OLEH:
NIM. 201564016
PENDAHULUAN
Perairan Pelabuhan Piru erupakan salah satu perairan yannng terdapat aktifitas
nelayan, budidaya rumput laut, transportasi laut, serta perencanaan pembangunan kawasan
industri yang memerlukan kajian analisis Oceanografi khususnya pasang surut dan arus pasut
dan untuk memenuhi kebutuhan Informasi tersebut, maka diperlukan penelitian dan survey
lapangan yang membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang sangat besar.
Salah satu cara untuk mengkaji pasang surut dan arus pasang surut di perairan Pelabuhan
Piru yaitu dengan memodelkan simulasi arus pasang surut tersebut dengan model matematik (
Hidraulik) yang memamfaatkan teknologi Komputer sehingga waktu yang diperlukan relative
singkat. Hasil dari simulasi ini diharapkan mampu memberikan gambaran karakteristik arus
pasang surut di perairan Pleabuhan Piru.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari project ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari pemodelan
pasang surut dan arus pasang surut di perairran Pelabuhan Piru menggunakan software MIKE
Zero.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Arus Inersia,. Yaitu suatu gerakan air dimana terjadi gesekan yang sangat kecil
(diasumsikan nol) dan gaya yang masih bekerja hanya gaya Coriolis sehingga menyerupai
kurva. Arus inersia yang terjadi di sekitar garis lintang akan membentuk lingkaran
(circular). Arah rotasi pada lingkaran inersia adalah searah jarum jam di belahan bumi
utara dan berlawanan arah jarum jam di belahan bumi selatan.
Pasang surut merupakan peristiwa naik turunnya permukaan air laut yang terjadi
secara periodik yang diakibatkan oleh hubungan gravitasional antara matahari, bulan dan
bumi. Selain faktor tersebut pasangsurut juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti angin, curah
hujan dan iklim faktor ini juga menentukan ketinggian tambahan pada permukaan laut dan
fluktuasinya sepanjang masa (Pariwono, 1989). Menurut Ongkosongo (1989) pasang surut
memiliki komponen – komponen pembangkit pasang surut serta bersifat periodik, oleh
karena itu nilai elevasi pasang surut permukaan air laut pada suatu tempat dapat diramalkan.
Peramalan pasang surut bertujuan untuk mengetahui atau memprediksi nilai elevasi pasang
surut untuk beberapa tahun kedepan.
Saat ini terdapat beberapa metode atau software seperti: WORLD TIDES, NAO Tide, dan
MIKE Zero yang dapat meramalakan pasang surut untuk beberapa tahun kedepan.
ProgramTide Prediction of Heights pada software MIKE 21. Programini dapat meramalkan
pasang surut secara Point Series dan Line Series yaitu program ini dapat meramalkan pasang
surut pada satu titik atau lebih dalam garis koordinat. Inputan progam ini berupa koordinat
lokasi penelitian. Output program MIKE 21 ini berupa nilai elevasi pasang surut.
Arus Pasang Surut
Menurut Hadi dan Radjawane (2009), dinamika arus pasut dapat dipelajari dari
persamaan hidrodinamika 2D. Persamaan Hidrodinamika 2D yang dirata-ratakan terhadap
kedalaman didasari dari persamaan gerak dan persamaan kontinuitas. Persamaan gerak 2D
