Anda di halaman 1dari 11

TUGAS SURVEY HIDRORAFI II

(disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Survey Hidrografi II)

Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Rizki Fadillah
Ikhlas Ika Putra
Wahyu Darmawan
Rachaditya Pradipta
Esa Agustin Alawiyah
Wiwik Levitasari
Ridwan Aminullah

(21110112140086)
(21110113120001)
(21110113120009)
(21110113120016)
(21110113120025)
(21110113120035)
(21110113120043)

PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI


FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS DIPONEGORO
Jl. Prof. Soedarto SH, Tembalang Semarang Telp. (024) 76480785; 76480788
e-mail : jurusan@geodesi.ft.undip.ac.id
2016

BAB I
PENDAHULUAN

Pada umumnya permukaan air laut itu tidak pernah diam. Pasti ada suatu
gerakan-gerakan yang ada dan timbul di permukaan air laut tersebut. Salah satu
gerakannya yaitu pergerakan naik turunnya permukaan air laut yang biasa disebut
dengan fenomena gerakan pasut (pasang surut). Permukaan air laut naik sampai
ketinggian maksimum yang disebut dengan pasang tertinggi, setelah itu permukaan
air laut akan turun sampai ketinggian maksimum yang disebut dengan pasang
terendah. Fenomena ini pada umumnya terjadi sebanyak dua kali dalam sehari. Jadi
dalam satu hari itu terdapat dua periode pasang tertinggi dan dua periode pasang
terendah.. Fenomena pasang surut mempunyai manfaat yang sangat banyak bagi
bidang kemaritiman Indonesia karena Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan
yang mempunyai wilayah perairan lebih besar dari pada wilayah daratannya. Maka
dari itu perlu dilakukan pembahasan mengenai pasut terutama bagaimana cara
mengamati pasut dan alat apa saja yang digunakan untuk mengamati pergerakan
tersebut. Karena mengingat fenomena pasang surut ini mempunyai dampak yang
sangat penting bagi bidang maritim di Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pasut

Pasut yaitu suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air laut
secara periodik yang disebabkan oleh pengaruh gaya gravitasi dan gaya tarik
menarik benda-benda langit terutama oleh matahari dan bulan.
Pariwono dan Ongkosongo (1989) mengatakan bahwa dari semua benda
angkasa yang mempengaruhi proses pembentukan pasang surut air laut, hanya
matahari dan bulan yang sangat berpengaruh melalui tiga gerakan utama yang
menentukan muka air laut di bumi ini. Ketiga gerakan adalah :
1.

Revolusi bulan terhadap bumi, dimana orbitnya berbentuk elips dan


periode yang diperlukan untuk menyelesaikan revolusi itu adalah 29,5 hari
untuk menyelesaikan revolusinya.

2.

Revolusi bumi terhadap matahari dengan orbitnya berbentuk elips dan


periode yang diperlukan untuk itu adalah 365,25 hari.

3.

Perputaran bumi terhadap sumbunya sendiri dan waktu yang diperlukan


untuk gerakan ini adalah 24 jam.

B. Manfaat Pasut
Secara umum manfaat pasut adalah sebagai berikut:
1. Penentuan MSL
Muka air laut rerata (mean sea level, MSL), adalah muka air rerata antara
muka air tinggi rerata dan muka air rendah rerata.Mengingat elevasi di laut
selalu berubah satiap saat, maka diperlukan suatu elevasi yang ditetapkan
berdasarkan data pasang surut, yang dapat digunakan sebagai pedoman
dalam perencanaan pelabuhan. Elevasi ini digunakan sebagai referensi
untuk elevasi di daratan
2. Penentuan chart datum
Pengetahuan tentang waktu, ketinggian dan arus pasut sangat penting dalam
aplikasi praktis yang begitu luas seperti navigasi, dalam pekerjaan rekayasa
kelautan (pelabuhan, bangunan penahan gelombang, dok, jembatan laut,
pemasangan pipa bawah laut, dan lain-lain), dalam penentuan chart datum
bagi hidrografi dan untuk batas laut suatu negara, dalam keperluan militer,
serta lainnya, seperti penangkapan ikan dan olahraga bahari (Ongkosono
dan Suyarso, 1989).

