut ganda yang dimaksud adalah 2α dan juga bentuk 1/2 α.

Rumus Trigonometri Sudut Ganda untuk sin 2α, cos2α, tan2α :

sin 2α = 2 sin α – sin α cos α


cos 2α = cos2 α – sin2 α
cos 2α = 2 cos2 α – 1
cos 2α = 1 – 2 sin2 α
2𝑡𝑎𝑛 α
tan 2α = 1− 𝑡𝑎𝑛2 𝑎

Pengertian Matriks

Matriks adalah angka-angka yang disusun sedemikian sehingga menyerupai


persegipanjang berdasarkan urutan baris dan kolom. Angka-angka yang menyusun
matriks disebut sebagai unsur atau elemen. a1 Sementara itu, unsur atau elemen
dinyatakan sebagai huruf kecil serta memiliki indeks. Indeks tersebut menyatakan
letak baris dan kolom unsur. Baris adalah susunan angka yang arahnya horizontal
atau mendatar. Sementara kolom adalah susunan angka yang arahnya vertikal.
Perhatikan contoh matriks berikut.
a11 a12 a13 Baris ke -1
P = ( a21 a22 a23 ) Baris ke -2
a31 a32 a33 Baris ke -3

Kolom ke -1

Kolom ke -2
Kolom ke -3

Dari contoh di atas, a11, a12, a13, …, a33 disebut sebagai unsur. Sementara indeks 11
– 33 menunjukkan letak baris dan kolom unsur a. Misalnya a11 berarti
elemen a berada di baris ke-1 dan kolom ke-1, a12 berarti elemen a berada di baris
ke-1 dan kolom ke-2, dan seterusnya. Nah, banyaknya baris dan kolom di dalam
matriks disebut sebagai ordo

Jenis-Jenis Matriks

Adapun jenis-jenis matriks adalah sebagai berikut.

1. Matriks baris

Matriks baris adalah matriks yang hanya memiliki satu baris dengan beberapa
kolom. Perhatikan contoh matriks baris berikut

P = ( 2 -1 3)
Q = (1 -5 2 6)
R = (3 -7)

Berdasarkan contoh di atas, baik matriks P, Q, maupun R semuanya termasuk


matriks baris. Namun, ordo ketiganya berbeda karena jumlah kolomnya berbeda.
Matriks P memiliki ordo 1 × 3, matriks Q memiliki ordo 1 × 4, dan matriks R memiliki
ordo 1 × 2.

2. Matriks kolom

Matriks kolom adalah matriks yang hanya memiliki satu kolom dengan beberapa
baris. Ya, pada prinsipnya sama sih dengan sebelumnya. Perhatikan contoh matriks
kolom berikut.

2
P = (-1)
3

1
Q= -5
(2)
6
3
R = (-7 )

Ketiga matriks di atas memiliki kolom yang sama, yaitu satu. Namun, baris ketiganya
berbeda. Dengan demikian, ordonya juga pasti berbeda. Matriks P memiliki ordo 3 ×
1, Q memiliki ordo 4 × 1, dan R memiliki ordo 2 × 1.

3. Matriks nol

Matriks nol adalah matriks yang bernilai nol di semua elemennya. Perhatikan contoh
matriks nol berikut.

4. Matriks persegi

Merupakan matriks yang memiliki jumlah baris yang sama dengan kolomnya, seperti
matriks ordo 2 × 2, 3 × 3, dan seterusnya. Perhatikan contoh berikut.

5. Matriks segitiga atas

Merupakan bentuk matriks persegi yang elemen di bawah diagonal utamanya


bernilai nol, sehingga seolah-olah berbentuk segitiga. Perhatikan contoh berikut.

Matriks segitiga atas biasanya digunakan sebagai dasar untuk mencari determinan
dengan metode reduksi baris.

6. Matriks segitiga bawah


Merupakan matriks persegi yang elemen di atas diagonal utamanya bernilai nol.
Perhatikan contoh berikut.

7. Matriks diagonal

Merupakan matriks persegi yang semua elemennya bernilai nol, kecuali diagonal
utamanya. Perhatikan contoh berikut.

8. Matriks identitas

Merupakan matriks diagonal yang setiap elemen diagonal utamanya bernilai satu.
Perhatikan contoh berikut.

