Anda di halaman 1dari 16

KALKULUS PEUBAH BANYAK

Integral lipat tiga dalam koordinat tabung, Integral lipat tiga dam koordinat bola
&
Perubahan Variabel Dalam Integral Lipat

Makalah Ini Disusun Guna

Memenuhi Tugas Kalkulus Peubah Banyak

Oleh :

Ayu Safitri (2006030010)

Diah Ayu (2006030025)

Nur Ainun Lubis (2006030019)

Dosen Pembimbing :

Minta Ito Simamora, M. Pd

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ALWASHLIYAH MEDAN

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas pertolongan-Nya, sehingga pada
kesempatan ini kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Kalkulus Peubah
Banyak ini, tanpa pertolongan-Nya, makalah ini tidak akan bisa kami selesaikan
dengan baik. Makalah ini kami susun untuk melengkapi tugas terstruktur mata kuliah
Kalkulus Peubah Banyak.

Shalawat serta salam kami haturkan kepada junjungan alam nabi Muhammad
SAW yang telah membawa umat nya dari zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh
dengan ilmu dan pengetahuan.Selanjutnya kami berterimakasih kepada dosen mata
kuliah Kalkulus Peubah Banyak Ibu yang telah membimbing serta memberitahukan
informasi tentang makalah ini.

Kami menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran demi memperbaiki makalah ini.

Medan, November 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................2

Daftar Isi...................................................................................................................3

Bab I Pendahuluan

A Latar Belakang..................................................................................................4
B Rumusan Masalah.............................................................................................4
C Manfaat dan Tujuan..........................................................................................4

Bab II Pembahasan
A Integral lipat tiga dalam koordinat tabung..........5

B Integral koordinat tiga dan koordinat bola……9

C Perubahan variabel dalam integral lipat…..12

Bab III Penutup

A Kesimpulan.....................................................................................................14

Daftar Pustaka........................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kalkulus (Bahasa Latin:Calculus, a r t i nya "batu kecil", un t


u k m e n ghit un g) a d a l a hc a b a n g i l mu matematikayang
mencakuplimit,turunan,integ ral, d a n deret takterhingga.Kalkulus adalah ilmu
mengenai perubahan, sebagaimanageometriadalah ilmu mengenai bentuk
danaljabar adalah ilmu mengenai pengerjaan untuk memecahkan persamaan
serta a p l i k asi n ya .

Turunan merupakan salah satu bagian dari kalkulus yang mempunyai peranan
yangsangat besar baik dalam bidang–bidang lain maupun dalam matematika itu
sendiri. Denganmempelajari turunan, maka dapat mempermudah kita
dalam menyelesaikan masalah–masalahyang berkaitan dengan fungsi, integral
dan bidang kalkulus lainnya. Turunan juga dapatdi g u n a k a n u n t u k
da p a t me n g g a m b a r k a n g r a f ik suatu f u n g si aljabar yai
t u de n g a n menggunakan penerapannya. Untuk menentukan turunan suatu fungsi
biasanya digunakankonsep limit.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Kosep Integral lipat tiga dalam koordinat tabung, ?
2. Bagaimana Konsep Integral lipat tiga dalam koordinat bola ?
3. Dan Bagaiman Konsep Perubahan Variabel Dalam Integral Lipat ?

C. MANFAAT DAN TUJUAN

1. Mengetahui Bagaimana Konsep Integral lipat tiga dalam koordinat tabung,


2. Mengetahui bagaimana Konsep Integral lipat tiga dalam koordinat bola
3. Mengetahui bagaimana Konsep Perubahan Variabel Dalam Integral Lipat

