Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

SISTEM KOORDINAT POLAR

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Geometri Analitik


Dosen Pengampu:

FEVI RAHMAWATI SUWANTO, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

Kelompok 7

1. Imel Simanungkalit (4223111070)


2. Jesiska Anjelin siagian (4222311001)
3. Mikhah Adillah Zendrato (4223311053)
4. Stevania Sri Debbye Br.simbolon (4223111078)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Geometri Analitik tentang Sistem
Koordinat Polar ini dengan tepat waktu. Adapun makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
Geometri Analitik. Kami berterima kasih kepada Ibu Fevi Rahmawati Suwanto, M.PD. selaku
Dosen Pengampu dalam mata kuliah Geometri Analitik, yang telahmemberikanbimbingan
sehingga terwujudnya makalah ini.

Dan kami juga berterima kasih kepada orangtua kami yang selalu mendukung kami di
keadaan susah maupun senang.Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik dari pembaca sangat kami harapkan untuk
menyempurnakan laporan ini sehingga menjadi lebih baik. Semoga laporan kami ini dapat
dipahami bagi pembaca. Dan laporan ini disusun sekiranya berguna bagi kami dan bagi orang
yang membacanya.

Akhir kata kami memohon maaf jika ada kata-kata kami yang kurang tepat dan kami
ucapkan terima kasih.

Medan, 27 Oktober 2023

Kelompok 7
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem koordinat kutub dalam suatu bidang terdiri dari satu titik tetap O yang disebut titik
asal atau titik kutub dan sebuah garis berarah yang bermula dari titik asal tersebut, yang disebut
dengan sumbu kutub. Dalam koordinat kutub, setiap titik P dinyatakan dalam pasangan (r , θ), di
mana r adalah jarak titik P ke titik asal, dan θ adalah sudut dari sumbu kutub ke garis OP.
Bilangan r disebut koordinat radial dan q disebut koordinat angular atau sudut kutub dari P.
Sudut dinyatakan dalam angka positif jika diukur berlawanan jarum jam dan dinyatakan dengan
angka negatif jika diukur searah jarum jam (Alice, 2021).
Pada bagian ini kita akan membahas suatu sistem koordinat yang disebut sistem
koordinat polar atau sistem koordinat kutub. Sistem ini diperkenalkan oleh Newton, dan lebih
mudah digunakan pada banyak kasus. Pada sistem ini, kita pilih sebuah titik pada bidang, yang
disebut titik kutub atau titik asal, dan diberi lambang O. Lalu kita buat suatu garis yang berawal
dari O, yang disebut sumbu polar atau sumbu kutub. Sumbu ini biasanya digambarkan secara
horizontal ke kanan dan berimpit sengan sumbu x pada koordinat Cartesius.
Purcell dan Varberg (1987:106) Setiap titik p (selain dari kutub ) adalah perpotongan
antara sebuah lingkaran tunggal yang berpusat di O dan sebuah sinar tunggal yang memancar
dari O. Jika r adalah jari-jari lingkaran dan adalah salah satu kudut antara sinar dan sumbu kutub,
maka (r,) dinamakan sepasang koordinat kutub dari titik p.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana system koordinat polar?
2. Bagaimana mengambar grafik pada system koordinat polar?
3. Bagaimana menghitung luas daerah pada grafik koordinat polar?

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, dapat diambil tujuan masalah sebagai berikut ;
1. Untuk mengetahui Bagaimana system koordinat polar.
2. Untuk mengetahui Bagaimana mengambar grafik pada system koordinat polar.
3. Untuk mengetahui Bagaimana menghitung luas daerah pada grafik koordinat polar.
BAB II
PEMBAHASAN

A. SISTEM KOORDINAT POLAR


Dua orang Perancis, yaitu Pierre de Fermat (1601-1665) dan Rene Descrates (1596-
1650), memperkenalkan apa yang kita sebut sistem kooordinat Cartesius atau persegi panjang.
Dasar pemikiran mereka ialah untuk merinci setiap titik P di bidang dengan jalan memberikan
dua bilangan (x,y), jarak berarah dari sepasang sumbu yang tegak lurus dengan sesamanya.
Gagasan ini sampai sekarang demikian umumnya sehingga kita menggunakannya hampir tanpa
berpikir. Namun ini adalah gagasan mendasar dalam geometri analitis dan memungkinkan
pengembangan kalkulus seperti yang kita capai hingga saat ini.

