Anda di halaman 1dari 8

UNIVERSITAS PERTAHANAN

Propagansi Gelombang Elektromagnetik

Disusun Oleh :
Bobby Mugi Pratama 120140402003
Fajar Kurniawan 120140402004
Muhammad Fiqi F. 120140402011

Dosen Pengampun :
Prof. Dr. Dadang Gunawan M.Eng

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTAHANAN


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGINDERAAN
BOGOR
2019
Gelombang Elektromagnetik adalah Gelombang yang tidak melalui sebuah media atau medium
untuk perambatannya dimana gelombang melalui Panjang gelombang, frekuensi dan
amplitudo. Gelombang Elektromagnetik membawa energi yang sebanding dengan frekuensi
gelombang tertentu.

Energi pada sebuah eletromagnetik dipancarkan dengan level yang berbeda. Maka bila
frekuensi suatu gelombang elektromagnetik tinggi maka Panjang gelombang yang di hasilkan
akan rendah begitu pula sebaliknya.

Gelombang Elektromagnetik yang banyak di manfaatkan oleh sejak lama saat ini adalah
gelombang Radio, Microwave, Inframerah, Ultaviolet dll. Berikut adalah sebagian sedikit dari
jenis pemanfaatan Gelombang Elektromagnetik dalam kehidupan sehari - hari.

Pemanfaatan Gelombang Elektromagnetik pada Radar

Salah satu penerapan gelombang elektromagnetik dalam kehidupan adalah Radar.


Radar adalah salah satu jenis gelombang mikro yang digunakan untuk navigasi, pengawasan,
komunikasi dan deteksi [1]. Radar merupakan singkatan dari Radio Detection and Ranging [2]
yang berarti menggunakan prinsip-prinsip gelombang radio untuk melakukan deteksi. Radar
mengirimkan sinyal berupa gelombang singkat yang kemudian dapat direfleksikan oleh objek
yang berada di jalur propagasi gelombang tersebut sehingga sebagian gelombang ada yang
dipantulkan kembali kepada radar. Adapun bagian-bagian utama penyusun radar terdiri atas
empat komponen [2]:

 Transmitter, berfungsi untuk mengubah bentuk energi ke dalam bentuk


gelombang radio
 Transmit/receive switch, berfungsi untuk mengatur antenna dalam
mentransmisikan atau menerima gelombang
 Antena, berfungsi untuk mengirimkan gelombang ke udara dan menerima
pantulan gelombang tersebut
 Receiver, berfungsi mendeteksi, menguatkan, dan mentransformasikan sinyal
yang diterima ke dalam bentuk citra atau video.

Keluaran dari sebuah radar secara umum terbagi menjadi dua bentuk: reflektivitas dan
velositas [2]. Reflektivitas menggambarkan ukuran dari objek yang memantulkan gelombang
yang dipancarkan oleh radar. Sedangkan velositas menggambarkan kecepatan dan arah dari
objek yang terdeteksi terhadap radar. Radar secara umum dapat mendeteksi reflektivitas namun
untuk mendeteksi velositas dibutuhkan Radar Doppler.

Radar Doppler adalah radar khusus yang bekerja dengan menggunakan prinsip efek
Doppler untuk mendapatkan data kecepatan objek yang dideteksi [3]. Radar Doppler bekerja
dengan membandingkan frekuensi gelombang yang dipancarkan radar dengan gelombang yang
dipantulkan oleh objek. Terdapat pergeseran frekuensi menjadi lebih besar atau lebih kecil
tergantung dari arah dan kecepatan objek tersebut yang dapat dihitung menggunakan
persamaan Doppler non-relativistik [4].