3. Untuk sumber energi listrik


Manfaat pasang surut air laut yang pertama adalah sebagai salah satu
sumber energi listrik. Meskipun saat ini penggunaan dan juga pemanfaatan
pasang surut air laut sebagai sumber pembangkit listrik tidak digunakan
sebagai semestinya, namun ada potensi tinggi bagi gaya yang ditimbulkan
oleh pasang surut air laut menjadi energi listrik. Gaya pasang surut air laut
dapat dimanfaatkan untuk menghidupkan generator yang dapat menjadi
sumber listrik bagi pemukiman sekitar pesisir pantai. Karena di daerah
pesisir pantai sulit untuk mencari sumber tenaga listrik, sehingga pasang
surut air laut bisa di manfaatkan untuk menjadi sumber tenaga listrik.
Namun masih butuh pengkajian lebih lanjut lagi untuk memastikan
pemanfaatan potensi dari gaya pasang surut air laut untuk menjadi
pembangkit listrik secara penuh.
4. Pasang surut air laut juga dimanfaatkan untuk mata pencarian nelayan
Manfaat pasang surut air laut lainnya adalah untuk mencari ikan. Ketika air
laut sedang mengalami pasang, maka ikan-ikan banyak yang ikut terbawa
hingga sangat dekat dengan pesisir pantai. Dan ketika surut, banyak pula
ikan-ikan yang terdampar di pinggir pantai. Hal inilah yang seringkali
dimanfaatkan oleh para penduduk di pesisir pantai untuk digunakan sebagai
mata pencarian di laut atau di pantai, dengan memanfaatkan pasang surut air
laut, dapat dengan mudah mencari ikan, dan menemukan hewan laut
lainnya, seperti kepiting, udang dan juga lobster.
5. Mengetahui pasut untuk kepentingan militer kapan pendaratan amfibi
dilakukan

C. Alat Pengamat Pasut dan Sistem Kerja Alat


1 Palem Pasut
Alat ini berupa papan dengan tebal 1-2 inci dan lebar 4-5 inci yang telah
diberi skala dalam meter atau centi meter. Sedangkan panjangnya harus
melebihi tunggang pasut. Biasanya digunakan pada pengukuran pasang

surut di lapangan. Bahan yang digunakan biasanya terbuat dari kayu,


alumunium atau bahan lain yang di cat anti karat. Pemasangan palem ini
harus pada kondisi muka air laut terendah (lowest water) skala nolnya masih
terendam air dan pada saat pasang tertinggi skala terbesar haruslah masih
terlihat dari muka air tertinggi (highest water). Dengan demikian maka
tinggi rendahnya muka air laut dapat kita ketahui. Dan dari data yang dicatat
skala tersebut, kita dapat mengetahu pola pasang surut pada suatu daerah
pada waktu tertentu. Dalam pemasangannya rambu tersebut diskrup aau
ditempelkan secara vertical pada tiang penyangga yang cocok (Hutabarat,
1984).
Syarat pemasangan palem pasut adalah sebagai berikut :
a

Saat pasang tertinggi tidak terendam air dan pada surut terendah masih
tergenang oleh air.
b

Jangan dipasang pada gelombang pecah karena akan bias atau pada daerah
aliran sungai (aliran debit air).

Jangan dipasang didaerah dekat kapal bersandar atau aktivitas yang


menyebabkan air bergerak secara tidak teratur.

Dipasang pada daerah yang terlindung dan pada tempat yang mudah untuk
diamati dan dipasang tegak lurus.

Cari tempat yang mudah untuk pemasangan misalnya dermaga sehingga


papan mudah dikaitkan

Dekat dengan bench mark atau titik referensi lain yang ada sehingga data
pasang surut mudah untuk diikatkan terhadap titik referensi.

Tanah dan dasar laut atau sungai tempat didirikannya papan harus stabil.

Tempat didirikannya papan harus dibuat pengaman dari arus dan sampah

Gambar 1. Palem Pasut

Tide gauge.
Merupakan perangkat untuk mengukur perubahan muka laut secara mekanik
dan otomatis. Alat ini memiliki sensor yang dapat mengukur ketinggian permukaan
air laut yang kemudian direkam ke dalam komputer. Perubahan muka laut disebabkan
oleh pasang naik dan surut muka laut harian(gaya tarik bulan dan matahari), angina
dan tsunami. Informasi yang diperlukan untuk pengamatan ini adalah pasang surut
seketika sebelum terjadinya tsunami di lokasi tersebut. Kemudian pasang naik akibat
tsunami adalah sebuah peringatan dini untuk lokasi yang lebih jauh. Tide gauge
terdiri dari dua jenis yaitu :
a

Floating tide gauge (self registering)

Prinsip kerja alat ini berdasarkan naik turunnya permukaan air laut yang dapat
diketahui melalui pelampung yang dihubungkan dengan alat pencatat
(recording unit). Pengamatan pasut dengan alat ini banyak dilakukan, namun
yang lebih banyak dipakai adalah dengan cara rambu pasut.

