Anda di halaman 1dari 37

TUGAS BESAR

METODE KONSTRUKSI PONDASI

Dosen Pengampu: Dr Dewi Amalia, ST., MT.


NIP 198504282010122005

Oleh:
Nama : M Rio Eka Shaputra
NIM : 221158011

MAGISTER TERAPAN REKAYASA


INFRASTRUKTUR
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2022
DAFTAR ISI
Bab I Landasan Teori .............................................................................................. 4
1.1 Analisa Parameter Tanah .......................................................................... 4
1.2 Settlement ................................................................................................. 5
1.2.1 Immediate Settlement ........................................................................ 6
1.2.2 Primary Consolidation Settlement (Scp) ........................................... 6
1.3 Penambahan Tegangan Pada Tanah (ΔP) Akibat Timbunan .................... 8
1.4 Waktu Konsolidasi ................................................................................. 10
1.5 Tinggi Timbunan .................................................................................... 13
1.5.1 Tinggi timbunan kritis ..................................................................... 13
1.5.2 Tinggi timbunan rencana ................................................................. 13
1.5.3 Tinggi timbunan pada saat pelaksanaan .......................................... 13
1.6 Penggunaan Vertical Drain ..................................................................... 13
1.6.1 Menentukan Kedalaman PVD ......................................................... 14
1.6.2 Menentukan Waktu Konsolidasi ..................................................... 14
1.7 Perbaikan Tanah Dasar sistem Sucharge dengan Bantuan Geotextile ... 17
1.7.1 Mencari nilai Momen Dorong ......................................................... 18
1.7.2 Mencari nilai Momen Rencana dengan SF = 1.2 ............................ 18
1.7.3 Mencari nilai Delta Momen (MR) .................................................. 19
1.7.4 Mencari Kekuatan Geotextile yang Diizinkan ................................ 19
1.7.5 Menghitung Panjang Geotextile di Belakang Bidang Longsor....... 20
1.7.6 Menghitung Kebutuhan Geotextile ................................................. 21
1.7.7 Menghitung Panjang Geotextile di depan bidang longsor (LD) ..... 22
1.7.8 Menghitung Panjang Total Geotextile Panjang total geotextile ..... 22
1.8 Perbaikan Tanah Dasar sistem Sucharge dengan Bantuan Mikropile .... 22
1.8.1 Perencanaan Mikropile.................................................................... 23
Bab II Perhitungan ............................................................................................... 28
2.1 Data Tanah ............................................................................................. 28
2.2 Perhitungan Settlement ........................................................................... 28
2.3 Perhitungan Prefebricated Vertical Drain (PVD).................................. 29
2.4 Perhitungan Perbaikan Tanah Menggunakan Geotekstil dan Micropile 30
2.4.1 Perbaikan Tanah Dasar sistem Sucharge dengan Bantuan Geotextile
30
2.4.2 Mencari nilai Momen Dorong ......................................................... 31
2.4.3 Mencari nilai Momen Rencana dengan SF=1,370 .......................... 31
2.4.4 Mencari nilai Delta Momen (MR) .................................................. 31
(MR) = MRrencana – MRmin .................................................................. 31
2.4.5 Mencari kekuatan Geotextile yang Diizinkan ................................. 31
2.4.6 Menghitung panjang Geotextile dibelakang bidang longsor .......... 32
2.4.7 Menghitung kebutuhan Geotextile .................................................. 33
2.4.8 Menghitung Panjang Geotextile di depan bidang longsor (Ld) ...... 33
2.4.9 Menghitung Panjang Total Geotextile ............................................ 33
2.5 Perbaikan Tanah Dasar sistem Sucharge dengan Bantuan Mikropile .... 34
2.6 Perencanaan Micropile ........................................................................... 35
2.6.1 Panjang Mikropile (L) ..................................................................... 35
2.6.2 Mu untuk tulangan rangkap ............................................................ 36
2.6.3 Faktor kekakuan relatif (T) ............................................................. 36
2.6.4 Gaya Horizontal yang mampu dipikul 1 buah mikropile ................ 37
2.6.5 Jumlah Mikropile yang dibutuhkan ................................................ 37
2.6.6 Jarak antar Micropile....................................................................... 37
Bab I
Landasan Teori

1.1 Analisa Parameter Tanah


Analisa parameter tanah dilakukan untuk membuat stratigrafi parameter
tanah di daerah yang akan direklamasi. Dasar yang digunakan untuk membuat
stratigrafi tanah yaitu dengan menggunakan pendekatan statistik sederhana.
Pendekatan statistik yang digunakan dalam mengambil keputusan adalah
berdasarkan besar coefisien variasi (CV) dari suatu distribusi nilai parameter
tanah.
Beberapa rumus statistik yang digunakan adalah sebagai berikut (ITS,
1998):

Dimana distribusi sebaran suatu nilai dapat diterima jika harga


koefisien variasi dari sebaran tersebut antara 10 – 20 %. Jika nilai sebaran
tersebut >20 % maka harus dilakukan pembagian layer kembali.
Pembagian layer tanah didasarkan atas korelasi SPT pada tabel 2.1
berikut :