Gambar 1.1

Pemberian jarak berarah dari sepasang sumbu yang tegak lurus bukanlah satu-satunya
jalan untuk merinci suatu titik. Cara lain untuk melakukan ini adalah dengan memberikan apa
yang disebut koordinat polar. Koordinat polar dimulai dengan sebuah setengah garis tetap,
disebut sumbu polar, memancar dari sebuah titik tetap O, disebut polar atau titik asal (lihat
gambar 1.1). Sumbu polar dipilih horizontal dan mengarah ke kanan dan oleh sebab itu sumbu
ini dapat disamakan dengan sumbu x-positif pada sebuah koordinat siku – siku. Sebarang titik P
(selain polar) adalah perpotongan antara sebuah lingkaran tunggal yang berpusat di O dan sebuah
sinar tunggal yang memancar dari O. Jika r adalah jari-jari lingkaran dan θ adalah salah satu
sudut antara sinar dan sumbu polar, maka (r,θ ) adalah sepasang koordinat polar untuk P.
Gambar 1.2 Gambar 1.3

Perhatikan gejala yang tidak terjadi pada koordinat Cartesius. Setiap titik mempunyai
himpunan koordinat polar yang tak terhingga banyaknya, berdasarkan fakta bahwa sudut-sudut

θ=2 πn=0 ,± 1 , ±2 , …, mempunyai koordinat-koordinat ( 4 , π2 ) ,( 4 , 92π ) ,(4 ,− 32π ) ,….


Tambahan pernyataan terjadi karena kita memperbolehkan r negative. Dalam hal ini ( r . θ ) adalah
suatu sinar yang berlawanan arah dari sisi akhir θ dan ¿ r ∨¿ satuan dari titik asal. Jadi, titik

(
dengan koordinat polar −3 ,
π
6 ) (
dan −4 ,

2 ) π
adalah himpunan koordinat lainnya untuk 4 , .
2 ( )
Titik asal memiliki koordinat( 0 , θ ) dimana θ adalah sembarang sudut.

Gambar 1.4

Dalam koordinat polar, r negatif menyatakan bahwa sinar yang berlawanan dari sisi akhir
Ѳ dan |r| satuan dari titik asal. Contoh-contoh dari persamaan polar adalah

2
r =8 sin θ dan r =
1−cos θ
Persamaan polar dapat dibuat dalam bentuk grafik persamaan polar dimana grafik
persamaan polar adalah himpunan titik-titik, masing-masing mempunyai paling sedikit
sepasang koordinat polar yang memenuhi persamaan polar tersebut. Cara yang paling mendasar
untuk mensketsakan grafik ialah menyusun tabel nilai – nilai, plot titik – titik yang berpadanan,
kemudian menghubungkan titik-titik ini dengan kurva mulus.

Contoh 1:
Sketsakan grafik persamaan polar r =8 sin θ

Penyelesaian:
Kita substitusikan kelipatan π /6 untuk θ dan menghitung nilai-nilai r yang berpadanan.
Perhatikan bahwa θ bertambah besar dari 0 ke 2 π , grafik tersebut dilewati 2 kali.

Contoh 2:
2
Gambarkan grafik r =
1−cos θ

Penyelesaian:
Lihat gambar
Catatlah gejala yang terjadi dengan koordinat siku-siku. Koordinat −2 , ( 3π
2 )
tidak memenuhi

persamaan tersebut. Walaupun demikian, titik P −2 , ( 3π


2 ) terletak pada grafik tersebut,

berdasarkan fakta bahwa (2 , π2 ) merupakan titik yang sama dan benar-benar memenuhi

persaman tersebut. Kita simpulkan bahwa himpunan koordinat yang mempunyai titik yang
berpadanan pada grafik suatu persamaan bukanlah jaminan bahwa koordinat-koordinat ini
memenuhi persamaan.

