Anda di halaman 1dari 15

TUGAS III : REVIEW BOOK MAHTAB & GRASSO ARGA SATRIA TAMA: 212180017

RANCANGAN PENGGALIAN BAWAH TANAH


OLEH: ARGA SATRIA TAMA (212180017)

PENDAHULUAN

Operasi bawah tanah hanyalah penggalian kecil untuk mengeksploitasi singkapan permukaan. Karena metode
eksplorasi mineral menjadi lebih canggih, menghasilkan penemuan bijih pada kedalaman di bawah permukaan,
metode penambangan bawah tanah dikembangkan untuk mengeksploitasi endapan ini. Meningkatnya ukuran
operasi penambangan bawah tanah selama beberapa dekade terakhir telah menyebabkan pengenalan konsep yang
mungkin asing bagi penambang bawah tanah pada masa sebelumnya yaitu konsep penggalian bawah tanah
permanen. Dari sudut pandang insinyur geoteknik, klasifikasi penggalian bawah tanah yang paling berarti adalah
klasifikasi yang terkait dengan tingkat stabilitas atau keamanan yang diperlukan dari batuan yang mengelilingi
galian.

1. RANCANGAN TEROWONGAN dikuantifikasikan, harus dimasukkan dalam


A. Konsep Rancangan Terowongan perhitungan. Kewajiban sarjana perancang bukannya
Konsep rancangan sebuah lubang bukaan bawah menghitung secara teliti, tetapi bagaimana melakukan
tanah (underground openings) relatif suatu hal yang penilaian secara cermat. Rancangan terowongan
baru. Hal ini dikarenakan masalah rancangan ditinjau dari aspek mekanika batuan/geomekanika
terowongan berbeda dengan rancangan mencakup aspek-aspek rencana untuk lokasi,
struktur/bangunan. Dalam mekanika batuan, menentukan ukuran dan bentuknya, orientasi dan tata-
perancang berhubungan dengan massa batuan yang letaknya, metode penggalian, pemilihan penyangga
alamiah/kompleks dan sifat-sifat material yang spesifik. dan instrumentasi. Jadi peran geomekanika dalam
Hal yang lebih penting dari pada pengenaan beban suatu proses rancangan penggalian bawah tanah
pada massa batuan adalah gaya-gaya yang dihasilkan adalah memberikan data masukan dan analisis
oleh redistribusi dari tegangan asli (original stress) rancangan, mulai dari tahap rancangan awal sampai
akibat adanya suatu penggalian. Juga adanya beberapa rancangan final, berlanjut ketahap operasional
kemungkinan jenis failure didalam struktur batuan penggalian (gambar 1). Pada rancangan awal meliputi
sehingga penentuan dari kekuatan dari konfirgurasi ekplorasi geoteknik, pengukuran in-situ, pengujian
geologi. Oleh sebab itu rancangan penggalian pada laboratorium, dan analisis pemodelan/stabilitas. Tahap
batuan harus memperhatikan kondisi geologi dan paling penting dan sulit ialah penyusunan deskripsi
terutama kemungkinan resiko geologi. Rancangan kuantitatif atau karakteristik massa batuan, karena hal
penggalian didalam batuan membutuhkan ini merupakan dasar dari seluruh analisis rekayasa,
pertimbangan ekstra termasuk kondisi geoteknik yang ekonomi, keselamatan, dan penyusunan kontrak kerja.
khusus. Pada tahap rancangan final meliputi uji dan analisis
Rancangan rekayasa yang baik adalah rancangan tambahan, rancangan penyanggaan, dan rancangan
yang seimbang dalam semua faktor yang saling meliputi uji dan analisis tambahan, rancangan
berkaitan, meskipun itu tidak selalu dapat operasional yaitu penggalian lubang bukaan, untuk

ARGA SATRIA TAMA 1


TUGAS III : REVIEW BOOK MAHTAB & GRASSO ARGA SATRIA TAMA: 212180017

memperoleh data perilaku massa batuan disekitar zona atau convergence-meter. Hal ini dilakukan untuk sekali
penggalian perlu dilakukan pemantauan (monitoring) lagi memeriksa stabilitas sistem penyanggaan dan jika
perpindahan misalnya dengan borehole extensometer perlu melakukan modifikasi rancangan.

KONSEP
DATA PENYELIDIKAN
PENGGALIAN BAWAH TANAH

- Material handling
- Sumber data manusia - Rasionalisasi
- Peralatan PERENCANAAN - Studi kelayakan
- Kontraktual - Pembiayaan
- Aspek lingkungan

SISTEM PENGGALIAN
Masukan dari
Geomekanika

KRITERIA RANCANGAN

Tidak - Eksplorasi geoteknik


- Pengukuran In-situ
- Uji laboratorium
RANCANGAN AWAL
- Analisis permodelan/
stabilitas

SESUAI

KRITERIA ?

