Anda di halaman 1dari 10

PEMANFAATAN DATA SATELIT MODIS

UNTUK MENENTUKAN SUHU


PERMUKAAN LAUT

Rifqi Annas
Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2009

ABSTRACT
One of many technologies which can be used to overcome archipelago’s problems; the
violation of a territory, the determination of natural resources location, and the earlier ability to
detect earlier natural disaster, is Remote Sensing Technology. This technology uses satellite’s
ability to capture cartography image of an area with its specification. One of satellites which has
that ability is MODIS sensor carried by TERRA/AQUA satellite. Indonesia, which is passed by
the equator line, has an unique characteristic. There is an interaction between water volume from
Indian Ocean and Pacific Ocean. Meanwhile, fishing ground in the ocean depends on the condition
or oceanography parameters, such as sea surface temperature, salinity, sea chlorophyll
concentration, weather, etc. which are influenced by dynamic sea’s mobility both horizontally and
vertically. One of the sea parameters, the Sea Surface Temperature (SST), could be derived from
MODIS data. The data is processed using formula derived from Algorithm Theoretical Basis
Documents (ATBD) and implemented to obtain the SST of several sample area in Indonesian
watery.

ABSTRAK
Salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah negara kepulauan, di
antaranya pelanggaran batas wilayah, penentuan lokasi sumber daya alam, serta kemampuan dini
dalam mendeteksi awalnya suatu bencana alam, adalah teknologi pengindraan jauh. Teknologi ini
menggunakan kemampuan sensor satelit yang dapat menangkap citra pemetaan suatu wilayah
dengan spesifikasi yang dimilikinya. Salah satu sensor yang memiliki kemampuan tersebut adalah
Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS). Indonesia yang dilalui garis
khatulistiwa, mempunyai karakteristik unik karena di wilayah perairannya terjadi interaksi antara
masa air yang datang dari Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Sedangkan habitat dari komunitas
ikan sangat dipengaruhi oleh kondisi atau parameter oseonografi perairan seperti suhu permukaan
laut, salinitas, konsentrasi klorofil laut, cuaca dan sebagainya, yang berpengaruh pada dinamika
atau pergerakan air laut baik secara horizontal maupun vertikal. Di dalam Tugas Akhir ini akan
dikembangkan penghitungan Suhu Permukaan Laut menggunakan data MODIS. Data diolah
menggunakan rumus yang diturunkan dari Algorithm Theoretical Basis Documents (ATBD)
sehingga mendapatkan nilai pasti dari suhu permukaan laut pada beberapa sampel lokasi di
perairan Indonesia.

1. PENDAHULUAN sangat luas, Indonesia masih memiliki


hambatan serta kekurangan kemampuan
Sesuai dengan letak geografis dalam menghadapi kemungkinan yang
Indonesia yang merupakan negara dapat terjadi pada suatu negara kepulauan,
kepulauan dengan wilayah perairan yang antara lain pelanggaran batas wilayah,

1
penentuan lokasi sumber daya alam, serta plankton, rumput laut, kerang-kerangan,
kemampuan dini dalam mendeteksi ikan-ikan serta mamalia laut. Maka
awalnya suatu bencana alam. dengan mengetahui informasi perubahan
suhu permukaan laut, maka kawasan
Salah satu teknologi yang dapat potensial untuk penangkapan ikan dapat
digunakan untuk mengatasi masalah diketahui. Informasi tersebut dapat
negara kita sebagai negara kepulauan digunakan oleh nelayan dalam kegiatan
yang telah disebutkan sebelumnya adalah penangkapan ikan, sehingga penangkapan
teknologi penginderaan jarak jauh. ikan akan menjadi lebih efisien dan efektif.
Teknologi ini menggunakan kemampuan
satelit yang dapat menangkap citra
pemetaan suatu wilayah dengan
spesifikasi yang dimilikinya. 2. PENGINDRAAN JAUH DAN
DATA MODIS
Salah satu sensor penginderaan
jauh yang memiliki kemampuan diatas Dalam pengertian sederhananya,
adalah sensor MODIS yang dibawa satelit pengindraan jauh merupakan suatu teknik
TERRA/AQUA. Dari data sensor MODIS, berbasis instrumentasi untuk memperoleh
kita dapat diketahui informasi mengenai informasi tentang objek, daerah, atau
potensi sumber daya alam yang dimiliki gejala, dengan jalan menganalisis data
Indonesia. Indonesia dilalui garis yang diperoleh dengan menggunakan alat
khatulistiwa sehingga mempunyai peraba (sensor), tanpa kontak langsung
karakteristik unik karena wilayah dengan objek, daerah, atau gejala yang
perairannya menjadi tempat interaksi akan dikaji [2].
antara massa air yang datang dari
Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
Pertemuan masa air dari kedua samudra
tersebut di daerah-daerah wilayah perairan
laut Indonesia, dapat diperkirakan daerah-
daerah tersebut terdapat banyak ikan yang
beraneka ragam.

