Anda di halaman 1dari 4

MATA KULIAH : DESAIN PONDASI PERTEMUAN IV

Rencana Pembelajaran Studi (RPS) Pertemuan IV

Mampu Memahami Dan Menjelaskan Disribusi Tegangan Yang Terjadi Dalam Tanah.

Tegangan di dalam tanah yang timbul akibat adanya beban di permukaan dinyatakan
daalam istilah tambahan tegangan (stress increment), karena sebelum tanah dibebani, tanah
sudah mengalami tekanan akibat bebannya sendiri yang dissebut tekanan overburden.

Hitungan tegangan-tegangan yang terjadi di dalam tanah berguna untuk analisis


tegangan-regangan (stress-strain) dan penurunan (settlement). Sifat-sifat tegangan –regangan
dan penurunan bergantung pada sifat tanah bila mengalami pembebanan.

Analisis tegangan dalam tanah didasarkan pada anggapan bahwa tanah bersifat elastis,
homogen, isotropis dan terdapat hubungan linier antara tegangan dan regangan. Dalam
analisisnya, regangan volumetrik pada bahan yang bersifat elastis dinyatakan oleh persamaan:

∆𝑉 1 − 2𝜇
= (𝜎𝑥 + 𝜎𝑦 + 𝜎𝑧 )
𝑉 𝐸

Dengan keterangan :

∆𝑉 = Perubahan Volume
𝑉 = Volume Awal
𝜇 = Angka poisson ratio
E = modulus elastisitas
𝜎𝑥 , 𝜎𝑦 , 𝜎𝑧 = tegangan – tegangan dengan arah x,y dan z
1. Beban Titik

Analisis tegangan yang terjadi didalam masa tanah akibat pengaruh beban titik di
permukaan, dapat dilakukan dengan menggunakan teori Boussinesq (1885). Besarnya
tegangan vertikal tidak tergantung pada modulus elastis (E) dan rasio poisson (𝜇). Tekanan
lateral bergantung pada rasio poisson dan tidak bergantung pada modulus elastis.

Intensitas tambahan tegangan vertikal (Δ𝜎𝑧 ) akibat beban titik Q pada kedalaman
tertentu, diperlihatkan secara skematis dengan garis patah-patah. Jika titik-titik dengan
tambahan tegangan yang sama dihubungkan, maka akan dihasilkan gelembung tekanan
(pressure bulb) isobar tegangan, seperti yang ditunjukkan garis-garis penuh.

DOSEN/PENGAJAR : HAMDAN KADIR, ST. MT.


MATA KULIAH : DESAIN PONDASI PERTEMUAN IV

Karena hitungan tegangan dengan menggunakan teori Boussinesq mengabaikan


berat tanahnya sendiri, untuk menghitung tegangan vertikal total yang terjadi didalam tanah,
tegangan akibat beban fondasi harus ditambahkan dengan tegangan akibat berat tanahnya
sendiri.

5/2
3𝑄 1
∆𝜎𝑧 = ( )
2𝜋𝑧 1 + (𝑟)2
2
𝑧

Jika faktor pengaruh untuk beban titik pada teori Boussinesq didefinisikan sebagai :

5/2
3 1
𝐼𝐵 = ( )
2𝜋 1 + (𝑟)2
𝑧

Sehingga dapat disederhanakan menjadi :

𝑄
∆𝜎𝑧 = 𝐼
𝑧2 𝐵

Dengan keterangan :

∆𝜎𝑧 = tambahan tegangan vertical (kN/m2)


𝑧 = kedalaman titik yang ditinjau
𝑟 = jarak horizontal titik didalam tanah terhadap garis kerja beban (m)
Q = Beban titik
𝐼𝐵 = Faktor pengaruh akibat beban titik , didasarkan pada teori Boussinesq

(a) (b)

Gambar (a) Tambahan tegangan vertikal akibat beban titik dan (b) Faktor pengaruh (I) akibat
beban titik

DOSEN/PENGAJAR : HAMDAN KADIR, ST. MT.


MATA KULIAH : DESAIN PONDASI PERTEMUAN IV

2. Beban Terbagi Rata Berbentuk Lajur Memanjang

Distribusi tegangan yang terjadi dikarenakan tambahan tegangan vertikal pada titik A
di dalam tanah akibat beban terbagi rata (q) fleksibel berbentuk memanjang, dinyatakan dengan
persamaan :

𝑞
∆𝜎𝑧 = (𝛼 + sin 𝛼 cos 2 𝛽)
𝜋

Dengan nilai 𝛼 dan 𝛽 dalam radian, yaitu sudut yang ditunjukkan dalam gambar 1
dibawah ini . isobar tegangan yang menunjukkan tempat kedudukan titik -titik yang
mempunyai tegangan vertical yang sama oleh akibat beban berbentuk lajur memanjang
ditunjukkan dalam gambar 2 dibawah ini.

Gambar 1. Tegangan akibat beban terbagi rata berbentuk lajur memanjang

Gambar 2. Isobar tegangan untuk beban terbagi rata berbentuk lajur memanjang dan bujur
sangkar sesuai dengan teori Boussinesq (Sowers, 1979)

DOSEN/PENGAJAR : HAMDAN KADIR, ST. MT.


MATA KULIAH : DESAIN PONDASI PERTEMUAN IV

3. Metode Penyebaran 2V:1H

Metode ini merupakan salah satu cara pendekatan yang sangat sederhana untuk
menghitung penyebaran tegangan akibat pembebanan yang diberikan oleh Boussinesq.
Caranya dengan membuat garis penebaran beban 2V:1H (2 vertikal dibanding 1 horizontal).
Dalam cara ini, beban fondasi Q dianggap didukung oleh piramid yang mempunyai kemiringan
sisi 2V:1H. Dengan cara pendekatan ini, lebar dan panjangnya bertambah 1meter untuk tiap
penambahan kedalaman 1 meter.

Untuk fondasi empat persegi panjang :

𝑄 𝑞𝐿𝐵
∆𝜎𝑧 = atau ∆𝜎𝑧 =
(𝐿+𝑧)(𝐵+𝑧) (𝐿+𝑧)(𝐵+𝑧)

Dengan keterangan :

∆𝜎𝑧 = tambahan tegangan vertical pada kedalaman z (kN/m2)


𝑧 = kedalaman titik yang ditinjau (m)

Q = Beban total (kN)

q = Beban terbagi rata (kN/m2)

B = Lebar luasan beban (m)

L = Panjang luasan beban (m)

Cara ini dapat juga untuk menghitung fondasi berbentuk memanjang. Tambahan
tegangan vertical pada fondasi memanjang dinyatakan dengan persamaan :

𝑞𝐵
∆𝜎𝑧 =
𝐵+𝑧

Q = qBL
q = Q/B

(a) (b)
Gambar cara penyebaran tegangan 2V:1H untuk (a) fondasi memanjang dan (b) fondasi
empat persegi panjang

DOSEN/PENGAJAR : HAMDAN KADIR, ST. MT.

Anda mungkin juga menyukai