Materi Pertemuan V Mekanika Tanah
Materi Pertemuan V Mekanika Tanah
Mampu Menjelaskan Pengaruh Tekanan Kapiler Dan Aliran Air Dalam Tanah, Prinsip
Hokum Darcy, Bernaoulli, Permeabilitas Tanah Dan Rembesan Air Dalam Tanah
1. Air Tanah
Air tanah didefinisikan sebagai air yang terdapat di bawah permukaan bumi. Salah satu
sumber utama air ini adalah air hujan yang meresap kebawah lewat ruang pori diantara butiran
tanah. Air biasanya sangat berpengaruh pada sifatsifat teknis tanah, khususnya tanah yang
berbutir halus. Demikian juga, air merupakan faktor yang sangat penting dalam masalah-
masalah teknis yang berhubungan dengan tanah seperti: penurunan, stabilitas, pondasi,
Terdapat tiga zona penting pada lapisan tanah yang dekat dengan permukaan bumi,
yaitu: zona jenuh air, zona kapiler, zona sebagian. Pada zona jenuh atau zona di bawah muka
air tanah, air mengisi seluruh rongga-rongga air tanah. Pada zona ini tanah dianggap dalam
keadaan jenuh sempurna. Batas atas dari zona penuh adalah permukaan air tanah atau
permukaan freatis. Selanjutnya, air yang berada di dalam zona ini disebut sebagai air tanah atau
air freatis. Pada permukaan air tanah, tekanan hidrostatis adalah nol. Zona kapiler terletak di
atas zona jenuh. Ketebalan zone ini tergantung dari macam tanahnya. Akibat tekanan kapiler,
air mengalami isapan atau tekanan negative. Zona yang jenuh berkedudukan paling atas, adalah
zone didekat permukaan tanah, dimana air dipengaruhi oleh penguapan dan akar tumbuh-
tumbuhan.
2. Tekanan Kapiler
Tekanan kapiler dapat timbul karena adanya tarikan lapisan tipis permukaan air sebelah
atas. Kejadian ini disebabkan oleh adanya pertemuan antara dua jenis material yang berbeda
sifatnya. Pada prinsipnya, tarikan permukaan adalah hasil perbedaan gaya tarik antara molekul-
molekul pada bidang singgung pertemuan dua material yang berbeda sifatnya.
Tekanan kapiler (Pc) didefinisikan sebagai perbedaan tekanan yang terjadi diantara
permukaan dua fluida yang tidak saling bercampur (cairan-cairan atau cairan-gas) dimana
keduanya dalam keadaan statis di dalam system kapiler. Perbedaan tekanan dua fluida ini
adalah perbedaan tekanan antara fluida nonwetting phase (Pnw) dengan fluida wetting phase
Tekanan permukaan fluida yang lebih rendah terjadi pada sisi pertemuan permukaan
fluida immiscible yang cembung. Air pada umumnya merupakan fasa yang membasahi
(wetting phase) di dalam suatu reservoir, sedangkan minyak dan gas sebagai fasa tak
Gambar 1. Kenaikan Permukaan Fluida Akibat Tegangan Permukaan pada Pipa Kapiler
Gambar 1 menunjukkan kenakan permukaan air yang terjadi di dalam tabung kapiler.
Gambar 1 memperlihatkan bahwa air naik di dalam pipa akibat gaya tarik adhesi antara air dan
dinding pipa yang arah resultannya keatas. Besarnya gaya tarik keatas ini adalah sebesar 2πAT,
dimana r adalah jari-jari pipa kapiler. Gaya tarik keatas akan sama besarnya dengan gaya
kebawah yang menahannya (gaya berat dari cairannya (air) dalam kesetimbangan). Hal ini
h = 2 r AT / r2 g ρw = 2 AT / r g ρw .............................................. (1.3.)
Dimana :
Tekanan kapiler dalam batuan berpori tergantung pada ukuran pori-pori dan macam
Dimana :
Dari persamaan (1.3) dapat dilihat bahwa tekanan kapiler berhubungan dengan
ketinggian di atas permukaan air bebas (oil-water contact), sehingga data tekanan kapiler dapat
dinyatakan menjadi plot antara h versus saturasi air (Sw). Dari persamaan (1.4) ditunjukkan
bahwa h akan bertambah jika perbedaan densitas fluida berkurang, sementara factor lainnya
tetap. Hal ini berarti bahwa reservoir gas yang terdapat kontak gas-air, perbedaan densitas
fluidanya bertambah besar sehingga akan mempunyai zona transisi minimum. Demikian juga
untuk reservoir minyak yang mempunyai API gravity rendah maka kontak minyak-air akan
3. Permeabilitas
Semua jenis tanah dapat dilalui oleh air melalui pori-pori tanah. Tekanan air pori diukur
relatif terhadap tekanan udara (atmosfir) dan bila permukaan didalam tanah sama dengan
tekanan atmosfir, maka hal itu disebut muka air tanah atau muka air freatik. Tanah yang ada
dibawah muka air tanah, biasanya dalam keadaan jenuh sempurna dengan tingkat penjenuhan
mendekati 100%. Permeabilitas atau kelulusan air tergantung dari ukuran rata-rata butiran
tanah yang mempunyai hubungan dengan pembagian butiran tanah, bentuk partikel dan
struktur tanah.