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Integral lipat tiga dalam koordinat tabung

a.Integral Lipat Tiga


Integral lipat tiga merupakan perluasan dari integral lipat dua ke dimensi
yang lebih tinggi, karena pada integral lipat dua hanya melibatkan x dan y atau di
integralkan terhadap luas yakni A yang mana hanya memiliki dua dimensi.
Sedangkan pada integral lipat tiga kita mengintegralkannya terhadap volume (V)
yang memiliki tiga dimensi yang melibatkan komponen x,y, dan z. rumus umum:
∬ f ( x , y ) dx dy atau∬ f ( x , y ) dA
∭ t dx dy dz atau ∭ t dV
b.Koordinat Tabung

Perhatikan secara khas keseperpersamaan bidang melingkar dengan sumbu simetris z


(gambar 2) dan juga sebuah bidang yang mengandung sumbu z ( gambar 3). Dalam
gamabra lita peroleh r¿ 0. Koordinat tabung dan kartesius dikaitkan oleh persamaan :
x=r cosθ , y =rsinθ , z=z
2 2 2 y
r =x + y , tan θ=
x

c.Integral Lipat Tiga pada Koordinat Tabung


Dalam perhitungan integral rangkat tiga dari suatu fungsi tiga peubah atas bangun
ruang G seringkali dijumpai beberapa kesulitan dalam penginteralan. Untuk itu,dilakukan
transformasi dari koordinat cartesius tabung. Hubungan antara koordinat kartesius dan
koordinat tabung dijelaskan sebagai berikut :

Bila dalam koordinat cartesius P=( x , y , z) dan dalam koordinat tabung P= ( r , θ , z )


maka diperoleh hubungangan sebagai berikut ( gambar 1.1)

5
Z

z
P(r, θ, z) = P(x,y,z)
x cos R
y r sin Y
Θ
z x

x2 y2 2
X
Gambar 1.1

Transformasi Integral Lipat Tiga pada Koordinat Tabung Tinjau benda pejal B pada Gambar
5.19. Pada Gambar 5.19(a), proyeksi B pada bidang-xy adalah daerah D yang dapat dinyatakan
oleh

D= {( r ,θ )∨θ1 ≤θ ≤ θ2 , r 1 (θ)≤ r ≤r 2( θ) } . Pada sumbu – z , benda B dibatasi oleh


z=z 1 ( r , θ ) dan z=z 2 ( r , θ ) . Dengan demikian ,benda pejal B dapat dinyatakan oleh
B= {( r ,θ , z )∨θ1 ≤θ ≤ θ2 , r 1 ( θ ) ≤ r ≤r 2 ( θ ) , z1 ( r , θ ) ≤ z ≤ z 2 ( r , θ ) } .

Gambar 1.2

Gambar 1.2 (b) memperlihatkan elemen volume dV . Elemen volume ini dapat
dinyatakan oleh :

dV =rdzdrdθ

Dengan menggunakan transformasi koordinat : ( x , y , z ) →(r , θ , z),diperoleh hubungan


antara integral lipat tiga pada koordinat bidang dan koordinat tabung sebagai berikut.

❑ θ2 r 2(θ) z 2(r , θ)

∭ f ( x , y , z ) dV =∫ ∫ ∫ F ( r cos θ ,r sin θ , z ) rdzdrdθ


B θ1 r 1(θ) z 1(r , θ)
Fakta kunci yang harus di perhatikan ialah bahwa dz dy dx dari koordinat-koordinat
kartesius menjadi r dz dr dθ
Penggantian peubah dalam integral lipat tiga :
Definisi ,misalkan x=m ( u , v , w ) ; y=n ( u , v , w ) ; z= p ( u , v , w ) maka :

6
❑ ❑

∭ f ( x , y , z ) dx dy dz=∭ f ( m ( u , v , w ) , n ( u , v , w ) p (u , v , w ) )|J (u , v , w )|du dv dw


