Anda di halaman 1dari 5

Ruang Tiga Dimensi

A. Sistem Koordinat dalam Ruang Tiga Dimensi


Sebagaimana pada bidang, titik-titik dapat dikorespondensikan satu-satu dengan
pasangan bilangan real menggunakan garis koordinat yang saling tegaklurus. Demikian
juga pada ruang dimensi tiga, titik-titik dapat dikorespondensikan satu-satu dengan
tripel bilangan real menggunakan tiga garis koordinat yang saling tegak lurus.
Untuk memperoleh korespondensi ini, pilih garis-garis koordinat sedemikian
sehingga ketiganya berpotongan pada titik asal. Sebut garis-garis ini dengan sumbu 𝑋,
sumbu 𝑌 dan sumbu 𝑍. 1 Suatu sistem koordinat tegak lurus di dalam ruang ditentukan
dengan memilih suatu satuan panjang serta tiga buah garis lurus yang masing-
masingnya saling tegak lurus dan berpotongan di satu titik. Letak suatu titik pada sistem
koordinat 𝑅3 dinotasikan dengan (𝑥, 𝑦, 𝑧) dimana 𝑥 disebut absis, 𝑦 disebut ordinat
dan 𝑧 disebut aplikat.2

Gambar 1 Sistem Koordinat Kartesius


Ketiga sumbu koordinat tersebut membentuk sistem koordinat Cartesius dan
berpotongan disumbu koordinat yang disebut titik asal. Tiap pasang sumbu koordinat
menentukan sebuah bidang disebut bidang koordinat. Bidang-bidang ini adalah bidang
𝑋𝑂𝑌 atau 𝑋𝑌, bidang 𝑋𝑂𝑍 atau 𝑋𝑍 dan bidang 𝑌𝑂𝑍 atau 𝑌𝑍. Tiap titik pada ruang
dinyatakan dengan tiga bilangan (𝑎, 𝑏, 𝑐) yang disebut koordinat titik. Misalnya titik
dengan koordinat (2, −5, 3), (−2, 5, 4), (1, 6, 0) dan (3, 3, −2). Titik-titik ini adalah
perpotongan tiga bidang sejajar bidang-bidang koordinat.3

1
Panggabean, E. M, 2013, Geometri Analitik Ruang, Medan, h. 1
2
Suryani, Mulia, 2017, Buku Ajar Geometri Analitik, Yogyakarta, Deepublish, h. 13
3
Panggabean, E. M, 2013, Geometri Analitik Ruang, Medan, h. 2
Gambar 2 Titik Pada Sistem Koordinat Tiga Dimensi Dinyatakan Dalam Tripel Berurutan
Bidang-bidang koordinat pada sistem koordinat tiga dimensi dibagi atas delapan
oktan. Titik-titik yang mempunyai koordinat bilangan positif membentuk oktan
pertama. Selebihnya belum mempunyai bilangan yang baku. Berikut ini adalah
deskripsi mengenai titik-titik yang termuat dalam bidang-bidang koordinat tersebut.
a. Oktan I: berisi titik-titik dengan 𝑥 > 0, 𝑦 > 0, dan 𝑧 > 0
b. Oktan II: berisi titik-titik dengan 𝑥 < 0, 𝑦 > 0, dan 𝑧 > 0
c. Oktan III: berisi titik-titik dengan 𝑥 < 0, 𝑦 < 0, dan 𝑧 > 0
d. Oktan IV: berisi titik-titik dengan 𝑥 > 0, 𝑦 < 0, dan 𝑧 > 0
e. Oktan V: berisi titik-titik dengan 𝑥 > 0, 𝑦 > 0, dan 𝑧 < 0
f. Oktan VI: berisi titik-titik dengan 𝑥 < 0, 𝑦 > 0, dan 𝑧 < 0
g. Oktan VII: berisi titik-titik dengan 𝑥 < 0, 𝑦 < 0, dan 𝑧 < 0
h. Oktan VIII: berisi titik-titik dengan 𝑥 > 0, 𝑦 < 0, dan 𝑧 < 0
Perlu Anda ketahui bahwa:
a. Semua titik yang terletak pada bidang 𝑋𝑂𝑌 mempunyai aplikat = 0
b. Semua titik yang terletak pada bidang 𝑌𝑂𝑍 mempunyai absis = 0
c. Semua titik yang terletak pada bidang 𝑋𝑂𝑍 mempunyai ordinat = 0
d. Semua titik yang terletak pada sumbu 𝑋 mempunyai ordinat = 0 dan aplikat = 0
e. Semua titik yang terletak pada sumbu 𝑌 mempunyai absis = 0 dan aplikat = 0
f. Semua titik yang terletak pada sumbu 𝑍 mempunyai absis = 0 dan ordinat = 0
4