Pemanfaatan Gelombang Elektromagnetik pada Radio Frequency Identification (RFID)

Pada saat ini setiap barang memerlukan adanya system identifikasi untuk menjamin keamanan,
apalagi manusia di tuntut pada saat ini agar dapat melakukan segala hal nya secara cepat dan
mobile namun juga aman, pengaplikasian gelombang elektromagnetik dalam pendeteksian dan
identifikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya menggunakan Radio
Frequency Identification (RFID) yaitu sebuah perangkat elektronik yang di manfaatkan dalam
berbagai bidang untuk mengidentifikasi sebuah objek, Kartu E-Toll, Alat Pemeriksa Barang di
Mall, Kartu Debit, Sistem Keamanan Barang, kartu parkir serta banyak lagi terutama dalam
bentuk kartu yang simple dan ringan untuk di bawa. Hal tersebut Merupakan sedikit dari bentuk
pengaplikasian RFID dalam kehidupan sehari hari.

RFID memanfaatkan gelombang elektromagnetik Radio dalam penggunaanya, gelombang


radio di ketahui bahwa merupakan spektrum gelombang elektromagnetik yang memiliki
Panjang gelombang tertinggi serta frekuensi yang rendah oleh karena itu dalam
pengaplikasiannya gelombang radio dimanfaatkan untuk perangkat yang memiliki mobilitas
dan jarak penggunaanya yang jauh, Frekuensi radio digunakan oleh RFID untuk membaca
data dari sebuah perangkat yang disebut tag / transponder (Transmitter + Responder). Tag
RFID akan mengenali ketika mendeteksi sinyal dari perangkat yang cocok, yaitu pembaca
RFID (RFID Reader)[5].

Dalam Pengaplikasiannya Sistem RFID Komponen yang di lihat oleh Pemakai adalah
Perangkat Tag Frekuensi radio / Transponder dan RFID Reader / Receiver. Lebih jelas lagi
Komponen yang ada pada RFID antara lain adalah.
Sumber : www.epc-rfid.info

Gambar 1. Sistem RFID

 Tag / Transponder : Merupakan Komponen yang menyimpan informasi untuk


identifikasi objek, tags berbentuk sangat kecil sehingga dapat di aplikasikan pada
perangkat yang tipis seperti kartu
 Antena: Komponen yang di gunakan untuk mentransmisikan sinyal frekuensi radio
antara tag dengan tag reader.
 RFID Reader : Merupakan Perangkat yang Kompatibel dengan tag RFID yang dapat
digunakan untuk berkomunikasi dengan tag melalui gelombang radio.
 Software Aplikasi : Merupakan Otak dari Reader RFID dimana software aplikasi
berada dalam perangkat computer yang memiliki fungsi untuk membaca data dari tag
yang merupakan hasil dari RFID Reader dan antenna.

Cara kerja dari RFID adalah menggunakan metode penyimpanan data melalui gelombang radio
yang berada pada perangkat tags / transponders, data yang di transmisikan oleh tags dapat
berupa kode untuk identifikasi objek tertentu ataupun untuk memberikan informasi dari hasil
transmisi, di dalam sebuah tags terdapat sebuah memori digital sehingga dapat digunakan untuk
memberikan sebuah data kode unik untuk autentifikasi dengan Antena yang berada pada RFID
Reader, di dalam antenna terdapat transceiver dan decoder yang digunakan untuk mengaktifkan
tags menggunakan frekuensi gelombang Radio, sehingga hal ini membuat perangkat tags dan
RFID Reader dapat saling berkomunikasi informasi, tag akan mendeteksi sinyal yang di
aktifkan oleh RFID Reader dan akan mengirimkan kembali sinyal informasi sesuai dengan
yang tersimpan didalam memori tag sebagai respons, RFID Reader akan menyesuaikan hasil
transmisi dengan tag sesuai dengan kebutuhan yang ada.[6]

Perangkat RFID sendiri dalam penerapannya menggunakan jenis frekuensi yang berbeda beda
hal ini sesuai dengan kebutuhan, berikut adalah jenis frekuensi band yang ada pada RFID.