Ya

- Uji analiisi tambahan


- Rancangan penyanggaan
RANCANGAN FINAL
- Rancangan Sistem Penggalian

- Pemantauan perilaku massa


PENGGALIAN batuan
- Pemeriksaan kecukupan
penyangga
- Modifikasi rancangan jika perlu

OPERASI

Gambar 1. Bagan Alir Proses Rancangan Penggalian Bawah Tanah (Mahtab & Grasso, (1992)
ARGA SATRIA TAMA 2
TUGAS III : REVIEW BOOK MAHTAB & GRASSO ARGA SATRIA TAMA: 212180017

Selanjutnya menurut Bieniawski (1984) tahapan pentahapannya dapat dilihat pada gambar 2. Dari
perencanaan pembuatan terowongan secara umum diagram tersebut dapat dilihat bahwa tidak ada
dibagi 5 tahap, yaitu pengumpulan data awal, studi rancangan rekayasa batuan dapat dianggap selesai
kelayakan, karakterisasi lokasi teknik, analisis sebelum kontruksi dari struktur selesai semuanya.
kemantapan, rancangan akhir dan kontruksi dimana

A PENGUMPULAN DATA AWAL

UMPAN BALIK
B STUDI KELAYAKAN

C KARATERISTIK LOKASI TEKNIK

ANALISIS
D
STABILITAS

RANCANGAN AKHIR DAN


E
KONTRUKSI

Gambar 2.Tahapan Perencanaan Pembuatan Terowongan (Bieniawski, 1984)

Sedangkan menurut Sinha, langkah pertama didalam metode rancangan, perancangan harus memenuhi
rancangan suatu struktur bawah tanah adalah peraturan-peraturan dibidang pertambangan dan
mengevaluasi persyaratan fungsional dari struktur penerowongan seperti ventilasi, penerangan,
bawah tanah (lihat Tabel 1) dan kondisi lingkungan transfortasi, penirisan, penanganan bahan peledak dan
sebelum dan sesudah kontruksi. Pertimbangan- lain-lainnya.
pertimbangan yang harus dipenuhi, harus dimasukkan
ke dalam rancangan karena tanpa melihat hasil dari

ARGA SATRIA TAMA 3


TUGAS III : REVIEW BOOK MAHTAB & GRASSO ARGA SATRIA TAMA: 212180017

Tabel 1. Persyaratan fungsional dari berbagai struktur bawah tanah

Struktur Bawah Tanah Persyaratan Fungsional Minimum

Mencegah runtuhnya dinding terowongan memberikan kapasitas hidrolik,


mampu mengalirkan tenaga efek hidrolik yang merugikan. Dinding
Terowongan saluran air
terowongan harus disesuaikan dengan kecepatan aliran dan dapat mecegah
terjadinya exfiltrasi, infiltrasi dan cavitasi.

Sama dengan terowongan air, tetapi harus tidak memiliki belokan yang tajam
dan perpotongan. Dinding terowongan harus mampu meminimalkan
Terowongan untuk pembangkit kehilangan tenaga baik karena hambatan hidrolik maupun hambatan florida.
listrik tenaga air
Harus juga dapat dicegah timbulnya longsoran tanah atau hidraulic jacking
akibat infiltrasi air kedalam massa batuan.

Mencegah runtuhnya dinding terowongan. Mampu memberikan ruang


Ruang penyimpanan bawah
bawah tanah yang memadai tanpa terjadi kehilangan atau kontaminasi atau
tanah
penurunan kualitas bahan yang disimpan.
(stronge cavem)
Mampu mencegah terjadinya kemampuan lokomotif.

Mencegah runtuhnya dinding terowongan. Tersedia sistem ventilasi,


Terowongan kereta api penerangan, dan penirisan yang cukup. Tikungan dan kemiringan disesuaikan
dengan kemampuan lokomotif.

Mencegah runtuhnya dinding terowongan. Tersedia sistem ventilasi dan


penghisapan sisa gas buang kendaraan, penerangan lampu. Tikungan dan
Terowongan jalan raya
kemiringan harus memperhatikan jarak pandang atau komunikasi antar
kenderaan. Kontruksi dindingnya hanya memerlukan sedikit keperawatan.

Sumuran vertikal Memberikan stabilitas horisontal dan vertikal. Mencegah runtuhnya material
kedalam sumuran. Terdapat sistem ventilasi, penirisan, dan penerangan
(shaft) sejauh diperlukan.