Karena dinamika tersebut, maka


keberadaan daerah ikan di perairan
Indonesia bersifat dinamis, selalu berubah
/ berpindah mengikuti pergerakan kondisi
lingkungan, dimana secara alamiah ikan Gambar 1. Sistem Pengindraan Jauh [1]
akan memilih habitat yang lebih sesuai.
Sedangkan habitat tersebut sangat Pengindraan jauh ada dua macam.
dipengaruhi oleh kondisi atau parameter Sensor-sensor pasif mendeteksi radiasi
oseonografi perairan seperti suhu alami yang dipancarkan atau dipantulkan
permukaan laut, salinitas, konsentrasi oleh suatu obyek atau area sekitar yang
klorofil laut, cuaca dan sebagainya. sedang diteliti. Pantulan sinar matahari
merupakan sumber radiasi yang sangat
Salah satu parameter kelautan sering diukur oleh sensor-sensor pasif.
yang terkait adalah suhu permukaan laut, Sedangkan dari sisi aktif, memancarkan
yang diperoleh dengan pengukuran energi agar dapat memindai obyek-obyek
langsung/survey lapangan atau dan area-area setelah sensor pasif
menggunakan data satelit. Perubahan suhu kemudian mendeteksi dan mengukur
permukaan laut memiliki implikasi radiasi yang dipantulkan atau dipantulkan
biologis yang sangat penting untuk kembali ke asal dari sasaran.
kondisi kenyamanan / ketidaknyamanan
kebanyakan biota laut, termasuk spesies

