Disusun Oleh
Kelompok 8
Febriyanti Dwi Ningsih (2084202028)
Indah (20842020)
Natasyah (20842020)
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah “Kepemimpinan dan Organisasi
Pendidikan” ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita
semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi
anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan tugas makalah
dengan judul “Sistem Koordinat Tiga dimensi (D3) dan Vektor Pada Ruang Serta
Bidang, Garis, dan Bola”. Disamping itu, kami mengucapkan terimakasih kepada
Dosen Pengampu telah membimbing dalam menyelesaikan tugas ini dan
terimakasih pula kepada pihak yang telah membantu selama pembuatan makalan
ini berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini.
Demikian kata pengantar ini kami buat dan kami berharap semoga mata
kuliah Geometri Analitik ini dapat menambah pengetahuan dan dapat dipelajari
dengan baik. Akhir kata kami mengucapkan Terimakasih
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................i
KATA PENGGANTAR......................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................2
BAB II PENUTUP...............................................................................................9
3.1 Kesimpulan......................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................10
BAB II
PEMBAHASAN
O
Sistem koordinat cartesius dalam ruang tiga dimensi dapat digolongkan
kedalam dua kategori yakni, sistem tangan kiri dan sistem tangan kanan.
Menurut kebiasaan yang baku dalam penggambaran sumbu koordinat
cartesius, pada sistem tangan kanan sumbu y dan sumbu z terletak pada
bidang kertas dengan arah positif masing – masing ke atas. Kemudian
sumbu x tegak lurus kertas dengan arah positif menuju kita. Dinamakan
tangan kanan karena jika jari – jari tangan kanan dikepalkan sehingga
melengkung dari sumbu x positif ke arah sumbu y positif, ibu jari akan
mengarah ke sumbu z positif. Untuk sistem tangan kiri memiliki sumbu x
dan sumbu z terletak pada bidang kertas dengan arah positif masing –
masing ke kanan dank ke atas. Kemudian sumbu y tegak lurus kertas
dengan arah positif menuju kita. Dinamakan tangan kiri karena jika jari –
jari tangan kiri dikepalkan sehingga melengkung dari sumbu x positif ke
arah sumbu y positif, ibu jari akan mengarah ke sumbu z positif.
Ketiga sumbu tersebut menentukan tiga bidang, bidang – bidang xy, xz dan yz,
yang membagi ruang menjadi delapan oktan. Terhadap tiap titik P dalam ruang
berpadanan suatu bilangan ganda tiga berurut ( x, y, z), yaitu koordinat
cartesiusnya, yang mengukur jarak – jarak berarahnya dari tiga bidang itu. Oktan-
oktan I, II, III dan IV diatas bidang xy dan lainnnya dibawah bidang xy. Oktan-
oktan V, VI, VII, VIII berturut-turut berada tepat dibawah oktan oktan I, II, III
dan IV. Pada gambar berikut berturut-turut adalah contoh letak titik P (2,3,4)
dan Q (4,-2,3)
|P1P2| = x )2 ( y 21
(x 21 y )2 (z 21z )
Keterangan :
P1 ( x1, y1, z1)
R (x2, y1, z1)
||QP2|| = (z2-z1)
QR = {(x2-x2),(y1-y2),(z1-z1)}
||QR|| = (y1-y2)
P1R = {(x2-x1),(y1-y1),(z1-z1)}
||QP2|| = (x2-x1)
Dari rumus jarak ke persamaan sebuah bola merupakan suatu langkah kecil. Bola
adalah himpunan semua titik berjarak tetap ( jari – jari ) dari suatu titik tetap
( pusat ). Kenyataannya, jika (x, y, z) adalah titik pada bola dengan jari – jari r
berpusat pada (h, k, l)
x
(x,y,z)
r
(h, k, l)
Suatu hal wajar untuk pertama – tama memandang persamaan kuadrat karena
hubungannya dengan rumus jarak. Namun, agaknya suatu persamaan linear dalam
x, y, z yakni, persamaan berbentuk :
Ax + By + Cz = D , A2 + B2 + C2 ≠ 0
Seharusnya masih lebih mudah untuk dianalisis. Memang akan ditunjukkan bahwa
grafik persamaan linear merupakan bidang. Dengan menerima kenyataan ini, mari
kita tinjau bagaimana kita dapat menggambar persamaan yang demikian. Jika
suatu bidang memotong ketiga sumbu, yaitu kasus yang akan sering kali terjadi,
kita mulai dengan mencari titik – titik potong ini, yakni, kita mencari perpotongan
dengan sumbu x, y, dan z. ketiga titik ini menetukan bidang dan memungkinkan
kita menggambar bidang koordinat, yang berupa garis – garis perpotongan bidang
tersebut dengan bidang – bidang koordinat. Kemudian, dengan sedikit berseni,
kita dapat mengarsir bidang tersebut.