B. Jarak Antara Dua Titik di Ruang Tiga Dimensi


Misalkan kita hendak menentukan jarak antara titik 𝐷(𝑥1 , 𝑦1 , 𝑧1 ) dan 𝐹(𝑥2 , 𝑦2 , 𝑧2 )
seperti terlihat pada Gambar 3.

4
Suryani, Mulia, 2017, Buku Ajar Geometri Analitik, Yogyakarta, Deepublish, h. 14
Gambar 3
Untuk menentukan jarak titik D ke F, Anda dapat menggunakan konsep Pythagoras.
Ikuti langkah-langkah sebagai berikut!
➢ Perhatikan ∆𝐴𝐵𝐷! 𝐴 = 90° .
𝐴𝐷 = |𝑥2 − 𝑥1 |
𝐴𝐵 = |𝑦2 − 𝑦1 |
Dengan menggunakan konsep Pythagoras maka diperoleh:
̅̅̅̅
𝐵𝐷 = ̅̅̅̅
𝐴𝐷 2 + ̅̅̅̅
𝐴𝐵 2
= |𝑥2 − 𝑥1 |2 + |𝑦2 − 𝑦1 |2
= (𝑥2 − 𝑥1 )2 + (𝑦2 − 𝑦1 )2
➢ Perhatikan ∆𝐵𝐷𝐹! 𝐵 = 90°
Dengan menggunakan konsep Pythagoras, Anda dapat menentukan jarak titik D ke
F sebagai berikut.
̅̅̅̅ = 𝐵𝐷
𝐷𝐹 ̅̅̅̅ 2 + 𝐵𝐹
̅̅̅̅ 2
= (𝑥2 − 𝑥1 )2 + (𝑦2 − 𝑦1 )2 + (𝑧2 − 𝑧1 )2
Jadi, jarak titik D ke F adalah sebagai berikut.
̅̅̅̅ = √(𝑥2 − 𝑥1 )2 + (𝑦2 − 𝑦1 )2 + (𝑧2 − 𝑧1 )2 5
𝐷𝐹
Contoh 1:
Tentukan jarak antara titik 𝑃(3,1,4) dan titik 𝑄(5,0,2)!
Penyelesaian:

𝑃𝑄 = √(𝑥2 − 𝑥1 )2 + (𝑦2 − 𝑦1 )2 + (𝑧2 − 𝑧1 )2

= √(5 − 3)2 + (0 − 1)2 + (2 − 4)2

= √(2)2 + (−1)2 + (−2)2

= √4 + 1 + 4

5
Ibid
= √9
=3
Jadi, jarak antara titik P dan Q adalah 3.
Contoh 2:
Jarak antara titik-titik (5, −3,2) dan (3,1, −2) adalah . . .
Penyelesaian:

𝑑 = √(𝑥2 − 𝑥1 )2 + (𝑦2 − 𝑦1 )2 + (𝑧2 − 𝑧1 )2

= √(3 − 5)2 + (1 − (−3))2 + (−2 − 2)2

= √(−2)2 + (4)2 + (−4)2

= √4 + 16 + 16

= √36
=6
Jadi jarak antara titik-titik (5, −3,2) dan (3,1, −2) adalah 6.
Referensi:
Panggabean, E. M. 2013. Geometri Analitik Ruang. Medan:
Suryani, Mulia. 2017. Buku Ajar Geometri Analitik. Yogyakarta: Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai