GEOMETRI
2.1 Pendahuluan
Pada bab ini dijelaskan aturan-aturan trigonometri untuk menghitung sudut, sisi, dan
luas bentuk-bentuk dasar geometri bidang. Kemudian, dilanjutkan dengan bahasan
tentang grafik dari persamaan sebuah fungsi, baik fungsi trigonometri maupun fungsi
aljabar (fungsi linier, fungsi kuadrat, fungsi lingkaran, fungsi ellips, dan fungsi
hiperbola). Bab ini ditutup dengan cara mengkonversi koordinat kartesius ke koordinat
polar.
𝑑= (𝑥 − 𝑥 ) + (𝑦 − 𝑦 ) .
1
Jarak antara Titik dan Garis Lurus
|𝑎𝑝 + 𝑏𝑞 + 𝑟|
𝑑=
𝑝 +𝑞
𝑥 +𝑥 𝑦 +𝑦
,
2 2
Penyelesaian:
2
Latihan 1
1. Carilah jarak antara titik
a. P (12, − 3) dan Q(−4,1)! b. P (0, 13) dan Q(2, 1)!
c. P √5, 0 dan Q(−𝜋, 2)! d. P (−1, 5) dan Q(3, −6)!
3
Latihan 2
1. Diketahui segitiga PQR di bawah ini. 2. Diketahui segiempat ABCD di
Tentukan besar sudut PQR! bawah ini. Tentukan panjang BC!
Gambar 2.7
Gambar 2.6
4. Perhatikan gambar ini!
3. Posisi kota A dan kota B ditunjukkan
pada gambar di bawah ini. Berapa jarak
keduanya?
Gambar 2.9
Gambar 2.8
Buktikan bahwa
𝑎 𝑏 𝑐
𝐶𝐷 = + − !
2 2 4
4
2.4 Grafik Fungsi Trigonometri
Fungsi trigonometri adalah fungsi yang periodik (berulang), sehingga untuk setiap y
dalam daerah hasilnya, terdapat tak terhingga banyaknya nilai x yang berpadanan
dengan y tersebut. Seperti ditunjukkan pada gambar kurva 𝑦 = sin 𝑥 di bawah ini,
untuk nilai y = ½ diperoleh nilai x yang tampak sebanyak 2 buah, yaitu 30° =
dan 180° = , yang tidak tampak tak terhingga banyaknya.
5
Gambar 2.13 Grafik 𝒚 = 𝐭𝐚𝐧 𝒙 dengan 𝒙 ∈ [𝟎, 𝟐𝝅]
Latihan 3
A. Gambarlah grafik fungsi di kertas berpetak!
1. 𝑦 = 2 sin 𝑥 3. 𝑦 = sin 𝑥 −
2. 𝑦 = cos 2𝑥
1. 𝑦 = 3 sin 2𝑥 3. 𝑦 = cos 𝑥 +
2. 𝑦 = tan 3𝑥
6
2.5 Kurva dan Persamaannya
Persamaan yang lebih dikenal adalah persamaan kartesius atau persamaan aljabar yaitu
persamaan yang dinyatakan dengan koordinat kartesius (x, y). Misalnya, persamaan
lingkaran yang berpusat di (0, 0) dengan jari-jari 1 adalah 𝑥 + 𝑦 = 1. Persamaan
lingkaran dalam koordinat kartesius merupakan salah satu contoh persamaan implisit.
Contoh persamaan eksplisit adalah persamaan garis lurus, misalnya garis lurus yang
melalui (0, 0) dengan gradien m, yaitu 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐.
Garis Lurus
Persamaan kartesius dari garis lurus yang melalui (0, 0) dengan gradien
(kemiringan/slope) m, yaitu 𝑦 = 𝑚𝑥, sedangkan garis lurus yang melalui (0, c) dengan
gradien m, yaitu 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐 . Jika titik-titik (𝑥 , 𝑦 ) dan (𝑥 , 𝑦 ) melalui sebuah
garis lurus maka gradien dan persamaan garis tersebut dapat dihitung dengan rumus
𝑦 −𝑦
𝑚= , 𝑦 − 𝑦 = 𝑚(𝑥 − 𝑥 ).
