Abstrak
Kata Kunci : Pemeruman, Reklamasi pantai, Pasang surut, Jenis alat yang
digunakan.
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi pemetaan pada zaman sekarang ini tidak hanya pada
pemetaan wilayah darat saja. Pemetaan wilayah perairan pun sudah sangat
berkembang.Adapun metode pemetaan bawah air disebut juga sebagai metode
pemeruman.
*)
Penulis Penanggung Jawab
Pasang surut adalah fenomena naik turunnya muka laut secara berkala akibat
adanya gaya tarik benda-benda angkasa terutama matahari dan bulan terhadap massa
air di bumi. Namun ada pula yang sepakat bahwa pasang surut adalah suatu fenomena
pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh
kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi
terutama oleh matahari, bumi dan bulan.
PERUMUSAN MASALAH
MAKSUDDANTUJUANPENELITIAN
METODELOGI PENELITIAN
DASAR TEORI
SURVEI HIDROGRAFI
PEMERUMAN
kedalaman yang lebih ekstrem lajur perum dipilih dengan arah yang tegak lurus
terhadap kecenderungan arah garis pantai. (Bambang Triatmodjo, 1999)
TITIK PERUM
Pasang surut laut (ocean tide) adalah fenomena naik dan turunnya permukaan
air laut secara periodik yang disebabkan oleh pengaruh gravitasi benda-benda langit
terutama bulan dan matahari. Pengaruh gravitasi benda-benda langit terhadap bumi
tidak hanya menyebabkan pasut laut, tetapi juga mengakibatkan perubahan bentuk
bumi (bodily tides) dan atmosfer (atmospheric tides). Istilah pasut yang merupakan
gerak naik dan turun muka laut dengan periode rata-rata sekitar 12.4 jam atau 24.8
jam. Fenomena lain yang berhubungan dengan pasut adalah arus pasut, yaitu gerak
badan air menuju dan meninggalkan pantai saat air pasang dan surut.(Bambang
Triatmodjo, 1999)
Fenomena pembangkitan pasut menyebabkan perbedaan tinggi permukaan air
laut pada kondisi kedudukan-kedudukan tertentu dari bumi, bulan dan matahari. Saat
spring, yaitu saat kedudukan matahari segaris dengan sumbu bumi-bulan, maka
terjadi pasang maksimum pada titik di permukaan bumi yang berada di sumbu
kedudukan relatif bumi, bulan dan matahari. Saat tersebut terjadi ketika bulan baru
dan bulan purnama. Fenomena pasut pada kedudukan demikian disebut dengan
spring tide atau pasut perbani.
Saat neap, yaitu saat kedudukan matahari tegak lurus dengan sumbu bumi-bulan,
terjadi pasut minimum pada titik di permukaan bumi yang tegak lurus sumbu bumi-
bulan. Saat tersebut terjadi di perempat bulan awal dan perempat bulan akhir.
Fenomena pasut pada kedudukan demikian disebut dengan neap tide atau pasut mati.
Tunggang pasut (jarak vertikal kedudukan permukaan air tertinggi dan terendah) saat
spring lebih besar dibanding saat neap.
SINGLEBEAM ECHOSOUNDER
Kalibrasi dengan bar check harus dilakukan langsung sebelum dan setelah
pemeruman dilakukan pada satu sesi atau satu hari pemeruman. Sebelum pemeruman
dilakukan, dipilih suatu kawasan air yang relatif tenang dan dalam dengan kapal yang
berhenti untuk kalibrasi awal. Pemilihan lokasi bar check pada air tenang dilakukan
agar lempeng logam tidak melayang karena arus, sehingga tetap berada di bawah
transduser . Kedalaman tempat kalibrasi juga penting untuk memperoleh kedalaman
kalibrasi yang maksimum. Data ukuran kedalaman yang telah dikoreksi dengan
kalibrasi menggunakan bar check dapat dianggap terbebas dari sumber kesalahan
karena sifat perambatan gelombang pada medium air laut. Selain kalibrasi dengan bar
check, data hasil pengukuran kedalaman harus diberi koreksi-koreksi karena
kesalahan akibat :
3) Pasut, dengan koreksi tinggi muka air laut sesaat (sounding datum) terhadap
tinggi bidang referensi vertikal (MSL dan chart datum) yang diperoleh dari
pengolahan data pengamatan pasut.
Berikut ini adalah tabel akurasi kedalaman yang tercantum di dalam Standar
Nasional Indonesia
Kelas
Orde
No Deskripsi Orde1 Orde2 Orde3
Khusus
5m+5% dari 20m+5% dari 150m+
kedalaman kedalaman 5%darikedalaanr
1 Akurasihorizontal 2m rata-rata rata-rata ata-rata
Alatbantunavigasitetapdan
kenampakan yang berhubungan
2 dengannavigasi 2m 2m 5m 5m
Dimana pada contoh gambar diatas terletak pada jalur 1 dan jalur 3 pemeruman.
Kemudian berikut adalah data titik perum bertampalan yang telah dihitung standar
deviasi nya :
Pasangan
Titik Rata Selisih Akurasi
No Validasi Kedalaman Kedalaman SD SNI Keterangan
1 8 148 3,312 0,022 0,251 Diterima
2 9 149 3,322 0,122 0,251 Diterima
Dari data diatas didapatkan selisih minimal kedalaman 0,003 meter, selisih
maksimal kedalaman 0,289 meter, rata-rata selisih kedalaman 0,085 meter, standar
deviasi selisih kedalaman 0,064 meter, dan standar deviasi SNI 0,251 dan 0,252
meter. Adapun standar deviasi SNI didapat dari variabel a dan b pada orde khusus
dimana a = 0,25 meter, dan b = 0,0075 meter. Dari 43 jumlah titik yang bertampalan
dapat dinyatakan bahwa 41 titik masuk pada orde khusus dan 2 titik ditolak pada orde
khusus.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diangkat pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil standar deviasi titik pemeruman, hasil pengukuran di lokasi
perum masuk pada orde khusus yakni dengan nilai standar deviasi 0,064
meter.
2. Nilai Mean Sea Level (MSL) yang didapat dari pengukuran pasang surut 1
piantan di perairan pelabuhan kendal adalah 0,602 meter. Dimana pasang
tertinggi terjadi pada pukul 11.00 dengan nilai 0,96 meter dan surut terendah
terjadi pada pukul 23.00 dengan nilai 0,305 meter. Kedalaman rata-rata dari
pemeruman yang dilakukan di pelabuhan kendal ialah 2,898 meter.
Sedangkan kedalaman terkoreksi rata-rata yang didapat dari proses
perhitungan adalah 3,209 meter.
SARAN
1. Sebaiknya menggunakan sofware navigasi yang terintegrasi pada alat,
sehingga dapat meminimalisir adanya kesalahan pada posisi titik perum.
DAFTAR PUSTAKA
Dewantoro,A. 2012. Analisis Ketelitian Hasil Perairan Dangkal Menggunakan
Multibeam Echosounder (Studi Kasus: Suvei di Perairan Muara Karang –
Teluk Jakarta). Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Geodesi (Undip),
Semarang.
_________ . 2009..http://developertrend.com/pengukuran-penampang-memanjang-
dan-melintang.php