Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS KERENTANAN LIKUIFAKSI BERDSARKAN DATA SPT KECAMATAN

KOJA, JAKARTA UTARA

Aditya Maulana Bainal*, A. Asseggaf1

Teknik Geologi, Universitas Trisakti, Jakarta

Abstrak
Bencana yang sering terjadi di beberapa wilayah di Indonesia adalah gempabumi. Salah satu akibat dari gempabumi
adalah likuifkasi, yaitu fenomena tanah yang kehilangan kekuatan lapisannya karena getaran dan air pada tanah. Peristiwa
likuifaksi dapat menimbulkan amblesan, keruntuhan pada bangunan, retakan tanah, kelongsoran, dan lain – lain. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengeteahui paramaeter yang mempengaruhi kerentanan likuifaksi, mengetahui Faktor
Keamanan (FK) berdasarkan perhitungan Cyclic Stress Ratio (CSR) dan Cyclic Resistance Ratio (CRR) menggunakan data
SPT, mengetahui tinggi-rendahnya potensi likuifaksi berdasarkan nilai LPI, dan mengetahui kerentanan likuifaksi pada
gempa magnitude 5,5 hingga 7,5Mw pada daerah Koja, Jakarta Utara. Pada Penelitian ini menggunakan metode Youd dan
Idriss NCEER (1996,1998). Berdasarkan hasil analisis titik uji DB-3 pada mahnitude 5.5 hingga 7,5 Mw dan percepatan
maksimum 0,15 didapatkan hasil bahwa daerah Koja tidak aman terhadap likuifaksi dimulai pada 6 hingga 7,5Mw dengan
nilai LPI 1,0 hingga 28,68 atau berpotensi rendah hingga sangat tinggi.

Kata-kata kunci: Cyclic Stress Ratio (CSR), Cyclic Resistance Ratio (CRR), FaktorKeamanan (FK), Magnitude, dan Indeks
Potensi Likuifaksi (LPI)

Abstract
Disasters that often occur in several regions in Indonesia are earthquakes. One of the consequences of earthquakes is
liquefaction, which is a soil phenomenon that loses the strength of the layer due to vibration and water to the soil.
Liquefaction events can cause subsidence, collapse in buildings, soil cracks, landslides, etc. The purpose of this study was
to knows the parameters that affect liquefaction vulnerability, knows Safety Factors (FS) based on calculation of Cyclic
Stress Ratio (CSR) and Cyclic Resistance Ratio (CRR) used SPT data,knows the high-low potential for liquefaction based
on LPI value, and knows vulnerability liquefaction on earthquake magnitude 5.5 to 7,5Mw in Koja, North. This study used
the Youd and Idriss NCEER methods (1996,1998). Based on analysis on DB-3 on magnitude 5,5 hingga 7,5 Mw and
maximum acceleration of 0.15, the result was Koja had potential for liquefaction with started at 6 to 7,5 Mw with LPI
value 1,0 to 28,68 or low potential to very high potential.

Keywords: Cyclic Stress Ratio (CSR), Cyclic Resistance Ratio (CRR), Safety Factor (FK), Magnitude, and Liquefaction
Potential Index (LPI)

*Penulis untuk korespondensi (corresponding author):