Pada umumnya, bertambah kecil ukuran partikel tanah, bertambah rendah koefisien
kelulusan airnya, k. Nilai tipikal koefisien kelulusan air (k) dari berbagai jenis tanah adalah
sebagai berikut :
Nilai koefisien kelulusan air (k) dapat diperoleh dari pengujian di laboratorium dan
- air higroskopis
Air bebas adalah air yang masuk ke dalam tanah melalui permukaan dan bergerak ke
bawah sebagai akibat dari gaya gravitasi sampai mencapai lapisan yang tak dapat dirembesi.
Permukaan air ini disebut sebagai permukaan air tanah. Tekanan pada permukaan air tanah =
1 atmosfir. Air yang terdapat dibawah muka air tanah dinamakan air tanah, yang berada di
dalam pori-pori, akibat gaya tarik-menarik antar molekul yang dinamakan air higroskopis.
Pori-pori yang terdapat dalam tanah bukanlah merupakan pori-pori yang saling
terpisah, sehingga air yang berada di dalam pori-pori dapat mengalir melalui ruang antar pori.
Proses mengalirnya air dalam pori-pori tanah tersebut dinamakan rembesan (seepage),
sedangkan kemampuan tanah untuk dapat dirembesi disebut daya rembes atau permeabilitas
(permeability). Daya rembes penting dalam teknik sipil, karena memegang peranan dalam hal
seperti:
- ukuran partikel
- kadar pori
- susunan tanah
- struktur tanah
- derajat kejenuhan
pola yang logis dan konsisten untuk melakukan analisis dan mengantisipasi masalah-masalah
rembesan. Rumus-rumus empiris berdasarkan suatu pengamatan yang baik dan kinerja yang
buruk, beberapa memang membantu, sering tidak dapat diaplikasikan pada material timbunan,
Air di dalam waduk selalu mencari jalan keluar melalui alur terlemah; alur tersebut
dapat melalui tubuh bendungan, fondasi atau sekitar tumpuan. Masalah rembesan yang dapat
b) Piping,
c) Erosi internal,
rembesan dari cairan yang berupa air atau minyak mengalir lewat rongga pori. Untuk tanah,
Permeabilitas dilukiskan sebagai sifat tanah yang mengalirkan air melalui rongga pori tanah.
Tahanan terhadap aliran bergantung pada jenis tanah, ukuran butiran, bentuk butiran, rapat
permukaan). Walaupun secara teoritis, semua jenis tanah lebih atau kurang mempunyai rongga
pori, dalam praktek, istilah mudah meloloskan air dimaksudkan untuk tanah yang memang
benar-benar mempunyai sifat meloloskan air. Sebaliknya, tanah disebut kedap air, bila tanah
4. Teori Rembesan
Tahun 1856, Henri Darcy, seorang ahli hidrolika dari Perancis mengadakan suatu
percobaan aliran air yang melalui suatu lapisan tanah. Karena aliran air dalam lapisan tanah
mempunyai kecepatan yang kecil sekali, maka aliran tersebut dapat dianggap sebagai aliran
laminer. Darcy mendapatkan bahwa besarnya kecepatan aliran yang mengalir masuk ataupun
a) Kecepatan aliran Vd adalah kecepatan aliran fluida dan didefinisikan sebagai jumlah
kotor aliran yang mengalir melalui luas penampang massa tanah dalam satuan waktu
tertentu. Karena aliran hanya terjadi melalui pori-pori tanah, aliran air yang riil atau
kecepatan rembesan (Vs) untuk suatu molekul tunggal dari air yang melalui suatu alur
unik dari pori-pori tanah adalah lebih besar dibandingkan dengan kecepatan debitnya.
b) Kecepatan rembesan secara kasar adalah sama dengan kecepatan debit dibagi dengan
porositas tanah.
c) Hukum Darcy hanya berlaku untuk aliran laminer (aliran-aliran air yang berdekatan
salin sejajar dan lurus serta kecepatan aliran Vd adalah proporsional dengan gradien
hidraulis, i). Hukum ini berlaku untuk kebanyakan tanah, tetapi aliran melalui kerikil
kasar dan bukaan dalam batuan dapat berubah menjadi turbulen dan Vd akan
d) Hukum Darcy dibatasi untuk aliran melalui material yang jenuh. Aliran melalui
material yang tak jenuh adalah dalam kondisi ”transient” yang tergantung dari waktu
(time dependent).
e) Hukum Darcy tidak cocok untuk aliran melalui retakan atau rekahan dari batu atau
Q = k i A ........................................................................................................ (1.5)
dimana:
- i = gradien hidrolik
𝑘 (ℎ1−ℎ2)
𝑄= 𝐴………………………………………………………….(1.6)
𝐿
Q/A = v = ki ………........................…………………………………..…(1.7)
- v = kecepatan aliran
Luas penampang A terdiri dari luas butir As dan luas pori Av. Air akan merembes
V = v masuk = v keluar
Q = A v = Av.Vs
Vs = A L v / A Lv
= V V / Vp ………………………………………………………………………….… (1.9)
porositas = n = Vp/V
Vs = n / V ………….…………………………………………………………….. (1.10)
Vs = n k i ………………………………………………………………… (1.11)