B B
dimana

| |
∂ x ∂x ∂x
∂u ∂v ∂w
∂y ∂y ∂y
J ( u , v , w )=
∂u ∂v ∂w
∂z ∂ z ∂ z
∂u ∂v ∂w
Jacobian
Koordinat Kartesius ke Koordinat tabung
x=r cos θ
y=r sin θ

| |
z=z
∂ x ∂x ∂ x

| |
∂ r ∂θ ∂ z
cos θ −r sin θ 0
∂y ∂y ∂y 2 2
J ( u , v , w )= = sin θ r cos θ 0 =r cos θ+r sin θ=r
∂ r ∂θ ∂ z
0 0 1
∂z ∂ z ∂ z
∂ r ∂θ ∂ z
❑ ❑

∭ f ( x , y , z ) dx dy dz=∭ f ¿ ¿ ¿
B B

Contoh 1 Benda B dibatasi oleh tabung x 2+ y 2=4 , bidang xoy ,dan bidang y +2 z=2.
Tentukan volume benda B.

(a) (b)

Gambar 1.3

Batas-batas pada sumbu z adalah bidang xoy ( z=0) dan bidang y +2 z=2. Dalam
koordinat tabung.

1
y +2 z=2→ r sin θ+2 z=2 → z=1− sinθ
2

1
Sehingga diperoleh batas-bats pada sumbu z adalah 0 ≤ z ≤ 1− sin θ . Jadi, secara
2
7
keseluruhan daerah pengintegralannya adalah :

{ 1
B= ( r , θ )∨0 ≤ θ ≤2 π , 0≤ r ≤ 2, 0 ≤ z ≤ 1− sin θ
2 }
Selanjutnya ,volume benda B ditentukan sebagai berikut.
1
1− sinθ
❑ 2π 2 2 2π 2 1
1− sin θ
V =∭ dV =∫ ∫ ∫ rdzdrdθ=¿ ∫ ∫ [ rz ] 0
2
drdθ ¿
B 0 0 0 0 0
2π 2
¿ ∫∫ ¿ ¿ ¿
0 0

¿∫ ¿ ¿
0

Contoh 2 hitunglah

∭ ( x 2 + y 2 ) dV jika B dibatasi oleh permukaan z=4−x 2− y 2 di bidang z=0


B

Penyelesaian
Benda B pada gambar 1.4. proyeksi benda B pada bidang xoy berupa lingkaran bepusat di
(0,0) dan berjari-jari 2. Daerah ini dapat dinyatakan oleh
D= { ( r ,θ )∨0 ≤ θ≤ 2 π , 0 ≤ r ≤2 } .
Dalam koordinat tabung
2 2 2
x + y =r ; dV =rdzdrdθ
2 2 2
z=4−x + y =4−r
Maka batas-batas dalam sumbu –z adalah 0 ≤ r ≤ 4−r 2 . Dengan demikian , benda B dapat
dinyatakan oleh
B= {( r ,θ , z )∨0 ≤ θ ≤2 π ,0 ≤ r ≤2 , 0 ≤ r ≤ 4−r 2 }

Gambar 1.4

Dengan demikian ,
2
❑ 2 π 2 4 −r 2π 2 2
4−r
∭ ( x + y ) dV =∫ ∫
2 2
∫ rdzdrdθ=∫ ∫ [ r z ]0
3
drdθ
B 0 0 0 0 0
8
2π 2

∫∫ ¿ ¿ ¿
0 0

B. Integral lipat tiga dam koordinat bola

a. Koordinat Bola
Bila mana suatu benda pejal atau suatu permukaan simetris terhadap suatu
titik,koordinat bola kelihatannya memainkan peranan penyederhanaan. Khususnya
boal yang berpusa di ttik asal ( gambar 4) mempunyai persamaan sederhana
ρ=ρ0 . Perhatikan juga persamaan kerucut dengan sumbu sepanjang sumbu z dan
puncak di titik asal ( gambar 5), yakni,∅=∅ 0

