Anda di halaman 1dari 26

PENDAHULUAN SURVEI PENDAHULUAN TAHAP SURVEI DETAIL TAHAP PERENCANAAN TAHAP FINISHING

Survei Topografi
· Pengukurantitik kontrol horisontal
&vertikal
· Pengukuransituasi danpenampang
PengumpulanPeta Dasar · Pengukuran200 mkiri dankanan
· PetaTopografi sungai sepanjangjalan
· PetaGeologi · Pengukuran100 mkiri dankanan PerencanaanTeknis
· PetaTataGunaLahan as jalan
· Pengukuran50 mkiri dankanan · Kriteriadesain
· PetaCurahHujan · Analisis datalapangan
tepi sungai
· Perhitungan&penggambaran · Konsepdetail perencanaan
· Perhitunganteknis
- BangunanAtas
KonsepPendahuluan/ - BangunanBawah(termasukfondasi)
Reconnaissance Survei Geoteknik - Hidrologi
· PenentuanTipeBang. Atas · ConePenetrationTest (CPT) - BangunanPelengkap
Umum · PenentuanTipeBang. Bawah · StandardPenetrationTest (SPT) · Penggambaran
· Elevasi Lantai Jembatan · Bor Mesin - GambaranUmum, elevasi danpot melintang
· Lokasi PenyelidikanTanah · Pengambilansampel tanah
· PengujianLaboratorium - Lay out lokasi perencanaan
· FotoDokumentasi - Plandanprofil jembatan
- Detail bagianyangdipotong/ dibuang
- Detail abutment/ prilar danpenulangan · PenyiapanDraft LaporanAkhir
Survei Hidrologi &Hidrolika · PenyiapanDraft LaporanTeknik
- Detail balok/ lantai, potongandanpenulangan
PengumpulanData · Karakteristik DaerahAliranSungai - Detail bangunanpelengkap(railing, expantiont
Pendukung (DAS) joint, bearing,oprit, dll)
· Karakteristik morfologi sungai · Perhitunganvol. danbiayakonstruksi-
· DataJaringanJalan · Visualisasi MAB&MANbeserta
· DataKondisi Lalulintas informasi masyarakat sekitar · PenyerahanDOkumenTender
· DataLokasi Material · Analisis penampangsungai · PenyerahanLaporanAkhir
· HargaSatuanBahandan · Analisis kecepatanaliran · PenyerahanLaporanTeknis
Upah · Identifikasi potensi gerusan · PenyerahanGambar Desain
· DataSurvei Terdahulu (scouring) · PenyerahanSoftcopy/ CD

Survei Lingkungan
· Survei aspek lingkungan
· PengumpulanDokumenAMDAL
(RKL&RPL, UKL&UPL)
Survei HIDROLOGI pada pekerjaan perencanaan
jembatan diperlukan sebagai bahan pertimbangan dalam
menentukan:
1. Posisi jembatan yang aman dan menguntungkan
2. Bentang jembatan yang cukup
3. Elevasi jembatan yang aman pada saat banjir
menemukan bahwa hampir separoh dari
kerusakan/keruntuhan jembatan, disebabkan oleh faktor-faktor
yang berhubungan dengan hidraulik, seperti gerusan (abutment
dan pier), debris, dan pergerakan fondasi.
Kerusakan jembatan akibat banjir besar di beberapa wilayah
di Sumatera Barat
Mulai

Pengumpulan Data Lapangan


Pengumpulan Data Sekunder
(Primer)

· Peta Topografi skala 1: 250000


lengkap dengan garis kontour.
· Peta Catchment Area
Pengamatan Pengamatan Tata Guna Pengukuran Kecepatan Pengukuran Penampang
Karekteristik Sungai Lahan Sekitar Sungai Aliran Sungai Melintang Sungai · Data Curah Hujan Maksimum
Tahunan
· Data Kejadian Banjir
· Data Ketinggian Banjir
Maksimum
Penentuan Koefisien Penentuan Paremeter
Pengaliran Bukaan Hidrologi · Data pencatatan AWLR jika ada
· Data River bed Material

Perhitungan Debit
Maksimum Sungai

Mendekati
Realitas
Tidak Lapangan ?

Ya
Ya

Perhitungan Scouring

Rekomendasi

Pembuatan Laporan

Selesai
Analisis hidrologi untuk perencanaan jembatan meliputi:

Apabila terdapat data elevasimuka air sungai dari AWLR


(Automatic Water Level Recorder), maka data ini harus menjadi
acuan utama. Jika tidak ada, maka dilakukan perhitungan debit dari
data hidrologi (curah hujan).
Data curah hujan:
a. Menitan (jam-jaman), dan jika tidak ada, maka:
b. Harian.
Debit (m3/dt)

Data Debit Sungai Batanghari Tahun 2013


Untuk menganalisa curah hujan rata-rata wilayah berdasarkan sebaran
curah hujan yang ter-record pada beberapa stasion pencatat curah hujan.

