Anda di halaman 1dari 8

UNIVERSITAS PERTAHANAN

PENGOLAHAN SINYAL, DATA DAN CITRA DIGITAL


SATELIT ALTIMETRI

Muhammad Fiqi Fadillah


120180402011

Dosen Pengampun :
Prof. Dr. Ir. Sobar Sutisna, M. Surv. Sc

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTAHANAN


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGINDERAAN
BOGOR
2019
Satelit Altimetri
Satelit altimetri berfungsi untuk mengamati topografi dan dinamika dari
permukaan laut. Satelit altimetri terdiri dari pulsa pemancar (transmitter), pulsa
penerima yang sensitif (receiver), dan jam yang berakurasi tinggi. Prinsip dasar
dari satelit ini adalah penentuan tinggi satelit di atas permukaan laut dengan
menggunakan altimetri radar, berdasarkan waktu tempuh dari pulsa radar yang
dikirimkan ke permukaan laut dan dipantulkan kembali ke satelit (Gambar 1.).

Gambar 1. Prinsip Dasar Satelit Altimetri


Sumber: Maulida (2016)

Berdasarkan gambar di atas, altimetri memancarkan gelombang pulsa-


pulsa elektromagnetik (radar) ke permukaan laut. Pulsa-pulsa tersebut
dipantulkan kembali ke satelit dan diterima kembali oleh altimetri. Adapun data
dan informasi yang direkam oleh satelit altimetri adalah waktu tempuh sinnyal,
bentuk muka sinyal setelah dipantulkan oleh permukaan laut, dan amplitudo dari
sinyal setelah dipantulkan oleh permukaan laut. Parameter yang dapat
ditentukan dengan satelit Altimetri dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Paramater yang diamati dengan Satelit Altimetri
Dari data waktu tempuh sinyal Dari data bentuk dan struktur muka
gelombang pantul
- Posisi vertikal permukaan laut - Tinggi gelombang
- Topografi muka laut - Panjang gelombang dominan
- Undulasi Geoid - Informasi termoklin
- Topografi es - Kemiringan lapisan es
- Lokasi dan kecepatan arus laut
Dari data amplitude gelombang pantul
- Kecepatan angin permukaan sepangjang ground
- Track satelit
- Batas laut/es
Sumber: Abidin (2007)

Menurut Abidin (2007) satelit altimetri memiliki tiga obyektif ilmiah dasar
dari program satelit Altimetri jangka panjang, yaitu untuk mengamati sirkulasi
lautan global, memantau volume dari lempengan es kutub, dan mengamati
perubahan muka laut rata-rata global. Beberapa contoh satelit altimetri adalah
Topex/Poseidon, Jason-1, Jason-2, ERS-1/2 dan Envisat-1.

Pemanfaatan Satelit Altimetri


Data altimetry banyak digunakan untuk beberapa aplikasi pada bidang
kajian kelautan yaitu sebagai berikut
 Penentuan pasang surut, arus permukaan laut, dan anomaly tinggi muka
laut
 Rute/jalur pelayaran dengan informasi tentang arus permukaan laut, tinggi
gelombang maka dapat mengoptimalkan jalur pelayaran di lautan
 Operasi militer laut. Satelit altimetry dapat memberikan informasi cuaca
yang mungkin terjadi di laut. Hal ini memungkinkan dalam penentuan jalur
kapal selam
 Industry lepas pantai. Informasi waktu saat ini dan prediksi yang akan
datang di lautan adalah suatu kondisi yang penting dalam eksploitasi
lepas pantai seperti pengeboran minyak dan gas
 Pendeteksian jalur buangan limbah. Parameter angina dan arus
membantu sebagai indicator penyebaran limbah seperti tumpahan minyak
di lautan
 Deteksi penyebaran biota laut. Dengan memetakan arus laut, siklon dan
antisiklon dapat mendeteksi pola sebaran biota laut.
 Indurstri perikanan. Ikan dapat dideteksi dengan satelit altimetry yaitu
dengan mengintegrasikan GIS yang berisi data batimetri, temperature,
pasang surut, dan kondisi laut lainnya, maka penyebaran ikan di laut dapat
diprediksi.
 Prediksi Topan di Laut. Dengan mengetahui cuaca, pengukuran paras laut
serta dukungan data atmosfer, maka dapat memprediksi gejala-gejala
topan.
 Mendeteksi El-Nino dan La-Nina serta variasi iklim lainnya sebagai
indikasi terjadinya perubahan iklim di lautan.
Satelit altimetry mempunyai konsep pengukuran dengan jarak R dari
satelit ke permukaan laut. Pengiriman sinyal gelombang pendek yang kuat ke
permukaan laut menjadi ciri dari satelit ini. Sinyal tersebut menyentuh permukaan
laut serta dipantulkan kembali ke penerima sinyal yang ada pada satelit altimetry.
Dengan prinsipnya yang mengirimkan dan menerima sinyal, maka satelit
altimetry mempunyai pencatat waktu yang sangat teliti.
Altimetri yang di simpan pada satelit memiliki frekuensi tertentu yang di
pancarkan ke permukaan laut. Pulsa-pulsa tersebut dipancarkan dengan
menggunakan pancaran gelombang elektromagnetik. Lama waktu
pemancarannya disebut dengan lebar pulsa (pulse-width). Pulsa yang dikirimkan
oleh satelit memiliki sudut pancaran tertentu, hal ini umum disebut sebagai lebar
berkas pancaran (beam width). Lebar pulsa dan lebar berkas pancaran ini
nantinya akan menentukan besarnya rekam jejak (footprint) atau daerah yang
terekam pada permukaan laut.
Kesalahan dan Bias pada Pengukuran Satelit Altimetri
Pengukuran dengan teknologi satelit altimetry kerap mempunyai
kesalahan dan koreksi seperti metoda-metoda pada bidang pengukuran geodesi
pada umumnya. Pada pengamatan satelit altimetry kesalahan dan bias dapat
dibagi menjadi lima golongan, yaitu
1. Kesalahan orbit
2. Kesalahan pada satelit
3. Kesalahan dari media transmisi
4. Kesalahan dari media pantul
5. Bias geofisika
Kesalahan kesalahan tersebut dapat di jabarkan melalui table 2 berikut ini.
Table 2 koreksi satelit altimeter

