BAB II
LANDASAN TEORI
A. Sistem Koordinat
disebut absis. Sedangkan sumbu yang tegak adalah sumbu y dan disebut
ordinat. Kedua sumbu berpotongan pada sebuah titik yang disebut titik
pangkal.
x
0
6
Aplikasi Sistem Koordinat..., Tuti Sundari, FKIP UMP, 2011
7
Untuk lebih jelasnya bisa diamati pada gambar 2.2 di bawah ini.
y
Kuadran II Kuadran I
x
Kuadran III Kuadran IV
Misal sebuah titik P yang berabsis xo dan berordinat yo ditulis P(xo, yo),
yo P (xo, yo)
x
xo
jarak dan sebuah sudut. Lebih jelasnya pada gambar 2.4 berikut,
A (r, θ)
r
θ
O x
Keterangan :
r : panjang ruas garis OA. |r| ≥ 0.
θ : sudut yang dibentuk oleh garis OA terhadap sumbu dengan
0° ≤ α < 180°.
O : titik kutub atau titik asal.
Ox : poros atau sumbu kutub.
(Kusdiono, 1995:105)
x = r cos θ, y = r sin θ
y
r2 = x2 + y2 tan θ =
x
P
r
θ x
O x
d. Konsep Lingkaran
sama terhadap sebuah titik tertentu (Siswanto, 2005: 161). Jarak yang
sama disebut dengan jari-jari lingkaran dan titik tertentu disebut dengan
S
r
r
r Q
O r
1) Satuan Derajat
1 1
putaran penuh = keliling lingkaran = 180°
2 2
dibagi lagi dalam 60 detik. Simbol menit adalah ” ... ' ” dan simbol
1° = 60' = 3600"
(Negoro, 1982:492)
2) Satuan Radian
F
D
B
O• A C E
panjang busur
Jadi, ukuran radian =
panjang jari-jari
O O r O r
• • • S
r r P 1 rad
1 rad
r 1 rad r P 1 rad 1 rad 1 rad
R
P Q r r
r Q R
Q
r r
r r
(i) ( ii ) r ( iii )
r
Dari gambar 2.8 (i) menunjukkan besar sudut 1 radian, yaitu sudut
panjang busur 1 r
1 radian =
1r
panjang busur 2 r
2 radian =
1r
panjang busur 3 r
3 radian =
1r
3) Hubungan antara Radian dengan Derajat
2 rad = 360°
rad = 180°
180 180
1 rad = 57,29577951 57° 17' 45"
3,14
Dari 180° = rad, didapat:
3,14
1° = rad rad 0, 017 rad
180 180
Jadi, rad = 180°
1° = 0,017 rad
Dalam hal ini titik berat adalah pusat luasan. Di bawah ini cara
1) Bangun Persegi
oleh empat buah rusuk yang sama panjang dan memiliki empat
Letak titik berat persegi adalah pada titik potong antara kedua
sebagai berikut:
C B
P” P
yp
O P’ A
xp
1 1
xp = P′ = OA = BC
2 2
1 1
yp = P″ = OC = AB
2 2
Dengan OA = AB = BC = OC dan luas persegi OABC sama dengan
titik berat persegi panjang adalah pada titik potong antara kedua
berikut : C B
P″ P
yp
O P′ A
xp
Gambar 2.10 : Titik Berat Persegi Panjang
OA // CB dan OC // AB
AB ┴ OA dan OC ┴ CB
1 1
Jarak OP′= xp = OA = BC
2 2
1 1
Jarak OP″= yp = OC = AB
2 2
Luas bangun OABC = OA x AB
sama panjang dan sudutnya sama besar yaitu 60º (Anonim, 2010).
P
yp
x
O xp B′ A
OA = AB = OB
1
Jarak xp = OA
2
1 1
Jarak yp = BB′ = (OA) sin 60º
3 3
alas x tinggi 1
Luas segitiga OAB = = (OA)2 sin 60º
2 2
1
maka tinggi titik berat (yp) adalah h (Kanginan, 2005 : 136).
3
y
B
h
P″ P
yp
┘ ┘ x
O P′ B′ A
xp
Panjang OP′ = xp
Panjang OP″ = yp
x1 x2 xn
C2(x2,y2), …, Cn (xn,yn).
