BAB II
LANDASAN TEORI
Pada sistem koordinat kutub, menurut Leithold (1991) bahwa sebuah titik
ditentukan oleh sebuah jarak dan sebuah sudut. Sistem koordinat kutub dapat
A(r, θ)
r
θ
O x
Gambar 1: Sistem koordinat kutub
Keterangan :
1. Fungsi Melingkar
kedudukan titik-titik yang berjarak sama dari suatu titik tetap. Titik tetap
A
r
θ O x
Gambar 2: Lingkaran
(0,0) x
θ > 0, bergerak searah dengan jarum jam jika θ < 0) maka dapat dicari
mendapatkan sebuah titik, titik ini disebut terminal point. Oleh sebab itu,
y y
t t
θ θ
(0,0)A(1,0)x (0,0) A(1,0) x
P(x,y) P(sin 𝑡, cos 𝑡)
(a) (b)
Keterangan:
sebab itu, pada titik P(x,y) terdapat beberapa fungsi trigonometri yakni
fungsi sinus, cosinus, dan tangen (lihat gambar 4b). Fungsi trigonometri
maka sin 𝑡 = y
cos 𝑡 = x
sin 𝑡 y
tan 𝑡 = = ,x≠ 0
cos 𝑡 x
bilangan bulat (Kolman dan Shapiro, 1986). Range untuk fungsi sinus
−1 ≤ sin 𝑡 ≤ 1 ; −1 ≤ cos 𝑡 ≤ 1
sehingga dapat ditentukan letak fungsi bernilai positif atau negatif pada
kuadran I-IV. Nilai fungsi sinus, cosinus, dan tangen dapat dilihat pada
tabel 1 berikut:
III π ke 3π/2 0 ke -1 -1 ke 0
IV 3π/ ke 2π -1 ke 0 0 ke 1
2
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui variasi nilai fungsi sinus dan cosinus
sumbu 𝑡.
y
(𝜋/2 , 1)
P
𝑡
A (0,0)
(𝜋/2 , 0) (π, 0) (3𝜋/2 , 0) (2𝜋, 0) 𝑡
(3𝜋/2 , −1)
x
(2π, 1)
Ganjil Definisi 1a
b. Fungsi
Periodik
Definisi 1b
2. Limit
3. Kontinuitas
b. 𝑓(𝑐) ada
Jika salah satu atau lebih dari ketiga syarat kekontinuan tidak terpenuhi
4. Turunan