2
Satelit dalam pengindraan jauh 2. Data Level 1a
tersusun dari pemindai (scanner) dengan Data telah diperiksa dan
dilengkapi sensor pada wahana (platform) direkonstruksi. Data sudah
satelit, dan sensor itu dilengkapi oleh mempunyai informasi waktu dan
detektor [4]. Berdasarkan proses keterangan koefisien kalibrasi serta
perekamannya sensor dibagi menjadi dua parameter georeference.
macam, sensor fotografi dan elektronik.
3. Data Level 1b
Kualitas dari data pengindraan Data sudah disisipkan beberapa sub-
jauh terdiri dari resolusi spasial, spektral, file tersendiri berupadata lokasi
radiometrik, dan temporalnya. Dan untuk geografis, datakalibrasi sensor untuk
penyempurnaan, citra mungkin butuh konversi perhitungan digital.
untuk dikoreksi secara radiometrik dan
atmosferik. 4. Data Level 2
Data level 1 telah diproses untuk
Kemampuan sensor khusus untuk menghasilkan produk data geofisik
mengukur parameter lautan dan seperti brightness temperatur,
bagaimana sensor tersebut dapat melihat radiance, cloud mask, NDVI, SST,
lewat atmosfer dan menembus awan LST, dan fire.
sangat tergantung pada spektrum
elektromagnetik mana yang dipakai. Ada Algorithm Theoretical Basis
beberapa jendela sempit pada panjang Documents (ATBD) sedang
gelombang antara 3.5 µm sampai 13 µm dikembangkan untuk setiap produk
yang dimanfaatkan oleh radiometer infra instrumen EOS (Earth Observing System)
merah. Ini adalah infra merah termal termasuk MODIS. ATBD yang terdapat
bagian dari spektrum radiasi yang paling pada situs resmi MODIS antara lain,
banyak dideteksi yang diemisikan oleh ATBD Level 1, ATBD Atmosfir, ATBD
permukaan sesuai dengan suhunya. Di Permukaan Bumi, ATBD Lautan, dan
dalam penginderaan jauh lautan itu ATBD Validasi. Sementara untuk
digunakan untuk mengukur suhu menghitung Suhu Permukaan Laut akan
permukaan laut (SPL). digunakan ATBD-MOD-25, mengenai
Infrared Sea Surface Temperature.
Satelit yang cukup terkenal untuk
penginderaan jauh adalah Aqua/Terra
MODIS. MODIS (atau Moderate
Resolution Imaging Spectroradiometer) 3. METODOLOGI
merupakan sebuah instrumen penting
Metodologi penelitian yang
yang berada dalam satelit Terra (EOS AM)
digunakan adalah dengan mengolah data
dan Aqua (EOS PM). Satelit Aqua/Terra
MODIS level 1b berformat file HDF
MODIS mengamati seluruh permukaan
(Hierarchical Data Format) yang
bumi setiap 1 hingga 2 hari, memperoleh
berekstensi “.hdf” yang didapatkan dari
data dalam 36 kanal pita spektrum
Lembaga Penerbangan dan Antariksa
(spectral band) atau grup dari panjang
Nasional (LAPAN) menjadi data level 2
gelombang.
yang telah mempunyai informasi suhu
Berikut ini adalah tahapan data permukaan laut.
satelit MODIS :
3.1 Masukan Data MODIS Kanal 20,
1. Data Level 0 31, 32, dan Layer Sensor Zenith
Data mentah yang didapatkan
langsung dari satelit masih dalam Data MODIS yang akan diolah
format data transmisi. dalam proses ini adalah data MODIS level
1b, dengan kanal yang digunakan adalah
kanal 20, 31, 32 dan Layer Sensor Zenith

3
(LSZ). Data pada kanal 20, 31, dan 32 3.2 Koreksi Bow-tie
diambil dari file data MODIS 1000 meter
sedangkan data untuk LSZ diambil dari Koreksi Bow-tie termasuk dalam
file data geo.hdf. pre-processing data MODIS, yang
bertujuan untuk memperbaiki bagian data
citra yang mengalami overlap. Overlap
terjadi karena terdapat peningkatan
Mulai instantaneous field of view (IFOV) dari
1x1 km pada titik terendah (nadir)
menjadi hampir mendekati 2 x 5 km pada
sudut scan maksimum yaitu 55º [8].
1. Data MODIS 1000 m
(kanal 20, 31,32)
3.3 Koreksi Geometrik
2. Data MODIS geo
Koreksi ini bertujuan untuk
(layer sensor zenith)
mereduksi distorsi geometrik dari objek
permukaan bumi yang ada pada citra yang
diakibatkan kelengkungan permukaan
Koreksi Bow-tie bumi dan beberapa faktor lain seperti
1. Data MODIS 1000 m variasi tinggi satelit, ketegakan satelit dan
(kanal 20, 31,32) kecepatannya, sehingga posisi spasial dari
2. Data MODIS geo suatu area pada citra sesuai dengan posisi
(layer sensor zenith) sebenarnya di lapangan [9].

