Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Geodesi Undip Januari2014

Survei Bathimetri Untuk Pengecekan Kedalaman Perairan


Wilayah Pelabuhan Kendal
Ahmad Hidayat, Bambang Sudarsono, Bandi Sasmito *)

Program Studi Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro


Jl. Prof Soedarto, SH, Telp. (024) 76480785, 76480788 Tembalang Semarang

Abstrak

Pemeruman adalah proses dan aktivitas yang ditujukan untuk memperoleh


gambaran (model) bentuk permukaan (topografi) dasar perairan (seabed surface).
Proses penggambaran dasar perairan tersebut (sejak pengukuran, pengolahan hingga
visualisasi) disebut dengan survei batimetri. Model batimetri (kontur kedalaman)
diperoleh dengan menginterpolasikan titi-titik pengukuran kedalaman bergantung
pada skala model yang hendak dibuat.
Titik-titik pengukuran kedalaman berada pada lajur-lajur pengukuran kedalaman
yang disebut sebagai lajur perum (sounding line). Jarak antar titik-titik fiks perum
pada suatu lajur pemeruman setidak-tidaknya sama dengan atau lebih rapat dari
interval lajur perum. Salah satu fungsi dari hasil pemeruman adalah untuk reklamasi
pantai.
Pasang surut adalah fenomena naik turunnya muka laut secara berkala akibat
adanya gaya tarik benda-benda angkasa terutama matahari dan bulan terhadap massa
air di bumi. Namun ada pula yang sepakat bahwa pasang surut adalah suatu fenomena
pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh
kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi
terutama oleh matahari, bumi dan bulan. Pada pemeruman kali ini penulis akan
menggunakan alat Echosounder Hi Target HD 370.

Kata Kunci : Pemeruman, Reklamasi pantai, Pasang surut, Jenis alat yang
digunakan.

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi pemetaan pada zaman sekarang ini tidak hanya pada
pemetaan wilayah darat saja. Pemetaan wilayah perairan pun sudah sangat
berkembang.Adapun metode pemetaan bawah air disebut juga sebagai metode
pemeruman.

*)
Penulis Penanggung Jawab

Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, (ISSN : 2337-845X) 198


Jurnal Geodesi Undip Januari2014

Pemeruman adalah proses dan aktivitas yang ditujukan untuk memperoleh


gambaran bentuk permukaan (topografi) dasar perairan (seabed surface). Proses
penggambaran dasar perairan tersebut (sejak pengukuran, pengolahan hingga
visualisasi) disebut dengan survei batimetri. Model batimetri diperoleh dengan
menginterpolasikan titik-titik pengukuran kedalaman bergantung pada skala model
yang hendak dibuat.

Titik-titik pengukuran kedalaman berada pada lajur-lajur pengukuran kedalaman


yang disebut sebagai lajur perum (sounding line). Jarak antar titik-titik fiks perum
pada suatu lajur pemeruman setidak-tidaknya sama dengan atau lebih rapat dari
interval lajur perum.Pengukuran kedalaman dilakukan pada titik-titik yang dipilih
untuk mewakili keseluruhan daerah yang akan dipetakan. Pada titik-titik tersebut juga
dilakukan pengukuran untuk penentuan posisi. Titik-titik tempat dilakukannya
pengukuran untuk penentuan posisi dan kedalaman disebut sebagai titik fiks perum.

Pasang surut adalah fenomena naik turunnya muka laut secara berkala akibat
adanya gaya tarik benda-benda angkasa terutama matahari dan bulan terhadap massa
air di bumi. Namun ada pula yang sepakat bahwa pasang surut adalah suatu fenomena
pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh
kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi
terutama oleh matahari, bumi dan bulan.

PERUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1.Berapa ketelititan pengukuran pada lokasi pemeruman ?

2.Berapa rata-rata kedalaman perairan di lokasi perum ?

RUANG LINGKUP PENELITIAN

Dalam penulisan ini memiliki batasan-batasan sebagai berikut :

Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, (ISSN : 2337-845X) 199


Jurnal Geodesi Undip Januari2014

1. Daerah penelitian adalah perairan wilayah Pelabuhan Kendal.

2. Metode pengukuran yang dipakai ialah metode pemeruman.

3. Pengolahan data dan penggambaran menggunakan software NAV 7.0,


microsoft excel, dan Software Autocad Land Dekstop

MAKSUDDANTUJUANPENELITIAN

Adapun maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah :

1.Untuk mengetahui kedalaman perairan wilayah Pelabuhan Kendal.

