Anda di halaman 1dari 6

Aplikasi Geodesi Satelit

Resume Satelit Altimetri Topex, Jason-1, Jason-2, Jason-3

Oleh:

Ausa Ramadhan Agustawijaya (03311942000008)

Dosen Pengampu: - Dr. Eko Yuli Handoko, S.T., M.T.

DEPARTEMEN TEKNIK GEOMATIKA PASCASARJANA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL, PERENCANAAN, DAN KEBUMIAN INSTITUT

TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

2022

1
Satelit Altimetri
Topex, Jason 1, Jason 2, Jason 3
Pendahuluan
Satelit altimetri adalah teknik yang digunakan untuk mengukur ketinggian permukaan bumi dari
luar angkasa dengan menggunakan radar atau pulsa laser. Teknik ini telah digunakan sejak awal
1970-an dan telah memberikan informasi berharga untuk berbagai aplikasi seperti oseanografi,
hidrologi, dan geodesi.
Altimetri satelit bekerja dengan mengukur waktu yang dibutuhkan radar atau pulsa laser untuk
melakukan perjalanan dari satelit ke permukaan bumi dan sebaliknya. Dengan mengetahui
kecepatan cahaya dan waktu yang dibutuhkan pulsa untuk bergerak, jarak antara satelit dan
permukaan dapat dihitung. Pengukuran jarak ini dikenal sebagai "kisaran" dan digunakan untuk
menentukan ketinggian permukaan.
Altimetri satelit sangat berguna untuk mempelajari lautan. Dengan mengukur ketinggian
permukaan laut, peneliti dapat menentukan bentuk dan ukuran arus laut, variasi permukaan laut,
dan fenomena oseanografi lainnya. Data altimetri satelit telah digunakan untuk membuat peta
detail dasar samudra, melacak pergerakan es laut, dan mempelajari perilaku mamalia laut.
Altimetri satelit juga digunakan dalam hidrologi untuk mengukur ketinggian sungai, danau, dan
waduk. Informasi ini digunakan untuk memantau ketinggian dan aliran air, yang penting untuk
mengelola sumber daya air, memprediksi banjir, dan memantau kekeringan.
Dalam geodesi, altimetri satelit digunakan untuk mengukur ketinggian permukaan bumi dengan
tingkat akurasi yang tinggi. Informasi ini digunakan untuk membuat peta detail permukaan bumi
dan untuk mempelajari deformasi kerak bumi yang disebabkan oleh aktivitas tektonik.
Secara keseluruhan, altimetri satelit adalah alat yang berharga untuk mempelajari permukaan bumi
dan digunakan dalam berbagai bidang ilmiah. Aplikasinya berkisar dari oseanografi dan hidrologi
hingga geodesi, dan menyediakan data penting untuk mengelola sumber daya alam, memprediksi
bencana alam, dan memahami lingkungan bumi.
Topex
Satelit TOPEX/Poseidon (Eksperimen Topografi/Poseidon) adalah misi bersama NASA, Badan
Antariksa Prancis (CNES), dan Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat
(NOAA) yang diluncurkannya 1 satelit pada 10 Agustus 1992. Misi tersebut adalah dirancang
untuk mempelajari topografi permukaan laut, arus laut, dan perubahan iklim global.
Satelit TOPEX/Poseidon bekerja dengan menggunakan radar altimetri untuk mengukur ketinggian
permukaan laut dengan akurasi yang belum pernah ada sebelumnya. Radar altimeter mengirimkan
pulsa energi ke permukaan laut dan mengukur waktu yang dibutuhkan pulsa untuk kembali.
Dengan mengukur waktu yang dibutuhkan pulsa untuk melakukan perjalanan ke permukaan laut
dan kembali, satelit dapat menentukan ketinggian permukaan laut dengan akurasi sekitar 4
sentimeter.