Hubungan ke Koordinat Cartesius Kita andaikan bahwa sumbu polar berimpit dengan
sumbu -x positif sistem Cartesius. Maka koordinat polar ( r , θ ) sebuah titik P dan koordinat
Cartesius (x,y) titik yang sama itu dihubungkan oleh persamaan

Polar Ke Cartesius Cartesius ke Polar


2 2 2
x=r cos θ r =x + y

y
y=r sin θ tan θ=
x

Gambar 1.4

Contoh 3:
π
Carilah koordinat Cartesius yang berpadanan dengan (4 , ) dan koordinat polar yang
6
berpadanan dengan (-3, )!
Penyelesaian :
π
Jika ( r , θ ) = (4 , ) maka :
6
π √3
x=4 ∙ cos =4 ∙ =2 √3
6 2
π 1
y=4 ∙ sin =4 ∙ =2
6 2
π
Jadi, koordinat cartesius yang perpadanan dengan (4, ) adalah ( 2 √ 3 ,2 ¿
6
Jika ( x , y ) =(−3 , ), maka :
r ²=x ²+ y ²
r ²=+¿ 9+3=12

tanθ= √ =
3 5π
−3 6

Jadi, koordinat polar yang berpadanan dengan (-3, ) adalah (12, ˚)
6

Persamaan Polar untuk Garis, Lingkaran, dan Konik Jika sebuah garis melalui polar,
persamaannya adalah θ=θ0. Apabila garis tidak melalui polar, maka garis tersebut berjarak d ˃ 0
dari polar. Misalnya θ0 sudut mulai dari sumbu polar kearah tegak lurus dari polar ke garis yang
d
diberikan (gambar 1.2). Maka,jika p (r , θ) sebarang titik garis, maka Cos (θ−θ0 ¿= atau
r

Gambar 1.5
d
Garis: r=
cos(θ−θ 0)

Apabila sebuah lingkaran dengan jari-jari a berpusat di polar, persamaannya adalah r =a.
Apabila pusatnya di r 0 , θ0, persamaannya agak rumit, kecuali kalau kita pilih r 0 =a, seperti pada
(gambar 1.6). Maka menurut Hukum Kosinus, a 2=r 2 +a2 −2ra cos(θ−θ0 ) yang dapat
disederhanakan menjadi
Lingkaran: r=2 a cos (θ−θ 0)

Gambar 1.6

Kasus-kasus θ=θ0 dan θ0 =π /2. Yang pertama menghasilkan persamaan r =2 a cos θ;

yang kedua menghasilkan r =2 a cos θ− ( π


2 )
atau r =2 a sinθ . Akhirnya jika sebuah konik (elips,

parabola, atau hiperbola) diletakkan sedemikian hingga fokusnya berada di polar, garis arahnya
berjarak satuan dari kutub seperti (gambar 1.4), maka dengan menggunakan definisi konik,
yaitu , mengambil bentuk r =e [d−cos ( θ−θ0 ) ] Atau, secara ekuivalen

ed
Konik :r=
1+e cos ¿ ¿

Gambar 1.7

Ada lagi kasus yang menarik, yaitu untuk θ0 =0 dan θ0 =π /2. Perhatikan bahwa apabila
e=1 dan θ0 =0 kita memperoleh persamaan dalam contoh 4.

Contoh 4:
7
Identifikasi dan sketsakan grafik r =
2+ 4 sin θ

Penyelesaian:
Persamaan menyerankan konik dengan sumbu utama vertical. Dengan meletakkannya ke dalam
bentuk yang diperlihatkan dala diagram persamaan polar memberikan

7 7
2( )
7 2 4
r= = =
2+ 4 sin θ 1+2 sinθ 1+2 sin θ

Yang kita kenal sebagai persamaan polar sebuah hiperbola dengan e=2, focus di polar dengan
7
direktriks mendatar sejauh satuan diatas sumbu polar (gambar 1.8).
4

Gambar 1.8

Gambar 1.9
B. GRAFIK PERSAMAAN POLAR
Persamaan polar yang ditinjau dalam sebelumnya menuju ke grafik-grafik yang dikenal,
terutama garis, lingkaran, dan konik. Sekarang kita mengalihkan perhatian kita pada grafik-grafik
yang lebik eksotis – kardioida, limason, lemniskat, mawar, dan spiral. Persamaan-persamaan
Cartesius padanannya agak rumit. Beberapa kurva memiliki persamaan sederhana dalam suatu
system; kurvakurva ini mmiliki persamaan sederhana dalam system yang kedua.