Gambar 2. Floating tide gauge

Pressure tide gauge (self registering)


Prinsip kerja pressure tide gauge hampir sama dengan floating tide gauge,
namun perubahan naik-turunnya air laut direkam melalui perubahan tekanan
pada dasar laut. Alat ini diletakkan di dasar laut dan dihubungkan dengan alat
pencatat (recording unit), yang kemudian data diolah dengan mengkonversikan
tekanan yang tercatat ke dalam nilai kedalaman, sehingga akan kita dapatkan
model pasang surut pada daerah tersebut. Alat ini dipasang sedemikian rupa,

sehingga selalu berada di bawah permukaan air laut tersurut (LLW). Namun
demikian alat ini jarang sekali digunakan untuk pengamatan pasut.

Gambar 3. Pressure tide gauge


3 Satelit
Sistem satelit yang digunakan untuk pengamatan pasut adalah satelit altimetri.
Sistem satelit altimetri berkembang sejak tahun 1975 saat diluncurkannya sistem
satelit Geos-3. Pada saat ini secara umum sistem satelit altimetri mempunyai tiga
objektif ilmiah jangka panjang yaitu mengamati sirkulasi lautan global, memantau
volume dari lempengan es kutub, dan mengamati perubahan muka laut rata-rata
(MSL) global. Prinsip Dasar Satelit Altimetri adalah satelit altimetri dilengkapi
dengan pemancar pulsa radar (transmiter), penerima pulsa radar yang sensitif
(receiver), serta jam berakurasi tinggi. Pada sistem ini, altimeter radar yang dibawa
oleh satelit memancarkan pulsa-pulsa gelombang elektromagnetik (radar)

kepermukaan laut. Pulsa-pulsa tersebut dipantulkan balik oleh permukaan laut dan
diterima kembali oleh satelit. Berikut merupakan tampilan satelit altimetri.

Gambar 4. Satelit Altimetri


Prinsip penentuan perubahan kedudukan muka laut dengan teknik altimetri
yaitu pada dasarnya satelit altimetri bertugas mengukur jarak vertikal dari satelit ke
permukaan laut. Karena tinggi satelit di atas permukaan ellipsoid referensi
diketahui maka tinggi muka laut (Sea Surface Height atau SSH) saat pengukuran
dapat ditentukan sebagai selisih antara tinggi satelit dengan jarak vertikal. Variasi
muka laut periode pendek harus dihilangkan sehingga fenomena kenaikan muka
laut dapat terlihat melalui analisis deret waktu (time series analysis). Analisis deret
waktu dilakukan karena kita akan melihat variasi temporal periode panjang dan
fenomena sekularnya.

BAB III
PENUTUP
Fenomena pasang surut yang ada di Indonesia sangat menguntungkan bagi
kepentingan bidang kemaritiman Indonesia. Cara pengamatan pasut yaitu ada
beberapa macam. Seperti palem pasut yaitu suatu pengamatan pasut yang paling
sederhana dan menggunakan sebuah papan dan rambu ukur. Kemudian ada alat tide
gauge yaitu pengamatan pasut secara otomatis dengan menggunakan metode yang
canggih. Dengan metode ini, permukaan air laut yang mengalami pasang atau surut
akan dapat direkam oleh recording unit atau alat pencatat. Kemudian metode
pengamatan pasut lain yang menggunakan teknologi modern yaitu menggunakan
satelit. Jadi, sistem pengamatan ini menggunakan sebuah sensor untuk merekam
gerakan naik turunnya permukaan air laut. Dan dengan metode satelit ini dapat
mencakup wilayah yang luas.

DAFTAR PUSTAKA

Ilmugeograficom.

2015.

Manfaat

Pasang

Surut

Air

http://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/laut/manfaat-pasang-surut-air-laut.
pada 18 maret 2016
Pratiwi,
A.
P.

2013.

Pasang

Surut

Air

Laut.
Diakses
Laut.

http://www.slideshare.net/enoeno1/pasang-surut-air-laut. Diakses pada 16 Maret


2016
Riski, R. 2009. Analisa Pasang Surut. http://rahmatriski.com/2009/01/22/analisapasang-surut/. Diakses pada 17 Maret 2016
Suudi, P. 2015. Pengertian Dan Faktor Terjadi Pasang Surut Air Laut. http://materiperkapalan.blogspot.com/2015/10/pasang-surut-air-laut.html. Diakses pada 16
Maret 2016

Anda mungkin juga menyukai