1. Low Frekuensi (125 Khz – 134 Khz) dengan jarak jangkauan 10cm
2. High Frekuensi (13,56 Mhz) dengan jarak jangkauan 1m

3. Ultra High Frekuensi (860 – 960 Mhz) dengan jarak jangkauan 10 – 15 m

Jarak jangkauan yang di maksudkan adalah jarang jangkauan gelombang elektromagnetik yang
menghubungkan antara tag dengan RFID Reader hal ini juga tergantung dengan jenis dari tag
itu sendiri dimana tag dibedakan menjadi aktif serta pasif dimana tag/ transponder yang aktif
merupakan jenis tag yang dapat memancarkan sendiri sinyal frekuensi kepada RFID Reader
jenis tag ini merupakan jenis tag yang memiliki jangkauan yang jauh. Sedangkan jenis tag /
transponder yang pasif merupakan jenis tag yang tidak memiliki pasokan sumber daya listrik
sendiri dan pengidentifikasian tergantung penuh oleh RFID Reader jenis ini merupakan jenis
Perangkat tag yang paling sering di temukan ditambah lagi biaya yang lebih murah di
bandingkan dengan tag aktif.

Kelebihan lain dari RFID adalah dapat berfungsi pada berbagai variasi kondisi lingkungan serta
merupakan jenis teknologi yang aman di karena teknologi ini sulit untuk dipalsukan, oleh
karena itu maka RFID dapat menyediakan tingkat keamanan yang tinggi .Bentuk dari
penggunaan RFID merupakan perkembangan dari bentuk penggunaan teknologi Barcode,
perbedaan ada pada konsep penggunaan dari Barcode yang menggunakan metode line of sight
maka penggunaan dari RFID tidak di haruskan sejajar dengan alat pembaca namun lebih
kepada pemilihan frekuensi untuk mengatur jarak antara perangkat pembaca maupun tag RFID
hal ini membuat RFID juga dapat berkerja lebih cepat.

Pemanfaatan Gelombang Elektromagnetik pada Satelite

Penginderaan jauh adalah sebuah ilmu sekaligus seni dalam mendapatkan informasi tentang
objek serta lingkungannya dari jauh tanpa langsung bersentuhan dengan objeknya. Teknik
penginderan ini dapat menghasilkan citra atau gambaran yang dapat diinterpretasikan serta di
analisis sehingga mendapatkan data yang bermanfaat untuk aplikasi pada bidang-bidang
pertanian, perikanan, kelautan, kebumian, dan bidang-bidang lainnya. Pada bidang
penginderaan jauh ini terdapat tiga proses yaitu perolehan data, pemrosesan data dan
interpretasi data. Sebagai sebuah teknologi, penginderaan jauh mempunyai komponen-
komponen dasar yaitu

1. Gelombang elektromagnetik
2. Atmosfer
3. Sensor
4. Objek

Pencitraan dalam penginderaan jauh ini tidak terlepas dari sumber energynya yaitu gelombang
elektromagnetik. Sumber energy ini terbagi menjadi dua, yaitu sumber energy pasif yang
berasal dari radiasi gelombang elektromagnetik matahari, dan sumber energy aktif berupa
sumber energy buatan, misalnya radar. Energy elektromagnetik ini merupakan gabungan antara
gelombang elektris dan magnetic yang gerakannya membentuk bidang tegak lurus dengan
kecepatan sinar pada frekuensi dengan panjang gelombang tertentu..

Gambar 1 Model Gelombang Elektromagnetik

Dari gambar diatas dapat memberi gambaran bahwa gelombang elektromagnetik adalah
gelombang yang terbentuk dari bidang elektrik dan bidang magnetic. Kedua gelombang ini
memiliki bidang yang tegak lurus dan secara bersamaan merambat pada bidangnya masing-
masing menjadi satu gelombang elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik memiliki
keunikan dari panjang gelombang (wave length) dan frekuensi. Kedua hal ini menjadi
pertimbangan pemilihan saluran elektromagnetik dalam penginderaan jauh.