Tabel 2.1 : Korelasi n-SPT dengan Karakteristik Tanah Lainnya (J.E


Bowles, 1984 dalam Wahyudi, 1999)
1.2 Settlement
Jika lapisan tanah terbebani, maka tanah akan mengalami
regangan/penurunan (settlement). Regangan yang terjadi dalam tanah ini
disebabkan oleh deformasi partikel tanah maupun relokasi partikel serta
pengurangan air/udara dari dalam pori tanah tersebut. Settlement yang
disebabkan oleh pembebanan dibagi dalam 2 yaitu:
1) Immediate settlement (penurunan langsung)
Merupakan pemampatan yang diakibatkan oleh perubahan elastis tanah
tanpa adanya perubahan kadar air. Perhitungan pemampatan segera ini
umumnya didasarkan pada pemampatan yang diturunkan dari teori
elastisitas.
2) Consolidation settlement (penurunan akibat beban)
Penurunan total dari tanah berbutir halus yang jenuh air adalah jumlah dari
penurunan segera dan penurunan konsolidasi. Penurunan konsolidasi
masih dapat dibagi lagi menjadi penurunan akibat konsolidasi primer dan
penurunan akibat konsolidasi sekunder. Besarnya amplitudo/penurunan
tanah total menurut Das (1985) adalah :
1.2.1 Immediate Settlement
Giroud (1973), menyajikan sebuah metode sederhana untuk menghitung
besarnya immediate settlement (Si) rata-rata dari suatu timbunan:

E = Modulus elastisitas dari Young


- Lempung lunak,

E = 1380-3450 KN/m2, μ = 0,15-0,25


- Lempung keras,

E = 5865 -13800 KN/m2, μ = 0,20-0,50


- Pasir lepas,

E =10350-27600 KN/m2, μ = 0,20-0,40


- Pasir padat,

E = 34500-69000KN/m2, μ = 0,25-0,45 dimana μ = koefisien poisson


1.2.2 Primary Consolidation Settlement (Scp)
Dalam Das (1985), settlement akibat konsolidasi tanah dasar dapat
dihitung dengan menggunakan Persamaan sebagai berikut :
1. untuk tanah terkonsolidasi normal (NC Soil)
2. untuk tanah terkonsolidasi lebih (OC Soil)

Dengan melihat data tanah borlog dan SPT pada lampiran terlihat bahwa
tanah di daerah zona reklamasi dominan very soft clay, soft clay dan silt,
sehingga dapat dipastikan bahwa tegangan overborden pada saat ini adalah
tegangan maksimum yang pernah diterima oleh tanah tersebut atau dapat
dikatakan tanah tersebut terkonsolidasi secara normal (Normaly consolidation
Soil-NC soil).
Harga Cc dapat diperoleh dari korelasi-korelasi yang terdapat pada
Wahyudi (1999), yaitu:
Cc = 0,009 (WL – 13) (Biarez dan Favre) (2.10)
Cc = 0,007 (WL – 7) (Renolded Clay Skempton) (2.11)
Cc = 1,15 (e0 – 0,35) (All Clay) (2.12)
Cc = 0,30 (e0 – 0,27) (Inorganic Cohesive Soil) (2.13)
Cc = 0,0115 WN (Organic Soil, Peats, dll) (2.14)
Cc = 0,009 (WL – 10) (Normaly Consolidated Clay) (2.15)
Cc = 0,75 (e0 – 0,50) (Soils with Low Plasticity) (2.16)
Cc = 0,156 (e0–0,0107) (All Clays) (2.17)
Cc = 0,50 Ip Gs (2.18)
Dimana : WL = batas cair (%)
WN = kadar air natural lapangan eo = angka pori
awal lapangan Gs = specific gravity
Untuk nilai swelling index (Cs), menurut Wahyudi (1997) dapat diperoleh dari:
Cs = 1/5 s.d 1/10 Cc (2.19)

1.3 Penambahan Tegangan Pada Tanah (ΔP) Akibat Timbunan


Beban luar yang bekerja di atas permukaan tanah akan mengakibatkan
lapisan tanah di bawah timbunan mengalami penambahan tegangan sebesar ΔP.
ΔP ini didistribusikan oleh massa tanah dimana semakin dalam lapisan suatu tanah
akan menerima pengaruh ΔP yang semakin kecil. Besar penambahan tegangan ΔP
untuk suatu beban luar yang berupa beban timbunan dapat ditentukan dengan
menurunkan persamaan Boussinesq untuk beban trapesium. Besarnya ΔP pada
kedalaman z adalah ΔP = Iz x q0 (2.20)
q0 = H x γtimbunan (2.21)
dimana :
Iz = Faktor pengaruh yang merupakan fungsi dari kedalaman z dan ukuran
timbunan a dan b.
q0 = Beban timbunan. H = Tinggi timbunan.
Ada dua cara yang dapat digunakan untukmenentukan faktor pengaruh I, yaitu
:
1. Dengan bantuan Grafik Osterberg (Gambar 2.1)
Pada Gambar 2.1 terdapat nilai perbandinngan terhadap kedalaman tanah
yang ditinjau (z), yaitu a/z dan b/z. Dimana nilai a adalah nilai lebar
kemiringan talud, sedangkan nilai b adalah nilai lebar talud itu sendiri.
2. Dengan bantuan persamaan dalam Das (1990).

