Anda di halaman 1dari 15

SISTEM KOORDINAT

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Matematika SD Kelas Tinggi

Dosen Pengampu : Nelly Rhosyida, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh :

1. Putri Mega Puspitasari (2014015002/3A)


2. Kurniawan Tri Utomo (2016015014/3A)
3. Sherly (2016015024/3A)
4. Ika Nur Idayanti (2016015035/3A)
5. Ayu Puspitasari Dewi (2016015045/3A)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2017
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami diberi kemudahan dalam menyelesaikan makalah
dengan judul “SISTEM KOORDINAT” sesuai dengan harapan. Tujuan dari makalah ini
adalah untuk melengkapi tugas mata kuliah Matematika SD Kelas Tinggi. Kami menyadari
bahwa tanpa bantuan berbagai pihak, makalah ini tidak dapat terselesaikan. Oleh karena itu,
kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT.
2. Kampus Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.
3. Ibu Nelly Rhosyida, S.Pd, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Matematika SD Kelas
Tinggi.
4. Orang tua kami.
5. Teman-teman.
Yang telah memberikan dorongan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu.
Akhir kata kami berharap makalah ini dapat diterima dan bermanfaat bagi para pembaca.
Tentunya kami sangat mengharapkan kritik dan saran, supaya dalam pembuatan makalah
selanjutnya bisa lebih baik lagi. Amin.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Yogyakarta, November 2017

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran matematika disekolah dasar merupakan dasar bagi penerapan


konsep matematika pada jenjang berikutnya. Konsekuensinya dalam pelaksanaan
pembelajaran matematika disekolah dasar harus mempu menata dan meletakan dasarr
penalaran siswa yang dapat membantu menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari. Selain itu juga harus mampu berkomunikasi dengan bilangan simbol-simbol
serta lebih mengembangkan sikap logis, kritis, cermat, terbuka, optimis dan menghargai
matematika.

Dalam kegiatan mengirim surat kepada seseorang kita harus mengetahui alamat
tujuan secara lengkap dan benar, hal ini dikarenakan untuk mempermudah dalam
mengirim surat. Jika alamat yang kita cantumkan itu benar dan lengkap dengan denah
atau peta, maka dari itu dirasa sanggat penting anak-anak sekolah dasar dan setingkat
lainnya mempelajari sistem koordinat yang berhubungan dengan denah dan letak suatu
benda agar anak mengerti tatacara membuat denah ataupun membaca denah sejak dini.

Sistem koordinat juga bisa digunakan untuk menghitung luas dan keliling suatu
bangun datar maupun bangun ruang sesuai dengan gambar dengan ukuran yang sudah
tertera pada bidang koordinat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem koordinat kartesius?
2. Bagaimana sistem koordinat kutub?

C. Tujuan Penulisan
1. Agar siswa mampu mengetahui komponen, cara penulisan, menghitung bangun datar
maupun ruang dan penerapannya baik pada sistem koordinat kartesius maupun sistem
koordinat kutub.
2. Siswa juga bisa paham tentang denah, peta, gambar atau kode lainnya untuk
menunjukkan letak benda, objek, atau tempat serta teknologi baru pemposisian
tempat.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Koordinat Kartesius


1. Pengertian
Sistem koordinat kartesius adalah suatu titik yang terdiri dari 2 sumbu yaitu
sumbu X dan sumbu Y. Gunanya adalah untuk menentukan posisi kedudukan suatu
titik pada sumbu koordiat. Sumbu koordinat tersebut adalah (x,y).
Sumbu X nama aslinya adalah sumbu absis.
Sumbu Y nama aslinya adalah sumbu ordinat.