Untuk menentukan kaitan antara koordinat bola dan koordinat


tabung dan koordinat bola dan koordinta cartesius.
r =p sin 0=0 , z= p cos ∅
x= p sin ∅ cos 0 , y= p sin ∅ sinθ , z= p cos ∅
1. b. Integral Lipat Tiga Koordinat Bola
Hubungan sistem koordinat cartesius dan sistem koordinat bola :
Pada koordinat bola posisi benda dinyatankan dalam ρ , θ , ∅ . Apabila suatu
benda pejal atau suatu permukaan simetris terhadap suatu titik, koordinat bola
kelihatannya memainkan peranan yang menyederhanakan. Khususnya bola yang berpusat
di titik asal yang mempunyai persamaan sederhana ρ=ρ0. Perhatikan juga persamaan
konik dengan sumbu z dan puncak di titik asal yakni, ∅=∅ 0. Kita mempelajari bahwa
persamaan berikut:

x=ρ sin ∅ cos θ ,


y= ρsin ∅ sin θ ,
z=ρ cos ∅
J ( u , v , w )=¿ Menghubungkan koordinat bola dan koordinat cartesius. Dari gambar 7 dapat
diperlihatkan bahwa volume biji bola yang ditunjukkan adalah

9
Gambar 2.1

∆ V =ρ2 sin ∅ ∆ ρ ∆θ ∆ ∅
dengan ( ρ , θ , ∅ )sebuah titik di biji yang dipilih secara tepat.
Permatisian suatu benda pejal S menggunakan suatu kisi bola, yang membentuk
jumlah yang cocok, dan dengan mengambil batasan akan menghasilkan suatu integral,
dengan bentuk dz dy dx digantikan oleh ρ2 sin ∅ dρdθ d ∅ .
❑ ❑

∭ f ( x , y , z ) dV = ∭ f ( ρ sin ∅ cos θ , ρ sin ∅ sinθ , ρ cos ∅ ) ρ2 sin ∅ dρ dθ d ∅


s batas
yangtepat

Penggantian peubah dalam integral lipat tiga :


Definisi ,misalkan x=m ( u , v , w ) ; y=n ( u , v , w ) ; z= p ( u , v , w ) maka :
❑ ❑

∭ f ( x , y , z ) dx dy dz=∭ f ( m ( u , v , w ) , n ( u , v , w ) p (u , v , w ) )|J (u , v , w )|du dv dw


B B
dimana

| |
∂ x ∂x ∂x
∂u ∂v ∂w
∂y ∂y ∂y
J ( u , v , w )=
∂u ∂v ∂w
∂z ∂ z ∂ z
∂u ∂v ∂w
Jacobian
Koordinat Kartesius ke Koordinat bola
x=ρ sin ∅ cos θ ,
y= ρsin ∅ sin θ ,
z=ρ cos ∅

| ||
∂x ∂x ∂x

|
∂ρ ∂θ ∂∅
sin ∅ cos θ −ρ sin ∅ sin θ ρ cos ∅ cos θ
∂y ∂y ∂y 2
= sin ∅ sin θ ρsin ∅ cos θ ρ cos ∅ sin θ =ρ sin θ
∂ρ ∂θ ∂∅
cos ∅ 0 1
∂z ∂z ∂z
∂ρ ∂θ ∂∅
❑ ❑

∭ f ( x , y , z ) dx dy dz=∭ f ¿ ¿ ¿
S S

10
Contoh: carilah massa suatu benda pejal S yang berbentuk bola jika kerapatannya δ
sebanding dengan jarak dari pusat.
Penyelesaian:
Pusatkan bola di titik asal dan ambil jari-jarinya α . kerapatan δ diberikan oleh
δ=k √ x + y + x =kp. Jadi, massa m diberikan oleh
2 2 2

m=∭ δ dV
s

¿ ∭ kp . p2 sin ∅ dp dθ d ∅
s
α 2π α
¿ k ∫ ∫ ∫ p sin ∅ dp dθ d ∅
3

0 0 0
4 α 2π
α
¿k
4
∫∫ sin ∅ dθ d ∅
0 0
α
1
¿ kπ α 4∫ sin ∅ d ∅=kπ α 4
2 0

Contoh: carilah volume dan pusat massa suatu benda pejal homogeny S yang dibatasi di atas
bola p=a dan di bawah oleh kerucut ¿ α , dengan a dan α adalah konstanta
Penyelesain: volume V diberikan oleh