2
Satelit TOPEX/Poseidon terdiri dari beberapa segmen, termasuk bus satelit, muatan, segmen darat,
dan tim sains. Bus satelit bertanggung jawab untuk menyediakan daya, kontrol sikap, dan
komunikasi dengan segmen darat. Payload terdiri dari altimeter radar, radiometer gelombang
mikro, dan penerima GPS. Segmen darat bertanggung jawab untuk melacak satelit dan menerima
data yang dikirimkan oleh satelit. Tim sains bertanggung jawab untuk menganalisis data yang
dikumpulkan oleh satelit dan menggunakannya untuk lebih memahami topografi permukaan laut
dan arus laut.
Selama misinya, satelit TOPEX/Poseidon membuat beberapa penemuan penting. Sebagai contoh,
ditemukan bahwa lautan tidak datar, melainkan diselimuti fitur skala besar yang disebut pusaran
samudra. Ia juga menemukan bahwa arus laut jauh lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya,
dengan Gulf Stream, misalnya, mengalir dengan kecepatan 2,5 meter per detik.
Pada tahun 2005, misi TOPEX/Poseidon secara resmi berakhir, tetapi sebelum itu telah
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pemahaman kita tentang laut dan perannya dalam
perubahan iklim global. Satelit tersebut digantikan oleh Ocean Surface Topography
Mission/Jason-1, yang melanjutkan pekerjaan pengukuran topografi permukaan laut dan arus laut.
Orbit dari topex adalah 1336 kilometer (830 mil) diatas bumi, TOPEX/Poseidon dapat mengukur
ketinggian permukaan laut tepat di bawah satelit dengan akurasi 4-5 sentimeter (lebih baik dari 2
inci). Bepergian lebih dari 7 kilometer (4 mil) setiap detik saat menelusuri orbitnya,
TOPEX/Poseidon mencakup lautan global setiap 10 hari ("periode berulang" dari orbit satelit).
Jason-1
Jason-1 adalah satelit penginderaan jauh yang diluncurkan pada tahun 2001 sebagai misi gabungan
antara NASA, National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), dan badan antariksa
Prancis, Centre National d'Etudes Spatiales (CNES). Satelit ini dirancang untuk memantau tinggi
permukaan laut dan arus laut global untuk membantu memahami perubahan iklim.
Komponen utama dari satelit Jason-1 meliputi bus satelit, instrumen, dan segmen darat. Bus satelit
ini menyediakan sumber daya seperti tenaga dan kendali attitude. Instrumen yang digunakan terdiri
dari altimeter radar dan penerima GPS, yang digunakan untuk mengukur ketinggian permukaan
laut dan posisi satelit. Segmen darat terdiri dari beberapa stasiun pengendali misi di seluruh dunia
yang mengumpulkan dan memproses data yang dikirim oleh satelit.
Satelit Jason-1 merupakan satu dari dua satelit yang diluncurkan dalam misi Ocean Surface
Topography (OSTM), dan satu-satunya satelit yang masih aktif setelah satelit pertama,
TOPEX/Poseidon, pensiun pada tahun 2005. Satelit Jason-1 dioperasikan pada ketinggian orbit
sekitar 1.336 kilometer di atas permukaan laut dengan kemiringan sekitar 66 derajat terhadap
ekuator.

Satelit Jason-1 telah menghasilkan banyak produk penting yang membantu para ilmuwan
memahami perubahan iklim dan kondisi laut global. Produk-produk ini termasuk pengukuran arus
laut global, ketinggian permukaan laut, dan pengukuran volume es laut di kutub utara dan selatan.

3
Pada bulan Juli 2013, satelit Jason-1 mengalami kegagalan pada salah satu komponen vitalnya dan
kemudian dipindahkan ke orbit pensiun pada bulan Juni 2014. Meskipun satelit sudah tidak aktif
lagi, data yang dikumpulkan selama masa operasinya masih terus digunakan dalam penelitian
tentang iklim dan kondisi laut global.
Jason-2
Jason-2 adalah satelit penginderaan jauh yang diluncurkan pada 20 Juni 2008 sebagai bagian dari
program Ocean Surface Topography Mission (OSTM). Satelit ini dibuat sebagai pengganti satelit
pendahulunya, Jason-1, yang masih aktif saat peluncuran satelit ini.
Komponen utama dari satelit Jason-2 meliputi bus satelit, instrumen, dan segmen darat. Bus satelit
ini berfungsi sebagai struktur fisik dan sumber daya untuk memastikan satelit tetap stabil dan dapat
berkomunikasi dengan segmen darat. Instrumen yang digunakan terdiri dari altimeter radar,
penerima GPS, dan radiometer microwave. Altimiter radar digunakan untuk mengukur ketinggian
permukaan laut, sedangkan penerima GPS digunakan untuk menentukan posisi satelit dan
radiometer microwave digunakan untuk mengukur suhu permukaan laut dan kelembaban atmosfer.
Satelit Jason-2 dioperasikan pada ketinggian orbit sekitar 1.336 km di atas permukaan laut, dengan
kemiringan orbit sekitar 66 derajat terhadap ekuator. Satelit ini mengorbit Bumi setiap 112 menit
dan mengumpulkan data selama sekitar 10 menit pada setiap lintasan orbitnya.
Satelit Jason-2 merupakan salah satu dari tiga satelit yang tergabung dalam misi OSTM, yang
bertujuan untuk memantau tinggi permukaan laut dan arus laut global. Produk yang dihasilkan
oleh satelit ini termasuk data yang membantu para ilmuwan memahami perubahan iklim dan
kondisi laut global, seperti pengukuran arus laut global, ketinggian permukaan laut, dan
pengukuran volume es laut di kutub utara dan selatan.
Satelit Jason-2 berhasil mengumpulkan data selama lebih dari 11 tahun, sebelum pensiun pada
tahun 2019. Satelit ini telah memberikan kontribusi penting dalam memahami perubahan iklim
dan kondisi laut global, dan telah membantu mengembangkan model-model prediksi iklim yang
lebih akurat.
Jason-3
Satelit Jason-3 adalah satelit penginderaan jauh yang diluncurkan pada 17 Januari 2016 sebagai
bagian dari program Ocean Surface Topography Mission (OSTM). Satelit ini merupakan
kelanjutan dari misi OSTM yang sebelumnya dilakukan oleh satelit Jason-2.
Komponen utama dari satelit Jason-3 meliputi bus satelit, instrumen, dan segmen darat. Bus satelit
ini berfungsi sebagai struktur fisik dan sumber daya untuk memastikan satelit tetap stabil dan dapat
berkomunikasi dengan segmen darat. Instrumen yang digunakan terdiri dari altimeter radar,
penerima GPS, dan radiometer microwave. Altimiter radar digunakan untuk mengukur ketinggian
permukaan laut, sedangkan penerima GPS digunakan untuk menentukan posisi satelit dan
radiometer microwave digunakan untuk mengukur suhu permukaan laut dan kelembaban atmosfer.