3.4 Menghitung Nilai Radiansi


Koreksi Geometrik Untuk menghitung suhu
1. Data MODIS 1000 m permukaan laut, data MODIS yang
(kanal 20, 31,32) digunakan adalah kanal 20, 31 dan 32.
2. Data MODIS geo Berikut adalah tabel kanal-kanal yang
(layer sensor zenith) digunakan:
Tabel 1. Kanal-kanal yang digunakan untuk
menghitung SPL
Menghitung Nilai Radiansi
Kanal Bandwidth Spektral
kanal 20, 31,32
Radiansi
MODIS (µm)

20 3.660 - 3.840 0.45(300K)


Menghitung Nilai Suhu
Kecerahan 31 10.780 - 11.280 9.55 (300K)
kanal 20, 31,32 32 11.770 - 12.270 8.94 (300K)

Menghitung Kanal 20, 31 dan 32 yang masih


Suhu Permukaan Laut dalam bentuk digital number (UINT16)
dikalibrasi menjadi nilai radiansi dengan
rumus sebagai berikut:

Selesai Li = radiance _ scales( SI i − radiance _ offsets)

dimana:
Gambar 2. Diagram Alir Pra-Pengolahan dan
Pengolahan Data untuk menghitung Suhu Li = Radiansi kanal i
Permukaan Laut

4
SIi = skala integer kanal i (digital modis_sst = c1 + c2 * T31 + c3 * T3132 + c4
number) *(sec(θ) -1) * T3132
radiance_scales dan radiance_offsets dimana:
didapatkan dari atribut yang ada pada file
hdf disesuaikan dengan kanal yang akan T31 = suhu kecerahan kanal 31,
di kalibrasi. T3132 = perbedaan suhu kecerahan (kanal
32 - kanal 31),
θ = sudut zenith satelit

Tabel 2. Koefisien Non Linear SST untuk


algoritma sst
Koefisien
Satelit Time
c1 c2 c3 c4

Day 1.152 0.960 0.151 2.021


Gambar 3. Atribut file hdf dengan resolusi Aqua
Night 2.133 0.926 0.125 1.198
band 1000 meter
Day 1.052 0.984 0.130 1.860
Terra
3.5 Menghitung Nilai Suhu Kecerahan Night 1.886 0.938 0.128 1.094

Setelah menghitung nilai radiansi,


selanjutnya dihitung suhu kecerahan
menggunakan persamaan invers fungsi 4. HASIL DAN ANALISA
Planck (Black body radiation), dengan
anggapan bumi mempunyai temperatur Dari metodologi penelitian yang
kamar berkisar 300 derajat K : dilakukan, telah ditemukan hasil dari suhu
permukaan laut. Suhu permukaan laut
C2 yang dianalisa hanya suhu permukaan laut
Tb (λ ) = dari Laut Jawa. Dengan menggunakan
 C 
λ ln  5 1 + 1 data satelit MODIS yang sudah diolah
 λ πLλ  sebelumnya menjadi data level 2,
kemudian dengan meng-crop sebagian
dimana : wilayah Laut Jawa, maka dapat ditemukan
nilai dari suhu permukaan laut tersebut.
Tb = suhu kecerahan kanal b (K),
L = radiansi spektral (W m-2 m-1 str-1),
λ = panjang gelombang (m),
-5 -1 -1 4
C1 = 1,1910659 x 10 m Wsr cm
C2 = 1,438833 cm K.

3.6 Menghitung Suhu Permukaan Laut

Perhitungan suhu permukaan laut


yang dilakukan pada penelitian ini adalah
menggunakan rumus yang terdapat pada
Gambar 4. Proses meng-crop sebagian Laut
ATBD-MOD-25, Infrared Sea Surface Jawa dari Data Satelit MODIS yang telah
Temperature, yaitu Algoritma Infra diolah sebelumnya.
Merah Thermal:

5
4.1 Hasil Percobaan

Tabel 3. Hasil Percobaan dengan menggunakan data sepanjang tahun 2008 dengan lokasi
4:30:2.27 S - 106:30:1.37 E dan 5:29:58.67 S - 108:29:54.17 E

Tanggal Jam Suhu Minimum (ºC) Suhu Maksimum (ºC)