Sifat simetri dapat membantu kita memahami sebuah grafik. Berikut beberapa uji yang
cukup untuk kesimetrian dalam koordinat polar. Diagram-diagram akan membantu Anda
mengembangkan validitas mereka.

1. Grafik persamaan polar simetri terhadap sumbu-x (sumbu polar) jika penggantian (r,θ ) dan
(r,-θ ) atau oleh ( - r, π - θ ) menghasilkan persamaan yang ekuivalen.

Gambar 2.1
π
2. Grafik persamaan polar simetri terhadap sumbu-y (garis θ = ) jika penggantian (r,θ ) oleh
2
(-r, -θ ) atau oleh ( r, π - θ ) menghasilkan persamaan yang ekuivalen.

Gambar 2.2
3. Grafik persamaan polar simetris terhadap titik asal (polar), jika pengganti ( r, θ ) oleh (- r,θ )
atau oleh ( r, π +θ ) menghasilkan persamaan yang ekuivalen.

Gambar 2.3

Karena pernyataan ganda titik-titik di dalam koordinat polar, maka mungkin terdapat
simetri-simetri yang tidak teridentifikasi oleh ketiga tes ini.

Kardioida dan Limason kita tinjau persamaan yang berbentuk

r =a ± b cos θ r =a ± b sin θ
dengan a dan b positif. Grafik mereka dinamakan limason, dengan khusus untuk a = b disebut
sebagai kardioda. Grafik- grafik khas diperlihatkan pada (gambar 2.4).

Gambar 2.4
Contoh 1
Analisis persamaan r = 2 + 4 cos θ untuk simetri dan sketsakan grafiknya.

Penyelesaian:
Karena kosinus adalah fungsi genap¿, grafik simetris terhadap sumbu-x. Pengujian simetri yang
lain gagal.
Gambar 2.5

Lemniskat Grafik
2 2
r =±a cos 2θ r =±a sin 2 θ
berupa kurva berbentuk-angka-delapan dinamakan lemniskat.

Contoh 2
Analisis persamaan r2 = 8 cos 2θ untuk simetri dan sketsakan grafiknya

Penyelesaian:
Karena cos(−2 θ )=cos 2θ dan
cos [ 2(π −θ) ] =cos (2¿¿ π−2 θ)=cos ⁡(−2 θ)=cos ⁡2θ ¿ ¿
maka grafik simetris terhadap kedua sumbu. Jelas, grafik simetri juga terdapat titik asal.

Gambar 2.6

Mawar Persamaan polar yang berbentuk


r =a cos n θ r =a sin nθ
menyatakan kurva-kurva berbentuk bunga yang dinamakan mawar. Mawar memiliki n daun jika
n ganjil dan 2n daun jika n genap.

Contoh 3
Analisis r = 4 sin 2 untuk simetri dan sketsakan grafiknya.

Penyelesaian:
Anda dapat memeriksa bahwa r =s sin2 θ memenuhi ketiga pengujan simetri. Sebagai contoh,
dia memenuhi Uji 1 karena
sin 2(π−θ)=sin(2 π−2 θ)=−sin 2 θ
sehingga penggantian (r , θ) oleh (−r , π−θ) menghsilkah persamaan ekuivalen.

π π
Tabel nilai yang agak lengkap untuk 0 ≤ θ ≤ , dan yang agak ringkas untuk ≤θ ≤ 2 π .
2 2
Dan grafik yang berpadanan diperlihatkan pada (gambar 2.7). Anak panah pada menunjukkan
arah gerak titik P(r , θ) apabila θ bertambah besar mulai dari 0 hingga 2 π .

Gambar 2.7

Spiral Grafik r =aθ disebut spiral Archimedes; grafik r =ae bθ dinamakan spiral logaritma
(logarithmic spiral).
Contoh 4
Sketsakan grafik r =θ untuk θ ≥ 0.

Penyelesaian:
Kita abaikan tabel nilai, tetapi perhatikan bahwa grafik memotong sumbu polar di (0,0), (2 π , 2 π
), (4 π , 4 π ), … dan memotong perpanjangan yang ke kiri di ( π , π ), (3 π , 3 π ), (5 π , 5 π ), ……
Gambar 2.8

Perpotongan Kurva dalam Koordinat Polar Dalam koordinat polar sebuah titik P memiliki
banyak koordinat polar, dan satu pasangan dapat memenuhi persamaan polar satu kurva dan
pasangan yang lain dapat memenuhi kurva yang lain. Misalnya lihat (gambar 2.9), lingkaran
π π
r =4 cos θ memotong garis θ= di dua titik, yaitu polar dan (2 , ) , tetapi hanya pasangan
3 3
terakhir yang merupakan penyelesaian bersama kedua persamaan tersebut. Ini terjadi karena
π
koordinat polar yang memenuhi persamaan garis adalah (0 , ) dan yang memenuhi persamaan
3
π
lingkaran adalah(0 , +n π ).
2

Gambar 2.9

Kesimpulannya untuk memperoleh semua perpotongan dua kurva yang persamaan polarnya
diberikan, selesaikanlah persamaan-persamaan secara seksama; kemudian Gambarkan garfik dua
persamaan tersebut secara seksama untuk menemukan titik potong lain yang masih mungkin.

C. LUAS DALAM KOORDINAT POLAR


Dalam koordinat Cartesius, blok bangunan dasar dalam persoalan luas adalah persegi
Panjang. Dalam koordinat polar blok bangunan dasar ini adalah suatu juring lingkaran (daerah
berbentuk kue seperti pada gambar di bawah). Dari fakta bahwa luas lingkaran adalah πr 2 , kita
dapat menarik kesimpulan bahwa luas juring dengan sudut pusat θ radian adalah (
θ 2
¿ π r yakni.

1 2
Luas juring : A= θ r
2
Luas dalam Koordinat Polar Untuk memulai,misalkan r =f (θ) menentukan sebuah
kurva di bidang,dengan f fungsi kontinu, tak-negatif untuk α ≤ θ ≤ β dan β−α ≤2 π . Kurva-kurva
r =f ( θ ) , θ=α dan θ=β membatasi daerah R (yang diperlihatkan di bagian kiri dalam Gambar
3.1). Yang luasnya A(R) ingin kita temukan.

Gambar 3.1

Partisikan interval [ α , α ] menjadi n interval bagian menggunakan sarana bilangan-


bilanganα =θ 0< θ1< θ2 <…<θ n=β dengan demikian mengiris daerah R menjadi n daerah
berbentuk kue yang lebih kecil,yaitu R1 , R 2 , … , Rn, seperti diperlihatkan dalam paruhan kanan
(Gambar 3.1). Jelas A ( R )= A ( R 1 ) + A ( R2 ) +…+ A ( Rn )

Kita aproksimasi luas irisan ke-i, A ( Ri ) ; kenyataannya kita melakukannya dalam dua
cara. Pada interval ke-i [ θi−1 , θi ], misalkan f mencapai nilai minimumnya dan nilai
maksimumnya, masing-masing di dan v i (Gambar 3.2). Jadi,jika ∆ θ i=θi−θ i−1

2 2
1 1
2
[ f (ui) ] ∆ θi ≤ A ( R 1 ) ≤ [ f (v i ) ] ∆θ i
2

Sehingga
n 2 n n 2
1 1
∑ 2 [ f (ui )] ∆ θi ≤ ∑ A ( R1 ) ≤ ∑ 2 [ f (v i) ] ∆ θi
i=1 i=1 i=1

Gambar 3.2

Anggota pertama dan ketiga pertidaksamaan ini adalah jumlah Riemann untuk integral
β

∫ 12 [ f (θ)] dθ . Ketika norma pastisi kita biarkan menuju nol,kita peroleh (dengan
2
yang sama:
α

menggunakan Teorema Apit) rumus luas


β
1
A= ∫ [ f (θ) ] dθ
2

Contoh 1:
1. Carilah luas satu daun dari mawar berdaun-empat r =4 sin 2 θ
Penyelesaian:
Disini kita hanya memperlihatkan daun di kuadran pertama (Gambar 3.3) Daun ini
panjangnya 4 satuan dan lebarnya rata-rata 1,5 satuan, memberikan estimasi 6 untuk luasnya.
Luas eksak A diberikan oleh