dari hidrodinamika pasang surut dirumuskan sebagai berikut:
𝜕ū 𝜕ū 𝜕ū 𝜕𝜂 𝜏𝑠𝑥 − 𝜏𝑏𝑥
+ ū 𝜕𝑥 + ῡ 𝜕𝑦 = −𝑔 + (1.1)
𝜕𝑡 𝜕𝑥 𝜌(𝑑+𝜂)
𝜕ῡ 𝜕ῡ 𝜕ῡ 𝜕𝜂 𝜏𝑠𝑦 − 𝜏𝑏𝑦
+ ū 𝜕𝑥 + ῡ 𝜕𝑦 = −𝑔 + (1.2)
𝜕𝑡 𝜕𝑥 𝜌(𝑑+𝜂)
Dimana:
ū,ῡ : Kecepatan rata-rata terhadap kedalaman pada arah x dan y
(m/detik)
g : Percepatan gravitasi bumi (9,8 m/detik²)
η : Elevasi air laut (m)
d : Kedalaman perairan tetap (m)
𝜌 : Densitas air laut (kg/m³)
𝜏𝑠𝑥 , 𝜏𝑏𝑥 : Stess gesekan permukaan arah x dan y (kg/m detik²)
𝜏𝑠𝑦 , 𝜏𝑏𝑦 : Sterss gesekan dasar arah x dan y (kg/m detik²)
𝜕 𝜕 𝜕𝜂
[(𝑑 + 𝜂)ū] + [(𝑑 + 𝜂)ῡ] + =0 (1.3)
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑡
Dimana:
1 𝜂
ū= ∫ 𝑢 𝑑𝑧 (1.4)
𝑑+𝜂 −𝑑
1 𝜂
ῡ = 𝑑+𝜂 ∫𝑑 𝑣 𝑑𝑧 (1.5)
𝜏𝑠𝑥 dan 𝜏𝑠𝑦 adalah stress gesekan angin di permukaan dalam arah x dan y sedangkan 𝜏𝑏𝑥 dan
𝜏𝑏𝑦 adalah stress gesekan dasar dalam arah x dan y. Persamaan ini hanya mempertimbangkan
arus pasut dalam perhitungan dan mengabaikan gaya gesek angin. Selanjutnya, hanya gerak
arus pasut yang dipengaruhi oleh gesekan dasar dan dinyatakan dengan hubungan:
𝜏𝑏𝑥 = 𝑘𝜌 |𝑈𝑏 |𝑢𝑏 (1.6)
𝜏𝑏𝑦 = 𝑘𝜌|𝑈𝑏 |𝑣𝑏 (1.7)
Dimana:
Persamaan (2.1) dan (2.2) adalah persamaan yang non-linier karena mengandung suku-suku
non-linier seperti suku konvektif dan suku gesekan dasar:
𝜕ū 𝑑ū 𝜕ῡ 𝜕ῡ
1. Suku Konvektif :ū , ῡ 𝜕𝑦 , ū 𝜕𝑥 , ῡ 𝜕𝑦
𝜕𝑥
Elevasi muka air (η) dalam persamaan (1.4) dan (1.5) diabaikan dikarenakan nilainya
jauh lebih kecil daripada kedalaman perairan tetap (d). Dengan mengabaikan elevasi mukaair,
faktor Coriolis, suku-suku konvektif, dan melinierkan suku gesekan dasar padapersamaaan
gerak dan persamaan momentum dinamika arus pasut, maka persamaanhidrodinamika 2D
yang dirata-ratakan terhadap kedalaman dapat dinyatakan:
Persamaan gerak:
𝜕ū 𝜕𝜂 𝑘ū
= −𝑔 𝜕𝑥 − (1.9)
𝜕𝑡 𝑑
𝜕ῡ 𝜕𝜂 𝑘ῡ
= −𝑔 𝜕𝑦 − (1.10)
𝜕𝑡 𝑑
Persamaan kontinuitas:
𝜕 𝜕 𝜕𝜂
(𝑑 ū) + (𝑑 ῡ) + =0 (1.11)
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑡
BAB III
METODOLOGI
Project ini dilakukan di perairan Pelabuhan Piru, Kabupaten Seram Bagian Barat
(SBB) dengan menggunakan data pasang surut yakni selama 1 hari pada bulan September
2018.
Dalam membuat model menggunakan MIKE Zero, hal yang dilakukan terlebih dahulu
adalah membuat peta batimetri perairan Pelabuhan Piru. Selanjutnya adalah membuat mesh.
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Buka MIKE lalu pilih New File MIKE Zero Mesh Generator OK
2. Setelah memilih Mesh Generator, maka kita harus memilih sistem projeksi yang
sesuai dengan area yang akan kita modelkan yaitu sistem
WGS_1984_UTM_Zone_52S
3. Setelah muncul lembar kerja, selanjutnya adalah memasukkan data garis pantai.
Klik Data lalu pilih Import Boundary. Data yang diimport merupakan dalam
bentuk format .XYZ
4. Kemudian akan muncul tampilan Boundary Properties, pada kolom Projection,
ubah sistem WGS_1984_ UTM_Zone_52S menjadi LONGLAT
5. Berikut merupakan tampilan garis pantai pulau. Garis merah disebut vertices,
garis biru disebut nodes.Nodes merupakan titik awal atau pada suatu garis (arc);
vertice merupakan point-point di sepanjang arc.
