KELOMPOK 7 :
1. Muh. Irham Latif (105361101820)
2. Sry Handayani (105361101920)
Puji syukur kepada Allah yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul
“Transformasi, Barisan dan Deret Tak Hingga” pada Mata Kuliah Telaah
Matematika SMA.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan pada junjungan kita yaitu
Nabi Muhamad SAW, yang telah membawa kita pada alam yang penuh dengan
cahaya ilmu pengetahuan ini.
Dan kami sebagai penulis juga mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila
pada makalah yang kami susun terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Maka
dari itu, kami mengaharapkan kepada para pembaca untuk memberikan kritik
inovatif yang dapat menjadi pelajaran bagi kami kedepan. Harapan kami, semoga
makalah ini bermanfa’at bagi kami dan juga bagi para pembaca.
Penulis
Kelompok 7
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................2
C. Tujuan.....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Transformasi Geometri...........................................................................................3
B. Barisan dan Deret Tak Hingga................................................................................22
BAB III PENUTUP
A. Simpulan.................................................................................................................39
B. Saran.......................................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Geometri merupakan aspek matematika yang berkaitan dengan
pengetahuan tentang hubungan bentuk dan spasial. Geometri adalah cabang
matematika yang bersangkutan dengan pertanyaan bentuk, ukuran, posisi
relatif gambar, dan sifat ruang.
Menurut Christoper,Taniesha, dan Heidi gemetri adalah belajar bentuk dan
ruang dua dimensi dan tiga dimensi. Menurut Novelisa Sondang, geometri
merupakan salah satu ilmu matematika yang diterapkan dalam dunia arsip
tekstur dan merupakan salah satu cabang ilmu yang berkaitana dengan bentuk
maupun komposisi dan porsi.
Jika dilihat dari sudut pandang psikologi, geometri merupakan pengalaman
visual dan spasial pada bidang, pola maupun penguran dan pemetaan.
Sedangkan dari sudut pandang matematika, geometri ini bisa menyediakan
berbagai macam pendekatan untuk memecahkan masalah. Misalnya dari
gambar, diagram vektor dan lian sebagainya terutama berguna pada
pemecahan pada Transformasi Geometri maupun menghitung barisan dan
deret yang berhubungan dengan geometri.
Tranformasi geometri adalah perubahan kedudukan suatu titik pada
koordinat Cartesius sesuai dengan aturan tertentu. Transformasi bisa juga
dilakukan pada kumpulan titik yang membentuk bidang/bangun tertentu. Jika
kalian punya sebuah titik A ( x , y ) kemudian ditransformasikan oleh
transformasi T maka akan menghasilkan titik yang baru A ’ ( x ’ , y ’ ) .
Selain dari transformasi geometri, adapun materi yang bersinggungan
tentang Geometri seperti barisan dan deret geometri dan lain-lain. Dimana
barisan dan deret geometri ini sudah termasuk dalam lingkup barisan dan deret
tak hingga dimana mencakup beberapa sub materi terutama barisan dan deret
geometri, barisan dan lain-lain.
Dalam makalah ini kami akan mengupas mengenai Tranformasi Geometri
maupun Barisan dan Deret Tak Hingga guna memenuhi tugas makalah
kelompok.
B. Rumusan Malasah
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah dalam
makalah ini yaitu, sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk dan cara menyelesaikan persoalan Transformasi
geometri?
2. Bagaimana bentuk dan cara menyelesaikan persoalan masalah mengenai
Barisan deret Tak hingga?
PEMBAHASAN
A. TRANSFORMASI GEOMETRI
Contoh :
1. Jika titik A(2,3) ditranslasikan oleh T(-3,4), maka bayangan titik A
adalah…
Pembahasan :
Dik. : Koordinat titik A(2,3) artinya x=2 dan y=3 akan ditranslasikan
terhadap T(-3,4) artinya a = -3 dan b = 4.
