Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TEKNIK PANTAI

“ PENGARUH SIKLUS PASANG SURUT AIR LAUT TERHADAP BANGUNAN PANTAI”

Putri Arya Wardhani

142220119042

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH (UNIMUDA) SORONG


BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Pengetahuan tentang pasang surut sangat diperlukan dalam transportasi laut, kegiatan di
pelabuhan, pembangunan di daerah pesisir pantai, dan lain-lain.Mengingat pentingnya
pengetahuan tentang pasang surut terutama bagi yangyang mempelajari mengenai Perencanaan
Pelabuhan. Maka demi memahami ilmu Tekni Pantai, Penulis menyusun makalah yang berjudul
“ PENGARUH SIKLUS PASANG SURUT AIR LAUT TERHADAP BANGUNAN PANTAI” ini.

Pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air
laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari
benda-benda astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan. Pengaruh benda angkasa
lainnya dapat diabaikan karena jaraknya lebih jauh atau ukurannya lebih kecil. Faktor non
astronomi yang mempengaruhi pasut terutama di perairan semi tertutup seperti teluk adalah
bentuk garis pantai dan topografi dasar perairan.Data elevasi muka air tertinggi (pasang) dan
terendah (surut) sangat penting untuk merencanakan bangunan-
bangunan pelabuhan. Sebagai contoh,elevasi puncak bangunan pemecah gelombang, dermaga,
dan sebagainya.Ditentukan oleh elevasi muka air pasang, sementara kedalaman
alur pelayaran/pelabuhan ditentukan oleh muka air surut.

I.2 RUMUSAN MASALAH

Makalah ini mencakup pembahasan Definisi Pasang Surut, ProsesTerjadinya Pasang Surut, Jenis
dan Tipe Pasang Surut, serta PenerapanPengetahuan Pasang Surut Air Laut terhadap
Perencanaan Pelabuhan.

I.3 TUJUAN DAN MANFAAT

Berikut beberapa Tujuan & Manfaat yang diharapkan Penulis daridisusunya Makalah ini :

1. Memahami Pengertian Dasar Terjadinya Pasang Surut Air Laut

2. Jenis Pasang Surut Berdasarkan Posisi Matahari, Bulan, dan Bumi(Pasang Purnama &
Pasang Perbani)

3. Tipe Pasang Surut Berdasarkan Frekuensi Terjadinya Pasang& SurutDalam Periode


Tertentu, yaitu Pasang Surut Harian Tunggal (diurnal tide),Harian Ganda (semidiurnal tide) dan
Dua Jenis Campuran

4. Korelasi Pengetahuan Pasang Surut Air Laut dengan PerencanaanPelabuhan.


 
BAB II

PEMBAHASAN

II.1. Pengertian Pasang Surut

Menurut Pariwono (1989), fenomena pasang surut diartikan sebagai naik turunnya muka laut
secara berkala akibat adanya gaya tarik benda-benda angkasa terutama matahari dan bulan
terhadap massa air di bumi. Sedangkan menurut Dronkers (1964) pasang surut laut merupakan
suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air  laut secara berkala yang diakibatkan
oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh
matahari, bumi dan bulan. Pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan karena jaraknya
lebih jauh atau ukurannya lebih kecil.

Pasang surut yang terjadi di bumi ada tiga jenis yaitu: pasang surut atmosfer (atmospheric tide),
pasang surut laut(oceanic tide) dan pasang surut bumi padat (tide of the solid earth).Pasang surut
laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal. Efek sentrifugal adalah
dorongan kearah luar pusat rotasi. 

Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Mes
kipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, gaya tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar dari
pada gaya tarik matahari dalam membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat
dari pada jarak matahari ke bumi.

Gaya tarik gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua
tonjolan (bulge) pasang surut gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan
oleh deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari.
Gambar 2.1.Pengaruh posisi Bulan dan Matahari terhadap pasang surut diBumi.

Keterangan Gambar : Posisi Bumi, Bulan dan Matahari yang berbeda menyebabkan perbedaan
ketinggian pasang surut pada saat posisi konfigurasi tertentu. Sumber: Duxbury et al. (2002).