Gambar 2.1 Distribusi tegangan vertikal dalam tanah (disandur dari Das,
1990)
Ι = (1/π) x [{(B1+B2)/B2}(α1+α2)}-B1/B2(α2)] (2.22)
dimana :
α1 = tan-1 {(B1+B2)/z} - tan-1 (B1/z) (radian) (2.23)
α2 = tan-1 (B1/z) (radian) (2.24)
B1 = ½ lebar timbunan
B2 = panjang proyeksi horisontal kemiringan timbunan
Karena nilai I ditinjau di tengah-tengah dari lebar timbunan, maka
untuk timbunan yang simetris nilai I yang diperoleh harus dikalikan 2
kalinya.
1.4 Waktu Konsolidasi
Lamanya Konsolidasi Menurut Terzaghi dalam Das (1990) Lama waktu
konsolidasi dicari dengan persamaan:

Parameter Tanah Untuk Lamanya Penurunan Konsolidasi


a. Faktor waktu
Faktor waktu (Tv) merupakan fungsi dari derajat konsolidasi (U%) dan
bentuk dari distribusi tegangan air pori (u) di dalam tanah (aliran satu
arah atau dua arah). Untuk tegangan air pori yang homogen hubungan
Tv dan U seperti terlihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Korelasi Tv dan U (dalam Wahyudi, 1997)


Derajat Faktor Lama
Konsolidasi Waktu Konsolidasi
(U%) (Tv) (tahun)
0 0 -
10 0,008 1,7285
20 0,031 6,6979
30 0,071 15,3404
40 0,126 27,2239
50 0,197 42,5643
60 0,287 62,0099
70 0,403 87,0732
80 0,567 122,5074
90 0,848 183,2210
100 ∞ ∞

b. Panjang aliran drainage


Jika tebal lapisan compressible adalah H, maka panjang aliran drainage
adalah Hdr, dimana :
Hdr = ½ H, bila arah aliran air selama proses konsolidasi adalah dua
arah (ke atas dan ke bawah)
Hdr = H, bila arah drainage adalah satu arah (ke atas atau ke bawah).
Hal ini terjadi bila di atas atau di bawah lapisan compressible
merupakan lapisan yang kedap air.
c. Koefisien Konsolidasi Vertikal (Cv)
Koefisien konsolidasi vertikal (Cv) diperoleh dari grafik korelasi antara
besarnya penurunan tanah dengan waktu (t) berdasarkan hasil
konsolidasi oedometric test atau bisa juga menggunakan tabel korelasi
antar partikel tanah seperti pada tabel korelasi. Apabila lapisan tanah
homogen dan mempunyai beberapa nilai Cv, maka harga Cv yang
digunakan dalam perencanaan adalah harga Cv rata-rata (ABSI, 1965)

Dimana:
H = Tebal total lapisan compressible
Hi = Tebal lapisan compressible lapisan-i
Cvi = Harga Cv lapisan-i
Gambar 2.2 Korelasi Parameter Tanah (dalamWahyudi, 1999
1.5 Tinggi Timbunan
Tinggi timbunan ini dibedakan menjadi tinggi timbunan kritis, tinggi
timbunan rencana dan tinggi timbunan pada saat pelaksanaan. Adapun penjelasan
adalah sebagai berikut:
1.5.1 Tinggi timbunan kritis
Ketinggian kritis adalah tinggi maksimal dari timbunan yang mampu
didukung tanah dasar agar tidak sliding. Tinggi timbunan ini di dapat melalui
analisa stabilitas dengan menggunakan program Bantu komputer “stable”.
1.5.2 Tinggi timbunan rencana
Ketingggian timbunan ini adalah tinggi final dari permukaan tanah
timbunan yang akan direncanakan.
1.5.3 Tinggi timbunan pada saat pelaksanaan
Tinggi timbunan pada saat pelaksanaan fisik tidaklah sama dengan tinggi
timbunan rencana. Jadi misalnya tinggi timbunan rencana adalah 3 meter, maka
tinggi timbunan total pada saat pelaksanaan penimbunan haruslah lebih tinggi
lagi, yaitu dengan memperhatikan adanya penurunan tanah asli soil settlement
yang akan terjadi sebagai akibat adanya timbunan tersebut. Penentuan dari tinggi
timbunan final pada saat pelaksanaan fisik (dengan memperhatikan adanya
settlement), dapat dihitung dengan (Mochtar, 2000):

1.6 Penggunaan Vertical Drain


Masalah utama dari adanya timbunan tinggi adalah masalah konsolidasi atau
penurunan pada tanah dasar, untuk mencegah terjadinya hal tersebut maka perlu
adanya perencanaan perbaikan tanah dasar. Penggunaan Vertikal Drain paling
cocok atau sesuai untuk perbaikan tanah lempung kelanauan atau jenis tanah yang
compressible.
1.6.1 Menentukan Kedalaman PVD
Besar kedalaman PVD (Prevabricated vertical Drain) terpasang yang
diperlukan untuk mengatasi penurunan akibat konsolidasi tanah, dalam
perencanaan ini dipasang sampai kedalaman tanah compressible yaitu n-SPT = 0-
20.