( xy '' )=(−17)
2. Tentukan persamaan bayangan garis 3x + 5y – 7 = 0 oleh T (−12 )!
Pembahasan :
oleh T
2
−1 ( )
artinya a = 2 dan b = -1. Misalkan titik A(x,y)
T (−12 )
A(a, b) C(-a, b)
3( x ' −2 ) + 5( y ' +1 ) – 7 = 0
' '
3 x −6 + 5 y +5−7=0
' '
3 x + 5 y −8=0
b. Refleksi (Pencerminan)
Refleksi adalah jenis transformasi geometri perpindahan yang bersifat
seperti cermin. Berikut ini sifat-sifat refleksi (Pencerminan).
1. Jarak dari titik asal kecermin sama dengan jarak cermin ketitik
bayangan.
2. Garis yang menghubungkan titik asal dengan titik bayangan tegak lurus
terhadap cermin.
3. Garis-garis yang terbentuk antara titik-titik asal dengan titik-titik
bayangan akan saling sejajar.
( ) (
B= a ' = 1 0
b' 0 −1 ) (ba)
Pencerminan titik A(a, b) terhadap sumbu-y menghasilkan bayangan
titik C (a' , b' ) dengan a ' =−a dan b ’ = b
Sumbu - y
A(a, b) C(-a, b)
a’ = -a → a’ = -1. a +0. b,
b’= b → b’ = 0. a -1.b
Matriks transformasi untuk pencerminan ini
C=( ) = (
0 1 ) (b )
a' −1 0 a
b'
Pencerminan titik A(a, b) terhadap sumbu y = x menghasilkan bayangan
titik D( a' , b' ) dengan a ' =b dan b’ = a
Sumbu y = x
A(a, b) D(b, a)
a’ = b → a’ = 0. a +0. b,
b’= a → b’ = 1. a + 0.b
Matriks transformasi untuk pencerminan ini
O(0,0)
A(a, b) F(-a, -b)
Titik asal
a’ = -a → a’ = -1.a + 0. b,
b’= -b → b’ = -1. a - 1.b
Matriks transformasi untuk pencerminan ini
Sumbu - y
A(3, -4) A’(-a, b)
( xy '' )=(0+(−4
−3+0
))
( xy '' )=(−3
−4 )
Jadi , A ' (−3.−4 )
2. Bayangan titik R(6 ,7)oleh refleksi terhadap garis Y = -x .adalah . . .
Pembahasan :
Sumbu - y
R(6, -7) R’(-b, -a)
( xy '' )=(−6+
6+7
0)
( xy '' )=(−6
13
)
Jadi , R '(13.−6)
c. Rotasi (Perputaran)
Posisi awal pensil jangka ini dapat pula ditulis dalam koordinat
kutub, A(r cos , r sin θ ). Adapun posisi pensil jangka setelah diputar
sebesar dengan arah berlawanan dengan arah perputaran jarum dapat
ditulis sebagai A’(r cos ( + ))
Jadi, dinyatakan dalam bentuk matriks, persamaan tersebut menjadi matriks
berikut.
A '= ( )
a'
b'
=¿
Uraian ini menggambarkan rumus rotasi sebesar dengan pusat titik O(0,
0)
sebagai berikut.
Contoh :
1. Persamaan bayangan garis x + y=6 setelah dirotasikan pada pangkal
koordinat dengan sudut putaran +90 0, adalah . . .
Pembahasan :
R+90 o berarti : x ’=− y → y=−x ’
y ’=x → x= y ’
disubstitusi ke : x + y=6
y ’+(−x ’)=6
y ’ – x ’=6 → x ’ – y ’=6
Jadi bayangannya: x – y=6
2. Tentukan bayangan titik (5 ,−3) oleh rotasi R( P , 90) dengan koordinat
titik P(−1 , 2) adalah . . .