𝑥 −𝑥
Penyelesaian:
7
Lingkaran
(𝑥 − 𝑎) + (𝑦 − 𝑏) = 𝑟 .
Contoh 4:
Gambarkan lingkaran 𝑥 + 𝑦 − 2𝑥 − 2𝑦 − 2 = 0!
Penyelesaian:
𝑥 + 𝑦 − 2𝑥 − 2𝑦 − 2 = 0
Cara 2:
⇔ (𝑥 − 1) + (𝑦 − 1) = 4
Gambar 2.15 Lingkaran
𝒙𝟐 + 𝒚𝟐 − 𝟐𝒙 − 𝟐𝒚 − 𝟐 = 𝟎
Jadi, pusat lingkaran di (1, 1) dan jari-jarinya 2.
Parabola
y
𝟐 𝟐
𝒚=𝒙 𝒚 = −𝒙
x
y
x
y y
x
x
𝒚 = √𝒙
𝒙 = 𝒚𝟐
8
Persamaan umum: 𝒚 = 𝒂𝒙𝟐 + 𝒃𝒙 + 𝒄
Contoh:
Gambarkan parabola 𝑦 = 𝑥 + 2𝑥 − 3
Penyelesaian:
𝑥 + 2𝑥 − 3 = 0
(𝑥 − 1)(𝑥 + 3) = 0 ⇒ 𝑥 = 1, 𝑥 = −3
9
Cara lain memperoleh titik potong dengan sumbu X adalah menggunakan Rumus ABC,
±√
sebagai berikut: 𝑥 . =
Ellips Contoh:
𝒙𝟐 𝒚𝟐
Gambar 2.19 Ellips + =𝟏
𝟗 𝟒
Hiperbola
Persamaan hiperbola
yang pusatnya di titik asal
(0, 0) dan fokusnya di
(±𝑐, 0) = ±√𝑎 + 𝑏 , 0
dengan a setengah sumbu
mayor dan b setengah
sumbu minor adalah
𝑥 𝑦
− =1
𝑎 𝑏
𝒙𝟐 𝒚𝟐
Gambar 2.20 Hiperbola − =𝟏
𝒂𝟐 𝒃𝟐
Contoh: Gambarkan
persamaan hiperbola
𝑥 𝑦
− =1
2 5
Penyelesaian:
Persamaan garis asymtot
√
𝑦= 𝑥= 𝑥=𝑥
√
dan 𝑦 = − 𝑥 = −𝑥
𝒙𝟐 𝒚𝟐
Gambar 2.21 Hiperbola − =𝟏
𝟐 𝟓
10
Hiperbola Tegak Contoh:
Persamaan hiperbola
tegak yang pusatnya di
titik asal (0, 0) dan
verteksnya di ± ,
√ √
adalah 𝑥𝑦 = .
Latihan 4
1. Gambarkan persamaan garis di bawah ini!
a. 𝑦 = 3𝑥 b. 𝑦 = −2𝑥
c. 𝑦 = 2𝑥 − 5 d. 3𝑥 + 4𝑦 = 12
5. Tentukan titik-titik potong kurva dan garis di bawah ini kemudian sketsalah
keduanya pada bidang koordinat kartesius yang sama!
a. 𝑥 + 𝑦 = 16 dan 𝑦 = 3𝑥 b. 𝑦 = −𝑥 + 4 dan 𝑦 = 2𝑥 + 5
c. 𝑦 = 𝑥 − 3𝑥 dan 𝑦 = −2𝑥 d. 𝑥𝑦 = 2 dan 𝑥 + 𝑦 = 4
11
2.6 Sistem Koordinat
Sistem Koordinat Kartesius
Definisi: Sebuah sistem koordinat kartesius menggambarkan setiap titik secara unik
pada bidang dengan pasangan berurut bilangan real yang menunjukkan jarak dari dua
sumbu koordinat. Dua sumbu ini biasanya dinamakan sumbu X dan sumbu Y. Titik
asal yang merupakan perpotongan secara tegak lurus dua sumbu ini dituliskan sebagai
(0, 0). Koordinat merupakan proyeksi tegak lurus dari titik terhadap dua sumbu ini
dan menggambarkan jarak dari titik asal.