Gambar 2.2. Distribusi gaya penyebab terjadinya fenomena pasang surut.

Keterangan Gambar : Pada separuh bagian Bumi yang menghadap ke arah Bulanterbentuk
gaya yang mengarah ke Bulan karena gaya gravitasi Bulan.Sebaliknya,
pada arah yang berlawanan terbentuk gaya yang berlawanan arah karena gayasentrifugal.
Sumber: Duxbury et al. (2002).
II.2. Tipe Pasang Surut

Bentuk pasang surut di berbagai daerah tidak sama. Disuatu daerah pada dalam satu hari dapat
terjadi satu kali atau dua kali pasang surut.Menurut Wyrtki(1961), pasang surut di Indonesia
dibagi menjadi 4 yaitu :

1. Pasang surut harian ganda (semi diurnal tide). Dalam sehari terjadi dua kali pasang dan dua
kali surut secara berurutan.Periode pasang surut rata-rata 12 jam 24 menit. Pasang surut jenis ini
terdapat di selat malaka sampai laut andaman.

2. Pasang surut harian tunggal (diurnal tide). Dalam satu hari terjadi satu kali pasang dan satu
kali surut. Periode pasangsurut adalah 24 jam 50 menit. Pasang surut tipe ini terjadi di perairan
selat karimata.

3. Pasang surut campuran condong keharian ganda.(mixed tide prevailing semidiurnal ). Dalam


satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut, tetapi tinggi periodenya berbeda.
Pasang surut jenis ini banyak terdapat perairan indonesia timur.

4. Pasang surut campuran condong ke harian tunggal (mixed tide prevailingdiurnal ). Pada tipe
ini dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut, tetapi kadang– kadang
untuk sementara waktu terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi dan periode
yang sangat berbeda.Pasang surut jenis in biasa terdapat di daerah selat kalimantan dan pantai
utara jawa barat.
II.3. Pasang Surut Purnama Dan Perbani

 Pasang purnama (s p r i n g t i d e )

 terjadi ketika bumi, bulan dan matahari berada dalam suatu garis lurus. Pada saat itu
akan dihasilkan pasang tinggiyang sangat tinggi dan pasang rendah yang sangat rendah. Pasang
surut purnama ini terjadi pada saat bulan baru dan bulan purnama.

 Pasang perbani (neap tide) 

 terjadi ketika bumi, bulan dan matahari membentuk sudut tegak lurus. Pada saat itu akan
dihasilkan pasang tinggi yang rendah dan pasang rendah yang tinggi. Pasang surut perbani ini
terjadi pasa saat bulan dan revolusi bulan terhadap bumi.

Gambar 2.3. Posisi Bumi, Bulan dan Matahari Saat Terjadi Pasang Purnama(Spring Tide) dan
Pasang Perbani (Neap Tide).
II.4. Beberapa Istilah Elevasi Muka Air

1. Muka air tinggi (high water level), muka air tertinggi yang dicapai pada saat pasang
dalam satu siklus pasang surut.
2. Muka air rendah (low water level), kedudukan air terendah yang dicapai pada saat
surut dalam satu siklus pasangan waktu.
3. Muka air tinggi merata (mean high water level, MHWL), adalah rerata dari muk air
tinggi selama periode 19 tahun.
4. Muka air rerata rendah (mean low water level, MLWL), adalah rerata muka air
rendah selama 19 tahun.
5. Muka air laut rerata (mean sea level,MSL), adalah muka air rerata antara muka air
rerata antara muka air tinggi rerata dan muka air rendah rerata. Elevasi ini digunakan
sebagai referensi untuk elevasi dataran.
6. Muka air tinggi (highest high water level, HHWL), adalah air tertinggi pada saat
pasang surut bulan purnama atau bulan mati
7. Air rendah terendah (lowest low water level, LLWL), adalah air terendah pada saat
pasang surut purnama atau bulan mati.
8. Higher high water level, adalah air tertinggi dari dua air tinggi dalam satu hari, seperti
dalam pasang surut tipe campuran. 
9. Lower low water level, adalah air terendah dari dua air rendah dalam satu hari. 
Beberapa definisi muka air tersebut banyak digunakan dalam perencanaan 
bangunan-bangunan pelabuhan,  misal MHWL digunakan untuk menetukan elevasi
puncak pemecahan gelombang (break water), dermaga, panjang pantai
pelampung penambat, dan sebagainya. Sedangkan LLWL diperlukan untuk menentukan
kedalaman alur pelayaran dan kolam pelabuhan.