Gambar 2.3 Pemasangan Vertical Drain Pada Tanah yang Compressible


(dalam Mochtar, 2000).
1.6.2 Menentukan Waktu Konsolidasi
Penentuan waktu konsolidasi menurut Barron (1948) dengan teori aliran
pasir vertikal, menggunakan asumsi teori terzagi tentang konsolidasi linier satu
dimensi
Dimana : t = waktu untuk menyelesaikan konsolidasi primer.
D = diameter ekivalen dari lingkaran tanah yang merupakan daerah
pengaruh dari PVD.
Harga D = 1.13 x s (2.31) untuk pola susunan bujur sangkar
(Gambar 2.8.a) dan
D = 1.05 x s (2.32)
untuk pola susunan segitiga (Gambar 2.8b).
Gambar 2.4 a Pola Susunan Segiempat D = 1,13 x S (Mochtar, 2000)

Gambar 2.4 b Pola Susunan Segitiga D = 1.05 x S (Mochtar, 2000)


Perhitungan diameter dan jarak antar vertikal drain yang dibutuhkan
dapat pula dicari dengan cara grafis dari Magnan (LCPC, 1981) dan cara grafis
pada Gambar 2.10 ini tidak dapat digunakan apabila panjang PVD yang
dipasang tidak sedalaman lapisan compressible.

Gambar 2.5 Grafik Korelasi untuk Mencari Diameter dan Jarak antar PVD (LCPC,
1981 dalam Wahyudi, 1997)
Cara menggunakan grafik tersebut adalah sebagai berikut: Langkah pertama
yang dilakukan adalah mengeplot harga Ch (Cr) dalam grafik, kemudian dari
titik tersebut tarik garis ke arah kanan sampai memotong waktu tunggu yang
diinginkan. Kemudian tarik kembali garis dari titik tersebut ke bawah sampai
memotong derajat konsolidasi arah horisontal (Uh) yang telah dihitung
sebelumnya. Langkah terakhir adalah membuat garis horisontal dari titik
perpotongan terakhir ke arah kiri sampai memotong diameter ekivalen PVD (d).
Diameter pengaruh (D) diperoleh dengan menarik garis vertikal kebawah dan
membaca skala yang tertera pada koordinat D tersebut.
Parameter Ch diperoleh dari korelasi bawah ini.

Atau menggunakan persamaan :

Dimana:
kh = koefisien permeabilitas horisontal
kv = koefisien permeabilitas vertikal
γw = berat jenis air
mv = coefficient of volume change

1.7 Perbaikan Tanah Dasar sistem Sucharge dengan Bantuan Geotextile


Dari data stable sebelumnya didapatkan :
• Hfinal = 4.5 meter
• Hinisial = 7.367 meter
• SFmin = 0.291
• MRmin = 18320 kNm
• R(jari-jari) = 34.75 meter
• Koordinat dasar tepi timbunan (permukaan tanah dasar)
Xpermukaan = 80
Ypermukaan = 15
• Koordinat pusat bidang longsor
Xpusat = 86.42
Ypusat = 36.20
• Koordinat dasar bidang longsor
Xdasar1 = 90.73
Ydasar1 = 1.72
Spesifikasi dari material Geotextile yang digunakan dalam perencanaan ini
adalah sebagai berikut:
Perbaikan Tanah Dasar sistem Sucharge dengan Bantuan Geotextile Dari data
stable sebelumnya didapatkan :
• Hfinal = 4.5 meter
• Hinisial = 7.367 meter
• SFmin = 0.291
• MRmin = 18320 kNm
• R(jari-jari) = 34.75 meter
• Koordinat dasar tepi timbunan (permukaan tanah dasar)
Xpermukaan = 80
Ypermukaan = 15
• Koordinat pusat bidang longsor
Xpusat = 86.42
Ypusat = 36.20
• Koordinat dasar bidang longsor
Xdasar1 = 90.73
Ydasar1 = 1.72
Spesifikasi dari material Geotextile yang digunakan dalam perencanaan ini adalah
sebagai berikut :
Tipe Geotextile = STABILENKA 800/100
Kekuatan tarik max = 800 kN/m’
1.7.1 Mencari nilai Momen Dorong

1.7.2 Mencari nilai Momen Rencana dengan SF = 1.2


1.7.3 Mencari nilai Delta Momen (MR)

1.7.4 Mencari Kekuatan Geotextile yang Diizinkan


1.7.5 Menghitung Panjang Geotextile di Belakang Bidang Longsor
1.7.6 Menghitung Kebutuhan Geotextile
Mgeotextile = Tallow x Ti
Dimana
Hi = Jarak pemasangan geotextile ke permukaan timbunan
Ti = Jarak pemasangan geotextile ke pusat longsor

Catatan :
kecepatan penimbunan pada perencanaan ini adalah 50
cm/minggu, Pemasangan geotextile seharusnya dipasang setiap (Sv)
kelipatan 50 cm. Dari perhitungan sebelumnya didapatkan Hinisail =
7.367 meter. Dengan Sv = 50 maka maksimum pemasangan geotextile
adalah 14 lapis (yang dibutuhkan =26 lapis) oleh sebab itu perencana
memutuskan memasang geotextile tiap (Sv) 25 cm dan tetap
menggunakan kecepatan penimbunan 50 cm/minggu.

