Anda di halaman 1dari 6

MATA KULIAH : DESAIN PONDASI PERTEMUAN V

Rencana Pembelajaran Studi (RPS) Pertemuan V

Mampu Menjelaskan Konsep Dasar Dan Penyebab Terjadinya Penurunan Pada Pondasi Serta,
Menghitung Besarnya Penurunan Dengan Pendekatan Beberapa Metode Perhitungan.

Penurunan atau settlement pada pondasi yang terletak pada tanah berbutir halus yang
jenuh dapat dibagi menjadi tiga komponen yaitu penurunan segera atau immediate
settlement, penurunan konsolidasi primer, dan penurunan konsolidasi sekunder. Penurunan
total adalah Jumlah dari ketiga komponen penurunan tersebut yang dinyatakan dalam
persamaan:

S = Si + Sc + Ss

Dengan keterangan :

S = Penurunan Total

Si = Penurunan Segera

Sc = Penurunan Konsolidasi Primer

Ss = Penurunan Konsolidasi Sekunder

Penurunan segera atau penurunan elastis adalah Penurunan yang dihasilkan oleh
distorsi masa tanah yang tertekan, dan terjadi pada volume konstan titik penurunan pada
tanah tanah berbutir kasar dan tanah tanah berbutir halus yang tidak jenuh termasuk tipe
penurunan segera, Karena penurunan terjadi segera setelah terjadi penerapan beban.

Penurunan konsolidasi terdiri dari dua tahap yaitu itu tahap penurunan konsolidasi
primer dan tahap penurunan konsolidasi sekunder. penurunan konsolidasi primer adalah
penurunan yang terjadi sebagai hasil dari pengurangan volume tanah akibat aliran air
meninggalkan zona tertekan yang diikuti oleh pengurangan kelebihan tekanan air pori
atau excess pore water pressure. Penurunan konsolidasi merupakan fungsi dari waktu
titik penurunan konsolidasi sekunder, adalah penurunan yang tergantung dari waktu juga
namun berlangsung pada waktu setelah konsolidasi primer selesai, di mana tegangan efektif
akibat bebannya telah konstan.

Besarnya penurunan bergantung pada karakteristik tanah dan penyebaran tekanan


pondasi ke tanah di bawahnya. penurunan pondasi bangunan dapat diestimasi dari hasil uji
laboratorium pada contoh tanah tak terganggu yang diambil dari pengeboran atau dari
persamaan dihubungkan dengan Hasil pengujian di lapangan secara langsung.

DOSEN/PENGAJAR : HAMDAN KADIR, ST. MT.


MATA KULIAH : DESAIN PONDASI PERTEMUAN V

1. Penurunan Segera

Penurunan segera terjadi pada tanah berbutir kasar dan tanah berbutir halus kering
(tidak jenuh) terjadi segera setelah beban bekerja. Penurunan ini bersifat elastis, dalam praktek
sangat sulit diperkirakan besarnya penurunan ini. Penurunan segera ini banyak diperhatikan
pada fondasi bangunan yang terletak pada tanah granuler atau tanah berbutir kasar.

𝑞𝐵
Si = (1 - 𝜇 2 ) 𝐼𝑝
𝐸

Dengan keterangan :

Si = Penurunan Segera (m)

q = Tekanan pada dasar fondasi (kN/m2)

B = Lebar fondasi (m)


E = Modulus Elastisitas (kN/m2)
𝜇 = rasio poisson
𝐼𝑝 = faktor pengaruh

Tabel Faktor pengaruh Im (Lee, 1962) dan Ip (Schleicher, 1962) untuk fondasi kaku dan
faktor pengaruh untuk fondasi fleksibel (Terzaghi, 1943)
Fleksibel (Ip) Kaku
Bentuk Fondasi
Pusat Sudut Rata-rata Ip Im
Lingkaran 1,00 0,64 0,85 0,88*
Bujur sangkar 1,12 0,36 0,95 0,82 3,70
Empat Persegi Panjang
L/B = 1,5 1,36 0,68 1,20 1,06 4,12
2,0 1,53 0,77 1,31 1,20 4,38
5,0 2,10 1,05 1,83 1,70 4,82
10,0 2,52 1,26 2,25 2,10 4,93
100,0 3,38 1,69 2,96 3,40 5,06
*peneliti yang lain menggunakan faktor pengaruh fondasi lingkaran yang kaku 0,79 =
𝜋/4
Perkiraan nilai rasio poisson (𝜇) yang disarankan Terzaghi :
𝜇 = 0,3 untuk pasir
𝜇 = 0,4 – 0,43 untuk lempung