II.5. Alat-alat Pengukuran Pasang Surut

Berikut adalah beberapa alat pengukuran pasang surut :

1. Tide Staff.
Alat ini berupa papan yang telah diberi skala dalam meter atau centimeter. Biasanya
digunakan pada pengukuran pasang surut dilapangan.Tide Staff (papan Pasut) merupakan
alat pengukur pasut paling sederhana yang umumnya digunakan untuk mengamati
ketinggian muka laut atau tinggi gelombang air laut. Bahan yang digunakan biasanya
terbuat dari kayu, alumunium atau bahan lain yang di cat anti karat.Syarat pemasangan
papan pasut adalah :
a. Saat pasang tertinggi tidak terendam air dan pada surut terendah masih tergenang oleh
air. 
b. Jangan dipasang pada gelombang pecah karena akan bias atau pada daerah aliran
sungai (aliran debit air).
c. Jangan dipasang didaerah dekat kapal bersandar atau aktivitas yang menyebabkan air
bergerak secara tidak teratur.

 
d. Dipasang pada daerah yang terlindung dan pada tempat yang mudah untuk diamati
dan dipasang tegak lurus.
e. Cari tempat yang mudah untuk pemasangan misalnya dermaga sehingga papan
mudah dikaitkan.
f. Dekat dengan bench mark atau titik referensi lain yang ada sehingga data pasang
surut mudah untuk diikatkan terhadap titik referensi.
g. Tanah dan dasar  laut atau sungai tempat didirikannya papan harus stabil.
h. Tempat didirikannya papan harus dibuat pengaman dari arus dan sampah.

2. Tide gauge

Merupakan perangkat untuk mengukur perubahan mukalaut secara mekanik


dan otomatis. Alat ini memiliki sensor yang dapat mengukur ketinggian permukaan air laut
yang kemudian direkam ke dalamkomputer. Tide gauge  terdiri dari dua jenis yaitu :

o Floating tide gauge ( self registering ), Prinsip kerja alat ini berdasarkan naik turunnya
permukaan air laut yang dapat diketahui melalui pelampung yang dihubungkan dengan
alat pencatat (recording unit ). Pengamatan pasut dengan alat ini banyak dilakukan,
namun yang lebih banyak dipakai adalah dengan cara rambu pasut.
o Pressure tide gauge ( self registering  ), Prinsip kerja pressure tide gauge hampir sama
dengan floating tide gauge,namun perubahan naik-turunnya air laut direkam melalui
perubahan tekanan pada dasar  laut yang dihubungkan dengan alat pencatat
( recordingunit  ). Alat ini dipasang sedemikian rupa sehingga selalu berada di
bawah permukaan airlauttersurut, namun alat ini jarang sekali dipakai untuk pengamatan
pasang surut.

3. Satelit. 

Sistem satelit altimetri berkembang sejak tahun 1975 saat diluncurkannya system satelit
Geos-3. Pada saat ini secara umum system satelit altimetry mempunyai tiga objektif ilmiah
jangka panjang yaitu mengamati sirkulasi lautan global, memantau volume dari lempengan es
kutub, dan mengamati perubahan mukalau trata-rata (MSL) global. Prinsip Dasar Satelit
Altimetri adalah satelit altimetri dilengkapi dengan pemancar pulsa radar (transmiter), penerima
pulsa radar yang sensitif (receiver), serta jam berakurasi tinggi. Pada sistem ini, altimeter
radar yang dibawa oleh satelit memancarkan pulsa-pulsa gelombang elektro magnetik (radar)
kepermukaan laut. Pulsa-pulsa tersebut dipantulkan balik oleh permukaan laut dan diterima
kembali oleh satelit. Prinsip penentuan perubahan kedudukan muka laut dengan teknik altimetry
yaitu pada dasarnya  satelit altimetri bertugas mengukur jarak vertikal dari satelit ke
permukaan laut. Karena tinggi satelitdi atas permukaan ellipsoid referensi diketahui maka tinggi
muka laut (Sea Surface Height  atau SSH) saat pengukuran dapat ditentukan sebagai selisih
antara tinggi satelit dengan jarak vertikal. Variasi muka laut periode pendek harus dihilangkan
sehingga fenomena kenaikan muka lautdapat terlihat melalui analisis deret waktu
(time series analysis). Analisis deret waktu dilakukan karena kitaakan melihat variasi temporal
periode panjang dan fenomena sekularnya.