Gambar koordinat kartesius

Keterangang :
* sumbu X +  disebelah kanan
* sumbu Y -  disebelah kiri
* sumbu X +  disebelah atas
* sumbu Y -  disebelah bawah

2. Komponen-komponen Koordinat Kartesius


 Sumbu horizontal yaitu diberi label X yang nilainya tidak terhingga baik
yang positif maupun yang negatif.
 Sumbu vertikal yaitu yang diberi label Y yang nilainya tidak terhingga baik
yang positif maupun yang negatif.
 Titik asal (origin) yaitu perpotongan tegak lurus antara garis horizontal dan garis
vertikal di titik nol.
 Kuadran I yaitu dibatasi oleh sumbu x positif dan sumbu y positif.
 Kuadran II yaitu dibatasi oleh sumbu x negatif dan sumbu y positif.
 Kuadran III yaitu dibatasi oleh sumbu x negatif dan sumbu y negatif.
 Kuadran IV yaitu dibatasi oleh sumbu x positif dan sumbu y negatif.

Setiap titik pada bidang koordinat posisinya dapat dinyatakan oleh sepasang
bilangan yang disebut pasangan terurut (ordered pair). Bilangan-bilangan dalam
pasangan terurut yang berhubungan dengan titik pada bidang koordinat disebut
koordinat (coordinates) dari titik.
Contoh 1 :
Gambar dibawah adalah gambar posisi titik P(2,3) terhadap sumbu-x dan sumbu-y.
Contoh 2 :
Gambar dibawah adalah gambar garis yang menghubungkan kedua pasangan
terurut (2,-1) dan (-3,-2).

3. Rumus Jarak (Distance)


Ketika dua titik dihubungkan dengan garis lurus, bagian garis antara dua titik
disebut ruas garis (a line segment). Panjang ruas garis tersebut menunjukkan jarak
antara dua titik dikedua ujung ruas garis tersebut. Teorema Pythagoras dapat
digunakan untuk menentukan panjang ruas garis yang tidak sejajar dengan sumbu
koordinat.
Contoh :
Tentukan jarak antara titik A(2,3) dan B(5,5).
Penyelesaian :
Pertama, gambarlah garis horizontal melalui A(2,3) dan garis vertikal melalui
B(5,5). Kedua garis tersebut berpotongan di C(5,3), hingga terbentuk segitiga siku-
siku ABC.
Dari gambar diketahui panjang ruas
garis : AC = 5 – 2 BC = 5 – 3
=3 =2
Berdasarkan Teorema Pythagoras :
(AB)2 = (AC)2 + (BC)2
= 32 + 22
=9+4
(AB) = √13

Rumus : Jarak P1P2 antara dua titik P1(x1,y1) dan (x2,y2), yaitu

P1P2 = √(𝑿𝟐 − 𝑿𝟏)𝟐 + (𝒀𝟐 − 𝒀𝟏)𝟐

Rumus jarak tersebut berlaku untuk semua titik P 1 dan P2 dimana pun letaknya
pada bidang kartesius. Jarak antara dua titik selalu bernilai positif, karena akar
kuadrat selalu bernilai positif.

4. Mengitung Luas Bangun Datar


a. Segitiga
Tentukan luas segitiga jika sudutnya adalah (-2,7), (8,2), dan (4,-3).
Jawab :
Gambar pada bidang koordinat segitiga tersebut!

Misalkan segitiga tersebut dinamai ΔP1P2P3. Perhatikan bahwa urutan P1P2P3


adalah berlawanan dengan arah jarum jam. Dengan menggunakan rumus (1) atau
(2) untuk menghitung akan diperoleh luas segitiga tersebut yaitu:
Luas ΔP1P2P3 = 1 (4x2 + 8x7 + (-2)x(-3) – (-3)x8- (-2)x2 – 4x7)
2

= 1 (8 + 56 + 6 + 24 + 4 – 28)
2

= 35
b. Segi empat
Tentukan luas segi empat yang mempunyai titik-titik sudut (-1,4), (3,-7),(-6,0), dan
(8,2).
Jawab :
Gambar pada bidang koordinat segi empat tersebut!

x y
P1 3 -7
P2 8 2
P3 -1 4
P4 -6 0
P1 3 -7

1
Luas P1P2P3P4 = (3x2 + 8x4 + (-1)x0 + (-6)x(-7) –x(-7) – (-1)x2 – (-6)x4 –
2

3x0)
= 1 (6 + 32 + 0 + 42 + 56 + 2 + 24 – 0)
2

= 81
Soal !