Pembahasan :
( xy '' )=(cossin90−sin
90 cos 90 )( y−b ) (b )
90 x−a + a
( 1 0 )(−3−2) ( 2 )
¿ 0−1 5−1 + −1
¿ ( 0−1 )( 6 )+(−1)
1 0 −5 2
(−5) ( 2 ) (8)
¿ 6 + −1 = 4
Jadi bayangan (4 , 8)
d. Dilatasi ( Perkalian )
Dilatasi adalah transformasi ukuran objek. Faktor yang menyebabkan
diperbesar atau diperkecilnya suatu bangun ini disebut faktor dilatasi
Selain dilatasi diperkecil, terdapat pula dilatasi diperbesar, misalnya
pencetakan foto yang diperbesar dari klisenya. Faktor dilatasi ini
dinotasikan dengan huruf kecil, misalnya k.
• Jika k ¿−¿1 atau k ¿ 1, maka hasil dilatasinya diperbesar
• Jika -1 ¿ k ¿1, maka hasil dilatasinya diperkecil
• Jika k = 1, maka hasil dilatasinya tidak mengalami perubahan
Sekarang, perhatikan lingkaran pada Gambar 6.10 yang berpusat di
titik P(4, 2) dan melalui titik Q(4, 4) berikut yang didilatasi terhadap pusat
1
O(0, 0) dengan faktor skala . Bayangan yang diperoleh adalah lingkaran
2
yang berpusat di titik P’(2, 1) dan melalui titik Q’(2, 2). Lingkaran ini
sebangun dengan lingkaran P dengan ukuran diperkecil.
kalian dapat menentukan lingkaran hasil dilatasi ini dengan
menggunakan matriks seperti berikut.
P Q P’ Q’
( )
1
0
( x'1
y '1
x'2
y'2 )
=
2
0
1 ( 42 44 )=(21 22)
2
1
Dengan dilatasi terhadap pusat O(0, 0) dan faktor skala , diperoleh
2
lingkaran dengan titik pusat P’(2, 1) dan melalui titik Q’(2, 2).
Secara umum, dilatasi ini sebagai berikut.
• Titik P(a, b) didilatasi terhadap pusat O(0, 0) dengan faktor skala k
menghasilkan titik, P’ ( ka, kb)
Secara matematis, ditulis:
D[ ( 3,4 ),−3]
A B
P P
'
P'
'
BoA
bayangannya :
Komposisi Refleksi Hasil Bayangan
x’ = 2(b – a) + x
Terhadap garis x = a dilanjutkan
garis x = b y’ = y
M2 o M1 = [ pr qs ][ ac bd ].
Contoh :
Pembahasan :
¿¿
¿(−2,6)
1. Pola Bilangan
Perhatikan deretan bilangan-bilangan berikut:
1). 1, 2, 3, …
2). 4, 9, 16, …
Bilangan ke 2 = (1+1) = 2
Bilangan ke 2 = (1+2)2=(3)2=9
Aturan yang dimiliki oleh deretan bilangan di atas disebut pola bilangan pada
deretan itu.
Pola dapat diartikan sebagai sebuah susunan yang mempunyai bentuk teratur dari
bentuk yang satu ke bentuk berikutnya. Sedangkan bilangan adalah sesuatu yang
digunakan untuk menunjukkan kuantitas (banyak, sedikit) dan ukuran (berat,
ringan, panjang, pendek, luas) suatu objek. Bilangan ditunjukkan dengan suatu
tanda atau lambang yang disebut angka.Sehingga pola bilangan dapat diartikan
sebagai susunan angka-angka yang mempunyai bentuk teratur dari bentuk yang
satu ke bentuk berikutnya.
Pola Bilangan adalah sebuah barisan bilangan yang membentuk pola tertentu
sehingga dapat diperoleh rumus umum untuk menentukan suku ke – n dari suatu
pola bilangan.
Pola bilangan ganjil adalah barisan loncat yang terdiri atas kumpulan bilangan
ganjil.
Contoh
(a) 1, 3, 5, 7, …
Contoh-contoh (a), (b), dan (c) dari contoh di samping adalah contoh-contoh dari
barisan aritmatika.
U 1, U 2, U 3 , … ,U n
Jadi, dari sajian diskusi di atas jelaslah, bahwa suatu barisan dinamakan barisan
aritmetika jika dan hanya jika selisih dua suku yang berurutan selalu tetap.