A x A2 x 2 ... An x n Ax i i
xP 1 1 = i 1
A1 A2 ... An n
A i 1
i
A y A2 y 2 ... An y n A y i i
yP 1 1 = i 1
A1 A2 ... An n
A
i 1
i
(Kanginan, 2005:135)
2. Sistem Koordinat Dalam Dimensi Tiga
dinamakan titik nol, ditulis dengan 0, atau biasa disebut titik awal
z+
x-
y- y+
0
x+
z-
dinyatakan oleh rangkap tiga terurut (x, y, z), seperti Gambar 2.15 di
bawah ini :
z
P (x, y, z)
disebut oktan, hingga titik P (x, y, z) dapat berada pada salah satu
tersebut yaitu :
Oktan I : x, y, z positif
sumbu z yang tegak lurus pada bidang kutub tersebut, dengan titik asal
sumbu z berimpit dengan titik kutub dari bidang kutub tersebut. Suatu
titik tertentu dalam koordinat bola dinyatakan oleh rangkap tiga terurut
(ρ, θ, ), dimana ρ = |OP| adalah jarak dari titik asal ke P, θ adalah
ukuran sudut kutub dari proyeksi P pada bidang kutub, dan adalah
sudut antara sumbu z positif dan ruas garis OP. Titik asal mempunyai
sebarang nilai. Jika titik P(ρ, θ, ), bukan titik asal, maka ρ > 0 dan
titik P pada bagian negatif sumbu z. Lebih jelasnya dapat diamati pada
z
P (ρ, θ, )
ρ
y
O
θ
x
Gambar 2.16 : Sistem Koordinat Bola
memuat suatu simetri terhadap sebuah titik dan titik asal ditempatkan
pada titik ini. Contohnya, bola yang berpusat di titik asal dan berjari-jari
(Stewart, 2003:272-273)
(An, hn)
Ah i i
A1 h1 A2 h2 ... An hn
hrr i 1
n
A1 A2 ... An
A
i 1
i
3. Transformasi Koordinat
z P(x,y,z)
(ρ, θ, )
ρ y
O
x θ y
r
Q(r, θ,0)
x
Gambar 2.18 : Hubungan Sistem Koordinat Bola dengan Kartesius
sebagai berikut,
x = OQ cos θ ; y = OQ sin θ ; z = QP
y = ρ sin sin θ
z = ρ cos
diperoleh
x2 + y2 + z2 = ρ2 (sin2 + cos2 )
B. Bola Bumi
1. Fisik bumi
geoid yang merupakan bentuk bumi dalam pengertian fisik. Geoid adalah
bidang nivo (level surface) atau bidang ekuipotensial gaya berat yang
terletak pada ketinggian muka air rata-rata. Arah gaya berat di setiap titik
pada geoid adalah tegak lurus. Karena arah-arah gaya berat menuju pusat
(Handoko, 2004:6)
Bentuk bumi adalah bulat ibarat seperti bola oleh karena itu
bumi sering disebut dengan bola bumi. Pada bola langit, bumi adalah
permukaan bumi :
1) Lingkaran ekuator
B T
Lingkaran Ekuator
S
Gambar 2.19 : Lingkaran Ekuator
2) Lingkaran lintang
B Lingkaran Ekuator T
S
Gambar 2.20 : Lingkaran
Lintang
3) Lintang tempat
tempat titik Kutub Utara yaitu 90°, sedangkan Kutub Selatan yaitu
4) Lingkaran bujur
waktu antara setiap 15° garis bujur adalah satu jam. Sehingga selisih
waktu setiap,
1
1° = x 60 menit = 4 menit
15 U
Greenwich●
B Lingkaran T
Ekuator
kuator
S
Gambar 2.21: Lingkaran Bujur
5) Bujur Tempat
tempat di timur atau barat bumi dari sebuah garis utara-selatan yang
Barat dan Bujur Timur tidak dijumpai dalam bahasa Inggris, istilah
6) Ketinggian Tempat
sama dengan 12 inci dan 1 inci sama dengan 2,54 cm. Titik tertinggi
(Anonim, 2010)
rendah. Pada umumnya suhu udara turun 0,6° C setiap naik 100
(Hadisumarno, 1987:44)
b. Peta
mappa yang berarti tutup meja (table cloth). Peta dipandang sebagai
penutup permukaan bumi, baik sebagian bumi yang terdiri dari berbagai
dataran atau representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi
Syarat-syarat peta: peta harus rapi dan bersih, peta tidak boleh
c. Skala
jarak sebenarnya
Skala =
jarak dalam peta
tempat di lapangan.
diketahui skalanya.
pasti ukurannya.