B. SISTEM KOORDINAT KUTUB (POLAR COORDINATE SISTEM)


1. Pengertian
Sistem koordinat kutub adalah suatu sistem koordinat 2 dimensi dimana setiap
titik pada bidang ditentukan dengan jarak dari suatu titik yang telah ditetapkan dan
suatu sudut dari suatu arah yang telah ditetapkan. Untuk menggambarkan koordinat
polar pada bidang (seperti pada gambar di bawah), kita mulai dengan menetapkan
suatu titik tetap O dan titik tetap ini disebut titik asal (origin) atau kutub (pole). Dari
titik asal, kita tarik garis dan garis ini disebut sumbu kutub. Sumbu kutub selalu
horizontal dan kearah kanan, oleh karena itu sumbu kutub dapat disamakan dengan
sumbu x pada sistem koordinat kartesius.
Titik P adalah titik sembrang pada bidang koordinat kutub. Dalam bidang
koordinat kutub, titik P terletak pada jarak r satuan dari titik asal/kutub, dan sinar
garis OP membentuk sudut ϴ terhadap sumbu kutub. Sinar garis OP dibuat dengan
menarik garis dari kutub hingga titik P seperti pada gambar sistem koordinat kutub.
Letak titik pada bidang koordinat kutub dapat diketahui jika nilai jarak r dan sudutϴ
diketahui dan letak titik tersebut ditandai dengan (r,ϴ).

Sudut Ɵ diukur dari sumbu kutub ke sinar garis OP, dengan ketentuanbahwa
Ɵ bernilai positif jika arah pengukuran sudut berlawanan dengan arah pergerakan
jarum jam dan Ɵ bernilai negative jika arah pengukuran sudut searah dengan
pergerakan jarum jam seperti pada contoh gambar satuan Ɵ dapat berupa (0) atau π
dengan ketentuan π = 1800, sehingga 2 π = 2(1800)=1200 dan seterusnya.
3 3

Contoh 1:
Gambarlah koordinat kutub:
a) P(r,400)
b) P(r,-400)
c) P(r,1900)
Koordinat r pada titik P (r, Ɵ) diukur dari kutub hingga titik P. nilai r positif
jika diukur dari kutub hingga titik yang berkoordinat (r, Ɵ) yang terletak pada sinar
garis yang membentuk sudut Ɵ dengan sumbu kutub. Dengan panjang yang sama,
nilai r negative jika merupakan kepanjangan dari sinar garis OP (dengan arah yang
berlawanan arah sinar garis OP) yang membentuk sudut Ɵ dengan sumbu kutub
melalui kutub seperti pada contoh gambar.

2. HUBUNGAN KOORDINAT KUTUB DENGAN KOORDINAT KARTESIUS


Jika sumbu-sumbu pada sistem koordinat kutub dan sistem koordinat kartesius
dihimpitkan hingga saling menutupi, maka letak suatu titik pada sistem koordinat
kutub yang ditandai dengan pasangan terurut (r, 0) dan titik pada sistem koordinat
kartesius yang ditandai dengan pasangan terurut (x,y) dapat dihubungkan oleh
persamaan berikut.
Pada segitiga OPR dengan rumus phytagoras terdapat hubungan :
Sinϴ = 𝑦  y = r sinϴ
𝑟