9. Matriks singular

Merupakan matriks yang determinannya bernilai nol. Artinya, kamu bisa menentukan
singularitas matriks melalui perhitungan karena tidak bisa dilihat secara visual hanya
dari bentuk matriksnya saja. Perhatikan contoh berikut.

Matriks P termasuk singular karena determinannya bernilai nol.

Det P = (2 × 8) – (4 × 4)

= 16 – 16

=0

Sifat-Sifat Matriks
Sifat-sifat matriks berlaku pada saat matriks dioperasikan dengan matriks lain.
Adapun sifat-sifatnya adalah sebagai berikut.

Sifat penjumlahan matriks

Penjumlahan hanya berlaku pada matriks yang memiliki ordo sama. Jika ordo
antarmatriksnya berbeda, maka tidak bisa dilakukan penjumlahan. Misalnya,
penjumlahan antarmatriks ordo 2 × 2, antarmatriks 3 × 3, dan seterusnya.
Penjumlahan ini memenuhi sifat-sifat berikut.

▪ Sifat komutatif, yaitu sifat yang memenuhi A + B = B + A.


▪ Sifat asosiatif, yaitu sifat yang memenuhi (A + B) + C = A + (B + C).
▪ Sifat matriks nol, yaitu sifat yang memenuhi A + 0 = A.

Sifat pengurangan matriks

Sama seperti penjumlahan, pengurangan hanya berlaku untuk matriks berordo


sama. Namun, sifat-sifat penjumlahan tidak berlaku pada pengurangan, kecuali sifat
pengurangan dengan matriks nol, yaitu A – 0 = A.

Sifat perkalian matriks

Perkalian antara dua matriks bisa dilakukan jika jumlah kolom matriks pertama sama
dengan jumlah baris matriks kedua. Misalnya matriks ordo 2 x 3 bisa dikalikan
dengan ordo 3 x 2, matriks ordo 3 x 1 bisa dikalikan ordo 1 x 3, dan seterusnya.
Ingat, ketentuan ini tidak bisa dibalik, ya. Pada perkalian matriks berlaku sifat-sifat
berikut.

▪ Sifat asosiatif, yaitu (A × B) × C = A × (B × C).


▪ Sifat distributif, yaitu A × (B + C) = (A × B) + (A × C).
▪ Perkalian dengan matriks nol akan menghasilkan matriks nol, yaitu A × 0 = 0.

Transpose Matriks

Saat belajar materi ini, tak lengkap rasanya jika belum belajar transpose. Apa sih
transpose matriks itu? Transpose matriks adalah matriks baru yang dihasilkan oleh
perpindahan elemen baris menjadi elemen kolom. Penulisan transpose matriks
biasanya dinyatakan sebagai indeks (superscript) pada matriks awalnya, misal AT,
PT, BT, dan seterusnya. Perhatikan ilustrasi berikut.
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6074980/persamaan-garis-lurus-sifat-rumus-
dan-contoh-
soalnya#:~:text=Rumus%20Persamaan%20Garis%20Lurus&text=Bentuk%20Ekspli
sit%20adalah%20bentuk%20persamaan,m%20dan%20c%20adalah%20konstanta.

https://rumuspintar.com/lingkaran/

https://www.zenius.net/blog/pengertian-elips-persamaan-contoh-
soal#:~:text=Luas%20elips%20%3D%20%CF%80.a.b,sumbu%20(mayor%20dan%2
0minor).

https://www.liputan6.com/hot/read/5367778/ruas-garis-adalah-salah-satu-konsep-
geometri-pahami-rumusnya

https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/rumus-trigonometri-ulasan-dan-berbagai-
macam-contoh-soalnya-5123

https://www.zenius.net/blog/konsep-dan-rumus-trigonometri

https://blog.teman-belajar.com/matematika-kelas-10-trigonometri/

https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/tabel-trigonometri-terlengkap-857

https://www.konsep-matematika.com/2015/11/rumus-trigonometri-untuk-sudut-
ganda.html

https://www.quipper.com/id/blog/mapel/matematika/matriks/

https://rumuspintar.com/garis-sudut/

Anda mungkin juga menyukai