1 Januari 2008 13.57 -57,925 26,523
4 Januari 2008 13.29 -51,989 27,447
6 Januari 2008 13.16 -66,296 29,820
16 Januari 2008 13.53 -38,000 27,000
29 Januari 2008 13.22 -84,073 -13,866
2 Februari 2008 12.58 -62,812 28,673
17 Februari 2008 13.55 -37,680 18,931
18 April 2008 10.29 0,000 29,125
23 April 2008 13.41 0,000 32,499
2 Mei 2008 13.35 0,000 30,244
8 Mei 2008 12.58 0,000 30,890
22 Mei 2008 13.11 -38,000 30,014
5 Juni 2008 13.24 0,000 30,447
19 Juli 2008 13.48 0,000 34,908
12 Agustus 2008 12.59 -5,352 32,582
24 Agustus 2008 13.24 0,000 29,532
2 September 2008 13.19 0,000 32,821
18 September 2008 13.18 0,000 29,417
25 September 2008 13.24 0,000 29,504
9 Oktober 2008 13.37 0,000 30,081
23 Oktober 2008 13.49 0,000 32,015
9 Desember 2008 13.08 -76,273 -8,991
16 Desember 2008 13.13 -52,775 23,706
17 Desember 2008 13.56 0,000 28,788
28 Desember 2008 13.38 0,000 29,493
30 Desember 2008 13.26 -17,856 18,726

6
4.2 Analisa Percobaan permukaan laut yang akan memiliki suhu
minimum negatif, yang dihasilkan dari
Dari tabel 3 dapat dilihat, nilai nilai awan tersebut. Sehingga suhu
suhu permukaan laut selama bulan Januari permukaan laut pada cropping b, akan
sampai dengan Desember 2008. Akan memiliki nilai data negatif mulai dari – 21
tetapi masih terdapat keganjilan pada nilai ºC sampai dengan 28 ºC. Oleh karena itu,
suhu permukaan laut tersebut. Suhu data pada tanggal 29 Januari 2008 dan 9
minimum permukaan laut dari tabel diatas Desember 2008 tidak dapat dipergunakan,
nilainya mulai dari 0 ºC sampai dengan karena seluruh permukaan data Laut Jawa
suhu terendah -84,073 ºC. Hal ini dapat yang dicrop dilingkupi awan secara
disebabkan karena wilayah yang diamati keseluruhan. Gambar 6 dan 7
masih dilingkupi oleh awan. menunjukkan sebaran SPL pada area yang
tertutup awan pada kedua waktu tersebut.
Data MODIS masih memiliki
kelemahan dalam menentukan zona
potensial penangkapan ikan yang akurat,
karena data citra sering mengalami
gangguan oleh awan, garis-garis (striped)
dan pancaran sinar matahari (sunglint)
sehingga informasi yang diperoleh kurang
akurat atau kurang sesuai dengan kondisi
lapangan, yang dapat mengakibatkan
kehilangan informasi di dalamnya.

Gambar 6. Citra SPL Laut Jawa pada tanggal


29 Januari 2008

a.

b.
Gambar 5. Peng-croppingan data tanpa adanya
awan dan dengan adanya awan
a. Cropping data tanpa awan;
b. Cropping data dengan awan Gambar 7. Citra SPL Laut Jawa pada tanggal
9 Desember 2008
Data pada Gambar 5.a akan
menghasilkan suhu permukaan laut yang
sebenarnya, dikarenakan tidak terlingkupi Oleh karena itu, data suhu
oleh awan. Sehingga suhu permukaan laut permukaan laut yang digunakan hanya
pada cropping a, bernilai sekitar 21 ºC melihat dari suhu maksimunya saja,
sampai dengan 33 ºC. Sedangkan data seperti ditunjukkan pada Tabel 4.
pada Gambar 5.b akan menghasilkan suhu

