Anda di halaman 1dari 7

BIOGRAFI

UMAR BIN KHATTAB


(Disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah metodologi penelitian )

Disusun Oleh :
Esa Agustin A

: 21110113120025

PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI


FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS DIPONEGORO
Jl. Prof. Soedarto SH, Tembalang Semarang Telp. (024) 76480785; 76480788
e-mail : jurusan@geodesi.ft.undip.ac.id
2016

A. Umar Di Masa Jahiliyah


Beberapa tahun sebelum kerasulan Nabi Muhammad SAW, apabila telah
tiba bulan Dzulhijah orang Arab dari berbagai penjuru datang berbondongbondong mendatangi Pasar Ukaz. Waktu semacam itu pasar memang ramai oleh
berbagai macam kabilah, bahkan tidak sedikit penduduk Mekah yang ikut
meramaikan pasar. Tenda-tenda besar didirikan untuk menawarkan dagangan
mereka. Para pendatang yang datang bersinggah di Pasar Ukaz membeli barangbarang yang mereka sukai. Disudut lain, para perempuan berada di tempat
pedagang pakaian, membolak-balik barang yang mereka sukai dan tak jarang
perempuan-perempuan itu menggoda laki-laki yang berada disekitarnya.
Suatu hari, seorang penyair tampil membacakan puisinya yang bertemakan
cinta dan tentang kabilahnya. Penduduk sekitar pun berdatangan mengerumuni
penyair tersebut, memuji atas syair yang dibuat oleh sang penyair tersebut.
Diantara kerumunan orang banyak tersebut ada seorang pemuda berusia dua puluh
tahun dengan perawakan bertubuh kekar, besar dengan tinggi badan yang
melebihi rata-rata serta berkulit putih kemerah-merahan turut serta mendengarkan
pembacaan syair. Ia terlihat hikmat menyimak tiap baris syair yang dibacakan
dengan sesekali menganggukkan kepala mengekspresikan perasaannya.
Dia adalah Umar bin Khattab, lahir di Mekkah pada tahun 583 M, dua
belas tahun lebih muda dari Rasulullah Umar juga termasuk kelurga dari
keturunan Bani Suku Ady (Bani Ady). Suku yang sangat terpandang dan
berkedudukan tinggi dikalangan orang-orang Kuraisy sebelum Islam. Umar
memiliki postur tubuh yang tegap dan kuat, wataknya keras, pemberani dan tidak
mengenal gentar, pandai berkelahi, siapapun musuh yang berhadapan dengannya
akan bertekuk lutut. Ia memiliki kecerdasan yang luar biasa, mampu
memperkirakan hal-hal yang akan terjadi dimasa yang akan datang, tutur
bahasanya halus dan bicaranya fasih.
Selesai pembacaan syair yang menakjubkan di pasar Ukaz, Umar berjalan
mendahului teman-temannya dengan langkahnya yang cepat dan lebar hingga
seringkali sulit diikuti oleh teman-temannya. Selama diperjalanan, salah seorang
diantara mereka mengajak mengobrol, pembicaraan yang awalnya tenang-tenang
saja berubah menjadi perdebatan yang panas. Umar berhenti melangkah, matanya

berubah merah menandakan kemarahan yang menyala. Ia memilin kumisnya


seraya berkata "Kalian mau menakut-nakutiku dengan anak muda itu! Aku bukan
anak Khattab kalau tidak mengajaknya bergulat begitu aku bertemu dia!".
Umar mempercepat langkahnya sehingga teman teman dibelakangnya
agak berlari. Sesampainya di gelanggang adu gulat, orang-orang disekitar yang
tengah menonton pertandingan adu gulat segera memberi jalan kepada Umar.
Kedua pegulat yang tengah bertanding segera menyingkir, mereka yakin
kedatangan Umar bukan hanya untuk menonton namun juga untuk bergulat.
Masih dengan amarahnya, Umar melihat sekeliling mencari pemuda yang
dibicarakannya bersama teman-temannya selama di perjalanan tadi.
Pemuda