E-mail: adityamb666@gmail.com
Tel: +6287796180849

I. PENDAHULUAN terjadinya likuifaksi.


Latar belakang II. DAERAH PENELITIAN
Indonesia merupakan negara kepulauan yang secara Daerah penelitian terletak di Kecamatan koja,
geografis terletak pada pertemuan tiga lempeng Jakarta Utara yang termasuk dalam peta geologi
utama tektonik dunia yang mempengaruhi kondisi regional lembar Jakarta dan Kepulauan Seribu oleh
geologi di daratan Indonesia yaitu Lempeng Pasifik, Turkandi, dkk (1992) yang tersusun atas endapan
Lempeng Eurasia, dan Lempeng Australia. Dengan kuarter berupa Alluvium (Qa) yang terdiri dari
kondisi tersebut, Indoensia menjadi salah satu negara lempung, lanau, pasir, kerikil, kerakal, dan bongkah
di dunia yang rawan bencana contohnya gempabumi. serta Endapan Pematang Pantai (Qbr) yang terdiri
Salah satu akibat dari gempabumi adalah likuifkasi, dari pasir halus hingga kasar. Menurut Van
yaitu fenomena tanah yang kehilangan kekuatan Bemmelen (1949) dalam The Geology of Indonesia
lapisannya karena getaran dan air pada tanah. DKI Fisiografi regional daerah penelitian termasuk ke
Jakarta merupakan daerah dengan kondisi litologi dalam Zona Dataran Pantai Jakarta yang
berupa endapan Kuarter yang belum terjadi proses membentang dari Serang hingga Cirebon. Tektonik
litifikasi dan juga kondisi muka airtanah yang relatif Jawa Barat Utara pada Zaman Tersier merupakan
dangkal, sehingga hal ini perlu diwaspadai karena suatu cekungan belakang busur (foreland basin) dan
karakteristik tersebut memenuhi syarat untuk busur magmatic (magmatic arc) di bagian selatan.
Kemudian busur magmatik ini mengalami migrasi maksimum absolut yang dihasilkan oleh gempa.
ke arah selatan hingga Kuarter (Asikin, 1974).
III. LANDASAN TEORI Percepatan tanah maksimum (amax) dihitung
3.1 Likuifaksi menggunakan konversi dalam gal dari peta
Likuifaksi adalah fenomena pada masa tanah percepatan gempabumi Indonesia SNI 03-1726-2002
kehilangan sebagian besar tahanan geser akibat yang ditunjukan pada (Gambar 3.1)
beban dinamik / siklik sehingga mengalir seperti
cairan hingga tegangan geser yang bekerja di masa
tanah tersebut sama rendahnya dengan tahanan geser
yang berkurang (Sladen et al, 1985).
3.2 Muka Air Tanah
Muka airtanah atau yang biasa disebut ground water
table adalah batas antara tanah jenuh air dengan
tanah tak jenuh air. Tekanan pada muka air tanah
sama dengan tekanan atmosfer. Pada kedalaman
tertentu, air mengisi pori antar butir sampai zona
jenuh terbetuk. Di bawah muka air tanah, pada zona
jenuh air, lapisan permeable yang menghasilkan
airtanah disebut akuifer. Gambar 3.1 Peta Percepatan Gempabumi SNI-1726-
3.3 Standard Penetration Test (SPT) 2002
SPT adalah suatu metode uji yang dilaksanakan