➔ Rata-rata Aljabar
Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa semua
penakar hujan mempunyai pengaruh yang setara.
Cara ini cocok untuk kawasan dengan topografi
rata/datar, alat penakar hampir merata dengan
luas DAS < 500 km², dan harga individual curah
hujan tidak terlalu jauh dari harga rata-ratanya.

R1 + R2 + R3 + … R σN Ri
R = N = i=0
N N
➔ Polygon Thiessen
Mengasumsikan terdapat hubungan linier antara jarak stasiun
dan tinggi curah hujan
‒ Tidak akurat untuk area pegunungan
‒ Tidak dapat mengakomodir hujan lokal

N
R1 . A1 + R2 . A2 + R3 . A3 …RN . AN R . Ai
R = = ෍ i
A1 + A2 + A3 … AN Ai
i=1

Dimana :
R = curah hujan masing-masing stasiun,
A = luas poligon
➔ Isohyet
adalah suatu garis yang menghubungkan titik-titik yang memiliki curah
hujan sama pada waktu tertentu atau untuk jangka waktu lain.
‒ Lebih akurat, tapi sangat tergantung dari keahlian operator data
‒ Mengakomodir perbedaan topografi

I +I I +I I +I
A1 . 1 2 + A2 . 2 3 + …. AN . N N+1
R = 2 2 2
A1 + A2 + …. AN

Dimana
R = curah hujan diantara garis berdekatan
A = luas area diantara kedua garis
I = garis isohyet dengan curah hujan berdekatan
Tujuannya: mendapatkan besar curah hujan rencana dengan periode ulang
tertentu.
Metode Distribusi:
1. Normal
2. Log Normal
3. Log Pearson Tipe III
4. Gumbel
5. Haspers, dll.

Metode mana yang paling sesuai?


Perlu uji kecocokan (goodness of fit test) terhadap data curah hujan
untuk memastikan fungsi distribusi yang paling cocok.
Metode yang digunakan antara lain :
‒ Metode Chi Kuadrat (Chi Square);
‒ Metode Kolmogorov - Smirnov
adalah tinggi hujan dibagi lamanya hujan, dalam satuan mm/jam.

Jika ada data curah hujan menitan (jam-jaman), maka dicari persamaan
intensitas curah hujan dengan persamaan:
a. Talbot;
b. Sherman;
c. Ishiguro

Namun, jika yang ada hanya data curah hujan harian (maksimum dalam
setahun), maka dapat digunakan persamaan Mononobe

2൘ Dimana :
X 24 3
I = 24 x X24 = Curah hujan rencana
24 tc tc = durasi hujan (waktu konsentrasi)
Intensitas HUJAN :
→ merupakan faktor penentu debit banjir.
→ hasil analisis intensitas hujan umumnya berupa lengkung intensitas.
→ Lengkung hubungan intensitas durasi hujan
Waktu konsentrasi (tc)

tc = to + td (menit)

nd 0,167
to = waktu limpas permukaan = 2ൗ x 3,28 x L
3 0 S
• Jarak aliran sampai saluran terdekat
• Koefisien pengaliran DAS (C) → semakin besar resapan DAS semakin
besar to
• Kemiringan permukaan DAS → semakin curam DAS semakin kecil to
td = waktu limpas saluran = L / v
• L panjang saluran, v kecepatan rata-rata
• Semakin jauh jarak limpasan, semakin besar td
tc = to + td (menit)
Daerah pengaliran:
A : titik terjauh tempat curah hujan
mengalir, menuju ke
B : titik tinjau titik tinjau
to : inlet time tertentu.
td : conduit time
A
B
to

td
Debit rencana adalah debit maksimum yang terjadi di
sungai dengan periode ulang tertentu (sama dengan
periode ulang hujan)

Debit rencana dapat dihitung dengan metode:


1. Rasional;
2.Haspers;
3.Weduwen;
4.Hidrograf satuan sintetik (HSS)
5.Dll.
berfungsi untuk menghitung debit banjir rancangan, yang berupa
debit puncak banjir (Qp), jadi termasuk banjir rancangan non
hidrograf.
Hasilnya cukup akurat untuk area < 25 km2

Dimana:
Q = Debit banjir rancangan (m3/detik)
C = Koefisien limpasan (run off);
I = Intensitas curah hujan (mm/jam);
A = Luas area pengaliran (km2)
Koefisien
Kondisi Daerah Pengaliran dan Sungai Limpasan

Daerah pegunungan yang curam 0,75 – 0,90


Daerah pegunungan tersier 0,70 – 0,80
Tanah bergelombang dan hutan 0,50 – 0,75
Tanah dataran yang ditanami 0,45 – 0,60
Persawahan yang diairi 0,70 – 0,80
Sungai di daerah pegunungan 0,75 – 0,85
Sungai kecil di dataran 0,45 – 0,75
Sungai besar yang lebih dari setengah daerah 0,50 – 0,75
pengalirannya terdiri dari daratan

Anda mungkin juga menyukai