7
Tabel 4. Hasil Percobaan dengan suhu pemukaan laut maksimum selama 2008 dengan lokasi
4:30:2.27 S - 106:30:1.37 E dan 5:29:58.67 S - 108:29:54.17 E
No. Data Tanggal Jam Suhu Maksimum (ºC)
1 1 Januari 2008 13.57 26,523
2 4 Januari 2008 13.29 27,447
3 6 Januari 2008 13.16 29,820
4 16 Januari 2008 13.53 27,000
5 2 Februari 2008 12.58 28,673
6 17 Februari 2008 13.55 18,931
7 18 April 2008 10.29 29,125
8 23 April 2008 13.41 32,499
9 2 Mei 2008 13.35 30,244
10 8 Mei 2008 12.58 30,890
11 22 Mei 2008 13.11 30,014
12 5 Juni 2008 13.24 30,447
13 19 Juli 2008 13.48 34,908
14 12 Agustus 2008 12.59 32,582
15 24 Agustus 2008 13.24 29,532
16 2 September 2008 13.19 32,821
17 18 September 2008 13.18 29,417
18 25 September 2008 13.24 29,504
19 9 Oktober 2008 13.37 30,081
20 23 Oktober 2008 13.49 32,015
21 16 Desember 2008 13.13 23,706
22 17 Desember 2008 13.56 28,788
23 28 Desember 2008 13.38 29,493
24 30 Desember 2008 13.26 18,726

Dari Tabel 4, suhu rata-rata dapat disebabkan oleh angin musim


maksimum wilayah Laut Jawa sepanjang Timur. Selama musim Timur, Pulau Jawa
tahun 2008 adalah sekitar 28,887 ºC, biasanya mengalami kekeringan. Angin
dengan suhu maksimum permukaan laut muson timur berhembus setiap bulan
tertinggi 34,908 ºC yang terjadi pada April - Oktober, ketika matahari mulai
tanggal 19 Juli 2008, dan suhu maksimum bergeser ke belahan bumi utara. Di
permukaan laut terendah 18,726 ºC yang belahan bumi utara khususnya benua Asia
terjadi pada tanggal 30 Desember 2008. temperaturnya tinggi dan tekanan udara
Suhu maksimum permukaan laut tertinggi rendah (minimum).
yang terjadi pada tanggal 19 Juli 2008

8
Sedangkan, suhu maksimum berhembus pada bulan Oktober - April,
permukaan laut terendah yang terjadi pada pada saat matahari berada di belahan bumi
tanggal 30 Desember 2008 dapat selatan, dan benua Asia yang mulai
disebabkan oleh angin musim Barat. Pada ditinggalkan matahari temperaturnya
musim Barat pusat tekanan udara tinggi menjadi rendah dan tekanan udaranya
berekembang diatas benua Asia, dan di tinggi (maksimum) [11].
Pulau Jawa angin ini dikenal sebagai
Angin Muson Barat Laut. Musim Barat Dari hasil perhitungan SPL, dapat
umumnya membawa curah hujan yang buat diagram suhu maksimum SPL di
tinggi di Pulau Jawa. Angin muson Barat daerah sampel Laut Jawa sepanjang tahun
2008 seperti ditunjukkan pada Gambar 8.

SPL Laut Jawa Tahun 2008


Suhu Maksimum (°C)

40
35
30
25
20
15
10
5
0
1- 1- 1- 1- 1- 1- 1- 1- 1- 1- 1- 1-
Jan- Feb- Mar- Apr- May- Jun- Jul- Aug- Sep- Oct- Nov- Dec-
08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08

Tanggal Pengamatan
Gambar 8. Diagram hasil percobaan SPL di wilayah Laut Jawa tahun 2008