(Anonim, 2003)
Misalnya kita mengukur jarak antara dua titik pada peta skala 1:5000
dan 1:20.000, kesalahannya 0,1 mm. Hal ini berarti, pada peta skala
(Handoko, 2004:7 ; 8)
3. Kabupaten Banyumas
Pemalang.
Kabupaten Banjarnegara
setara dengan 132.759,56 ha, dengan keadaan wilayah antara daratan dan
dan hutan tropis terletak di lereng Gunung Slamet sebelah selatan. Bumi
laut sekitar 3.400 m dan masih aktif. Keadaan cuaca dan iklim di
masih memiliki iklim tropis basah. Demikian Juga karena terletak di antara
lereng pegunungan jauh dari garis pantai atau lautan maka pengaruh angin
laut tidak begitu tampak, namun dengan adanya dataran rendah yang
(Anonim, 2010)
hp = 660 m
hp = 95 m
Kecamatan Sumpiuh
hp = 46 m
hp = 46 m
jarak sebenarnya
Skala =
jarak dalam peta
λj λi
k =
Xj Xi
j i
t =
Yj Yi
t = skala vertikal
Δλ
n 1
n
krr = k
ΔX
n 1
n
Tabel 2.1
Data Bujur
No. Posisi Bujur Absis
1. Cingebul 108˚53΄29,1˝ 3 mm
2. Losari 109˚08΄46,8˝ 523 mm
3. Kemutug Lor 109˚13΄52,2˝ 551 mm
4. Masjid Baitussalam Purwokerto 109˚13΄41,8˝ 570 mm
5. Kedung Sampang 109˚23΄61,2˝ 928 mm
6. Buniayu 109˚26΄42,4˝ 994 m
Tabel 2.2
Perhitungan Jumlah Bujur dalam Derajat
No. Kode j - i λj - λi Δ λn
1. 2–1 109˚08΄46,8˝ - 108˚53΄29,1˝ 0˚15΄17,7˝
2. 3–1 109˚13΄52,2˝ - 108˚53΄29,1˝ 0˚20΄23,1˝
3. 4–1 109˚13΄41,8˝ - 108˚53΄29,1˝ 0˚20΄12,7˝
4. 5–1 109˚23΄06,1˝ - 108˚53΄29,1˝ 0˚29΄37,0˝
5. 6–1 109˚26΄42,4˝ - 108˚53΄29,1˝ 0˚33΄13,3˝
6. 3–2 109˚13΄52,2˝ - 109˚08΄46,8˝ 0˚05΄05,4˝
7. 4–2 109˚13΄41,8˝ - 109˚08΄46,8˝ 0˚04΄55,0˝
8. 5–2 109˚23΄06,1˝ - 109˚08΄46,8˝ 0˚04΄19,3˝
9. 6–2 109˚26΄42,4˝ - 109˚08΄46,8˝ 0˚17΄55,6˝
10. 4–3 109˚13΄41,8˝ - 109˚13΄52,2˝ - 0˚00΄10,6˝
11. 5–3 109˚23΄06,1˝ - 109˚13΄52,2˝ 0˚09΄13,9˝
12. 6–3 109˚26΄42,4˝ - 109˚13΄52,2˝ 0˚12΄50,2˝
13. 5–4 109˚23΄06,1˝ - 109˚13΄41,8˝ 0˚09΄24,3˝