𝑓(𝑐 + ) − 𝑓(𝑐)
𝑓′ (𝑐) = lim
→0
5. Integral
Oleh karena itu, integral tak tentu dari fungsi 𝑓(𝑡) terhadap t pada
b. Integral Tentu
𝑏
tertutup [a,b], ditulis dengan lambang ∫ 𝑓(𝑡)𝑑𝑡, didefinisikan
𝑎
sebagai 𝑏 𝑛
∫𝑎 𝑓(𝑡)𝑑𝑡 = lim "𝑃"→0 ∑𝑖=1 𝑓(𝑐𝑖) ∆𝑥𝑖 bila limit ini ada. Pada
[𝑥𝑖−1, 𝑥𝑖]
Teorema A
6. Deret Fourier
dan cosinus. Fungsi 𝑓(𝑡) dengan 2𝑝 sebagai periode dan integral valid
1 𝑑+2𝑝
𝑎0 = ∫ 𝑓(𝑡)𝑑𝑡 (1.3)
𝑝 𝑑
𝑑+2𝑝
1 𝑛𝜋𝑡
𝑎𝑛 = ∫ 𝑓(𝑡) cos 𝑑𝑡 (1.4)
𝑝 𝑑 𝑝
𝑑+2𝑝
1 𝑛𝜋𝑡
𝑏𝑛 = ∫ 𝑓(𝑡) sin 𝑑𝑡 (1.5)
𝑝 𝑑 𝑝
Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat ditentukan integral dimana
𝑑+2𝑝
𝑚𝜋𝑡 𝑛𝜋𝑡
∫ cos (4)
𝑑 cos 𝑑𝑡 = 0 𝑚 ≠ 𝑛
𝑝 𝑝
𝑑+2𝑝
𝑛𝜋𝑡
∫ cos2 𝑑𝑡 = 𝑝 𝑛≠0 (5)
𝑑 𝑝
𝑑+2𝑝
𝑚𝜋𝑡 𝑛𝜋𝑡
∫ cos (6)
𝑑 sin 𝑑𝑡 = 0
𝑝 𝑝
𝑑+2𝑝
𝑚𝜋𝑡 𝑛𝜋𝑡
∫ sin (7)
𝑑 sin 𝑑𝑡 = 0 𝑚 ≠ 𝑛
𝑝 𝑝
𝑑+2𝑝
𝑛𝜋𝑡
∫ sin2 𝑑𝑡 = 𝑝 𝑛≠0 (8)
𝑑 𝑝
diperoleh:
𝑑+2𝑝 𝑎0 ∞
𝑑+2𝑝 𝑑+2𝑝
∫ 𝑓(𝑡) 𝑑𝑡 = + ∑[𝑎 ∫ cos 𝑛𝜋𝑡 𝑑𝑡 + ∫ sin 𝑛𝜋𝑡 𝑑𝑡]
𝑏
𝑛 𝑛
𝑑 𝑛=1
𝑑 𝑝 𝑑 𝑝
diperoleh:
17
𝑑+2𝑝
𝑎0
∫ 𝑓(𝑡)𝑑𝑡 =
𝑑 2𝑝 + 0 = 𝑎0𝑝
2
Jadi,
1 𝑑+2𝑝
𝑎0 = ∫ 𝑓(𝑡)
𝑝 𝑑
𝑑 ke 𝑑 + 2𝑝, diperoreh:
𝑑+2𝑝
∫ 𝑓(𝑡) 𝑚𝜋𝑡 𝑎0 𝑑+2𝑝 𝑚𝜋𝑡
𝑑𝑡 = ∫ cos 𝑑𝑡 +
cos 𝑝 2 𝑑 𝑝
𝑑
∞ ∞
𝑚𝜋𝑡 𝑛𝜋𝑡 𝑚𝜋𝑡 𝑛𝜋𝑡
∑ 𝑎𝑛 cos 𝑑𝑡 + ∑ 𝑏𝑛 cos sin 𝑑𝑡
cos 𝑝 𝑝 𝑛=1 𝑝 𝑝
𝑛=1
untuk 𝑚 = 𝑛
𝑑+2𝑝 𝑚𝜋𝑡
∫ 𝑓(𝑡) cos 𝑑𝑡 = 𝑎𝑚 𝑝
𝑑 𝑝
𝑑+2𝑝
1 𝑚𝜋𝑡
𝑎𝑚 = ∫ 𝑓(𝑡) cos 𝑑𝑡
𝑝 𝑑 𝑝
Jika 𝑚 = 𝑛 maka
𝑛𝜋𝑡
1 𝑑+2𝑝
𝑎𝑛 = ∫ 𝑓(𝑡) cos 𝑑𝑡
𝑝 𝑑
𝑝
18
𝑑 ke 𝑑 + 2𝑝, diperoreh:
𝑑+2𝑝 𝑑+2𝑝
∫ 𝑓(𝑡) sin 𝑚𝜋𝑡 𝑑𝑡 = 𝑎0 ∫ sin
𝑚𝜋𝑡
𝑑𝑡 +
𝑑 𝑝 2 𝑑 𝑝
∞ ∞
𝑛𝜋𝑡 𝑚𝜋𝑡 𝑛𝜋𝑡 𝑚𝜋𝑡
∑ 𝑎𝑛 sin 𝑑𝑡 + ∑ 𝑏𝑛 sin sin 𝑑𝑡
cos 𝑝 𝑝 𝑛=1 𝑝 𝑝
𝑛=1
untuk 𝑚 = 𝑛
𝑑+2𝑝
1 𝑛𝜋𝑡
𝑏𝑛 = ∫ 𝑓(𝑡) sin 𝑑𝑡
𝑝 𝑑 𝑝
7. Konvergensi Deret
(Wylie, 1975).