4
Satelit Jason-3 dioperasikan pada ketinggian orbit sekitar 1.336 km di atas permukaan laut, dengan
kemiringan orbit sekitar 66 derajat terhadap ekuator. Satelit ini mengorbit Bumi setiap 112 menit
dan mengumpulkan data selama sekitar 10 menit pada setiap lintasan orbitnya.
Satelit Jason-3 merupakan salah satu dari tiga satelit yang tergabung dalam misi OSTM, yang
bertujuan untuk memantau tinggi permukaan laut dan arus laut global. Produk yang dihasilkan
oleh satelit ini termasuk data yang membantu para ilmuwan memahami perubahan iklim dan
kondisi laut global, seperti pengukuran arus laut global, ketinggian permukaan laut, dan
pengukuran volume es laut di kutub utara dan selatan.
Satelit Jason-3 merupakan satelit terakhir dari seri Jason, dan berhasil mengumpulkan data selama
lebih dari 5 tahun sebelum akhirnya berhenti beroperasi pada tahun 2021. Satelit ini telah
memberikan kontribusi penting dalam memahami perubahan iklim dan kondisi laut global, dan
telah membantu mengembangkan model-model prediksi iklim yang lebih akurat.
Perbandingan Antar Satelit
Berikut ini adalah perbandingan antara satelit Topex, Jason-1, Jason-2, dan Jason-3 dari berbagai
aspek:
1. Tinggi orbit:
- Topex: 1.330 km
- Jason-1: 1.336 km
- Jason-2: 1.336 km
- Jason-3: 1.336 km
2. Waktu orbit:
- Topex: 112 menit
- Jason-1: 112 menit
- Jason-2: 112 menit
- Jason-3: 112 menit
3. Dana yang dihabiskan:
- Topex: sekitar 500 juta dolar AS
- Jason-1: sekitar 300 juta dolar AS
- Jason-2: sekitar 500 juta dolar AS
- Jason-3: sekitar 180 juta euro (sekitar 200 juta dolar AS)
4. Akurasi data:
- Topex: akurasi vertikal sekitar 4,2 cm

5
- Jason-1: akurasi vertikal sekitar 3,3 cm
- Jason-2: akurasi vertikal sekitar 3,3 cm
- Jason-3: akurasi vertikal sekitar 3,3 cm
5. Luasnya pemanfaatan:
- Topex: digunakan untuk memetakan permukaan laut, mempelajari arus laut, dan perubahan iklim
- Jason-1: digunakan untuk memetakan permukaan laut, mempelajari arus laut, dan perubahan
iklim
- Jason-2: digunakan untuk memetakan permukaan laut, mempelajari arus laut, dan perubahan
iklim
- Jason-3: digunakan untuk memetakan permukaan laut, mempelajari arus laut, perubahan iklim,
dan memantau badai tropis
Dari perbandingan di atas, dapat disimpulkan bahwa semua satelit memiliki tinggi orbit dan waktu
orbit yang sama, yaitu 1.336 km dan 112 menit. Namun, tingkat akurasi data pada Jason-1, Jason-
2, dan Jason-3 lebih tinggi dibandingkan Topex. Selain itu, dana yang dihabiskan untuk
membangun dan meluncurkan satelit juga bervariasi. Terakhir, luasnya pemanfaatan satelit
semakin luas seiring dengan meningkatnya teknologi dan kemampuan dari setiap satelit.

Anda mungkin juga menyukai