II.6. Korelasi Pasang Surut Air Laut dengan Perencanaan Pelabuhan.

II.6.1. Perencanaan Dermaga.

Suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan menambatkan kapal yang
melakukan bongkar muat barang dan menaik turunkan penumpang. Dasar pertimbangan dalam
perencanaan dermaga yaitu salah satunya adalah Elevasi dermaga ditentukan dengan
memperhatikan kondisi elevasimuka air pasang.

Gambar 2.4.
Dermaga Tepi dan Dermaga Tengah Tetap

II.6.2 perencanaan alur pelayaran

Alur pelayaran berfungsi untuk


mengarahkan kapal yang akan masuk ke
kolam pelabuhan. Alur pelayaran dan
kolam pelabuhan harus cukup tenang
terhadap pengaruh gelombang dan arus .
kedalaman alur pelayaran ditentukan oleh
muka air surut.
II.6.3. Perencanaan Kolam pelabuhan.

Kapal dapat berlabuh untuk melakukan


kegiatan bongkar muat barang,
pengisian ulang bahan bakardan air bersih.
Parameter yangdigunakan dalam
penentuan perencanaan kolam pelabuhan
adalah elevasi muka air laut rencana
berdasarkan muka air surut

Gambar 2.5. Kedalam Kolam Pelabuhan

II.6.4. Perencanaan Pemecah Gelombang (Break Water). Pemecah gelombang adalah salah satu


bangunan pantai yang berfungsi memecah energy gelombang dengan maksud untuk melindungi
pantai,kolam pelabuhan, dan fasilitas pelabuhan lain dari gangguan gelombang yang dapat
mempengaruhi keamanan dan kelancaran aktivitas di pelabuhan. Dimensi tinggi dan tebal
Pemecah Gelombang / BreakWater ditentukan oleh elevasi muka air pasang.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

1. Pasang laut adalah naik atau turunnya posisi permukaan perairan atau samudera yang


disebabkan oleh pengaruh gaya gravitasi bulandan matahari. Pasang laut menyebabkan
perubahan kedalaman perairan.
2. Menurut Wyrtki (1961) di Indonesia terdapat 4 tipe pasang
berdasarkan banyaknya terjadi pasang dan surut dalam suatu periode tertentu 
( semidiurnal tide, diurnal tide, mixed tide, prevailing semidiurnal, dan mixedtide
prevailing diurnal ).
3. Pasang dan Surut air laut ekstrim terjadi pada saat bulan baru dan
bulan purnama (Pasang Purnama), sebaliknya Pasang terendah dan Surut tertinggi terjadi
1
pada saat saat bulan dan ¾ revolusi bulan terhadap bumi (Pasang Perbani).
4
4. Pengetahuan mengenai Pasang Surut Air Laut (mengenai pengertian,fungsi, proses, serta
perhitungan elevasi muka air pasang/surut) berguna dalam perencanaan fasilitas
pelabuhan seperti :
 Dermaga
 Alur pelayaran
 Kolam pelabuhan
 Pemecah gelombang/Break Water

Daftar pustaka
Bambang triatmodjo, 2003 , pelabuhan,beta offset,yogyakarta.

www.geocities.com/agus_adut/pasut.htm

id.wikipedia.org/wiki/ Pasang  _laut 

surbakti77.files.wordpress.com/2007/09/ pasang -s u r u t .pdf

majarimagazine.com/2008/01/energi-laut-2-pasang -s u r u t  

Anda mungkin juga menyukai