bersamaan dengan pengeboran untuk mengetahui, Tegangan Total Pada Tanah (σo) merupakan tegangan
baik perlawanan dinamik tanah maupun pada suatu bidang di dalam massa tanah yang
pengambilan contoh tidak terganggu (Undisturbed merupakan akibat berat tanah total yang termasuk
Sample, UDS) dengan teknik penumbukan. Uji SPT ruang pori persatuan luas yang arahnya tegak lurus.
terdiri atas uji pemukulan tabung belah dinding tebal Perhitungan menggunakan persamaan Seed dan
ke dalam tanah, disertai pengukuran jumlah pukulan Idriss (1971):
untuk memasukkan tabung belah sedalam 300 mm
(2)
vertikal. Dalam sistem beban jatuh ini digunakan
palu dengan berat 63,5 kg, yang dijatuhkan secara dimana :
berulang dengan tinggi jatuh 0,76 m. Pada = Tegangan total vertikal (kg/cm2)
penggunaannya digunakan alat bernama Standard h = Kedalaman (cm)
Split Barrel pemukulan pertama pada alat yang
= Berat Volume Tanah (Kg/cm3)
digunakan dipukul hingga kedalaman 15 cm
kemudian pukulan kedua sedalam 30 cm dan
pukulan ketiga sedalam 45cm dengan hasil berupa Tegangan efektif tanah (σo') merupakan tegangan
jumlah pukulan (NSPT). yang terjadi akibat berat tanah yang berhubungan
3.3 Analisis Likuifaksi Berdasarkan Data SPT dengan air dalam tanah, tegangan efektif tanah ini
Perhitungan potensi likuifaksi diawali dengan dihitung menggunakan persamaan Seed dan Idriss
menhitung nilai Cyclic Stress Ratio (CSR). CSR (1971):
adalah sebuah variabel yang dipakai untuk 0’ = 0 – u (3)
menjabarkan gejala kegempaan yang terjadi pada = ( h x  ) – ( hw x w)
lapisan tanah yang merupakan pembagian antara dimana:
tegangan siklik yang terjadi akibat gempabumi ( av) 0’ = Tegangan vertical efektif tanah (kg/cm2)
0 = Tegangan total vertikal pada tanah
dengan tegangan efektif pada tanah ( ) berdasarkan (kg/cm2)
persamaan Seed dan Idriss (1971): u = Tekanan air pori (kg/cm2)
h = Kedalaman (cm)
 = Berat volume tanah (kg/cm3)
(1) hw = Kedalaman muka air tanah (cm)
Dimana: w = Berat volume air 0.00098 (kg/cm3)
αmax = percepatan tanah maksimum (gal)
g = percepatan gravitasi (mm/s) Reduksi Tegangan (rd) merupakan koefisien reduksi
σo' = tegangan vertical efektif tanah (kg/cm2) tegangan pada suatu kedalaman tertentu yang
σo = tegangan total vertical pada tanah digunakan untuk mengestimasi besarnya koefisien
(kg/cm2) reduksi besaran CSR. rd diartikan sebagai kelenturan
rd = reduksi tegangan profil tanah akibat gempa. Dalam penelitian ini
Faktor 0.65 adalah asumsi bahwa tegangan geser rumus yang digunakan menurut Liao dan Whitman
seragam ekuivalen adalah 65% dari tegangan geser (1986):
rd = 1,0 – 0,00765h h ≤ 9,15m (4)
rd = 1,174 – 0,00267h 9,15m ≤ h ≤ 23m CSR : Cyclic Resistant Ratio
rd = 0.744-0.008h 23m ≤ h ≤ 30m CSR : Cyclic Stress Ratio
rd = 0.5 h > 30 MSF : Magnitude Scaling Factor