Sekarang kita akan mencari rumus umum suku ke-n dari barisan aritmetika, yaitu
sbb:
U1 = a
U 2=U 2 - U 1 = b U 2 = U 1 + b = a + b
U 3=U 3 – U 2 = b U 3 = U 2 + b = (a + b) + b = a + 2b
U 4 =U 4 –U 3 = b U 4 = U 3 + b = (a + 2b) + b = a + 3b
a , a + b , a + 2b , a + 3b , …, a + (n – 1)b
Dari sini kita dapatkan bentuk umum rumus suku ke-n barisan aritmetika, yaitu:
U n = a + (n – 1)b
Contoh
Jawab:
Dik: a = 2
b = U2 – U1 = 5 – 2 = 3
n = 100
Dit: U n =… ?
Solusi
U n = a + (n – 1)b
U n = 2 + (100 – 1)3
Contoh
Penyelesaian:
a = 1, b = 2, U n = 225
U n = a + (n – 1)b
225 = 1 + (n – 1)2 = 1 + (2 n – 2)
226 = 2n
226
n=
2
n = 113
b. Deret Aritmetika
J 100 = 1 + 2 + … + 99 + 100
J 100 = 100 + 99 + … + 2 + 1 +
Jika kita perhatikan ternyata, bahwa deret aritmetika adalah jumlah suku-suku
barisan aritmetika (definisi). Jika barisan aritmetikanya dinyatakan dalam bentuk:
a , a + b , a + 2b , … , a + (n – 1)b
a + (a + b) + (a + 2b) + … + [a + (n – 1)b]
dan dinotasikan dengan Jn (jumlah n buah suku pertama barisan aritmetika) atau
Sn (sum).
J n= a + (a + b) + (a + 2b) + … + [a + (n – 1)b]
2 J n = n [2a + (n – 1)b]
1
J n = n [2a + (n – 1)b]
2
1
Karena U n = a + (n – 1)b, maka J n = n [a + U n ]
2
1
Jadi jumlah n suku deret aritmetika adalah J n = n [2a + (n – 1)b]
2
1
atau J n = n [a + U n ]
2
J n - J n−1= a + (n – 1)b = U n
a , a + b , a + 2b , … , a + (n – 1)b
U 1 , U 2, U 3 , … , U n.
Contoh
Penyelesaian:
1
Jn = n [2a + (n – 1)b]
2
1
J 25 = x 25 [2 x 44 + (25 – 1)(-4)]
2
1
= x 25 [88 + 24(-4)]
2
1
= x 25 [88 - 96]
2
1 1 −200
= x 25 [-8] => x (-200) =>
2 2 2
J 25 = -100
Sekarang marilah kita perhatikan beberapa barisan dalam contoh berikut ini.
Contoh
(a) 1, 2, 4, 8, …
Untuk contoh (a) ternyata tiap suku-sukunya diperoleh dengan cara mengalikan
suku sebelumnya oleh 2. Ternyata pula bahwa hasil bagi tiap suku dengan suku
sebelumnya selalu tetap, yaitu sama dengan 2.
Bagaimana dengan contoh (b)? Barisan-barisan seperti contoh ini disebut barisan
geometri.
U 1 , U 2, U 3 , … , U n .
U2 U3 Un
= =…= =¿konstanta.
U1 U2 U n−1
Konstanta ini dinamakan rasio, pembanding, nisbah atau pembagi dan dinyatakan
dengan huruf r atau p.
2 4 8
(b) => = = =…=2
1 2 4
−1
(b) Untuk 27, -9, 3, -1,.. rasionya ialah
3
−9 3 −1 −1
=> = = =
27 −9 3 3
Dari penjelasan di atas, dapatlah kita simpulkan, bahwa suatu barisan dinamakan
barisan geometri jika dan hanya jika hasil bagi tiap suku dengan suku sebelumnya
selalu tetap (definisi). Hasi bagi yang tetap ini disebut rasio dan disingkat dengan r.