contoh perhitungan: pada geotextile lapisan pertama (pada dasar timbunan)


• Koordinat dasar tepi timbunan (permukaan tanah dasar)
Xpermukaan = 80
Ypermukaan = 15
• Koordinat pusat bidang longsor
Xpusat = 86.42
Ypusat = 36.20
• Hi1 = H timbunan = 7.367 meter
• Ti = Ypusat - Ypermukaan
= 36.20 – 15
= 21.20 meter
• Mgeotextile = 123.671 x 21.20
= 2621.836 kNm
jumlah geotextile = 26 lapis, untuk dapat menghasilkan
• Momen > MR
• M = Mgeotextile1 + Mgeotextile2 + ... + Mgeotextile-n > MR
• 58119.420 kNm > 57226.392 kNm
sehingga geotextile yang dibutuhkan dalam perencanaan ini tanpa
adanya timbunan bertahap sebanyak 26 lapis.
1.7.7 Menghitung Panjang Geotextile di depan bidang longsor (LD)
Panjang geotextile ini dihitung dengan bantuan out put dari program stable
dengan cara :
LD = (koordianat-X bidang longsor lapisan i geotextile terpasang) –(koordinat tepi
timbunan lapisan i geotextile dipasang)
1.7.8 Menghitung Panjang Total Geotextile Panjang total geotextile
1 sisi = Le + LD Panjang total geotextile 2 sisi = 2 x (Le + LD)
Karena panjang total 1 sisi geotextile > ½ lebar timbunan maka geotextile dipasang
selebar timbunan.

1.8 Perbaikan Tanah Dasar sistem Sucharge dengan Bantuan Mikropile


Dari hasil stable sebelumnya didapatkan :
1. Untuk SFMin
• Hfinal = 4.5 meter
▪ Hinisial = 7.367 meter
▪ SFmin = 0.291
▪ MRmin = 18320 kNm
▪ R(jari-jari) = 34.75 meter
▪ Koordinat dasar tepi timbunan (permukaan tanah dasar)
Xpermukaan = 80
Ypermukaan = 15
▪ Panjang bidang longsor
Lbid longsor = (58.89 – 15)
= 43.89 meter
▪ Koordinat pusat bidang longsor
Xpusat = 86.42
Ypusat = 36.20
▪ Koordinat dasar bidang longsor
Xdasar1 = 90.73
Ydasar1 = 1.72
2. Untuk SF = 1.2
▪ Hfinal = 4.5 meter Hinisial = 7.367 meter SF1.2 = 1.231
▪ MR1.2 = 22150 kNm
▪ R(jari-jari) = 36.14 meter
▪ Koordinat dasar tepi timbunan (permukaan tanah dasar)
Xpermukaan = 80
Ypermukaan = 15
▪ Koordinat pusat bidang longsor
Xpusat2 = 61.14
Ypusat2 = 36.39
▪ Koordinat dasar bidang longsor
Xdasar2 = 57.49
Ydasar2 = 0.44
1.8.1 Perencanaan Mikropile
Dimensi :
b = 20 cm h = 20 cm
fy’ = 400 Mpa
fc’ = 30 Mpa
D = 16 mm
Ø = 8 mm
d’ = 40 mm
Jumlah tulangan tarik = 2 buah
Jumlah tulangan tekan = 2 buah (dipasang praktis)
Jarak pemasangan tulangan sengkang = 200 mm (dipasang praktis)
1. Panjang Mikropile (L)
2. Mu untuk tulangan rangkap

3. Faktor kekakuan relatif (T)


4. Gaya Horisontal yang mampu dipikul 1 buah Mikropile

5. Jumlah Mikropile yang dibutuhkan


6. Jarak antar Mikropile
S = Panjang bidang longsor / n
= 43.89/77
= 0.57 m
Bab II
Perhitungan
2.1 Data Tanah
Diketahui data tanah dengan kedalaman 32m, namun pada kedalaman 20m
sudah didapat nilai NSPT 15 maka lapisan dibawahnya akan diabaikan, rekapitulasi
data tanah adalah sebagai berikut:
B-20 Physical Properties Mechanical Properties
Elevasi N-SPT Water Specific Dry Density Void Atterberg Test
Karakteristik
(M) N / 30 cm Pendekatan Content Gravity ( gd ) Ratio LL PL IP Vane Shear Test
Tanah
(%) GS (gr/cm3) e % % % cu (ton/m2)
Mean CV Mean CV Mean CV Mean CV Mean CV Mean CV Mean CV Mean CV
-0,800 1 1 72,666 2,097 2,588 0,319 0,829 0,623 0,603 1,718 76,205 0,690 35,471 1,463 40,734 2,543 0,315 33,333
-4,800 1 1 Very Soft
-7,800 1 1
-10,800 13 13 41,419 3,232 2,554 0,277 1,232 1,834 0,510 1,753 76,624 1,282 33,758 1,768 42,866 1,570
-13,800 16 15 Medium
-16,800 15 15
-19,800 16 16 41,415 6,587 2,557 0,332 1,206 2,133 0,499 4,484 76,656 1,337 34,178 1,097 42,479 2,418
-22,800 19 19
Stiff
-25,800 16 16
-28,800 19 19
-30,800 13 13 40,823 0,768 2,550 0,091 1,194 0,534 0,488 1,302 74,570 1,992 33,833 1,809 40,736 2,143
Medium
-31,800 13 13