Tampak bahwa pada bulan-bulan dimilikinya yang lebih sempit sehingga


Januari-Februari, Mei-Juni dan Agustus- dapat menghasilkan informasi parameter
November 2008, SPL menunjukkan nilai yang lebih baik dan akurat. MODIS
yang relatif tinggi dibandingkan waktu- melalui berbagai algoritma dapat
waktu pengamatan lainnya. Hal ini terkait menghasilkan parameter dari suhu
erat dengan perubahan cuaca dan iklim di permukaan laut.
perairan Jawa pada waktu-waktu tersebut. Akan tetapi, data MODIS juga
Selain itu musim dan arah angin serta memiliki kelemahan dalam keakuratan
tinggi gelombang sangat mempengaruhi untuk menentukan zona potensial
SPL dan faktor-faktor oseanografi lainnya. penangkapan ikan, hal ini dikarenakan
data citra sering mengalami gangguan
oleh awan, garis-garis (striped) dan
5. KESIMPULAN DAN SARAN pancaran sinar matahari (sunglint)
sehingga informasi yang diperoleh kurang
5.1 Kesimpulan
akurat atau kurang sesuai dengan kondisi
Beberapa kelebihan MODIS lapangan, dengan demikian
dibandingkan satelit pencitraan yang lain mengakibatkan kehilangan informasi di
antara lain adalah lebih banyaknya dalamnya. Kesalahan dalam penentuan
spektral panjang gelombang (resolusi radiometrik untuk suhu permukaan air
spektral) dan lebih telitinya cakupan lahan pada absorpsi uap air atmosfir (kanal 31
(resolusi spasial) serta lebih kerapnya dan 32), gas-gas minor di atmosfir (semua
frekuensi pengamatan (resolusi temporal). kanal), dan tiupan debu di laut (semua
Kisaran gelombang pada kanal-kanal yang kanal).

9
Maka, dari hasil analisa dapat 2009/05/suhu-permukaan-
disimpulkan, kelemahaan satelit MODIS laut.html
yang diakibatkan oleh gangguan awan [7] Dodi Sudiana, Sistem Pemetaan
terbukti, sehingga pengukuran suhu dan Diseminasi Kawasan
permukaan laut hanya menggunakan suhu Potensial Perikanan (KPP)
maksimumnya saja. Suhu rata-rata menggunakan Teknologi Indraja
maksimum permukaan laut di wilayah dan Sistem Komunikasi Radio,
Laut Jawa dengan koordinat 4:30:2.27 S - Usulan Riset Unggulan
106:30:1.37 E dan 5:29:58.67 S - Universitas Indonesia Tahun 2007,
108:29:54.17 E sepanjang tahun 2008 Maret 2007
adalah 28,887 ºC, dengan suhu maksimum [8] Miftahuraifah Quratun Aini, S.Si,
permukaan laut tertinggi 34,908 ºC pada Kajian Distribusi Potensi
tanggal 19 Juli 2008 yang disebabkan Fitoplankton Di Sebagian Laut
angin musim Timur, dan suhu maksimum Utara Jawa Mengunakan Citra
permukaan laut terendah 18,726 ºC pada MODIS, Proceeding Geo-Marine
tanggal 30 Desember 2008 yang Research Forum 2007
disebabkan angin musim Barat. [9] kuliahspasial.blogspot.com-
2008_03_21_archive
[10] Otis B. Brown & Peter J. Minnett,
5.2 Saran
with contributions from: R. Evans,
Saran untuk penelitian E. Kearns, K. Kilpatrick, A.
selanjutnya adalah dapat membandingkan Kumar, R. Sikorski & A. Závody,
antara beberapa algoritma pada rumus MODIS Infrared Sea Surface
ATBD dan membuat trend analisis untuk Temperature Algorithm,
data dalam beberapa tahun. Algorithm Theoretical Basis
Document, Version 2.0,
University of Miami, April 30,
DAFTAR ACUAN 1999
[11] http://ilmukelautan.com/
[1] Nicholas M. Short, Sr. (2008).
Remote Sensing Tutorial. 4 Juni
2009. http://rst.gsfc.nasa.gov/
[2] Lillesand, T.M dan R.W. Kiefer,
Remote Sensing and Image
Interpretation, (New York: John
Wiley&Sons Inc.,1979).
[3] Asep Kusuma, Analisa Suhu
Permukaan Laut Pada Sensor
Satelit NOAA/AVHRR dan
AQUA/TERRA MODIS, Depok,
Desember 2007
[4] Samsuri, 2004. Aplikasi
Penginderaan Jauh dalam
Pengelolaan Sumberdaya Hutan,
Jurusan Kehutanan Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera
Utara
[5] Robinson, I.S., Satellite
Measurements For Operational
Ocean Models, (UK:University of
Southampton.,2004)
[6] http://seputarberita.blogspot.com/

10

Anda mungkin juga menyukai