DOSEN/PENGAJAR : HAMDAN KADIR, ST. MT.


MATA KULIAH : DESAIN PONDASI PERTEMUAN V

Tapi umumnya banyak digunakan :


𝜇 = 0,3 - 0,35 untuk pasir
𝜇 = 0,4 – 0,5 untuk lempung

Tabel Perkiraan Rasio Poisson (𝜇) (Bowles, 1968)


Macam – Macam Tanah 𝜇
Lempung jenuh 0,4 – 0,5
Lempung tak jenuh 0,1 – 0,3
Lempung berpasir 0,2 – 0,3
Lanau 0,3 – 0,5
Pasir padat 0,2 – 0,4
Pasir kasar (angka pori (e) = 0,4-0,7) 0,15
Pasir halus (angka pori (e) = 0,4-0,7) 0,25
Batu (Agak tergantung dari macamnya) 0,1 – 0,4
Loess 0,1 – 0,3

Tabel Perkiraan Modulus Elastisitas (E) (Look, 2007)


Tipe Kondisi Modulus Elastisitas (E) (kPa)
Longgar 25.000 – 50.000
Kerikil Kepadatan sedang 50.000 – 100.000
padat 100.000 – 200.000
Sangat longgar < 5.000
Longgar 3.000 – 10.000
Pasir butiran
Kepadatan sedang 8.000 – 30.000
sedang kasar
Padat 25.000 – 50.000
Sangat padat 40.000 – 50.000
Longgar 5.000 – 10.000
Pasir Halus Kepadatan sedang 10.000 – 25.000
padat 25.000 – 50.000
Jangka Pendek Jangka Panjang
Lunak < 10.000 < 8.000
Lanau
Kaku 10.000 – 20.000 8.000 – 15.000
Keras > 20.000 > 15.000
Jangka Pendek Jangka Panjang
Sangat lunak < 3.000 < 2.000
Lunak 2.000 – 7.000 1.000 – 5.000
Lempung Sedang 5.000 – 12.000 4.000 – 8.000
Kaku 10.000 – 25.000 7.000 – 20.000
Sangat kaku 20.000 – 50.000 15.000 – 35.000
keras 40.000 – 80.000 30.000 – 60.000

2. Penurunan Konsolidasi Primer


Bila tanah lempung jenuh terendam air mendadak dibebani, tekanan akibat beban
tersebut ke tanah selain menyebabkan kompresi elastis yang menyebabkan penurunan segera,

DOSEN/PENGAJAR : HAMDAN KADIR, ST. MT.


MATA KULIAH : DESAIN PONDASI PERTEMUAN V

juga menyebabkan kelebihan tekanan air pori. Pengurangan kelebihan tekanan air pori, hanya
dapat terjadi jika air meninggalkan rongga pori dari lapisan tanah yang tertekan. Pengurangan
volume air didalam rongga pori, menyebabkan pengurangan volume tanah. Karena
permeabilitas lempung rendah, perubahan volume tersebut berlangsung lama dan merupakan
fungsi dari waktu. Tanah yang sedang mengalami proses demikian disebut sedang
berkonsolidasi, dan perubahan volume dalam arah vertikalnya disebut penurunan konsolidasi
primer.
Sederhananya, penurunan konsolidasi primer adalah penurunan yang dipengaruhi
oleh kecepatan aliran air pori yang meninggalkan rongga pori tanah akibat beban dan
penurunan ini sangat dipengaruhi sifat tanah.
Penurunan konsolidasi primer dihitung dengan menggunakan persamaan :
∆𝑒 𝑒1 − 𝑒0
𝑆𝑐 = H= H
1+ 𝑒0 1+ 𝑒0