Tabel 2.1 Rekapitulasi Data Tanah


2.2 Perhitungan Settlement
Untuk mengetahui nilai settlement maka dihitung menggunakan rumus pada
Bab I. Setelah dilakukan perhitungan maka didapat nilai settlement total sebesar
0,818m (tabel 2,2) dan lama waktu penurunan selama 183,45 tahun (tabel 2,3)
untuk tanah menggunakan timbunan 5,5m. Maka diperlukan penggunaan PVD
sebagai metode percepatan waktu konsolitasi tanah.
Kedalaman Tebal Z ysat eo Cc Cs Cv H/CV
No
(m) Lapisan (m) (m) kN/m3 cm2/detik
1 0,000 10,800 10,800 5,400 19,911 0,603 0,100 0,012 0,000500 2.160.000
2 10,800 19,800 9,000 15,300 20,294 0,510 0,072 0,009 0,000700 1.285.714
Hdr = 19,800 3.445.714

E v E' Si B1 B2 a1 a2 (B1+B2)/B2
kN/m2 kN/m2 (m) (m) (m)
3.400 0,20 3777,778 0,314 15,000 11,000 8,066 70,201 2,364
9.500 0,25 11400,000 0,087 15,000 11,000 15,092 44,433 2,364

B1/B2 2I Δp y` Po Ap+Po Sc Stot


kN kN/m2 (m) (m)
1,364 0,992 109,103 9,911 53,520 162,623 0,325 0,639
1,364 0,890 97,906 10,294 153,363 251,269 0,092 0,179
0,818
Tabel 2.2 Perhitungan Settlement
Derajat Faktor Lama Tv 0,848 90%
Konsolidasi Waktu Konsolidasi Hdr 1980,00 cm
(U%) (Tv) (tahun) Cv rata2 0,00057 cm/detik
0 0 - t 5785492114 detik
10 0,008 1,7285 96424868,6 menit
20 0,031 6,6979 1607081,14 jam
Waktu
30 0,071 15,3404 66961,7143 hari
40 0,126 27,2239 183,456751 tahun
50 0,197 42,5643
60 0,287 62,0099
70 0,403 87,0732
80 0,567 122,5074
90 0,848 183,2210
100 ∞ ∞

Tabel 2.2 Perhitungan Waktu Konsolidasi


2.3 Perhitungan Prefebricated Vertical Drain (PVD)
Perhitungan PVD ditentukan dengan waktu tunggu 6 bulan sehingga didapat
jarak penggunaan PVD adalah 1,5m untuk posisi segitiga dan 1,4m untuk posisi
segi empat. Hasil perhitungan PVD dapat dilihat pada tabel 2,3:
Cv Rata-rata = 5,83E-04 cm2/sec 5,83E-08 m2/sec waktu tunggu
Ch = 1,17E-03 cm2/sec 1,17E-07 m2/sec 6 bulan
Uh = 80 %
d= 0,0525 m

Spasi (m)
No. t (bulan) Tv Uv Uh D coba Kiri Kanan D (m) segi tiga segi empat
1 2 7,71E-04 3,13% 79,35% 1,1450 0,38338 0,38335 1,14 1,09 1,01
2 4 1,54E-03 4,43% 79,07% 1,5340 0,77338 0,77333 1,53 1,46 1,36
3 6 2,31E-03 5,43% 78,85% 1,8264 1,16790 1,16858 1,83 1,74 1,62
4 8 3,09E-03 6,27% 78,66% 2,0634 1,56618 1,55612 2,06 1,97 1,83
5 10 3,86E-03 7,01% 78,49% 2,2816 1,96783 1,96780 2,28 2,17 2,02
6 12 4,63E-03 7,68% 78,34% 2,4727 2,37254 2,37252 2,47 2,35 2,19
7 18 6,94E-03 9,40% 77,92% 2,9626 3,60324 3,60324 2,96 2,82 2,62

Cv Rata-rata = 5,83E-04 cm2/sec 5,83E-08 m2/sec


Ch = 1,17E-03 cm2/sec 1,17E-07 m2/sec
Uh = 85 %
d= 0,0525 m

Jarak (m)
No. t (bulan) Tv Uv Uh D coba Kiri Kanan D (m) segi tiga segi empat
1 2 7,71E-04 3,13% 84,51% 1,0685 0,32425 0,32412 1,07 1,02 0,95
2 4 1,54E-03 4,43% 84,30% 1,4293 0,65323 0,65341 1,43 1,36 1,26
3 6 2,31E-03 5,43% 84,14% 1,6993 0,98543 0,98570 1,70 1,62 1,50
4 8 3,09E-03 6,27% 84,00% 1,9239 1,32030 1,32063 1,92 1,83 1,70
5 10 3,86E-03 7,01% 83,87% 2,1201 1,65754 1,65801 2,12 2,02 1,88
6 12 4,63E-03 7,68% 83,75% 2,2964 1,99695 1,99752 2,30 2,19 2,03
7 18 6,94E-03 9,40% 83,44% 2,7473 3,02684 3,02774 2,75 2,62 2,43