2.Untuk mengetahui pasang surut gelombang wilayah Pelabuhan Kendal.

METODELOGI PENELITIAN

Dalam metodologi penelitian ini akan melibatkan beberapa metode penelitian


secara sekaligus, yaitu : studi literatur, akuisisi data, pengolahan data dan analisis
data. Adapun metodologi penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat pada diagram
alir berikut :

Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, (ISSN : 2337-845X) 200


Jurnal Geodesi Undip Januari2014

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, (ISSN : 2337-845X) 201


Jurnal Geodesi Undip Januari2014

DASAR TEORI

SURVEI HIDROGRAFI

Survei adalah kegiatan terpenting dalam menghasilkan informasi hidrografi,


seperti penetuan posisi laut dan penggungaan sistem referensi, pengukuran
kedalaman, pengukuran arus, pengukuran sedimen, pengamatan pasut, pengukuran
detil situasi dan garis pantai. ( Eka Djunasjah, 2005 )

Data-data yang diperoleh dari aktivitas-aktivitas tersebut diatas dapat


disajikan sebagai informasi dalam bentuk peta dan non-peta serta disusun dalam
bentuk basis data kelautan.

Kata hidrografi merupakan serapan dari bahasa inggris ‘hydrography’ . secara


etimologis, ‘hidrography’ ditemukan dari kata sifat dalam bahasa Prancis abad
pertengahan ‘hydrographique’, sebagai kata yang berhubungan dengan sifat dan
pengukuran badanair, misalnya: kedalaman dan arus (Merriam-Webster Online,
2004)

PEMERUMAN

Pemeruman adalah proses dan aktivitas yang ditunjukan untuk memperoleh


gambaran (model) bentuk permukaan (topografi) dasar perairan (seabed surface).
Proses penggambaran dasar perairan tersebut (sejak pengukuran, pengolahan hingga
visualisasinya) disebut sebagai survei batimetri.(Bambang Triatmodjo, 1999)

Pemeruman dilakukan dengan membuat profil (potongan) pengukuran


kedalaman. Lajur perum dapat berbentuk garis-garis lurus, lingkaran-lingkaran
konsentrik, atau lainnya sesuai metode yang digunakan untuk penentuan posisi titik-
titik fiks perumnya. Lajur-lajur perum didesain sedemikian rupa sehingga
memungkinkan pendeteksian perubahan kedalaman yang lebih ekstrim. Untuk itu,
desain lajur-lajur perum harus memperhatikan kecenderungan bentuk dan topografi
pantai sekitar perairan yang akan disurvei. Agar mampu mendeteksi perubahan

Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, (ISSN : 2337-845X) 202


Jurnal Geodesi Undip Januari2014

kedalaman yang lebih ekstrem lajur perum dipilih dengan arah yang tegak lurus
terhadap kecenderungan arah garis pantai. (Bambang Triatmodjo, 1999)

TITIK PERUM

Pemeruman dilakukan dengan membuat profil (potongan) pengukuran


kedalaman. Lajur perum dapat berbentuk garis-garis lurus, lingkaran-lingkaran
konsentrik, atau lain nya sesuai metode yang digunakan untuk

Ketelitian posisi tetap perum pada survei dengan menggunakan singlebeam


echosounder adalah ketelitian posisi tranduser.Global Positioning System (GPS)
merupakan salah satu sistem penentuan posisi yang banyak digunakan dalam
survei hidrografi.

PASANG SURUT GELOMBANG

Pasang surut laut (ocean tide) adalah fenomena naik dan turunnya permukaan
air laut secara periodik yang disebabkan oleh pengaruh gravitasi benda-benda langit
terutama bulan dan matahari. Pengaruh gravitasi benda-benda langit terhadap bumi
tidak hanya menyebabkan pasut laut, tetapi juga mengakibatkan perubahan bentuk
bumi (bodily tides) dan atmosfer (atmospheric tides). Istilah pasut yang merupakan
gerak naik dan turun muka laut dengan periode rata-rata sekitar 12.4 jam atau 24.8
jam. Fenomena lain yang berhubungan dengan pasut adalah arus pasut, yaitu gerak
badan air menuju dan meninggalkan pantai saat air pasang dan surut.(Bambang
Triatmodjo, 1999)
Fenomena pembangkitan pasut menyebabkan perbedaan tinggi permukaan air
laut pada kondisi kedudukan-kedudukan tertentu dari bumi, bulan dan matahari. Saat
spring, yaitu saat kedudukan matahari segaris dengan sumbu bumi-bulan, maka
terjadi pasang maksimum pada titik di permukaan bumi yang berada di sumbu
kedudukan relatif bumi, bulan dan matahari. Saat tersebut terjadi ketika bulan baru
dan bulan purnama. Fenomena pasut pada kedudukan demikian disebut dengan
spring tide atau pasut perbani.

Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, (ISSN : 2337-845X) 203


Jurnal Geodesi Undip Januari2014

Saat neap, yaitu saat kedudukan matahari tegak lurus dengan sumbu bumi-bulan,
terjadi pasut minimum pada titik di permukaan bumi yang tegak lurus sumbu bumi-
bulan. Saat tersebut terjadi di perempat bulan awal dan perempat bulan akhir.
Fenomena pasut pada kedudukan demikian disebut dengan neap tide atau pasut mati.
Tunggang pasut (jarak vertikal kedudukan permukaan air tertinggi dan terendah) saat
spring lebih besar dibanding saat neap.

DESAIN LAJUR PERUM

Pemeruman dilakukan dengan membuat profil (potongan) pengukuran


kedalaman. Lajur perum dapat berbentuk garis-garis lurus, lingkaran-lingkaran
konsentrik, atau lainnya sesuai metode yang digunakan untuk penentuan posisi titik-
titik fiks perumnya. Lajur-lajur perum didesain sedemikian rupa sehingga
memungkinkan pendeteksian perubahan kedalaman yang lebih ekstrim. Untuk itu,
desain lajur-lajur perum harus memperhatikan kecenderungan bentuk dan topografi
pantai sekitar perairan yang akan disurvei. Agar mampu mendeteksi perubahan
kedalaman yang lebih ekstrem lajur perum dipilih dengan arah yang tegak lurus
terhadap kecenderungan arah garis pantai. ( Eka Djunasjah, 2005)

SINGLEBEAM ECHOSOUNDER

Sistem batimetri dengan menggunakan singlebeam secara umum mempunyai


susunan transceiver (tranducer/reciever) yang terpasang pada lambung kapal atau sisi
bantalan pada kapal. Sistem ini mengukur kedalaman air secara langsung dari kapal
penyelidikan. Transciever yang terpasang pada lambung kapal mengirimkan pulsa
akustik dengan frekuensi tinggi yang terkandung dalam beam (gelombang suara)
secara langsung menyusuri bawah kolom air. Energi akustik memantulkan sampai
dasar laut dari kapal dan diterima kembali oleh tranceiver seperti pada gambar 3.4.
Transceiver terdiri dari sebuah transmitter yang mempunyai fungsi sebagai
pengontrol panjang gelombang pulsa yang dipancarkan dan menyediakan tenaga
elektrik untuk frekuensi yang diberikan.

Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, (ISSN : 2337-845X) 204


Jurnal Geodesi Undip Januari2014

Gambar 2. Singlebeam Echosounder

Transmitter ini menerima secara berulang-ulang dalam kecepatan yang tinggi,


sampai pada orde kecepatan milisekon. Perekaman kedalaman air secara
berkesinambungan dari bawah kapal menghasilkan ukuran kedalaman beresolusi
tinggi sepanjang lajur yang disurvei. Informasi tambahan seperti heave (gerakan naik-
turunnya kapal yang disebabkan oleh gaya pengaruh air laut), pitch (gerakan kapal ke
arah depan (mengangguk) berpusat di titik tengah kapal), dan roll (gerakan kapal ke
arah sisi-sisinya (lambung kapal) atau pada sumbu memanjang) dari sebuah kapal
dapat diukur oleh sebuah alat dengan nama Motion Reference Unit (MRU), yang juga
digunakan untuk koreksi posisi pengukuran kedalaman selama proses berlangsung.