itupun

tersenyum

sambil

melangkah

ke

tengah-tengah

gelanggang, percaya akan kekuatan dan kemampuannya. Pemuda dari Badui itu
pertama kalinya datang ke Pasar Ukaz dan belum pernah bertarung sengan Umar
selama itu pula ia belum pernah terkalahkan, dengan perawakan yang hampir
sama dengan Umar, tinggi dan besar. Pertarungan ini mengundang penonton yang
ingin melihat langsung aksi gulat Umar dengan pemuda dari Badui tersebut.
Mereka sudah tahu, seperti yang telah terjadi bertahun-tahun lalu bahwa tak ada
orang yang dapat mengalahkan Umar bin Khattab.
Setelah Umar menantang lawannya untuk bergulat, secepat kilat berita
tentang pertarungan Umar menyebar ke segala penjuru pasar. Selama beberapa
waktu Umar membiarkan lawannya untuk berbicara dan berlagak, sedang Umar
dalam sikap defensif tidak mau mebuang-buang tenaga. Sesudah dilihat lawannya
cukup lelah, diserangnya pemuda Badui itu dengan mengunci kedua bahunya lalu
dibantingnya ke tanah. Sontak, penonton bersorak melihat kemampuan Umar.
Gadis-gadis pun tak kalah kagum dengan kaum lelaki dan pemuda Kuraisy yang
perkasa ini.
Begitu malam tiba, diajaknya teman-teman Umar singgah di tempat
hiburan di sisi pasar. Di belakang pasar itu membentang padang Sahara sejauh
mata memandang, Umar mencari tempat terdekat ke Sahara. Seorang gadis
pelayan cantik membawa Khamr (minuman keras) seraya menebar senyumnya
hanya kepada pemuda yang tengah berjaya saat itu. Diantara teman-temannya,
Umar terkenal paling banyak minum. Umar juga terkenal akan kepiawaiannya

menunggang kuda, hingga saat Umar sedang berpacu para penonton menganggap
jika kuda yang ditunggangi Umar terbang.
B. Umar bin Khattab Masuk Islam
Sementara Rasulullah bersama para sahabat mendakwahkan Islam
dikalangan Kuraisy, Umar yang notabene kaum Kuraisy, tidak senang dengan
seruan Muhammad SAW untuk menyebah Allah dan masuk Islam. Umar
menganggap Muhammad SAW telah memecah belah keutuhan kaum Kuraisy.
Umar menyiksa orang-orang yang masuk islam agar keluar meninggalkan agama
itu dan kembali kepada agama masyarakat mereka. Melihat hal ini, Nabi
Muhammad memberi isyarat kepada para sahabat supaya berpencar ke beberapa
tempat untuk berlindung kepada Allah dengan agama yang mereka yakini. Setelah
Umar melihat mereka pergi, ia merasa terharu dan sedih atas perpisahannya
dengan

anggota

masyarakatnya.

Umar

selalu

memikirkan

cara

untuk

mengembalikan keadaan seperti semula, yakni zaman sebelum menyebarnya


ajaran Islam.
Umar berpendapat keadaan ini baru akan dapat diatasi apabila ia
membunuh Muhammad SAW. Selama Rasulullah masih ada, Kuraisy tidak akan
bersatu. Hingga suatu pagi ia pergi dengan membawa pedang yang terhunus di
tangan hendak membunuh Rasulullah dan beberapa sahabatnya yang sedang
berkumpul di Darul Arqam di Safa. Sedang dalam perjalanan Umar bertemu
dengan Nu'aim bin Abdullah, ia bertanya "Mau kemana?" dan dijawab oleh Umar
"Saya sedang mencari Muhammad, orang yang telah meninggalkan kepercayaan
leluhur dan memecah belah Kuraisy, menistakan lembaga hidup kita, menghina
agama dan sembahan kita. Akan saya bunuh dia!".
"Anda menipu diri sendiri, Umar. Anda kira Abdu Manaf akan
membiarkan anda bebas berjalan di bumi ini jika sudah membunuh Muhammad?
Tidakkah lebih baik anda pulang dahulu menemui keluargamu dan luruskan
mereka!" "Keluargaku yang mana?" tanya Umar. Kawannya itu menjawab "Ipar
dan sepupu anda Sa'id bin Zaid bin Amr dan adikmu Fatimah binti Khattab.
Kedua mereka telah masuk Islam dan menjadi pengikut Muhammad. Mereka
itulah yang harus anda hadapi."

Umar kembali pulang hendak menemui adik perempuannya dan iparnya.