2 2
Cv Rata-rata = 5,83E-04 cm /sec 5,83E-08 m /sec
Ch = 1,17E-03 cm2/sec 1,17E-07 m2/sec
Uh = 90 %
d= 0,0525 m

Jarak (m)
No. t (bulan) Tv Uv Uh D coba Kiri Kanan D (m) segi tiga segi empat
1 2 7,71E-04 3,13% 89,68% 0,9860 0,2664 0,2664 0,99 0,94 0,87
2 4 1,54E-03 4,43% 89,54% 1,3156 0,5359 0,5359 1,32 1,25 1,16
3 6 2,31E-03 5,43% 89,43% 1,5622 0,8076 0,8076 1,56 1,49 1,38
4 8 3,09E-03 6,27% 89,33% 1,7668 1,0811 1,0806 1,77 1,68 1,56
5 10 3,86E-03 7,01% 89,25% 1,9458 1,3562 1,3562 1,95 1,85 1,72
6 12 4,63E-03 7,68% 89,17% 2,1059 1,6327 1,6320 2,11 2,01 1,86
7 18 6,94E-03 9,40% 88,96% 2,5157 2,4700 2,4692 2,52 2,40 2,23
Cv Rata-rata = 5,83E-04 cm2/sec 5,83E-08 m2/sec
Ch = 1,17E-03 cm2/sec 1,17E-07 m2/sec
Uh = 95 %
d= 0,0525 m

Jarak (m)
No. t (bulan) Tv Uv Uh D coba Kiri Kanan D (m) segi tiga segi empat
1 2 7,71E-04 3,13% 94,84% 0,8831 0,20406 0,20311 0,88 0,84 0,78
2 4 1,54E-03 4,43% 94,77% 1,1772 0,41000 0,40997 1,18 1,12 1,04
3 6 2,31E-03 5,43% 94,71% 1,3955 0,61718 0,61713 1,40 1,33 1,23
4 8 3,09E-03 6,27% 94,67% 1,5766 0,82542 0,82536 1,58 1,50 1,40
5 10 3,86E-03 7,01% 94,62% 1,7345 1,03457 1,03451 1,73 1,65 1,53
6 12 4,63E-03 7,68% 94,58% 1,8760 1,24456 1,24450 1,88 1,79 1,66
7 18 6,94E-03 9,40% 94,48% 2,2368 1,87899 1,87893 2,24 2,13 1,98

Tabel 2.3 Perhitungan PVD

Grafik 2.1 Korelasi Jarak PVD terhadap waktu tunggu

2.4 Perhitungan Perbaikan Tanah Menggunakan Geotekstil dan Micropile


Perhitungan geoteksil dan micropile menggunakan permodelan aplikasi 2D
dan analisis Safety Factor dilakukan dengan bantuan software GeoStudio 2018 R2
dengan metode analisis Slope Stability tipe Bishop. Dengan parameter input data
tanah dan data koordinat tekanan air tanah (pore water pressure) diasumsikan tegak
lurus dengan timbunan.
2.4.1 Perbaikan Tanah Dasar sistem Sucharge dengan Bantuan Geotextile
Dari data stable sebelumnya didapatkan:
• Hinisial = 4 meter
• SFmin = 0.985
• MRmin = 2400 kNm
• R(jari-jari) = 8,440 meter
• Koordinat dasar tepi timbunan (permukaan tanah dasar)
Xpermukaan = 22,973 meter
Ypermukaan = 20,033 meter
• Koordinat pusat bidang longsor
Xpusat = 19,94 meter
Ypusat = 25,63 meter
• Koordinat dasar bidang longsor
Xdasar1 = 19,94 meter
Ydasar1 = 17,29 meter
Spesifikasi dari material Geotextile yang digunakan dalam perencanaan ini
adalah sebagai berikut:
Tipe Geotextile = STABILENKA 800/100
Kekuatan tarik maksimum = 800 kN/m’
2.4.2 Mencari nilai Momen Dorong
SF = MRmin : Mdorong
Mdorong = MRmin : SF
= 2400 : 0,985
= 2436,55 kNm
2.4.3 Mencari nilai Momen Rencana dengan SF=1,370
SFrencana = 1,370
MRrencana= Mdorong x SFrencana
= 2436,55 x 1,370
= 3338,07 kNm
2.4.4 Mencari nilai Delta Momen (MR)
(MR) = MRrencana – MRmin
= 3338,07 – 2400
= 938,071 kNm
2.4.5 Mencari kekuatan Geotextile yang Diizinkan
Kekuatan tarik maksimum = 800 kN/m’
Tallow = T
(FSib x FScr x FScd x FSbd)
Dimana:
Tallow = Kekuatan geotextile yang tersedia
T = Kekuatan tarik maksimum geotextile yang digunakan
FSid = Faktor keamanan akibat kesalahan pemasangan
(embankments =1.1-2.0) diambil 1.5
FScr = Faktor keamanan akibat rangkak
(embankments =2.0-3.0) diambil 3.0
FScd = Faktor keamanan akibat pengaruh kimia
(embankments =1.1-1.5) diambil 1.25
FSbd = Faktor keamanan akibat pengaruh biologi
(embankments = 1.1-1.3) diambil 1.15