Gambar 3. Proses Singlebeam Echosounder (Bambang Triatmodjo, 2008)

Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, (ISSN : 2337-845X) 205


Jurnal Geodesi Undip Januari2014

SUMBER KESALAHAN DAN KALIBRASI


Hampir semua sumber kesalahan merupakan kesalahan sistematik, sehingga
dapat didesain cara mengatasinya untuk mendapatkan hasil pengukuran yang
benar.Cara yang efektif untuk menjaga ketelitian pemeruman adalah dengan
melakukan kalibrasi menggunakan cakra tera (bar check). Kalibrasi ini sangat
membantu untuk mendapatkan ukuran kedalaman yang benar akibat beberapa sumber
kesalahan sekaligus. Bar check terbuat dari lempeng logam berbentuk lingkaran atau
segi empat yang digantungkan pada tali atau rantai berskala dan diletakkan di bawah
transduser. Tali atau rantai berskala dipakai sebagai pembanding hasil pengukuran
dengan alat perum gema. Pembandingan pengukuran kedalaman dilakukan untuk
setiap perubahan kedalaman, mulai dari kedalaman 0 hingga kedalaman maksimum
yang akan diperum dengan interval 1 m. Kalibrasi dengan bar check dilakukan
setelah pengesetan pulsa awal nol dilakukan (goresan saat pena stilus mendapatkan
arus listrik dari gelombang pancar ditepatkan pada skala 0) dan dimulai dari
kedalaman tali skala bar check 1 meter. Setelah itu, kedudukan bar check diturunkan
dengan selang satu meter hingga kedalaman maksimum daerah yang akan diperum.
Selanjutnya, dari kedalaman maksimum, tali bar check ditarik dengan selang 1 meter
hingga kembali pada kedudukan 1 meter.

Kalibrasi dengan bar check harus dilakukan langsung sebelum dan setelah
pemeruman dilakukan pada satu sesi atau satu hari pemeruman. Sebelum pemeruman
dilakukan, dipilih suatu kawasan air yang relatif tenang dan dalam dengan kapal yang
berhenti untuk kalibrasi awal. Pemilihan lokasi bar check pada air tenang dilakukan
agar lempeng logam tidak melayang karena arus, sehingga tetap berada di bawah
transduser . Kedalaman tempat kalibrasi juga penting untuk memperoleh kedalaman
kalibrasi yang maksimum. Data ukuran kedalaman yang telah dikoreksi dengan
kalibrasi menggunakan bar check dapat dianggap terbebas dari sumber kesalahan
karena sifat perambatan gelombang pada medium air laut. Selain kalibrasi dengan bar
check, data hasil pengukuran kedalaman harus diberi koreksi-koreksi karena
kesalahan akibat :

Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, (ISSN : 2337-845X) 206


Jurnal Geodesi Undip Januari2014

1) Sarat transduser , dengan mengukur kedudukan (jarak vertikal) permukaan


transduser terhadap bidang permukaan laut.

2) Settlement dan squat (jika dianggap berarti), dengan membandingkan


kedudukan vertikal transduser terhadap permukan air saat kapal berjalan.

3) Pasut, dengan koreksi tinggi muka air laut sesaat (sounding datum) terhadap
tinggi bidang referensi vertikal (MSL dan chart datum) yang diperoleh dari
pengolahan data pengamatan pasut.

AKURASI KEDALAMAN STANDAR NASIONAL INDONESIA 7646:2010

Berikut ini adalah tabel akurasi kedalaman yang tercantum di dalam Standar
Nasional Indonesia

Tabel 2.Ketelitian pengukuran parameter survei hidrografi (SNI 7646-2010-


Hidrografi)

Kelas

Orde
No Deskripsi Orde1 Orde2 Orde3
Khusus
5m+5% dari 20m+5% dari 150m+
kedalaman kedalaman 5%darikedalaanr
1 Akurasihorizontal 2m rata-rata rata-rata ata-rata

Alatbantunavigasitetapdan
kenampakan yang berhubungan
2 dengannavigasi 2m 2m 5m 5m