Kuadran
Sistem koordinat kartesius dua dimensi membagi bidang menjadi empat bagian
disebut kuadran, tiap-tiap kuadran dibatasi oleh setengah sumbu koordinat. Pertama,
kuadran I dengan tanda koordinat (+, +), kedua kuadran II (−, +), ketiga kuadran III
(−, −), dan keempat kuadran IV (+, −).
Bidang Kartesius
Koordinat kartesius adalah unik dan tidak mungkin tertukar. Titik pada bidang
kartesius dapat diidentifikasi dengan semua pasangan bilangan riil, yaitu hasil kali
kartesian ℝ = ℝ × ℝ , dengan ℝ himpunan bilangan riil. Koordinat kartesius
ditemukan pada abad ke-17 oleh Rene Descartes (nama Latinnya: Cartesius)
merupakan revolusi dalam matematika yang pertama kali menghubungkan antara
geometri Euclid dan aljabar. Sebagai contoh, hubungan antara geometri dan aljabar
adalah bentuk geometris seperti kurva digambarkan dengan persamaan kartesius
(persamaan aljabar yang memuat koordinat titik-titik yang terletak pada kurva).
Misalnya, sebuah lingkaran berpusat di (0, 0) dengan radius 2 digambarkan sebagai
himpunan semua titik koordinat (x, y) yang memenuhi persamaan aljabar x2 + y2 = 4
dan sebuah garis lurus melalui titik (0, 0) dengan kemiringan −1 digambarkan sebagai
himpunan semua titik koordinat (x, y) yang memenuhi persamaan aljabar y = − x.
12
Gambar 2.24 Lingkaran x2 + y2 = 4 dan Garis y = − x
Definisi: Sistem koordinat polar adalah sistem koordinat dua dimensi dimana setiap
titik pada sebuah bidang ditunjukkan oleh jarak dari sebuah titik tetap dan sudut dari
sebuah acuan sudut yang tetap. Titik tetap ini adalah titik asal (pada sistem koordinat
kartesius) yang disebut pole dan acuan sudut yang tetap adalah sumbu X positif. Jarak
dari pole disebut koordinat radial atau radius (r) dan sudut disebut koordinat angular
atau sudut polar atau azimuth (𝜃) yang diukur dari sumbu X positif ke arah berlawanan
arah perputaran jarum jam.
Koordinat polar digunakan dalam navigasi sebagai penunjuk arah perjalanan diberikan
dengan sudut dan jarak dari objek yang akan dicapai. Sebagai contoh, pesawat terbang
menggunakan koordinat polar untuk navigasinya. Dalam sistem ini, sudut 0° disebut
heading 360° dan sudut bergerak searah perputaran jarum jam. Heading 360
berkoresponden dengan kutub Utara, sedangkan 90°, 180°, dan 270° berkoresponden
dengan kutub Timur, Selatan, dan Barat.
Gambar 2.25 Diagram Hubungan antara Koordinat Polar dan Koordinat Kartesius
13
Seperti dalam bilangan kompleks, koordinat polar dapat dikonversi ke koordinat
kartesius dengan menggunakan fungsi trigonometri sin dan cos sebagai berikut.
Penyelesaian:
12 3 1
𝛼
tan 𝛼 ==
3 12 4
1
𝛼 = 𝑎𝑟𝑐 tan = 14,036°
4
Dengan demikian, besar sudut 𝜃 = 360° − 14,036° = 345,964°
Latihan 5
1. Tentukan koordinat polar dari titik-titik ini!
a. (5, − 2) b. (0, 13)
c. √5, 0 d. (−1, 5)
14