I. PENDAHULUAN
Istilah ”geometri” berasal dari bahasa Yunani yang berarti ”ukuran bumi”, maksudnya mencakup
segala sesuatu yang ada di bumi. Geometri didefinisikan juga sebagai cabang matematika yang
mempelajari tentang titik, garis, bidang, dan benda-benda ruang serta sifat-sifatnya.
Obyek-obyek geometri merupakan bagian dari obyek matematika yang abstrak. Obyek-obyek
geometri antara lain titik, garis, sinar garis, ruas garis, sudut, segitiga, jajar-genjang, lingkaran, elips,
parabola, kubus, limas, tabung, bola, elipsoida, hiperboloida, hiper paraboloida, dan masih banyak
obyek geometri yang lain.
Tabel 1. Pembagian Kuadran Bisa dilihat pada koordinat cartesius, sebagai berikut:
Kuadran x Y
I + +
II - +
III - -
IV + -
Gambar 1
Terdapat dua jenis sistem koordinat pada bidang, yaitu sistem koordinat siku (cartesius) dan
sistem koordiat polar (kutub). Sistem koordinat cartesius, menyatakan bahwa letak titik pada bidang
dinyatakan dengan pasangan (x,y), dengan x dan y masing-masing menyatakan jarak berarah ke sumbu
y dan ke sumbu x.
Pada sistem koordinat polar/ kutub, letak sebarang titik P pada bidang dinyatakan dengan
pasangan bilangan real (r, ) , dengan r menyatakan jarak titik P ke titik O (disebut kutub) sedangkan
adalah sudut antara sinar yang memancar dari titik O melewati titik P dengan sumbu x positif (disebut
sumbu kutub).
Gambar 2
1
2. Hubungan antara Koordinat Siku dan Koordinat Polar
Suatu titik P berkoordinat ( x, y ) dalam sistem koordinat cartesius dan (r , ) dalam sistem
koordinat kutub. Apabila kutub dan titik asal diimpitkan, demikian pula sumbu kutub dan sumbu x
positif juga diimpitkan, maka kedudukan titik dapat digambarkan sebagai berikut:
Y
P( x, y) = (r , )
r
O X
Gambar 3
Contoh:
1. Ubahlah koordinat polar berikut dalam sistem koordinat cartesius.
2
a. A 4, b. 𝐵(10,135°)
3
Penyelesaian:
2𝜋 2𝜋
a. 𝑥 = 4 𝑐𝑜𝑠 3 = −2 𝑦 = 4 𝑠𝑖𝑛 3 = 2√3.
(
Jadi, A − 2,2 3 )
1 1
b. 𝑥 = 10 𝑐𝑜𝑠 135° = 10(− 2 √2) = −5√2. .𝑦 = 10 𝑠𝑖𝑛 135° = 10(2 √2) = 5√2
5
Jadi, 𝐵 (−5√2, − 2 √2)