Akhir September tahun lalu tepatnya tanggal 28 September 2018, telah terjadi
gempa bumi dan tsunami di Kota Palu dan sekitarnya. Bukan saja itu, akibat
gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 7,4 pada kedalaman 10 km di jalur
sesar Palu Koro juga memicu terjadinya suatu fenomenna yang di mana tanah
yang berbentuk padat tiba-tiba berubah menjadi cairan yang mengalir dan
menghanyutkan apa saja yang di atas dan yang dilewatinya, yang di mana
fenomena tersebut oleh para ahli di sebut Likuefaksi.
Fenomena likuifaksi yang terjadi di Kota Palu dan beberapa kota lainnya yang
ada di Dunia dalam beberapa tahun terakhir ini bukan merupakan hal yang
mustahil juga bisa terjadi di Kota Kendari Sulawesi Tenggara, mengingat ada
beberapa alasan yang memungkinkan likuifaksi bisa terjadi.
Peristiwa gempabumi skala besar, dapat menimnulkan dampak primer seperti
goncangan, kenaikan dan penurunan tektonik, patahan permukaan dan
dampak sekunder seperti tsunami, longsoan dan likuifaksi. Fenomena likuifaksi
akibat gempabumi merupakan peristiwa hilangnya kekuatan lapisan pasir
lepas akibat kenaikan tekanan airpori karena menerima getaran gempabumi.
Dengan demikian, peristiwa likuifaksi akan terjadi di daerah rawan gempa
bumi besar yang jenis tanahnya tersusun atas endapan pasir jenuh air dengan
kepadatan rendah dan di daerah dengan pergerakan permuukaan ko-sesmik
melebihi nilai batas ambangnya (Seed & Idris, 1971)
Berdasarkan kondisi geohidrologi dan geologi Kota Kendari tersebut, secara teori
Kota Kendari mempunyai potensi untuk terjadinya likuifaksi. Mengingat jenis
tanah yang sebagian berpasir dan jenuh air, dangkalnya permukaan air tanah
dan adanya patahan atau sesar di wilayah Kota Kendari yang mengakibatkan
sering terjadinya gempabumi.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Tujuan
Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi para pembuat
kebijakan pembangunan infrastruktur dalam merencanakan Site Plane
Kota Kendari dan sebagai bahan informasi bagi pembaca khususnya
para penggiat akademik dibidang geologi, geoteknik dan mitigasi
bencana.
2.1 UMUM
Menurut (Gusti Putra Hendri dkk, 2009), Potensi likuifasksi pada suatu
deposit tanah akan ditentukan oleh kombinasi beberapa komponen, antara
lain :
2. Faktor lingkungan, seperti jenis formasi tanah, sejaran seismik dan geologi,
level muka air tanah dan teganagan efektif tanah.
qc1 = C1 . qc = CN . qc
dimana :
qc1 = Perlawanan konus terkoreksi
qc = Perlawanan konus
CN = Faktor koreksi
Untuk menentukan nilai CN, dapat dilihat pada grafik hubungan CN dan
Tegangan Efaktif Tanah berikut ini.
CSR adalah rasio tegangan siklik yang dihasilkan oleh beban dinamik
berupa gempa. Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi nilai CSR
adalah sebagai berikut :
Adapun hubungan antara tegangan total (σ), tegangan efektif (σ’) dan
tegangan pori (µ) digambarkan pada persamaan di bawah ini.
σ = σ’ . µ
dimana :
σ = Tegangan total (kg/m²)
σ’ = Tegangan efektif (kg/m²)
µ = Tegangan air pori (kg/m²)
σ’ = γd . h1 + γ’ . h2
dimana
σ = Tegangan total (kg/m²)
σ’ = Tegangan efektif (kg/m²)
Gambar Tegangan Yang γd = Berat jenis tanah kering (kg/m³)
Bekerja Pada Tanah
γsat = Berat jenis tanah jenuh air (kg/m³)
γ’ = Berat jenis tanah efektif (kg/m³)
h1 = Tebal lapisan tanah kering (m)
h2 = Tebal lapisan tanah kering (m)
B. Faktor Reduksi (rd)
rd =
dimana :
rd = Faktor reduksi
z = Tebal Lapisan (m)
Berdasarkan dari beberapa parameter yang telah dijelaskan di atas menurut
seed dan idris (1970), Nilai CSR dapat dirumuskan sebagai berikut.
CSR = 0,65 . . rd
dimana :
CSR = Cyclic stress ratio
αmax = Percepatan puncak gempa (m/s²)
g = Gravitasi (m/s²)
σ = Tegangan total (kg/m²)
σ’ = Tegangan efektif (kg/m²)
rd = Faktor reduksi
Seed dan Idris (1971), menentukan potensi lukifaksi berdasarkan grafik pada
Gambar 2.0 dan Gambar 2.0. Grafik tersebut merupakan hubungan antara
CSR dan qc1.
Gambar 2.7 Grafik CSR- qc1 untuk Gambar 2.7 Grafik CSR- qc1 untuk
tanah pasir berlempung tanah pasir berlempung
(Sumber : Ground Motion and Soil (Sumber : Ground Motion and Soil
Liqiufaction During Earthquakes, Liqiufaction During Earthquakes,
Seed & Idriss, 1982) Seed & Idriss, 1982)
2.3.3 Cyclic Resistace Ratio (CSR)
Nilai CRR tanah ini digunakan untuk menentukan faktor keamanan dari
perilaku likuifaksi pada tanah.
2.3.3 Faktor Keamanan ()
Dalam suatu analisis potensi likuifaksi dibutuhkan suatu nilai pegangan untuk
mengetahui apakah likuifaksi terjadi atau tidak. Nilai pegangan ini disebut
faktor keamanan. Dalam analisis faktor keamanan dibutuhkan nilai – nilai
yang harus dievaluasi terlebih dahulu. Adapun nilai tersebut adalah ialah nilai
Cyclic Stress Ratio (CSR) dan Cyclic Resistance Ratio (CRR) yang diekspresikan
dalam bentuk persamaan sebagai berikut (Youd dan Idriss, 2001).
FS = ( ) . MSF
MSF = ( )
Dimana :
FS = Faktor keamanan
MSF = Magnitude scaling faktor
M = Magnitudo
Data yang dibutuhkan dalam analisis ini adalah data sekunder yaitu ada dua
macam sebagai berikut:
b. Data hasil sondir berupa perlawanan ujung konus pada area Jembatan
Bahteramas Kota Kendari
c. Data sifat mekanis pada setiap lapisan tanah pada area Jembatan
Bahteramas Kota Kendari
3.3 TAHAPAN ANALISI
e. Menghitung nilai tegangan total (σ) dan tegangan efektif (σ’) berdasarkan
hasil investigasi sifat mekanis pada setiap lapisan tanah.