UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 FAX 0451-422844 PALU
ACARA 2
LAPORAN PRAKTIKUM
DISUSUN OLEH :
PALU
2021
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK Nama : Willyam Living Stone
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
NIM : F 121 17 069
Praktikum Geologi Kelautan
Acara I
A. Tujuan Praktikum
Dalam praktikum ini mahasiswa dapat mengetahui dan mempelajari cara mengukur dan mengolah data
ketinggian air laut (pasang surut) dalam periode yang telah ditentukan.
B. Dasar Teori
Pasang surut merupakan suatu fenomena pergerakkan naik turunya permukaan air laut secara berkala yang
diakibatkan oleh rotasi bumi.dan gaya tarik menarik dari benda astronomi terutama oleh matahari dan bulan.
Permukaan air laut senantiasa berubah yang disebabkan oleh gerakan pasang surut. Periode selama permukaan air
laut naik disebut air pasang ( flood tide ), dan kedudukan pada waktu permukaan air laut naik dan mencapai
pincaknya disebut air tinggi ( high water ). Keadaan saat permukaan air laut menurun akibat gaya pasang surut
disebut air surut ( ebb tide ) dan kedudukan terendah permukaan air laut yang disebut air rendah ( low water ).
Perbedaan kedua hal ini disebut dengan dengan tunggang pasang ( tidal range ) yang besarnya tergantung pada
tempat dan kaaarakteristik daerah atau wilayah setempat (Wibowo, 2010).
Mekanisme terbentuknya pasang surut dapat dijelaskan oleh teori pasut seimbang (equilibrium tides) dengan
asumsi selutuh permukaan bumi yang telah ditutpi air.
1. Sistem Bumi – Bulan
Sistem ini menghasilkan gaya sentrifugal yang sama disetiap titik permukaan bumi. Total gaya sentrifugal
dan total gaya tarik bulan saling mengimbangi, sehingga sistem ini dalam keadaan setimbang. Gaya
pembangkit pasut ini akan mengakibatkan pasang pada dua lokasi dan surut pada dua lokasi pula. Karena
akibat dari bumi berotasi pada sumbunya yaitu dala waktu 24 jam, maka setiap titik di bumi mengalami dua
kali pasang dan dua kali surut pula.
2. Sistem Bumi – Bulan – Matahari
Gaya pembangkit pasang surut pada matahari sekitar 0.46 gaya pembangkit pasut bulan. Interaksi ini
mengakibatkan bila matahari serta bulan dan bumi dalam satu garis lurus maka pasang surut laut maksimum,
bila matahari serta bulan dan bumi saling tegak lurus maka pasang surut laut minimum. Pada bulan baru dan
bulan purnama tinggi pasang surut adalah maksimum pasang surut disebut spring tide ( pasang purnama).
Pada kuartir pertama dan ketiga tinggi pasang surut minimum dan pasang surutdisebut neap tide atau pasang
perbani.
Pada setiap titik dimuka bumi akan terjadi pasang surut yang merupakan kombinasi dari beberapa
komponen yang mempunyai amplitudo dan kecepatan sudut yang tertentu sesuai dengan gaya pembangkitnya.
Pada keadaan sebenarnya bumi tidak semuanya ditutupi oleh air laut melainkan sebagian merupakan daratan
dan juga kedalaman laut berbeda beda. Sebagai konsekwensi dari teori keseimbangan maka pasang surut akan
terdiri dari beberapa komponen yang mempunyai kecepatan amplitudo dan kecepatan sudut tertentu, sama
besarnya seperti yang diuraikan pada teori keseimbangan. Berhubung adanya pengaruh geografi yang berbeda
beda, maka pasang surut tersebut dalam perambatannya akan mengalami hambatan, distorsi dan refraksi
sehingga besarnya amplitudo akan terpengaruhi serta terjadi undur phase yang berbeda untuk setiap kcmponen,
disamping terjadinya beberapa gelombang anak. Dalam penelitian lebih lanjut diketahui bahwa untuk setiap
tempat yang mengalami pasang surut mempunayi ciri tertentu yaitu besar pengaruh dari tiap-tiap komponen
selalu tetap dan hal ini disebut tetapan pasang surut. Selama tidak terjadi perubahan pada keadaan geografinya,
tetapan. tersebut tidak akan berubah (Diposaptono, 2007).
Apabila tetapan pasang surut untuk suatu tempat tertentu sudah diketahui maka besar pasang surut
untuk setiap waktu dapat diramalkan. Untuk menghitung tetapan pasang surut tersebut diatas, ada beberapa
metoda yang sudah biasa dipakai misalnya metoda Admiralty yang berdasarkan pada data pengamatan selama
15 hari atau 29 hari. pada metoda ini dilakukan perhitungan yang dibantu dengan tabel, akan menghasilkan
tetapan pasang surut untuk 9 komponen. Dengan adanya kemajuan teknologi dibidang elektronika yang sangat
pesat, Penggunaan komputer mikro untuk menghitung tetapan pasang surut serta peramalannya akan sangat
memungkinkan. Sehubungan dengan itu akan dicari suatu cara untuk memproses data pengamatan pasang surut
sehingga dapat dicari tetapan pasang surut serta peramalannya dengan cara kerja yang mudah. Proses
perhitungan dari komputer didasarkan pada penyesuaian lengkung dari data pengamatan dengan metoda kuadrat
terkecil, dengan menggunakan beberapa komponen yang dianggap mempunyai faktor yang Paling menentukan.
Untuk ini dibahas penurunan matematiknya serta pembuatan program (Supangat, 2003).