Dengan keterangan :

Sc = Penurunan Konsolidasi Primer (m)

∆𝑒 = Perubahan angka pori akibat pembebanan

𝑒0 = Angka pori awal

𝑒1 = Angka pori saat berakhirnya konsolidasi

H = Tebal lapisan tanah yang ditinjau

3. Penurunan Konsolidasi Sekunder


Proses konsolidasi primer terjadi sampai tekanan air pori dalam keseimbangan dengan
tekanan hidrostatis air tanah disekitarnya. Dalam kenyatan, walaupun kelebihan tekanan air
pori telah nol, penurunan akibat rangkak (creep) terjadi pada tegangan efektif yang telah
konstan. Penurunan pada periode ini disebut penurunan konsolidasi sekunder. Sederhananya
penurunan konsolidasi sekunder merupakan proses lanjutan dari konsolidasi primer, proses
ini berjalan sangat lambat.
Penurunan konsolidasi sekunder terjadi pada tegangan efektif konstan, yaitu setelah
penurunan konsolidasi primer berhenti. Besar penurunannya merupakan fungsi waktu (t) dan
kemiringan kurva indeks pemampatan sekunder (𝐶∝ ). Kemiringan 𝐶∝ dinyatakan dalam
persamaan :
∆𝑒
𝐶∝ =
log(𝑡2 /𝑡1 )

DOSEN/PENGAJAR : HAMDAN KADIR, ST. MT.


MATA KULIAH : DESAIN PONDASI PERTEMUAN V

Rasio pemampatan sekunder atau secondary compression index (𝐶∝𝜀 ), dinyatakan


oleh :
𝐶∝𝜀 = 𝐶∝/(1 + 𝑒𝑝 )
Penurunan konsolidasi sekunder, dihitung dengan persamaan :
𝐶∝ 𝑡 𝑡
𝑆𝑠 = H log 𝑡2 atau 𝑆𝑠 = 𝐶∝𝜀 H log 𝑡2
1 + 𝑒𝑝 1 1

Dengan keterangan :

Ss = Penurunan Konsolidasi Sekunder (m)

H = Tebal benda uji awal atau tebal lapisan lempung

𝑒𝑝 = Angka pori saat akhir konsolidasi primer

𝑡2 = 𝑡1 + ∆𝑡

t = Saat waktu setelah konsolidasi primer berhenti.

Gambar penentuan indeks pemampatan sekunder (𝐶∝ )


4. Kecepatan Penurunan Konsolidasi
Estimasi kecepatan penurunan konsolidasi biasanya dibutuhkan untuk mengetahui
besarnya kecepatan penurunan fondasi selama proses konsolidasi berlangsung. Hal ini perlu
diperhatikan terutama bila penurunan bangunan diperkirakan besar. Bila penurunan bangunan
sangat kecil, kecepatan penurunan tidak begitu perlu diperhitungkan, karena penurunan
sejalan dengan waktunya tidak menghasilkan perbedaan yang berarti. Untuk menghitung
penurunan konsolidasi pada waktu tertentu (t) digunakan persamaan :
𝑇𝑣 𝐻𝑡 2
𝑡=
𝐶𝑐

DOSEN/PENGAJAR : HAMDAN KADIR, ST. MT.


MATA KULIAH : DESAIN PONDASI PERTEMUAN V

Dengan keterangan :

𝑇𝑣 = Faktor waktu
𝐻
𝐻𝑡 = Panjang lintasan drainase (𝐻𝑡 = ,untuk drainase ganda dan 𝐻𝑡 =H untuk
2

drainase ganda (m)

H = Tebal lapisan tanah lempung yang mampat (m)

𝐶𝑐 = Koefisien konsolidasi pada interval tekanan tertentu (m2/det)

Gambar tahap-tahap pemampatan tanah

DOSEN/PENGAJAR : HAMDAN KADIR, ST. MT.

Anda mungkin juga menyukai