Umar mendapati Khabbab bin Al-Arat yang sedang memegang lembaran AlQur'an membaca surah Ta-Ha. Begitu mereka merasa Umar datang, Khabbab
bersembunyi di kamar dan Fatimah menyembunyikan kitab itu. Umar
menanyakan suara apa yang didengarnya tadi, namun Fatimah menyangkal
tentang adanya suara mengaji tersebut. Umar menanyakan tentang berita
keislaman adiknya itu sembari menghantam Sa'id bin Zaid keras-keras. Fatimah
yang awalnya ingin menolong suaminya justru ikut mendapat pukulan. Melihat
tindakan brutal Umar, akhirnya Fatimah dan Sa'id mengakui perihal
keislamannya.
Melihat darah di muka adiknya, membuat Umar sedikit menyesal dan
menyadari perbuatannya. Umar meminta kitab Al-Qur'an yang disembunyikan
Fatimah tadi, namun Fatimah menolak menyerahkannya. Kemudian Umar
bersumpah demi dewa-dewanya bila ia akan mengembalikan kitab tersebut setelah
selesai dibaca. Namun setelah membacanya justru Umar kagum akan kata-kata
dalam Al-Qur'an tersebut, Khabbab yang sedari tadi bersembunyi akhirnya keluar
dan mendo'akan Umar agar mendapat hidayah. Seketika Umar meminta kepada
Khabbab untuk diantarkan kepada Rasulullah untuk masuk Islam. Umar pun
bergegas menemui Rasulullah di sebuah rumah di Safa.
Mendengar suara Umar, salah seorang sahabat mengintip dari celah pintu.
Dilihatnya Umar sedang menyandang pedang. Ia berkata kepada Rasulullah jika
Umar datang membawa pedang sembari ketakutan. Namun Rasulullah
mempersilahkannya masuk, dan menanyakan apa tujuannya datang menemui
Rasulullah. Umar segera menyampaikan maksudnya untuk memeluk Islam dan
menyatakan keimanannya kepada Allah, maka bertakbirlah Rasulullah serta para
sahabat.
C. Islam Dibawah Pemerintahan Umar
Masuknya Umar ke dalam Islam melancarkan penyebaran agama Islam
dikalangan kaum Kuraisy karena posisi Umar yang disegani, sosok yang dulunya
menentang ajaran Islam habis-habisan kini justru rela mempertaruhkan nyawanya
demi membela kejayaan Islam. Bahkan Umar menjadi khalifah menggantikan
Abu Bakar yang telah wafat dalam usia 63 tahun.

Selama pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan sangat pesat.


Islam mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti
Sassanid dari Persia serta mengambil alih Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara
dan Armenia dari kekaisaran Romawi (Byzantium). Saat itu ada dua negara adi
daya yaitu Persia dan Romawi. Namun keduanya telah ditaklukkan islam pada
jaman Umar. Sejarah mencatat banyak pertempuran besar yang menjadi awal
penaklukan ini. Pada pertempuran Yarmuk, yang terjadi di dekat Damaskus. 20
ribu pasukan Islam mengalahkan pasukan Romawi yang mencapai 70 ribu dan
mengakhiri kekuasaan Romawi di Asia Kecil bagian selatan.
Umar melakukan banyak reformasi secara administratif dan mengontrol
dari dekat kebijakan publik, termasuk membangun sistem administratif untuk
daerah yang baru ditaklukkan. Ia juga memerintahkan diselenggarakannya sensus
di seluruh wilayah kekuasaan Islam. Tahun 638, ia memerintahkan untuk
memperluas dan merenovasi Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di
Madinah. Ia juga memulai proses kodifikasi hukum Islam. Umar dikenal dari gaya
hidupnya yang sederhana, alih-alih mengadopsi gaya hidup dan penampilan para
penguasa di zaman itu, ia tetap hidup sangat sederhana.
D. Wafatnya Umar bin Khattab
Berjayanya peradaban Islam dibawah pemerintahan Umar bin Khattab
tidak serta merta menyurutkan nyali bagi para pembencinya. Umar dibunuh oleh
Abu Lulu'ah (Fairuz), seorang budak yang fanatik pada saat ia akan memimpin
salat Subuh. Fairuz adalah orang Persia yang masuk Islam setelah Persia
ditaklukkan Umar. Pembunuhan ini dilatarbelakangi dendam pribadi Abu Lukluk
(Fairuz) terhadap Umar. Fairuz merasa sakit hati atas kekalahan Persia, yang saat
itu merupakan negara adidaya, oleh Umar. Peristiwa ini terjadi pada hari Rabu, 25
Dzulhijjah 23 H/644 M. Setelah wafat, jabatan khalifah dipegang oleh Usman bin
Affan.

DAFTAR PUSTAKA
Haekal,M.H.2000.Umar bin Khattab.Edisi ke 3.Diterjemahkan Oleh: Ali
Audah.Bogor: Pustaka Litera AntarNusa
Fadhilah.T.2015. Kuliah Sejarah Peradaban Islam. http://fadhilah-ms3. blogspot.
co.id/2014/05/islam-periode-khalifah-umar-bin-khattab.Diakses pada
Kamis, 10 Maret 2016
Islam.L.2013. Kisah wafatnya Umar bin Khattab. http://www.lampuislam.
org/2013/08/ selama-pemerintahan-umar-kekuasaan. Diakses pada
Kamis, 10 Maret 2016

Anda mungkin juga menyukai