MSF merupakan faktor koreksi untuk hasil


perhitungan kedua untuk perhitungan evaluasi perbandingan CRR dan CSR yang pada masa 1970
likuifaksi yaitu Cyclic Resistant Ratio (CRR) yang metode yang digunakan memiliki keterbatasan
merupakan kemampuan tanah untuk dapat menahan dimana perhitungan FK hanya bisa dihitung pada
perubahan terhadap kondisi liquid. Dalam gempa diatas magnitude 7,5 hingga Seed dan Idriss
melakukan perhitungan potensi likuifaksi (1982) mencoba merumuskan persamaan untuk
dibutuhkan suatu variable yang diinterpretasikan mengoreksi berbagai besaran gempa terhadap faktor
dalam sebuah persamaan yang bisa untuk keamanan yang diruumuskan dalam persamaan
mendefinisikan kapasitas tanah sebagai tahanan berikut:
untuk likuifaksi. Sesuai dengan rujukan oleh Youd
dan Idriss (1996,1998) maka persamaannya : (10)
Dimana :
CRR= (5) Mw : Besaran gempa dalam momen magnitude

(N1)₆₀cs merupakan koreksi jumlah pukulan Jika Fk bernilai di bawah 1 maka dianggap tidak
terhadap FC (fines content) dari uji distribusi aman terhadap likuifaksi
butitran (grain size distribution) dengan Fines Sand Sedangkan jika Fk bernilai di atas 1 maka dianggap
yang lolos saringan No. 200 dimana sebelumnya aman terhadap likuifaksi
dilakukan perhitungan terlebih dahulu terhadap 3.5 Indeks Potensi Likuifaksi (LPI)
koreksi jumlah pukulan biasa ((N₁)₆₀) yang Indeks potensi likuifaksi merujuk pada formula
dirumuskan : Iwasaki (1982) yang mengatakan bahwa likuifaksi
akan terjadi hingga kedalaman kurang lebih 20 meter
dibawah permukaan tanah. Indeks potensi likuifaksi
(N₁)₆₀ = (6) merupakan intergarasi dari fungsi faktor keamanan
dan litologi yang terlikuifaksi. Besaran potensi
dimana: tersebut menggunakan klasifikasi Iwasaki (1982)
N : jumlah pukulan N-SPT seperti pada (tabel II.1), dengan persamaab berikut:
0’ : Tegangan efektif tanah (kg/cm2)
Pa : koreksi Satuan 10.1
(11)
untuk langkah selanjutnya (N₁)₆₀ diperhitungan F = 1-Fs jika Fs < 1
terhadap FC dengan dikoreksi terhadap α dan β F=0 jika Fs > 1
sesuai dengan kandungan butir halus nya. Pada W(z) = 10 – 0,5 x z
akhirnya (N₁)₆₀ yang sudah dikoreksi terhadap FC dimana :
akan menjadi (N₁)₆₀cs yang dirumuskan dalam : Z : kedalaman dari titik tengah lapisan tanah
(0 sampai 20 m)
(N₁)₆₀cs = (7) D(z) : Diferensial dari Penambahan Kedalaman
w(z) : Faktor Beban
dimana:
α=0 untuk FC < 5%
Tabel III.1 Klasifikasi Iwasaki (1982)
α= untuk 5% < FC < 35% Klasifikasi Iwasaki (1982)
α=5 untuk FC >35%
β=1 untuk FC < 5% LPI = 0 Sangat Rendah
β= untuk 5% < FC < 35% LPI ≤ 5 Rendah
β = 1.2 untuk FC > 35% 5 ≤LPI ≤ 15 Tinggi
LPI 15 Sangat Tinggi
3.4 Faktor Keamanan (FK)
Faktor keamanan didapatkan dari hasil perbandingan
antara nilai CRR dan CSR dengan memperhitungkan IV. Pembahasan
faktor koreksi terhadap besaran gempa berdasarkan Hasil akhir penelitian ini dipengaruhi oleh
persamaan menurut Seed dan Idriss (1982): ketersedian data yang lengkap. Semakin lengkap
data yang didapatkan maka hasil akhir akan akurat.
Data yang digunakan berupa data geologi,
(8) geomorfologi dan geologi teknik berupa Rock Mass
dimana : Rating dan uji direct shear.
4.1 Geologi Daerah Penelitian
Dalam penyusunan stratigrafi ini menggunakan data
Log Bor (DB-3) yang tersusun atas tiga jenis yaitu
sandy clay (lempung pasiran), clay (lempung), dan
sand (pasir) sedalam 20 meter di bawah permukaan
tanah dengan elevasi +/- 0m.