V =∭ p2 sin ∅ dp dθ d ∅
s
α 2π α
¿ ∫ ∫ ∫ p sin ∅ dp dθ d ∅
2

0 0 0

( )
α 2π 3
a
¿ ∫∫ sin ∅ dθ d ∅
0 0 3
α
2 π α3
¿
3 0
∫ sin ∅ d ∅
3
2π α (
¿ 1−cos α )
3
Menyusul bahwa massa m dari benda pejal adalah
2π α3 k (
m=kV = 1−cos α )
3
dengan k konstanta kerapatannya.

Berdasarkan kesimetrian, pusat massa berada pada sumbu z; yakni x= y =0.


Untuk mencari z , pertama kita hitung M xy .

M xy =∭ kz dV
s
a 2π α
¿ ∫ ∫ ∫ k ( p cos ∅ ) p sin ∅ dp dθ d ∅
2

0 0 0
a 2π α
¿ ∫ ∫ ∫ k p sin ∅ cos ∅ dp dθ d ∅
3

0 0 0

11
α 2π
1
¿ ∫∫
4
k α sin ∅ cos ∅ dθ d ∅
0 0 4
α
1
¿ ∫ kπ α 4 sin ∅ cos ∅ d ∅
0 2
1 4 2
¿ π α k sin α
4

1 4 2
π α k sin α
4
z=
2 4
π α k ( 1−cos α )
3
3 α sin2 α
¿
8 (1−cos α )
3
¿ α (1−cos α )
8

C. Perubahan Variabel Dalam Integral Lipat

Dari transformasi T yang diberikan oleh x = g(u, v) dan y = h(u, v)


didefinisikan jacobian :

Misalkan T adalah Transformasi C 1 satu ke satu yang Jacobiannya tidak nol


dan yang memetakan daerah S di bidang uv pada daerah R di bidang xy.
Andaikan bahwa f kontinu pada R dan bahwa R serta S adalah daerah-daerah bidang jenis I
atau II, maka:

Dalam hal ini kita mengubah dari integral dalam x dan y ke integral dalam u dan v dengan
cara mengekspresikan x dan y dalam suku u dan v dan menuliskan :

Sebagai ilustrasi, perhatikan koordinat polar. Di sini transformasi T dari bidang rθ ke bidang
xy diberikan oleh:

Dan geometri transformasi, T memetakan persegi panjang biasa dalam bidang rθ ke persegi
panjang polar di bidang xy. Jacobian T adalah:

12
13
Bab III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi dalam penggunaan turunan, diperlukan nilai minimun dam nilai
maksimum serta nilai ekstrim bersyarat dan tidak bersyarat. Nilai minimum dan
maksimum berdefenisi jika misalkan f suatu fungsi dengan daerah asal S dan
misalkan pula po titik didalam S.

Sedangkan nilai ekstrim berdefenisi Hal yang sama yang dapat kita
lakukan dalam kasus satu peubah. Sebagaimana dalam fungsi satu peubah untuk
mencari titik ekstrim, kita harus mencari titik kritis dahulu

14
DAFTAR PUSTAKA

Susila,I Nyoman,dkk.,(terjemahan), cet.4, Jakarta: Erlangga, 1989


https://aswhat.files.wordpress.com/2015/12/pembelajaran5_nilai-maksimum-dan-minimum-
fungsi-peubah-banyak.p

Puncell,Edwin J.Verberg,Dale.1999. Kalkulusdan Geometri Analitik,Edisi kelima,jilid 2.Erlangga :


Jakarta

https://id.scribd.com/presentation/514880500/Perubahan-Integral-Dalam-Integral-Lipat-Dua

15
16

Anda mungkin juga menyukai