Bagaimanakah bentuk umum suku ke-n dari barisan geometri? Misal suku pertama
dari barisan geometri, yaitu U 1 dinyatakan dengan a, maka kita dapatkan:
U2
=r ↔ U 2=U 1 r =ar ,
U1
U3
=r ↔ U 3=U 2 r =ar . r=ar 2 ,
U2
U3
=r ↔ U 4 =U 3 r=ar 2 . r=a r 3 ,
U2
dan seterusnya, sehingga didapat barisan geometri dalam bentuk baku (standar),
yaitu:ar , ar 2 , a r 3 , … , a r n−1
Perhatikan bahwa urutan ke-n merupakan bentuk umum rumus suku ke-n barisan
geometri, yaitu
U n = a r n −1
Contoh
Penyelesaian:
Di sini a = U 1 = 64,
Dan U n = a r n −1
3
↔ U 4=a r
↔1 = 64 r 3
3 1
↔r =
64
1
Jadi, r =
4
1
Lima suku yang pertamanya adalah 64, 16, 4, 1, .
4
b. Deret Geometri
Seperti halnya deret aritmetika, bahwa suatu deret geometri adalah jumlah suku-
suku dari suatu barisan geometri (definisi). Jika barisan geometrinya dinyatakan
dalam bentuk baku, yaitu:
a , ar , ar 2 , a r 3 , … , a r n−1
a+ ar +¿ ar 2 + ar 3+ …+a r n−1
Misalkan J n ( Sn ) adalah notasi yang kita pakai untuk menyatakan jumlah n suku
pertama suatu barisan geometri, maka:
J n = a+ ar +¿ ar 2 + ar 3+ …+a r n−1
(1−r) J n = a−¿ ar n
a(1−r n)
↔Jn = , (r ≠ 1)
(1−r )
n
a(r −1)
↔Jn = , berlaku jika r > 1.
(r−1)
Bentuk terakhir ini sering pula disebut rumus untuk jumlah n suku pertama deret
geometri.
Contoh
4 + 2 + 1 + 0,5 + …
Penyelesaian:
2 1
Di sini, a = 4, r = = dan n = 7
4 2
n
a(1−r )
Jn =
(1−r )
7
1
4 (1−
)
J7 = 2
1
(1− )
2
127
4( )
128
J7 = =7,9375
1
2
Contoh
Seutas tali dibagi menjadi 6 bagian dengan ukuran panjang membentuk deret
geometri; jika bagian yang paling pendek 3 cm dan yang terpanjang 96 cm,
tentukanlah ukuran panjang tali tersebut.
Penyelesaian:
U n = a r n −1
96 = 3 r 5 ↔r 5 = 32 ↔r = 2
n
a(r −1)
Karena r > 1, maka berlaku J n =
(r−1)
3(26−1) 3(64−1)
Jn = ↔ J6 = ↔ J 6 = 189
( 2−1) 1
a. Konvergen
Deret geometri tak hingga konvergen adalah deret yang nilai bilngannya
semakin mengecil dan dapat di hitung berapa jumlah pastinya.
Contoh:
3 3 3
6+3+ + + +…
2 4 8
Syarat Rasio
Rumus
a
S∞ =
1−r
Sifat
Jika (U n ) adalah suatu barisan geometri dengan suku pertama adalah U 1= a dan
rasio = r dengan r ϵ R dan |r|< 1maka jumlah tak hingga suku-suku barisan
tersebut adalah
a
Sn =
1−r
Bukti:
Ingat kembali deret geometri yang telah di pelajari sebelumnya, telah diperoleh
bahwa:
Sn ( 1−r ) =a−¿ a r n
a−a r n
Sn=
( 1−r )
a (1−r n )
Sn= ,dengan |r|< 1
( 1−r )
Kita ingin menentukan jumlah tak berhingga suku-suku barisan geometri, ini,
yaitu, Sn bila n → ∞.
b. Divergen
Divergen artinnya menyebar, deret geometri tak hingga yang divergen berarti
deret geometri tak hingga yang tidak terbatas jumlahnya.
contoh
2+ 4+8+16 +32+ …
Syarat Rasio
r ≤−1atau r ≥ 1
Rumus
S∞ =∞
3,9,27,81, …
1,2 ,3,4,5...
