K E LO M P O K 8
A L F I YA N M U S TAQ I M 21110116120004
NURRABIA FITRIANI 21110116120014
E L E V E N M A R I A P R AT I W I 21110116120030
N OV I A I N D R I 21110116120030
PENGENALAN SATELIT ALTIMETRI
Berkembang sejak tahun 1975, ketika diluncurkannya sistem satelit Geos-3.
Pada saat ini secara umum sistem satelit altimetri mempunyai tiga objektif ilmiah jangka
panjang yaitu:
1. Mengamati sirkulasi lautan global
2. Memantau volume dari lempengan es kutub
3. Mengamati perubahan muka laut rata-rata (MSL) global.
Kemampuannya untuk mengamati topografi dan dinamika dari permukaan laut secara kontinyu,
maka satelit altimetri tidak hanya bermanfaat untuk pemantauan perubahan MSL global, tetapi
juga akan bermanfaat untuk beberapa aplikasi geodetik dan oseanografi seperti yang diberikan
[SRSRA, 2001; Seeber, 1993]:
FUNGSI SATELIT ALTIMETRI
Marine Science and Technology Department, Faculty of Fisheries and Marine Science,
e-mail: jonson_lumbangaol@yahoo.com
MATERIALS AND METHODOLOGY
Penelitian ini dilakukan di Remote Sensing Laboratory and Geographic Marine Information
System, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor. Daerah penelitian dipilih di perairan pantai Cilacap dan Benoa.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data satelit altimetri dari Aviso dan Colorado
University
dan data pasang surut dari UHSLC dengan waktu pengumpulan data per hari atau jam
Data satelit altimetri diproses
dengan bantuan perangkat lunak
Matlab yang ditulis oleh
Vignudelli (2014). The Sea
Surface Height (SSH) dihitung
dengan persamaan:
SSH = MSSH + SL
Dimana SSH adalah sea surface height dan MSSH adalah mean sea surface height
dan SLA adalah sea level anomaly. Jarak permukaan laut di atas ellipsoid (h)
dihitung dengan persamaan
h=H–R
Altitude (H) mengacu pada jarak dari pusat massa satelit di atas titik referensi /
ellipsoid. Range (R) adalah jarak dari massa satelit ke permukaan bumi. Tinggi (h)
mengacu pada jarak dari permukaan laut di atas ellipsoid.
Ketinggian permukaan laut dihitung dari rentang altimetri dan ketinggian satelit di
atas ellipsoid. Kisaran dari satelit ke permukaan diperkirakan dari waktu perjalanan
round trip oleh
R=Ȓ- ∑j∆Rj
Dimana R = ct / 2, c adalah kecepatan cahaya dan t adalah waktu.
∆Rj, j = 1 ... adalah koreksi dari berbagai komponen atmosfer dan bias hamburan
atmosfer.
Pengukuran jarak biasanya dinyatakan sebagai tinggi (h) dari permukaan laut
relatif ke ellipsoid sebagai berikut:
h =H–R
= H – R + ∑j ∆R
Perkiraan presisi h ini masih dipengaruhi oleh geoid, pasang surut geostatik
dinamis sehingga ketinggian diperkirakan sebagai berikut (Lu dan Cazevave, 2001).
hd = h – hgeoid – htides - hIB
= H - R + Σj ΔRj - hgeoid– htides – hatm
Jarak antara satelit dan permukaan laut dihitung berdasarkan waktu perjalanan
dari gelombang mikro yang dipancarkan. Dari waktu (t = 0), ketika ujung pertama
dari pulsa tiba di permukaan, untuk waktu (t = ῖ) ketika ujung terakhir dari satu
pulsa dengan lebar dari ῖ tiba di permukaan.
HASIL
a) Peningkatan variasi dan laju permukaan laut dari data satelit di Cilacap, (b) data pasang surut (c) Variasi dan laju
permukaan laut yang meningkat dari data satelit di Benoa, (d) data pasang surut
HASIL
Data satelit Altimeter Envisat yang valid dari tahun 2012 - 2010 untuk Cilacap dan Benoa
Waters sekitar 80 - 90%. Hal ini menunjukkan bahwa data satelit altimetri memiliki potensi
untuk digunakan untuk mengukur tinggi permukaan laut di wilayah pesisir Cilacap dan
Benoa.
Variabilitas permukaan laut yang tinggi di perairan Cilacap dan Benoa dominan dipengaruhi
oleh sistem angin moonson. Ketinggian permukaan laut pada Musim Timur dan Musim
Peralihan II lebih tinggi dibandingkan dengan Musim Barat dan Musim Peralihan I untuk
keduanya di Pesisir Pantai Cilacap dan Pesisir Pantai Benoa.
Laju peningkatan permukaan laut di perairan Cilacap dan Benoa positif baik dari data satelit
maupun data pengukuran pasang surut.