19
8. Ketetapan Dirichlet
Definisi 8
ke 𝑓(𝑡) di semua titik jika 𝑓 kontinu dan akan konvergen pada rata-rata
pada limit kanan dan limit kiri 𝑓(𝑡) di setiap titik jika 𝑓 tidak kontinu
Oleh karena itu, dapat didefinisikan bahwa suatu deret Fourier dengan
dalam hal ini 𝑓+(𝑡) adalah limit kanan 𝑓 dan 𝑓−(𝑡) adalah limit kiri 𝑓.
Pada sistem koordinat bola terdapat suatu bidang kutub dan suatu
sumbu z yang tegak lurus dengan bidang kutub tersebut. Titik asal sumbu z
berhimpit dengan titik kutub dari bidang kutub tersebut. Suatu titik tertentu
20
koordinat bola dari suatu titik P adalah (ρ, θ, ∅), dimana ρ = |OP| adalah
jarak dari titik kutub (O) ke P, θ adalah ukuran sudut kutub dari proyeksi P
pada bidang kutub dan ∅ adalah sudut antara sumbu z positif dan ruas garis
OP. Titik asal mempunyai representasi koordinat bola (0, θ, ∅), dimana
θ dan ∅ dapat mengambil sebarang nilai. Jika titik P (ρ, θ, ∅) bukan titik asal,
ρ P(ρ, θ, ∅)
∅
1. Bola Langit
Bola langit adalah bola khayal dengan radius tak hingga dimana
bergerak dalam suatu lintasan elips dengan matahari pada satu fokusnya.
Oleh sebab itu, lintasan elips juga berada di dalam bola langit. Lintasan
penuh elips ini ditempuh bumi dalam waktu satu tahun (365,25 hari)
21
atau dengan kata lain bumi berevolusi sempurna dalam waktu satu tahun.
berada pada salah satu titik fokusnya, sehingga pada suatu saat bumi
berada pada jarak yang dekat dengan matahari dan pada saat lain berada
C
B
D A
Lingkaran ekliptika
Lingkaran ekuator
KSL
dan bujur standar di titik O (vernal equinox) atau titik Aries. Menurut
Ali (1997), lingkaran ekliptika yaitu lintasan yang secara nisbi terlihat
(vernal Equinox) dengan titik puncak garis normal atau garis tegak lurus
dengan bidang.
Lingkaran ekliptika
KSL
titik O (titik Aries). Matahari melewati titik Aries pada tanggal 20-21
(Azhari, 2007).
langit yang memiliki lingkaran ekuator dan kutub yang tegak lurus
dengan lingkaran ekuator yakni KUL (Kutub Utara Langit) dan KSL
langit dan asensiorekta (α) yang dihitung dari titik O (Azhari, 2007).
KUL
Lingkaran ekliptika
δ
23,50
Lingkaran ekuator
Oα
KSL
Gambar 11: Sistem koordinat ekuator
Keterangan:
δ : deklinasi matahari
α : asensiorekta matahari
3. Deklinasi Matahari
ditarik dari kedua kutub langit yakni kutub utara langit (KUL) dan kutub
dihitung 0° jika tepat di ekuator, sebelah utara ekuator bernilai positif (+)
dan sebelah selatan ekuator bernilai negatif (-). Nilai deklinasi di titik
kutub selatan langit adalah -90° dan di titik kutub utara langit adalah
25
Deklinasi 0o
1 1
Deklinasi 23 Deklinasi −23 °
2
°
2
KUL KSL
tanggal 20-21 Juni ia melewati titik yang paling jauh dari ekuator yaitu
23° 27’. Setelah itu, matahari bergerak bergerak ke selatan hingga pada
22 Desember matahari melewati titik terjauh dari ekuator yaitu 23° 27’
(1984), lingkaran horizon adalah lingkaran pada bola langit yang tegak lurus
pada garis vertikal dan melalui titik pusat bumi (timur dan barat terletak pada
benda langit pada satu saat tertentu, untuk saat yang berbeda sistem koordinat
ini tidak dapat memberikan hubungan yang mudah dengan posisi benda
langit sebelumnya.
memiliki horizon yang berbeda-beda. Apabila kita berdiri tegak lurus lalu
dari tempat kita berdiri dihubungkan dengan satu garis lurus yang melewati
titik pusat bumi ke arah atas dan bawah (tegak lurus atau membentuk sudut
90° dengan horizon), maka akan memotong titik puncak bola langit bagian
atas disebut dengan zenith dan bagian bawah disebut nadir (Ali, 1997).