Cosϴ = 𝑥  x = r cosϴ
𝑟

r = x + y2 dan tanϴ = 𝑦
2 2
𝑥
Hubungan koordinat kutub dan koordinat kartesius tersebut diatas berlaku
pada seluruh kuadran pada bidang kartesius. Penentuan besarnya sudut ϴ pada setiap
kuadran dapat menggunakan sifat fungsi tangen di setiap kuadran, yaitu:
Pada kuadran I, nilai x positif dan nilai y positif sehingga
tanϴ = 𝑦+  nilai tanϴ positif.
𝑥+

Pada kuadran II, nilai x negatif dan nilai y positif sehingga


tanϴ = 𝑦+  nilai tanϴ negatif.
𝑥−

Pada kuadran III, nilai x negatif dan nilai y negatif sehingga


tanϴ = 𝑦−  nilai tanϴ positif.
𝑥−

Pada kuadran IV, nilai x positif dan nilai y negatif sehingga


tanϴ = 𝑦−  nilai tanϴ negatif.
𝑥+
Untuk mempermudah penyelesaian soal berikut ini nilai-nilai ssudut istimewa dari
sinϴ, cosϴ dan tanϴ pad setiap kuadran.

Sinus ϴ (sinϴ)
Kuadran I Kuadran II Kuadran III Kuadran IV
1 1
Sin 300 = 1 Sin 1500 = 1 Sin 2100 = − Sin 3300 = −
2 2 2 2
1 1 1 1
Sin 450 = √2 Sin 1350 = √2 Sin 2250 = − √2 Sin 3150 = − √2
2 2 2 2
1 1 1 1
Sin 600 = √3 Sin 1200 = √3 Sin 2400 = − √3 Sin 3000 = − √3
2 2 2 2
0 0 0 0
Sin 90 = 1 Sin 180 = 0 Sin 270 = -1 Sin 360 = 0

Cosinus ϴ (cosϴ)
Kuadran I Kuadran II Kuadran III Kuadran IV
1 1 1 1
Cos 300 = √3 Cos 1500 = − √3 Cos 2100 = − √3 Sin 3300 = √3
2 2 2 2
1 1 1 1
Cos 450 = √2 Cos 1350 = − √2 Cos 2250 = − √2 Sin 3150 = √2
2 2 2 2
1 1
Cos 600 = 1 Cos 1200 = − Cos 2400 = − Sin 3000 = 1
2 2 2 2

Cos 90 = 00
Cos 180 = −1
0
Cos 270 = 00 0
Sin 360 = 1
Tangen ϴ (tanϴ)
Kuadran I Kuadran II Kuadran III Kuadran IV
1 1 1 1
Tan 300 = √3 Tan 1500 = − √3 Tan 2100 = √3 Tan 3300 = − √3
3 3 3 3
0
Tan 45 = 1 Tan 135 = −1 0
Tan 225 = 1
0
Tan 315 = −1
0

Tan 600 = √3 Tan 1200 = −√3 Tan 2400 = √3 Tan 3000 = −√3
Tan 900 = tidak Tan 1800 = 0 Tan 2700 = tidak Tan 3600 = 0
didefinisikan didefinisikan

Contoh :
Ubahlah koordinat kutub berikut menjadi koordinat kartesius:
π 1
a. A (4, ) (π = (1800))
4 4 4

b. B (−2, 5π) (silahkan mencoba merubah 5π


dalam bentuk derajat).
6 6

Jawab:
Gunakan rumus:
Sin ϴ = y  y=r sinϴ
𝑟

Cos ϴ = x  x=r cosϴ


𝑟
π y π 1
a. Sin =  y = 4 sin = 4 ( √2) = 2√2
4 4 4 2
π x π 1
Cos =  x = 4 cos = 4( √2) = 2√2
4 4 4 2
π
Jadi, koordinat kartesius dari A (4, ) adalah A(2√2, 2√2).
4
5π 1
b. y = (-2) sin = (-2) ( ) = 1
6 2
5π 1
x = (-2) cos = (−2) (− √3) = √3
6 2

Jadi, koordinat kartesius dari B (-2, 5π) adalah B ( √3, -1).


6

Anda mungkin juga menyukai