Gelombang elektromagnetik memiliki sifat sebagai cahaya dengan panjang gelombang pendek
dan sebagai suara pada panjang gelombang yang panjang. Disamping itu gelombang
elektromagnetik pun memiliki spectrum yang luas. Spektrum tersebut dapat tertangkap oleh
indra manusia namun hanya sebagian kecil yaitu pada panjang gelombang 0,4 μm hingga
0,7μm. Menurut panjang gelombang tersebut, maka dapat di simpulkan bahwa manusia hanya
dapat menangkap gelombang elektromagnetik tersebut sebagai cahaya karena panjang
gelombang tersebut pendek.
Penginderaan jauh memanfaatkan luasnya spectrum tersebut untuk kepentingan ilmu
pengetahuan. Spectrum pada penginderaan jauh akan digambarkan pada gambar di bawah ini

Gambar 2 Spektrum Elektromagnetik

Gambar di atas menjelaskan mengenai rentang spectrum elektromagnetik. Gambar kiri


mengilustrasikan panjang spectrum secara keseluruhan. Rentangan spectral pada gambar di
atas yaitu gelombang pendek hingga gelombang panjang, gelombang terpendek berupa sinar
Gamma dan gelombang panjang berupa gelombang radio. Gelombang pendek yaitu terdiri dari
Gamma, sinar X dan UV biasanya digunakan untuk bidang kesehatan. Pada bidang
penginderaan jauh spectrum yang digunakan yaitu spectrum tampak hingga inframerah.
Spectrum tersebut merupakan suatu spectrum yang sempit jika dibandingkan dengan rentang
keseluruhan spectrum.

Beberapa saluran sensor pada citra satelit menggunakan rentang spectrum ini. Sebagai contoh,
pada citra satelit Landsat spectrum ini dibagi menjadi tiga saluran yaitu band merah, biru, hijau
ditambah satu saluran pankromatik yang menggunakan spectrum tersebut dalam satu sensor.

Pengembangan teknologi penginderaan jauh pun semakin maju karena kebutuhan yang
semakin meningkat. Penginderaan jauh banyak digunakan saat untuk pemetaan morfologi
lahan dan sumberdaya bawah permukaan tanah. Dalam hal ini spectrum yang digunakanpun
lebih panjang yaitu gelombang mikro (micro wave) atau gelombang radar. Spectrum dengan
panjang gelombang mikro mampu menembus benda padat [6].
REFERENSI

[1] Ning Huansheng, Chen Weishi, and M. Xia, “Bird-aircraft strike avoidance radar,” IEEE
Aerospace and Electronic Systems Magazine, vol. 25, no. 1, pp. 19–28, Jan. 2010.
[2] “How Radar Works.” [Online]. Available:
http://www.bom.gov.au/australia/radar/about/what_is_radar.shtml. [Accessed: 12-Feb-
2019].
[3] “Doppler radar,” Wikipedia. 27-Aug-2018.
[4] “Doppler Shift.” [Online]. Available:
https://imagine.gsfc.nasa.gov/features/yba/M31_velocity/spectrum/doppler_more.html.
[Accessed: 12-Feb-2019].
[5] “Pengertian Dan Komponen Radio Frequency Identification (RFID).” [Online].
Available: http://elektronika-dasar.web.id/pengertian-dan-komponen-radio-frequency-
identification-rfid/. [Accessed: 13-Feb-2019].

[6] Mukhlisulfatih Latief, “SISTEM IDENTIFIKASI MENGGUNAKAN RADIO


FREQUENCY IDENTIFICATION (RFID),” Saintek, Vol 5, No 1, vol. 91, no. 1, pp.
399–404, 2017.

[7] Budiyanto, E. Muzayanah. 2018. Modul 2 Penginderaan Jauh. Ristekdikti. Jakarta.

Purbowaseso, B. Penginderaan Jauh Terapan. Jakarta: Universitas Indonesia Press,


1995.

Anda mungkin juga menyukai