Vertices
Nodes
6. Jika terdapat error dimana point berada di luar arcs (seperti pada bagian yang
ditandai kotak merah), maka point tersebut harus dihilangkan yakni menggunakan
7. Hapus juga garis-garis hijau yang ada di daratdengan menggunakan fitur delete
8. Dalam satu bentuk arc, hanya boleh ada satu nodes, sehingga harus ada nodes
yang diubah menjadi vertices.Pilih select points pada toolbar, pilih nodes yang
akan diubah kemudian Klik kanan pada mouse lalu pilih nodes vertices
9. Redistributes Area digunakan untuk mengatur jumlah vertice pada arc. Banyaknya
vertice akan memepengaruhi kinerja dalam simulasi model nantinya. Pilih fitur
select arcs. Lalu klik arc sehingga arc menjadi warna ungu lalu klik kanan pilih
Redistributes Area. Sesuaikan angka untuk mengurangi jumlah point yang ada
pada arc
10. Selanjutnya adalah pembentukan mesh. Pilih generate mesh lalu akan muncul
kotak dialog kmesh generation, kemudian pilih generate
11. Selanjutnya untuk membat tampilan mesh lebih halus, pilh Mesh Smooth Mesh
12. Setelah mesh selesai, langkah berikutnya adalah memasukan data batimetri
(Untuk Laut). Klik data pada toolbar lalu pilih manage scatter data. Setelah
muncul tampilan window untuk menambahkan data, klik Add. Masukkan data
batimetri (tipe file .xyz) kemudian apply
15. Tahap akhir dari pembuatan mesh adalah mengeksport mesh. Pilih mesh lalu
export mesh. Simpan output file pada folder data.
Pada mesh yang telah dibuat, terdapat batas domain yang sudah kita berikan identitas
sebelumnya. Batas domain ini selanjutnya harus memiliki data hidrodinamika berupa prediksi
pasang surut (tide). Data yang digunakan hanya data 1 hari yaitu pada tanggal 1 september
2018
Setelah tahapan membuat mesh dan telah diperoleh data tides prediction selesai, maka
tahapan membuat simulasi model pasang surut sudah bisa dilakukan.
2. Pada bagian domain, masukan file mesh yang telah diexport sebelumnya dan
mesh pun akan muncul di tampilan domain.
3. Pada bagian domain, pad kolom Domain Specification, ubah nilai Datum Shift
menjadi 0.1
4. Masih pada bagian domain, terdapat kolom boundary names. Pada bagian ini,
pemberian nama boundary disesuaikan dengan kode arc yang digunakan sebagai
batas domain saat pembuatan mesh. Hal ini bertujuan untuk mempermudah kita
saat memanggil file boundary di tahap selanjutnya.
5. Selanjtnya tinggal mengisi parameter yang akan digunakan pada Hydrodinamic
Module
6. Selanjutnya pada Output, bisa dibuat hasi berupa model 2D dan 3D, kemudian
RUN data tersebut
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perairan Teluk Piru memiliki tipe pasang surut campuran ganda yaitu pasang surut
terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari.selain itu, perairan ini dipengaruhi
oleh 2 tipe arus yaitu arus yang dibangkitkan oleh pasang surut dan oleh angina permukaan
laut. Arus yang dominan pada perairan Teluk Piru yaitu arus pasang surut.
Pola arus pasang surut pada tangga 1 Sptember (1 hari ) di perairan Pelabuhan Piru
secara umum untuk arah ‘v_velocity’ dan ‘u_velocity’ arahnya untuk 24 jam mengalami
perubahan arah arus. arah arus untuk ‘v_velocity’ arahnya dominandari Barat dan Selatan
Sedangkan untuk ‘u_velocity’ dominan di sebelah Barat Laut (Gambar 4).
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari hasil yang di dapat bahwa pemodelan arus pasang surut menunjukan arah
dominan yaitu arah arus untuk ‘v_velocity’ arahnya dominandari Barat dan Selatan
Sedangkan untuk ‘u_velocity’ dominan di sebelah Barat Laut.