π/2 π /2
1
A= ∫ 16 sin2 2 θ dθ=8 ∫ 1−cos
2 0 2


0

π /2 π/2
A=4 ∫ dθ− ∫ cos 4 θ∙ 4 dθ
0 0

π /2 π /2
A=[ 4 θ ]0 − [ sin 4 θ ]0 =2 π
Gambar 3.3

Garis Singgung dalam Koordinat Polar Dalam koordinat Cartesius, kemiringan m dari garis
singgung pada suatu kurva diberikan oleh m=dy /dx. Dengan cepat kita menolak dy /dθ
sebagai rumus kemiringan yang berpadanan dalam koordinat polar. Lebih baik. Jika r =f (θ)
menentukan kurva, kita tuliskan
y=r sin=f ()sin
x=r cos=f ()cos
jadi,
dy ∆y ∆ y /∆ θ dy /dθ
= lim = lim =
dx ∆ x→ 0 ∆ x ∆ x→ 0 ∆ x /∆ θ dx /dθ
Yakni,
'
f ( θ ) cos θ +f ( θ ) sin θ
m=
−f ( θ ) sin θ+ f ' (θ ) cos θ

Rumus yang baru saja diturunkan menjadi sederhana jika grafik r =f ( θ ) melalui polar.
Sebagai contoh, andaikan untuk sudut α , r = f (α) = 0 dan f’ (α) ≠ 0. Maka (di polar tersebut)
rumus kita untuk m adalah

'
f ( α ) sin α
m= ' =tan α
f ( α ) cos α

Karena garis θ=α juga memiliki kemiringan tan α , kita simpulkan bahwa garis ini
menyinggung kurva di polar. Kita memutuskan fakta yang berguna bahwa garis – garis singgung
di titik polar dapat dicari dengan menyelesaikan persamaan f ()=0. Kita ilustrasikan ini
berikutnya.

Contoh 2:.
Perhatikan persamaan polar r =4 sin 3 θ
(a) Carilah kemiringan garis singgung di θ=π /6 dan θ=π /4
(b) Carilah garis singgung di titik polar.
(c) Sketsakan grafik.
(d) Carilah luas satu daun.
Penyelesaian:
'
f ( θ ) cos θ +f ( θ ) sin θ 4 sin 3 θ cos θ+ 12cos 3θ sin θ
(a) m= =
−f ( θ ) sin θ+ f (θ ) cos θ −4 sin 3 θ sin θ+12 cos 3 θ cos θ
'

Di θ=π /6,

4 ∙1 ∙ √ +12 ∙ 0 ∙
3 1
2 2
m= =−√ 3
1
−4 ∙1 ∙ + 12∙ 0 ∙ √ 3
2 2

Di θ=π /4 ,

4 ∙ √ ∙ √ −12∙ √ ∙ √
2 2 2 2
2 2 2 2 2−6 1
m= = =
−4 ∙ √ 2 √2
∙ −12∙ √ 2 √ 2 −2−6 2

2 2 2 2

(b) Kita tetapkan f ( θ )=4 sin 3θ=0 dan selesaikan. Ini menghasilkan
θ=0 ,θ=π /3 , θ=2 π /3 , θ=π , θ=4 π /3 , dan θ=5 π /3
(c) Setelah memperhatikan bahwa
sin 3 ( π−θ )=sin(3 π ¿¿−3 θ)=sin ⁡3 π cos ⁡3 θ−cos ⁡3 π sin ⁡3θ ¿ ¿
Yang mengimplikasikan simetris terhapadap sumbu-y, kita dapatkan suatu tabel nilai dan
mensketsakan grafik yang diperhatikandalam Gambar 3.3
R
0 0
π /12 2,8
π /6 4
π /4 2,8
π /3 0
5 π /12 -2,8
π /2 -4 Gambar 3.4
π/3
1
(d) A= ∫ ¿ ¿ ¿
2 0
π /3
A=4 ∫ ¿ ¿ ¿
0

[ ]
π/3
2 4π
A= 40− sin 6 θ =
3 0 3

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Varberg, dkk. 2011. Kalkulus Edisi Kesembilan Jilid 2. Jakarta:Erlangga

Anda mungkin juga menyukai