4.4 Perhitungan CRR


Perhitungan CRR (Gambar IV.4) menunjukan pada
beberapa layer nilai CRR lebih kecil dibandingkan
dengan nilai CSR pada perhitungan sebelumnya
yang mengindikasikan layer tersebut memiliki
tahanan tanah terhadap likuifaksi yang lebih kecil
dibandingkan nilai regangan sikliknya, sehingga jika
nilai CRR lebih kecil dibandingkan CSR maka layer
tersebut akan menahan regangan yang lebih kuat.
Gambar IV.1 log bor DB-3 Koja, Jakarta Utara
Tabel IV.3 Perhitungan CRR DB-3
4.2 Muka Air Tanah Daerah Penelitian
Muka airtanah pada daerah penelitian relatif
dangkal. Pada daerah Jakarta Utara DB-3 yang
terletak di Kemudi Koja memiliki muka airtanah
yaitu 1,0 meter di bawah permukaan tanah dengan
elevasi 0 m.
Tabel IV.1 Muka Air Tanah
Lokasi
Elevasi Kedalaman
No (Kode
(dml) MAT (mts)
Lokasi)
Kemudi Koja 4.4 Perhitungan Faktor keamanan pada gempa
1 0 1
(DB 3) 5,5 – 7,5 Mw
Faktor keamanan merupakan perbandingan CRR
4.3 Perhitungan CSR terhadap CSR dengan perkalian MSF sebagai faktor
Dalam perhitungan CSR percepatan tanah koreksi terhadap besaran gempa bumi (Tabel IV.4).
maksimum (amax) menggunakan satuan gal yang oleh
karenanya nilai 0.15g harus dikonversi kedalam Tabel IV.4 MSF (Seed dan Idriss, 1982)
satuan gal. dengan perhitungan konversi sebagai MSF
berikut: Magnitude (seed &
amax = pga x 100 x g (Mw) Idriss ,
= 0.15 x 100 x 9.8 m/s 1982)
= 147 gal Mw 5.5 2.2
Mw 6 1.76
Tabel IV.2 NSPT DB-3
Mw 6.5 1.44
DB-3 (GWL 1.0m)
Mw 7 1.19
depth (cm) N Spt soil type
Mw 7.5 1
250 4 sandy clay
450 3 sandy clay Tabel IV.5 FK pada kenaikan gempa 5,5-7,5Mw
650 4 sand
850 3 sandy clay
1050 5 Clay
1250 6 Clay
1450 9 sandy clay
1650 34 sandy clay
1850 60 sandy clay