Zenith
Lingkaran vertikal
Lingkaran meridian
KUL KSL
Lingkaran horizon
Nadir
dapat dibuat lingkaran pada permukaan bola langit yang disebut dengan
lingkaran vertikal. Lingkaran vertikal yang melalui titik KUL dan KSL
1. Bumi
adalah bidang nivo (level surface) atau bidang ekuipotensial gaya berat
yang terletak pada ketinggian muka air rata-rata. Arah gaya berat di
setiap titik pada bidang geoid selalu tegak lurus menuju pusat bumi,
bumi dan bentuknya tidak teratur. Bidang geoid memiliki bentuk yang
dengan bentuk bumi. Oleh karena itu, agar dapat digunakan dalam
(speroid).
spheroid) yakni sebuah bulatan yang tertekan ceper pada orientasi kutub-
bumi (jarak dari kutub utara ke kutub selatan) lebih pendek dari pada
28
KUL
Garis khatulistiwa
KSL
Gambar 14: Bumi
lintang dan garis bujur. Apabila posisi tempat di muka bumi berbeda,
antara suatu titik tempat di Bumi dengan titik nol (0°) di Greenwich,
sebelah barat bujur 0° maka dinamakan Bujur Barat (BB). Apabila posisi
titik di sebelah timur 0° maka dinamakan Bujur Timur (BT). Posisi titik
Greenwich ke +180° arah timur dan -180° arah barat. Posisi bujur
1996).
Edaran harian matahari yakni perjalanan matahari setiap hari dari terbit
sampai terbenam. Setiap hari kita melihat matahari terbit dari sebelah
Zenith
Matahari berkulminasi B
Lingkaran ekuator
A
timur Lingkaran meridian
KUL KSL
C Lingkaran horizon
barat
Nadir
Keterangan:
a. Tinggi matahari
kutub selatan langit yang biasa diberi tanda “t”. Besarnya sudut
berkulminasi.
porosnya yang berlaku satu kali dalam 24 jam. Oleh karena itu, di
KWD = 𝜆𝑠 − 𝜆𝑡
15
Keterangan :
𝜆𝑠 : Bujur standar
dan terbenam, tinggi matahari berada di 0°, sehingga besar sudut waktu
= −tan φ tan δ
berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh lintang dan bujur tempat. Selain itu,
Keterangan:
e : Equation of Time
λs : Bujur standar
t : Sudut waktu
1
12j – e dipengaruhi oleh posisi lintang tempat, KWD =
15 (λs − λp )
2007).
Terbenam Matahari
pada lintasan edaran harian matahari. Rumus lintasan edaran harian matahari
dapat diperoleh dari rumus sudut waktu, sehingga rumus lintasan edaran
Berdasarkan rumus tersebut dapat diperoleh tinggi matahari () yang menjadi
waktu matahari terbenam. Tinggi matahari pada saat terbit dan terbenam
𝑚𝑎𝑥 = 90° − (𝜑 − 𝛿)
φ
δ
𝑚𝑎𝑥 = 90° − (𝜑 − 𝛿)
KUL
Lingkaran Horizon
KSL
Keterangan:
δ : deklinasi matahari
φ : lintang tempat
dipengaruhi oleh lintang tempat pengamat (φ) dan deklinasi matahari (δ).
Apabila tinggi matahari diketahui maka dapat diketahui pula besar sudut
waktunya (t). Jika sudut waktu (t) sudah diketahui, bujur standar dan bujur
tempat pengamat juga sudah diketahui maka dapat dihitung waktu matahari
sebagai berikut:
1
w = 12j – e + (λs − λp + 𝑡)
⨀
15
matahari terbenam diperoleh, maka dapat dicari rentang waktu edaran harian
matahari. Rentang waktu edaran harian matahari atau bisa juga disebut
melakukan perjalanan dari terbit sampai terbenam setiap hari. Rentang waktu