Berdasarkan data suku-suku setiap barisan yang diberikan di atas, dapat dikatakan
bahwa nilai suku barisan pada poin a, dan b, semakin besar urutan sukunya makin
besar nilai suku barisannya sampai n → ∞. Jika suatu barisan memiliki nilai suku-
sukunya makin besar untuk suku sampai n → ∞ , barisan itu disebut barisan naik.
Definisi
Barisan (U n ) dikatakan barisan naik jika dan hanya jika suku berikutnya lebih dari
suku sebelumnya.
1
a. U n = , ∀ n ∈ N . Suku-suku barisan ini dapat ditulis
2
1 1 1 1 1 1
, , , , , ,…
2 2 2 2 2 2
k, k, k, k, k, k, ...
Berdasarkan data suku-suku setiap barisan yang diberikan di atas, dapat dikatakan
bahwa suku barisan pada poin (a), (b), dan (c), nilainya tetap atau sama untuk setiap
suku sampai n → ∞ . Jika suatu barisan dengan suku-sukunya sama atau tetap untuk
setiap n, n → ∞ , barisan itu disebut barisan konstan.
Definisi
Barisan (U n ) dikatakan barisan konstan jika dan hanya jika suku sebelumnya selalu
sama dengan suku berikutnya.
a. U n = r n−1, ∀ ∈n N dengan 0 < r < 1. Suku-suku barisan ini dapat ditulis, 1, r, r²,
r³,...
1
b. U n = , ∀ ∈n N . Suku-suku barisan ini dapat ditulis,
n+1
1 1 1 1
, , , ,…
2 3 4 5
n
1
c. U n = ( ) , ∀ ∈n N . Suku-suku barisan ini dapat ditulis,
2
1 1 1 1
, , , ,…
2 4 8 16
Berdasarkan data suku-suku setiap barisan yang diberikan di atas, dapat dikatakan
bahwa nilai suku barisan pada poin a, b, dan c, semakin besar urutan sukunya makin
kecil suku barisannya sampai n → ∞. Jika suatu barisan memiliki suku-sukunya
makin kecil untuk suku sampai n → ∞ , barisan itu disebut barisan turun.
Definisi
Barisan (U n ) dikatakan barisan turun jika dan hanya jika suku berikutnya kurang
dari suku sebelumnya.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan isi makalah diatas, adapun simpulan yang dapat kami
simpulkan diantaranya sebagai berikut:
1. Transformasi Geometri adalah perubahan kedudukan suatu titik pada
koordinat Cartesius sesuai dengan aturan tertentu. Transformasi bisa juga
dilakukan pada kumpulan titik yang membentuk bidang/bangun tertentu. Jika
kalian punya sebuah titik A ( x , y ) kemudian ditransformasikan oleh
transformasi T maka akan menghasilkan titik yang baru A ’ (x ’ , y ’).
2. Ada beberapa jenis transformasi geometri, diantaranya translasi (pergeseran),
refleksi (pencerminan), rotasi (perputaran), dan dilatasi (perkalian).
3. Komposisi transformasi (o) adalah kejadian dimana suatu titik atau kurva P
mengalami transformasi A sehingga menghasilkan P' , dan dilanjutkan dengan
transformasi B sehingga menghasilkan P ' '
4. Pola Bilangan adalah sebuah barisan bilangan yang membentuk pola tertentu
sehingga dapat diperoleh rumus umum untuk menentukan suku ke – n dari
suatu pola bilangan.
5. Deret geometri tak hingga adalah penjumlahan suku-suku pada barisan
geometri yang banyaknya tidak terbatas (tak hingga)
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik
dan saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini di masa yang akan
datang.
DAFTAR PUSTAKA
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/pola-bilangan-pengertian-
jenis-jenis-dan-rumus-serta-contoh-soal
https://www.dominicido.xyz/2020/03/mari-belajar-materi-pola-
bilangan.html?m=1
https://www.zenius.net/blog/transformasi-geometri
https://www.m4th-lab.net/2017/07/buku-kurikulum-2013-
matematika-wajib.html?m=1