14. 6–4 109˚26΄42,4˝ - 109˚13΄41,8˝ 0˚13΄00,6˝
15. 6–5 109˚26΄42,4˝ - 109˚23΄06,1˝ 0˚03΄36,3˝
15
n 1
n 3˚28΄54˝
15
Δλ
n 1
n 328'54' '
0 0'12534"
Tabel 2.3
Perhitungan Jumlah Bujur dalam Peta
Kode
No. Xj – Xi ΔXn (mm)
j–i
1. 2–1 523 – 3 520
2. 3–1 551 – 3 548
3. 4–1 570 – 3 567
4. 5–1 928 – 3 925
5. 6–1 994 – 3 991
6. 3–2 551 – 523 28
7. 4–2 570 – 523 47
8. 5–2 928 – 523 405
9. 6–2 994 – 523 471
10. 4–3 570 – 551 19
11. 5–3 928 – 551 377
12. 6–3 994 – 551 443
13. 5–4 928 – 570 358
14. 6–4 994 – 570 424
15. 6–5 994 – 928 66
6189
15
n 1
n
k rr 15
x
n 1
n
0 0'12534"
= 2,025206"/mm = 2,02 "/mm
6189 mm
j i
=
ji Yi
Δ
=
ΔY
k
Δ
n 1
n
trr = k
ΔY
n 1
n
Tabel 2.4
Data Lintang
No. Posisi Lintang Ordinat
1. Kedung Sampang -7˚39΄31,3˝ 1 mm
2. Buniayu -7˚37΄15,4˝ 74 mm
3. Losari -7˚34΄43,9˝ 109 mm
4. Cingebul -7˚27΄20,9˝ 181 mm
5. Masjid Baitussalam Purwokerto -7˚25΄29,2˝ 359 mm
6. Kemutug Lor -7˚18΄47,7˝ 543 mm
Tabel 2.5
Perhitungan Jumlah Lintang dalam Derajat
Kode j - i
No. Δλn
j-i
1. 2–1 -7˚37΄15,4˝ + 7˚39΄31,3˝ 0˚02΄15,9˝
2. 3–1 -7˚34΄43,9˝ + 7˚39΄31,3˝ 0˚04΄47,4˝
3. 4–1 -7˚27΄20,9˝ + 7˚39΄31,3˝ 0˚12΄10,4˝
4. 5–1 -7˚25΄29,2˝ + 7˚39΄31,3˝ 0˚14΄02,1˝
5. 6–1 -7˚18΄47,7˝ + 7˚39΄31,3˝ 0˚20΄43,6˝
6. 3–2 -7˚34΄43,9˝ + 7˚37΄15,4˝ 0˚02΄31,5˝
7. 4–2 -7˚27΄20,9˝ + 7˚37΄15,4˝ 0˚09΄44,5˝
8. 5–2 -7˚25΄29,2˝ + 7˚37΄15,4˝ 0˚11΄46,2˝
9. 6–2 -7˚18΄47,7˝ + 7˚37΄15,4˝ 0˚18΄27,7˝
10. 4–3 -7˚27΄20,9˝ + 7˚34΄43,9˝ 0˚07΄23,0˝
11. 5–3 -7˚25΄29,2˝ + 7˚34΄43,9˝ 0˚09΄14,7˝
12. 6–3 -7˚18΄47,7˝ + 7˚34΄43,9˝ 0˚15΄56,2˝
13. 5–4 -7˚25΄29,2˝ + 7˚27΄20,9˝ 0˚01΄51,7˝
14. 6–4 -7˚18΄47,7˝ + 7˚27΄20,9˝ 0˚08΄33,2˝
15. 6–5 -7˚18΄47,7˝ + 7˚25΄29,2˝ 0˚06΄41,5˝
15
Δ
n 1
n 0˚138΄483,66˝
15
Δ
n 1
n 0138' 483,66"
Tabel 2.6
Perhitungan Jumlah Lintang dalam Peta
Kode Y j Yi Δ Yn
No.