Tabel IV.3 Perhitungan CSR pada DB-3


Berdasarkan perhitungan tersebut DB-3 mulai
terdapat layer dengan FK < 1 yang mengindikasikan
layer tersebut tidak aman terhadap likufaksi yaitu berpengaruh terhadap kerentanan likuifaksi yaitu
pada gempa 6Mw di kedalaman 8,5m dan seiring MAT yang dangkal, Nspt dengan nilai dibawah 5,
kenaikan gempa maka layer layer yang lain mulai dan besarnya gempabumi yang terjadi.
ikut mengalami kerentanan hingga pada gempa
7,5Mw di kedalaman 2,5 – 12,5m. beberapa UCAPAN TERIMA KASIH
parameter yang berperan dalam kenaikan FK adalah Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada
nilai NSPT yang relatif kecil berkisar 3-6, muka air beberapa pihak terkait penelitian ini,
tanah yang dangkal, dan kenaikan besaran gempa 1. Bapak Dr. Ir. Abdurrachman Asseggaf, M.T.
bumi yang ikut berperan dalam penurunan nilai FK. Sebagai pembimbing utama dan memberikan izin
penggunaan data untuk menjalankan penelitian ini.
4.5 Liquefaction Potential Index (LPI) 2. Aditya Utomo, S.T., M.T. sebagai pembimbing
Pada perhitugan LPI didapatkan nilai untuk pendamping dalam penelitian ini.
menentukan rendah tingginya potensi likuifaksi
berdasarkan perhitungan (Tabel IV.6). DAFTAR PUSTAKA
1. Asseggaf, A. (2017): Heterogenitas Konsenterasi
Tabel IV.6 Perhitungan LPI pada gempa 5,5-7,5 Khlorida (CL) Dalam Airtanah Daerah Muara
Kamal-Marunda Dataran Pantai Utara DKI
Jakarta, Log Bor SPT dan Uji laboratorium
tanah, Jakarta Utara, Disertasi Doktor,
Tinggi rendahnya potensi gempa bumi dilihat dari Universitas Padjajaran, Bandung.
Klasifikasi Iwasaki (1982) Pada gempa magnitude 2. Asikin, S., (1974), Evolusi Geologi Jawa Tengah
5,5Mw DB-3 tidak berpotensi likuifaksi dengan nilai dan Sekitarnya Ditinjau dari Segi Teori
LPI 0, pada gempa 6Mw berpotensi rendah dengan Tektonik Dunia yang Baru, Disertasi Doktor,
LPI 1, pada gempa 6,5Mw berpotensi tinggi dengan Departemen Teknik Geologi ITB, Tidak
nilai LPI 7,73, dan pada gempa 7-7,5 Mw berpotensi Dipublikasikan.
sangat tinggi dengan nilai LPI 17,81 dan 28,68. 3. Bainal, Aditya M. 2019. Analisis Kerentanan
Kenaikan nilai LPI terhadap besaran gempa dapat Likuifaksi Berdasarkan Data SPT pada
dilihat pada Gambar IV.2. Wilayah DKI Jakarta (Studi Kasus :
. Kecamatan Koja, Jakarta Utara Dan
Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Universitas Trisakti.
4. Bemmelen, R.W.Van. (1949): The Geology of
Indonesia, Martinus Nyhoff, The Haque,
Nederland.
5. BSN (2012), SNI 1726, 2012-Tata Cara
Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung,
Jakarta
6. Iwasaki, T, (1982), Soil Liquefaction Studies in
Japan : State of The Arts, Soil Dynamics &
Gambar IV.2 Diagram Kenaikan LPI Earthquake Engineering, Vol. 5 No.1,
Penambahan nilai LPI sangat dipengaruhi pada Computational Mechanics Publications.
Faktor keamanan yang mana setiap penambahan 7. Seed, H.B. and Idriss, I.M., (1971).
magnitude gempa terdapat potensi likuifaksi pada “Simplified Procedure for Evaluation Soil
layer yang semulanya aman dengan FK di bawah 1 Liquifaction Potential”, J. Geotech. Engrg.
menjadi tidak aman akibat kenaikan gempa. Hal Div., ASCE, 97(9), 1249–1273.
tersebut berpengaruh pada perhitungan LPI karena 8. Sladen, J. A., D'Hollander, R. D. & Krahn, J.
LPI merupakan Integrasi dari penambahan jumlah (1985-a). The liquefaction of sands, a
potensi likuifaksi pada masing masing layer hingga collapse surface approach. Can. Geotech. J.
sedalam 20m di bawah permukaan tanah. 9. Turkandi, T., Sidarto, D.A. Agustiyanto, dan M.
Purbo Hadiwidjoyo. 1992. Peta Geologi
V. KESIMPULAN Lembar Jakarta, dan Kepulauan Seribu, Jawa.
Berdasarkan hasil dari analisis kerentanan likuifaksi Bandung: Pusat Penelitian dan
dapat ditarik kesimpulan bahwa wilayah Koja Pengembangan Geologi.
Jakarta Utara tidak berpotensi likuifaksi pada gempa 10. Van Bemmelen, R.W., 1949, The Geology of
5,5Mw dengan nilai LPI 0, pada gempa 6Mw Indonesia Vol. IA, Martinus Nijhoff :
berpotensi rendah dengan LPI 1, pada gempa 6,5Mw Belanda.
berpotensi tinggi dengan nilai LPI 7,73, dan pada 11. Youd T.L. dan Idriss, I.M., 1998. Cyclic
gempa 7-7,5 Mw berpotensi sangat tinggi dengan liquefaction and its evaluation based on SPT
nilai LPI 17,81 dan 28,68. Parameter yang and CPT. in Proceedings, NCEER Workshop
on Evaluation of Liquefaction Resistance of
Soils.

Anda mungkin juga menyukai