Tallow = 800
1.5 x 3.0 x 1.25 x 1.15
= 123.671 kNm
2.4.6 Menghitung panjang Geotextile dibelakang bidang longsor

E= efisiensi (E=80%)
FSrencana = 1.370
Data timbunan
ɤtimb = 20 kN/m3
Hinisial= 4 meter
Cu(timb) = 0
Ø = 30˚
Data lapisan atas tanah dasar

2.4.7 Menghitung kebutuhan Geotextile

Sehingga Geotextile yang dibutuhkan dalam perencanaan ini tanpa adanya


timbunan bertahap sebanyak 2 lapis.
2.4.8 Menghitung Panjang Geotextile di depan bidang longsor (Ld)
Panjang geotextile ini dihitung dengn bantuan output dari program
geostudio dengan cara:
Ld = (koordinat-X bidang longsor lapisan i geotextile terpasang) -
(koordinat tepi timbunan lapisan i geotextile dipasang)
= 22,973 – 20,443
= 2.53 meter
2.4.9 Menghitung Panjang Total Geotextile
Panjang total geotextile 1 sisi = Le + Ld
= 3.341 + 2.53
= 5.871 meter
Panjang total geotextile 2 sisi = 2 (Le + Ld)
= 2 (5,871)
= 11,742 meter

2.5 Perbaikan Tanah Dasar sistem Sucharge dengan Bantuan Mikropile


Dari data stable sebelumnya didapatkan:
Untuk SF = 0,985
• Hinisial = 4 meter
• SFmin = 0,985
• MRmin = 2400 kNm
• R(jari-jari) = 8,44 meter
• Koordinat dasar tepi timbunan (permukaan tanah dasar)
Xpermukaan = 22,973 meter
Ypermukaan = 20,033 meter
• Panjang bidang longsor
• Lbid longsor = 26,17 – 11,57
= 14,6 meter
• Koordinat pusat bidang longsor
Xpusat = 19,94 meter
Ypusat = 25,63 meter
• Koordinat dasar bidang longsor
Xdasar1 = 19,94 meter
Ydasar1 = 17,29 meter
Untuk SF = 1.370
• Hinisial = 4 meter
• SF1.370 = 1,370
• R(jari-jari) = 22,52 meter
• Koordinat dasar tepi timbunan (permukaan tanah dasar)
Xpermukaan = 22,973 meter
Ypermukaan = 20,033 meter
• Koordinat pusat bidang longsor
Xpusat 2 = 23,39 meter
Ypusat 2 = 39,77 meter
• Koordinat dasar bidang longsor
Xdasar2 = 22,73 meter
Ydasar2 = 17,25 meter
2.6 Perencanaan Micropile
Dimensi : b = 20 cm, h = 20 cm
fy’ = 440 Mpa
fc’ = 40 Mpa
D = 16 mm
Ø = 8 mm
d’ = 40 mm
Jumlah tulangan tarik = 2 buah
Jumlah tulangan tekan = 2 buah (dipasang praktis)
Jarak pemasangan tulangan sengkang = 200 mm (dipasang praktis)

2.6.1 Panjang Mikropile (L)


2.6.2 Mu untuk tulangan rangkap
Mn = C (d – (a/2)) + As’ x fy (d-d’)
= 160849.544 (144-(31.539/2)) + 402.124 x 400 (144 – 40)
= 41593665,5 N-mm
= 4,159 t-m
Mu = Mn
= 0.80 x 3.735
= 3,3274 t-m
= 332,749 t-cm
2.6.3 Faktor kekakuan relatif (T)
Dari data sebelumnya diketahui:
Cu = 10 kN/m2
= 0.1 kg/ m2
qu = 2 Cu
= 2 (0.1)
= 0.2 kg/m2
f = 2 t/ft3
= 2 x 0.032
= 0.064 kg/cm3
I = 1/12 b.h3
= 1/12 x 200 x 2003
= 133333333.333 mm4
= 13333.333 cm4
E = 250000 kg/cm2
T = (EI/f)1/5
= (250000 x 1333.333/0.064)1/5
= 139.104 cm
Lb/T = 266/139.104
= 0,028
Z = 0 meter

2.6.4 Gaya Horizontal yang mampu dipikul 1 buah mikropile


P = Mu / (Fm.T)
= 23,92 kN
2.6.5 Jumlah Mikropile yang dibutuhkan
Hinisial = 4 meter
SFmin = 0.985
SFrencana = 1,370
Mdorong = MRmin : Sfmin
= 2436,54 : 0.985
= 2436,54 kNm
(MR) = (Mdorong – MRmin) x SF
= (2436,54 – 2400) x 1.370
= 50,0711 kNm
n = MR / (P x R)
= 0.248
= 1 per meter tegak lurus dengan gambar
2.6.6 Jarak antar Micropile
S = Panjang bidang logsor : n
= 14,6 : 1
= 14,6 met

Anda mungkin juga menyukai