j–i
1. 2–1 74 – 1 73
2. 3–1 109 – 1 108
3. 4–1 181 – 1 180
4. 5–1 359 – 1 358
5. 6–1 543 – 1 542
6. 3–2 109 – 74 35
7. 4–2 181 – 74 107
8. 5–2 359 – 74 285
9. 6–2 543 – 74 469
10. 4–3 181 – 109 72
11. 5–3 359 – 109 250
12. 6–3 543 – 109 434
13. 5–4 359 – 181 178
14. 6–4 543 – 181 362
15. 6–5 543 – 359 184
15
ΔY
n 1
n 3637
15
Δ n
n 1 0 0' 8763,66"
t rr = 2,4095848"/mm = 2,41 "/mm
15 3637 mm
Δ Yn
n 1
λj λi λj λ0
k= =
Xj Xi Xj 0
λ0 = λj – krr Xj
Sumbu X → ordinat Y = 0 → 0 = ?
j i j 0
t= =
Yj Yi Yj 0
0 = j – trr Yj
Daerah yang dipergunakan dalam menghitung bujur standar yaitu
Sampang, dengan alasan bahwa Sampang adalah daerah yang
paling dekat dengan sumbu X.
Kasus Sampang Nusadadi :
j = -7° 39' 31,3"
Yj = 1 mm
trr = 2,41"/mm
(Meita, 2008:76-84)
D. Program Matlab
1. Pengertian Matlab
yang canggih, cukup lengkap dan bahasa pemprograman Matlab jauh lebih
hebat dan lebih mudah dari bahasa pemprograman yang lain seperti Basic,
kecil.
a. Command Windows
perintah yang telah ditulis pada baris prompt sekarang (dan di atasnya
b. Windows M – File
variabel
tombol
tombol keyboard
perintah mMatlab
c. Grafik Window
grafik hasil.
2. Operator Matlab
Di bawah ini merupakan daftar operator dan karakter khusus pada
Tabel 2.7
Operator Aritmatik
Fungsi Operator Keterangan
Plus + Penjumlahan
Minus - Pengurangan
Times * Perkalian array
Mtimes .* mengalikan matriks elemen ke elemen
Mpower ^ pemangkatan matrik
Mldivide \ pembagian kiri
Mrdivide / pembagian kanan
Tabel 2.8
Operator Rasional
Fungsi Operator Keteranagan
Eq == sama dengan
Ne ~= tidak sama dengan
Lt < kurang dari
Gt > lebih dari
Le <= kurang dari atau sama dengan
Ge >= lebih dari atau sama dengan
(Hanselman, 2001:368-369)
pi :nilai 3,1415926535897…
(Peranginangin, 2006:23-26)
false.
Sintaksnya :
Bentuk I
if ekspresi
instruksi1
intsruksi2
…
interuksiN
end
Keterangan :
ekspresi adalah pernyataan yang bernilai logika true atau false.
instruksi1, instruksi2, …, instruksiN merupakan instruksi yang akan
dilaksanakan apabila bernilai true.
Bentuk II
if ekspresi
blok statement1
else
blok statement2
end
Keterangan :
ekspresi adalah pernyataan yang bernilai logika true atau false.
blok statement1 merupakan instruksi yang akan dilaksanakan apabila
ekspresi bernilai true.
blok statement2 merupakan instruksi yang akan dilaksanakan apabila
ekspresi bernilai false.
Bentuk III
if ekspresi1
blok statement1
elseif ekspresi2
blok statement2
…
elseif ekspresiN
blok statementN
else
blok statement
end
Keterangan :
ekspresi adalah pernyataan yang bernilai logika true atau false.
blok satement1 merupakan instruksi yang dilaksanakan apabila
ekspresi1 bernilai true.
blok statement2 merupakan instruksi yang akan dilaksanakan apabila
ekspresi2 bernilai true.
blok statement N merupakan instruksi yang akan dilaksanakan
apabila ekspresiN bernilai true.
blok statement merupakan instruksi yang akan dilaksanakan apabila
ekspresi1, ekspresi2, hingga ekspresiN bernilai false.
b. Perintah for
jumlah tertentu.
Sintaksnya :
Keterangan :
indeks adalah variabel yang digunakan untuk menampung jumlah
perulangan yang akan dilakukan.
awal adalah nilai mulai perulangan dilakukan.
langkah adalah nilai pertambahan atau pengurangan yang dimulai
dari nilai awal hingga nilai akhir. Default adalah nilai pertambahan
sebesar 1.
akhir adalah nilai berhenti perulangan dilakukan.
blok instruksi adalah perintah-perintah yang akan dikerjakan selama
perulangan.