3 Garispantai 10m 20m 20m 20m


4 Alatbantunavigasi terapung 10m 10m 20m 20m

5 Kenampakantopografi 10m 10m 20m 20m

a=0,25m a=0,5m a=1,0m a=1,0m


6 AkurasiKedalaman

b=0,0075 b=0,013 b=0,023 b=0,023

Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, (ISSN : 2337-845X) 207


Jurnal Geodesi Undip Januari2014

HASIL STANDAR DEVIASI


Standar deviasi dari data overlap yang diperleh dari proses pemeruman. Terdapat 43
titik overlap dimana pada setiap titik ovelap nya memiliki selisih kedalaman yang masuk
toleransi pada orde khusus.
Adapun rumus standar deviasi nya adalah sebagai berikut :
± a + (bxd)
Dimana :
a = kesalahan independen (jumlah kesalahan yang bersifat tetap).
b = faktor kesalahan kedalaman dependen (jumlah kesalahan yang bersifat tidak
tetap).
d = kedalaman terukur.
(b x d) = kesalahan kedalaman yang dependen (jumlah semua kesalahan
kedalaman yang dependen).
Berikut ialah ilustrasi gambar titik perum yang bertampalan :

Gambar 4. Tampalan titik

Dimana pada contoh gambar diatas terletak pada jalur 1 dan jalur 3 pemeruman.
Kemudian berikut adalah data titik perum bertampalan yang telah dihitung standar
deviasi nya :

Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, (ISSN : 2337-845X) 208


Jurnal Geodesi Undip Januari2014

Tabel 3. Tabel perhitungan standar deviasi titik

Pasangan
Titik Rata Selisih Akurasi
No Validasi Kedalaman Kedalaman SD SNI Keterangan
1 8 148 3,312 0,022 0,251 Diterima
2 9 149 3,322 0,122 0,251 Diterima

Dari data diatas didapatkan selisih minimal kedalaman 0,003 meter, selisih
maksimal kedalaman 0,289 meter, rata-rata selisih kedalaman 0,085 meter, standar
deviasi selisih kedalaman 0,064 meter, dan standar deviasi SNI 0,251 dan 0,252
meter. Adapun standar deviasi SNI didapat dari variabel a dan b pada orde khusus
dimana a = 0,25 meter, dan b = 0,0075 meter. Dari 43 jumlah titik yang bertampalan
dapat dinyatakan bahwa 41 titik masuk pada orde khusus dan 2 titik ditolak pada orde
khusus.

KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diangkat pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil standar deviasi titik pemeruman, hasil pengukuran di lokasi
perum masuk pada orde khusus yakni dengan nilai standar deviasi 0,064
meter.
2. Nilai Mean Sea Level (MSL) yang didapat dari pengukuran pasang surut 1
piantan di perairan pelabuhan kendal adalah 0,602 meter. Dimana pasang
tertinggi terjadi pada pukul 11.00 dengan nilai 0,96 meter dan surut terendah
terjadi pada pukul 23.00 dengan nilai 0,305 meter. Kedalaman rata-rata dari
pemeruman yang dilakukan di pelabuhan kendal ialah 2,898 meter.
Sedangkan kedalaman terkoreksi rata-rata yang didapat dari proses
perhitungan adalah 3,209 meter.

Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, (ISSN : 2337-845X) 209


Jurnal Geodesi Undip Januari2014

SARAN
1. Sebaiknya menggunakan sofware navigasi yang terintegrasi pada alat,
sehingga dapat meminimalisir adanya kesalahan pada posisi titik perum.

DAFTAR PUSTAKA
Dewantoro,A. 2012. Analisis Ketelitian Hasil Perairan Dangkal Menggunakan
Multibeam Echosounder (Studi Kasus: Suvei di Perairan Muara Karang –
Teluk Jakarta). Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Geodesi (Undip),
Semarang.

Djunarsah, E., Poerbandono. (2005). Survei Hidrografi. Bandung: Refika Aditama

Triatmodjo,B. (2005). Pelabuhan.. Yogyakarta : Fakultas Teknik Universitas Gajah


Mada

Triatmodjo,B. (1999). Teknik Pantai.. Yogyakarta : Fakultas Teknik Universitas


Gajah Mada

Widyandinata,D. 2012. Penentuan Elevasi Optimal Untuk Perancangan Pemecah


Gelombang (Studi Kasus: Pelabuhan Penyeberangan Kendal) Laporan Tugas
Akhir Jurusan Teknik Geodesi (Undip), Semarang.

_________ . 2009..http://developertrend.com/pengukuran-penampang-memanjang-
dan-melintang.php

_________ . 2005. http://belajargeomatika.wordpress.com/2011/06/18/pengukuran-


profil-memanjang-dan-melintang/

_________ . 2005. http://belajargeomatika.wordpress.com/2012/06/14/pemeruman-


sounding/

Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, (ISSN : 2337-845X) 210

Anda mungkin juga menyukai