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pasang surut berdasarkan teori kesetimbangan adalah
rotasi bumi pada sumbunya, revolusi bulan terhadap matahari, revolusi bumi terhadap matahari. Sedangkan
berdasarkan teori dinamis adalah kedalaman dan luas perairan, pengaruh rotasi bumi (gaya coriolis), dan
gesekan dasar. Selain itu juga terdapat beberapa faktor lokal yang dapat mempengaruhi pasut disuatu perairan
seperti, topogafi dasar laut, lebar selat, bentuk teluk, dan sebagainya, sehingga berbagai lokasi memiliki ciri
pasang surut yang berlainan (Wibowo. 2010).
Perairan laut memberikan respon yang berbeda terhadap gaya pembangkit pasang surut,sehingga
terjadi tipe pasut yang berlainan di sepanjang pesisir. Menurut Dronkers (1964), ada tiga tipe pasut yang dapat
diketahui yaitu :
1. Pasang surut diurnal. Yaitu bila dalam sehari terjadi satu satu kali pasang dan satu kali surut. Biasanya
terjadi di laut sekitar katulistiwa
2. pasang surut semi diurnal. Yaitu bila dalam sehari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut yang hampir
sama tingginya.
3. pasang surut campuran. Yaitu gabungan dari tipe 1 dan tipe 2, bila bulan melintasi khatulistiwa (deklinasi
kecil), pasutnya bertipe semi diurnal, dan jika deklinasi bulan mendekati maksimum, terbentuk pasut diurnal.
Pasang surut di Indonesia dibagi menjadi 4 yaitu :
1. Pasang surut harian tunggal (Diurnal Tide) Merupakan pasut yang hanya terjadi satu kali pasang dan satu
kali surut dalam satu hari, ini terdapat di Selat Karimata
2. Pasang surut harian ganda (Semi Diurnal Tide) Merupakan pasut yang terjadi dua kali pasang dan dua kali
surut yang tingginya hampir sama dalam satu hari, ini terdapat di Selat Malaka hingga Laut Andaman.
3. Pasang surut campuran condong harian tunggal (Mixed Tide, Prevailing Diurnal)
Rotasi bumi menyebabkan semua benda yang bergerak di permukaan bumi akan berubah arah (Coriolis Effect).
Di belahan bumi utara benda membelok ke kanan, sedangkan di belahan bumi selatan benda membelok ke kiri.
Pengaruh ini tidak terjadi di equator, tetapi semakin meningkat sejalan dengan garis lintang dan mencapai
maksimum pada kedua kutub. Besarnya juga bervariasi tergantung pada kecepatan pergerakan benda tersebut.
Menurut berkaitan dengan dengan fenomeana pasut, gaya Coriolis mempengaruhi arus pasut. Faktor gesekan
dasar dapat mengurangi tunggang pasut dan menyebabkan keterlambatan fase (Phase lag) serta mengakibatkan
persamaan gelombang pasut menjadi non linier semakin dangkal perairan maka semaikin besar pengaruh
gesekannya (Hutabarat, 2006).
F. Pembahasan
Data Pasang Surut
P1 Hasil Pengukuran Pasang Surut Ketinggian (cm) Selisih
15.00 74 56,23
06.00 69 61,23
07.00 75 55,23
17.00 50 80,23
18.00 33 97,23
20.00 67 63,23
05.00 45 85,23
07.00 38 92,23
08.00 85 -45,23
Rata-rata 130,23
Grafik Pasut P1
300
240
250 218.5229.4 214 226236
223.5
207
195 190 200 199 202
200 161 166.5 170 168 166.5 171 179
166
Tinggi (cm)
145 132.5
150 116 128.5 120.5 120 125
102 110 100
74 82.5 82 69 75 83.5 81 85
100 67
45.5 50.5 50 45
50
36.5 3328.5 27.538
0
0 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00
.0 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
13 15 17 19 21 23 01 03 05 07 09 11 13 15 17 19 21 23 01 03 05 07 09 11 13
Waktu
Waktu
TABEL BATHIMETRI
Nama
No Lat (dms) Long (dms) x (m) y (m) Waktu sta Kedalaman Elevasi
1 00°46'43,45" 119°39'31,22" 5 5 07:44 1117 66 -74
2 00°46'41,77" 119°39'33,43" 5 5 07:50 1118 47 -105
3 00°46'40,62" 119°39'32,64" 5 5 07:55 1119 31,2 -111
4 00°46'44,02" 119°39'26,27" 5 5 09:05 1120 55,6 -86
5 00°46'42,73" 119°39'28,25" 5 5 09:10 1121 69 -136
6 00°46'41,59" 119°39'29,66" 5 5 09:15 1122 76 -176
7 00°46'42,73" 119°39'30,01" 5 5 09:17 1123 72 -170
8 00°46'42,56" 119°39'27,83" 5 5 09:22 1124 66 -162
9 00°46'43,68" 119°39'25,96" 5 5 09:24 1125 58,1 -163
10 00°46'44,09" 119°39'26,54" 5 5 09:27 1126 59,7 -144
11 00°46'43,08" 119°39'28,21" 5 5 09:29 1127 68 -162
12 00°46'42,27" 119°39'30,06" 5 5 09:31 1128 74 -171
13 00°46'43,62" 119°39'29,94" 5 5 09:34 1129 68 -167
14 00°46'44,4" 119°39'29,03" 5 5 09:36 1130 71 -145
15 00°46'44,48" 119°39'28,13" 5 5 09:40 1131 64 -109
16 00°46'44,39" 119°39'26,73" 5 5 09:44 1132 62 -62
PETA BATHIMETRI DAERAH PANTAI LERA
DAFTAR PUSTAKA
Sudjarwaji, Teguh. 2014. Pasang Surut Air laut. https://docplayer.info/37625520 -pasang-surut-air-laut.html.