Sumber Macam-macam Jenis Cara Mengatasi


Kesalahan dan Kesalahan Kesalahan
bias
Kesalahan Orbit Sistematik  Collinear pass
adjustment
 Minimum crossover
adjustment
Kesalahan pada  Kesalahan Acak  Penggunaan pencatat
satelit waktu altimeter waktu
 Noise altimeter  Penilain nilai koreksi
 Bias antenna
 Kesalahan titik
nadir
Kesalahan dari  Bias Ionosfer Sistematik  Pengamatan dengan
media transmisi  Bias triposfer dua frekuensi
 Penggunaan alat
penjejak satelit radar
 Mengukur tekanan
udara (dari ECMWF)
 Pengukuran
kandungan uap air
Kesalahan dari  Bias Sistematik Penggunaan model
media pantul elektromagnetik empiric yang dihitung
 Skewness bias dari data altimeter
Bias Geofisika  Pasut laut Sistematik Pengukuran model
 Pasut bumi pasut
padat
 Pasut
pembebanan
 Pasut kutub
 Pasut atmosfer
Sumber : Moody et al, 1996

Misi Satelit Altimetri pada Satelit TOPEX/POSEIDON


Satelit Topex/Poseidon diluncurkan pada pertama kali tahun 1992 oleh
NASA yang bekerja sama dengan CNES dengan misi utama yaitu mengukur
topografi dan dinamika laut yang berskala luas. Satelit ini memiliki periode
selama 9,9156 hari. Dengan misi yang berskala luas, satelit ini dirancang pada
inklinasi orbit 60 derajat dan mempunyai jarak lintasan yang renggang yaitu
sekitar 3 derajat. Ketelitian orbit yang tinggi dari satelit topex/Poseidon ini maka
dapat meminimalisir kesalahan orbit. Tujuan utama dioperasikannya satelit topex
ini adalah untuk
1. Mengukur tinggi muka laut untuk kepentingan dinamika laut, serta
menghitung pasang surut dan arus geostropik
2. Memproses, memverifikasi dan mendisitribusikan data topex beserta data
geofisik lainnya kepada user.
3. Meletakkan pondasi bagi keberlanjutan program pengamatan sirkulasi
laut dan variasinya untuk jangka waktu yang panjang.
Satelit Topex/Poseidon dilengkapi dengan 6 buah instrument, dengan 4
buah sensor operasional dan 2 sensor eksperimental. Sensor operasional terdiri
atas Radar Altimeter, Topex Microwave Radiometer, Laser Retroreflector Array,
Doppler Tracking System Receiver. Sedangkan sensor eksperimental terdiri atas
solid state Altimeter dan GPS demonstration Receiver. Di wilayah Samudra
Hindia, satelit Topex/Poseidon melintar setiap hari sebanyak 2 sampai 4 kali
dalam lintasan yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Hasanuddin Z. 2007. GPS dan Survei Hidro-Oseanografi. Institut
Teknologi Bandung. Bandung.

Maulida, Fatimah. DISTRIBUSI SPASIAL DAN TEMPORAL IKAN TONGKOL


(Euthynnus affinis) BERDASARKAN KARAKTERISTIK OSEANOGRAFI
DI PERAIRAN UTARA INDRAMAYU . Jatinangor: FPIK Universitas
Padjadjaran, 2016.

Moody SA, Piearce TG, Dighton J (1996). Fate ofsome fungal spores associated
with wheat strawdecomposition on passage through the guts ofLumbricus
terrestris and Aporrectodea longa.Soil Biology and Biochemistr

Anda mungkin juga menyukai