SATELIT Alrimetri
TOPEX/Poseidon dan
Jason Series
Nabil Amirul Haq
(6016202002)
Aplikasi Geodesi Satelit
1 Pendahuluan
Topik 2 TOPEX/Poseidon
bahasan
3 Jason-1
4 Jason-2
5 Jason-3
Aplikasi Geodesi Satelit
PENDAHULUAN
Aplikasi Geodesi Satelit
Satelit Altimetri
SATELIT ALTIMETRI
• Teknologi satelit altimetri merupakan salah satu teknologi penginderaan jauh yang
digunakan untuk mengamati dinamika topografi permukaan laut yang tereferensi
terhadap suatu bidang tertentu.
• Secara umum sistem satelit altimetri mempunyai tiga obyektif ilmiah jangka
panjang, yaitu:
- Mengamati sirkulasi lautan global,
- Memantau volume dari lempengan es kutub, dan
- Mengamati perubahan muka laut rata-rata (MSL) global.
Aplikasi Geodesi satelit
Manfaat Satelit Altimetri Dari ketiga objektif ilmiah yang dijelaskan di slide sebelumnya,
Satelit Altimetri memiliki beragam manfaat untuk bidang geodesi
maupun oseanografi seperti:
Sistem satelit altimetri terdiri atas tiga komponen utama yaitu radar altimeter, radiometer, dan Positioning System.
• Radar altimeter akan mengukur jarak dari satelit ke permukaan target dengan memanfaatkan informasi waktu tempuh, radar
altimetri memanfaatkan gelombang elektromagnetik
• Radiometer berfungsi untuk mengukur kondisi atmosfer sebagai koreksi pengukuran radar altimeter
• Positioning System berfungsi untuk menentukan posisi satelit yang presisi pada bidang orbitnya
Aplikasi Geodesi satelit
Gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh Radar
Altimetri akan dipantulkan oleh permukaan air laut, dan kemudian
Pengukuran Jarak pantulan tersebut diterima oleh satelit altimetri, data waktu tempuh
gelombang pantul tersebut dikonversi menjadi data jarak dengan
Sea Surface Height satelit di atas bidang ellipsoid, maka ketinggian permukaan laut di
atas ellipsoid atau Sea Surface Height (SSH) dapat di hitung.
(SSH)
Aplikasi Geodesi satelit
Jika diketahui undulasi geoid (hg) di daerah tersebut, maka tinggi
permukaan laut di atas geoid (hd) atau bisa disebut Sea Surface
Sea Surface Topography Topography (SST). Bidang geoid secara praktik dianggap
berhimpit dengan MSL atau MSS (Mean Sea Surface) maka dari
(SST) itu SST juga dapat dikatakan sebagai tinggi permukaan laut di atas
MSS
Aplikasi Geodesi Satelit
Sea Level Anomaly • Topografi muka laut (SST) dapat diklasifikasikan ke dalam dua komponen
(SLA) yaitu:
1. Komponen statik, disebabkan oleh adanya arus laut, efek meteorologis,
salinitas, dan temperatur air laut.
2. Komponen dinamik, disebabkan oleh adanya gelombang laut, pasang
surut air laut, da variasi tekanan udara
• Untuk mendapatkan topografi muka laut komponen statik yang terhindar dari
kesalahan dan bias maka diterapkan koreksi-koreksi pada hasil pengukurannya.
Dengan demikian tinggi permukaan laut di atas geoid (hd) yang efek dinamisnya
sudah dihilangkan atau yang bisa disebut dengan Sea Level Anomaly (SLA)
dapat ditentukan dengan persamaan
Aplikasi Geodesi Satelit
TOPEX/Poseidon
Aplikasi Geodesi Satelit
Overview
• TOPEX/Poseidon merupakan misi satelit altimetri gabungan antara NASA
(Amerika) dengan CNES (Prancis) untuk memetakan topografi permukaan laut
yang diluncurkan pada 10 Agustus 1992 dan berakhir pada 18 Januari 2006.
Satelit ini membantu merevolusi penyediaan data oseanografi yang sebelumnya
sangat tidak mungkin untuk didapatkan
Misi TOPEX/Poseidon
Jason-1
Aplikasi Geodesi Satelit
Overview
• Merupakan satelit penerus TOPEX/Poseidon yang diluncurkan pada tahun 2001.
Jason-1 dan TOPEX/Poseidon sempat menjalankan misi secara bersamaan
selama 3 tahun, sebelum akhirnya TOPEX/Poseiodn dinonaktifkan.
• Jason-1 memiliki tinggi orbit 1336km, periode orbit 2 jam, inklinasi 66o, dan9,9
hari repeat cycle.
• Jason-1 dirancang untuk mengukur perubahan iklim dengan pengukuran
perubahan muka air laut global tahunan yang memiliki presisi hingga 1mm.
Sama seperti TOPEX/Poseidon, Jason-1 menggunakan altimeter untuk
mengukur ‘bukit’ dab ‘lembah’ pada permukaan laut, dari pengukuran tersebut,
ilmuan dapat menghitung kecepatan dan arah arus laut dan mengamati sirkulasi
laut global.
Sistem Satelit Jason-1 Sama seperti TOPEX/Poseidon, Jason-1 juga
memiliki 3 komponen sitem utama seperti
pada satelit altimetri lainnya, yaitu:
OSTM/Jason-2
Aplikasi Geodesi Satelit
Overview
• Ocean Surface Topography Mission (OSTM) atau bisa disebut Jason-2
merupakan seri satelit ketiga yang diluncurkan pada 20 Juni 2008 oleh
NASA/CNES setelah TOPEX/Poseidon dan Jason-1, selain kerjasama antara
NASA dengan CNES, pada jason-2 juga menggandeng NOAA dan
EUMETSAT.
• Jason-2 memiliki orbit 1336km, inklinasi 66o, periode orbit 112 menit, dan 9,9
hari repeat cycle.
Aplikasi Geodesi satelit
Misi Jason-2
Jason-3
Aplikasi Geodesi Satelit
Overview
• Satelit ini mempunya misi untuk mensupply data untuk kegiatan penelitian,
komersil dan aplikasi praktis pada kenaikan muka air laut, suhu permukaan air
laut, sirkulasi suhu air laut, dan perubahan iklim. Sama seperti pendahulunya,
Jason-3 juga menggunakan altimeter dengan presisi tinggi untuk mengukur
jarak antara satelit dengan muka air laut dengan ketelitian sekitar 3,3cm.
• Jason-3 memiliki orbit 1331,7km, inklinasi 66o, periode orbit 112,42 menit, dan
9,9 hari repeat cycle
• Jason-3 diluncurkan pada 18 Januari 2016, dengan rencana durasi misi 5 tahun,
dan sekarang satelit tersebut masih berfungsi.
Sistem Satelit Jason-1 Sama seperti TOPEX/Poseidon, Jason-1 juga
memiliki 3 komponen sitem utama seperti
pada satelit altimetri lainnya, yaitu:
Terima kasih!
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, H.Z. 2001. Geodesi Satelit. Jakarta: PT Pradnya Paramita.
CNES, EUMETSAT, NASA, and NOAA. 2018. Jason-3 Products Handbook.
Moody, J., et al. 1996. Atmospheric deposition of nutrients to the North Atlantic
basin. Biogeochemistry 35: 25-73.
Munk, Walter. 2002. The U.S. Commission on Ocean Policy. San Diego: University
of California.
Naeije, M. C. 1994, Ocean dynamics from the ERS-1 35-day repeat mission.
Hamburg: Proceeding of Second ERS-1 Symposium.