Misalkan diberikan persamaan 3x + 4y + 2z = 12, sketsakanlah grafiknya.
Bidang
3x + 4y + 2z = 12
jejak
jejak
jejak
u
i z
j
z
B. Metode Jajargenjang
Metode jajargenjang merupakan metode penjumlahan dua vektor yang ditempatkan
pada titik pangkal yang sama, sehingga hasil kedua vektornya merupakan diagonal
jajargenjang. Misalkan, terdaat dua vektor A dan B, maka penjumlahan kedua
vektor tersebut dengan metode jajargenjang adalah sebagai berikut:
Gambar 7: Penjumlahan kedua vektor tersebut dengan metode jajargenjang
C. Metode Poligon
Metode poligon merupakan metode penjumlahan dua vektor atau lebih. Metode ini
dilakukan dengan cara menempatkan pangkal vektor kedua pada ujung vektor
pertama, kemudian menempatkan pangkal vektor ketiga di ujung vektor kedua dan
seterusnya. Resultan dari penjumlahan vektor-vektor tersebut adalah vektor yang
berpangkal di pangkal vektor pertama dan berujung di ujung vektor akhir. Misalkan
terdapat tiga vektor, A, B dan C, maka penjumlahan ketiga vektor tersebut dengan
metode poligon adalah sebagai berikut:
Perkalian titik atau dot product dua buah vektor didefinisikan sebagai perkalian antara
besar salah satu vektor (missal A) dengan komponen vektor kedua (B) pada arah vektor
pertama (A). Pada gambar di atas, komponen vektor B pada arah vektor A adalah B
cos α. Dari pengertian perkalian titik tersebut, maka rumus atau persamaan perkalian titik
antara vektor A dan vektor B dapat dituliskan sebagai berikut.
Keterangan:
A.B = AxBx + AyBy + AzBz
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil perkalian titik antara dua vektor
satuan dalam sistem koordinat tiga dimensi (x,y,z) adalah sebagai berikut:
Axi + Ayj +
A =
Azk
Bxi + Byj +
B =
Bzk
Maka
A.
= AxBx + AyBy + AzBz
B
B. Sifat-Sifat Perkalian Titik Vektor
Jika A, B dan C adalah sembarang vektor dan k ∈ R adalah skalar, maka sifat
perkalian titik antara vektor vektor tersebut adalah sebagai berikut.
2.4 Bidang
Perhatikan gambar di bawah ini
Pada Gambar 14, perhatikan garis L yang melalui titik P(x1, y1, z1) dan sejajar terhadap
vektor v = <a, b, c>. Vektor v adalah vektor arah untuk garis L, dan a, b,
dan c merupakan bilangan-bilangan arah. Kita dapat mendeskripsikan bahwa
garis L adalah himpunan semua titik Q(x, y, z) sedemikian sehingga vektor PQ sejajar
dengan v. Ini berarti bahwa PQ merupakan perkalian skalar v dan kita dapat
menuliskan PQ = tv, dimana t adalah suatu skalar (bilangan real).
2.6 Bola
2.7 Latihan
1. Sebuah balok berada pada bidang datar licin ditarik oleh gaya F sebesar 200 N
dengan arah membentuk sudut 60° terhadap arah horisontal. Pada saat balok
berpindah 8 m, tentukan usaha yang dilakukan oleh gaya F tersebut.
Penyelesaian: Usaha dapat didefinisikan sebagai perkalian titik antara gaya
yang bekerja selama perpindahannya. Berarti dapat diperoleh:
W = F . s
W = F . s cos θ
W = F s cos θ
W = 200 N . 8 m . cos 60°
W = 200 N . 8 m . ½
W = 800 Nm
Jadi, usaha yang dilakukan oleh gaya pada balok di tersebut adalah 800 joule ( 1
Nm = 1 joule)
2. Tentukan hasil perkalian titik antara dua vektor satuan berikut ini.
A = 3i + 4j + 6k
B = 8i + 5j – 8k
Penyelesaian:
A . B = AxBx + AyBy + AzBz
A . B = 3 . 8 + 4 . 5 + 6 . (– 8)
A . B = 24 + 20 – 48
A . B = – 4
Kedua kita tentukan besar perkalian titik vektor satuannya sebagai berikut
A . B = AxBx + AyBy + AzBz
A . B = 2 . 1 + 5 . 2 + 3 . (– 3)
A . B = 2 + 10 – 9
A . B = 3
Kemudian kita kembali ke rumus perkalian titik sebelumnya