ARGA SATRIA TAMA 4


TUGAS III : REVIEW BOOK MAHTAB & GRASSO ARGA SATRIA TAMA: 212180017

B. Metode Rancangan Terowongan terowongan dengan menggunakan analisis


Metode rancangan untuk menilai kestabilan statistik. Pada umumnya dilakukan pendekatan
suatu penggalian bawah tanah (tambang bawah berdasarkan pengalaman yang didapat dari
tanah atau terowongan) dapat dikategorikan beberapa pekerjaan yang serupa sebelumnya.
sebagai berikut (Bieniawski, 1984) : Klasifikasi massa batuan adalah pendekatan
1) Metode Analitik (analytical methods). empirik yang paling baik untuk menilai kestabilan
2) Metode Obeservasi (observational methods). sebuah lubang bukaan dibawah tanah. Saat ini
3) Metode Empirik (empirical methods). dikenal klasifikasi batuan diantaranya dari Terzaghi
Sebagai tambahan, ada dua pendekatan (1946). Deere (1967), Bieniawski (1973) Norwegian
lainnya yang digunakan yaitu teknik geologi dan Geotechnical Institute/NGI (1974), dan sebagainya.
pertimbangan-pertimbangan yang harus dipenuhi Semua metode membutuhkan masukan
(peraturan-peraturan pertambangan dan kondisi geologi dan pertimbangan yang sesuai
penerowongan). dengan peraturan keselamatan kerja. Teknik
Metode analitik digunakan untuk menganalisis geologi digunakan untuk mengidentifikasikan
tegangan dan deformasi disekitar lubang bukaan. struktur geologi dan gambaran lainnya yang
Teknik-teknik yang dipakai adalah solusi closed mempengaruhi kestabilan struktur. Untuk maksud
from dan metode numerik yaitu: itu maka dilakukan pemetaan geologi, pemetaan
• Perhitungan numerik seperti metode elemen isopach, foto udara, analisis kelurusan (lineament
hingga (finite elements methods), metode analysis), foto dari satelit, pemboran inti. Suatu
perbedaan hingga (finite difference method), terobosan dibidang teknologi eksplorasi di Amerika
metode elemen batas (boundary elements Serikat adalah penginderaan jarak jauh untuk
method). geologi dari pesawat ulang alik Columbia (Taranik,
• Simulasi analogi (analog simulation) seperti 1982).
analogi listrik dan fotoelastik. C. PARAMETER RANCANGAN TEROWONGAN
• Model fisik (physical modelling) seperti Penyediaan data masukan yang diperlukan

penggunaan maket. untuk merancang sebuah lubang bukaan bawah


Metode observasi adalah mengadakan analisis tanah (terowongan dan lain-lain) adalah salah satu
berdasarkan pada data pemantauan pergerakan tugas yang paling berat bagi seorang sarjana

massa batuan sewaktu penggalian untuk perancang. Karena jika data masukan tidak benar

mengamati ketidakmantapan dan analisis interaksi maka dengan sendirinya rancangan akan salah.

penyanggaan terhadap massa batuan. Pada Dengan kata lain, kualitas rancangan sangat

metode ini dikenal NATM (New Austrian Tunneling ditentukan oleh kualitas data masukan. Data

Method) dan “Convergence-Confinement masukan yang diperlukan untuk tujuan rancangan


Method”. Disamping merupakan metode yang meliputi karateristik geologi dari massa batuan,
terpisah metode ini merupakan cara untuk evaluasi dari tegangan mula-mula (intial stress)
memeriksa balik hasil dari metode lain. didalam massa batuan, sifat-sifat mekanik dari
Metode empirik adalah metode untuk menilai massa batuan dan kondisi air tanah. Penyelidikan
kestabilan sebuah tambang bawah tanah dan dan pengukuran untuk mendapatkan data masukan

ARGA SATRIA TAMA 5


TUGAS III : REVIEW BOOK MAHTAB & GRASSO ARGA SATRIA TAMA: 212180017

tersebut harus direncanakan dengan baik dengan Suatu rancangan geoteknik dibuat atas dasar
mengikuti prosedur dan metode pengukuran yang dua aspek utama, yaitu:
telah dibakukan dan harus sesuai dengan maksud 1) Aspek ekonomi, dijabarkan dalam hal – hal
dari proyek yang dirancang. yang berkaitan dengan jumlah material dan
Penentuan para meter masukan untuk biaya.
rancangan harus direncanakan agar sebanyak 2) Aspek keselamatan, berupa rancangan dan
mungkin data-data yang diperoleh adalah data pengawasan terhadap desain yang dibuat agar
kuantitatif, daripada data kualitatif. tidak terjadi kesalahan atau kecelakaan.
Mengenai data masukan ini ada tiga hal Kedua aspek tersebut seringkali berbenturan,
penting yang perlu diperhatikan yaitu: misalkan pada penentuan sudut kemiringan lereng,
1) Kualitas dari rancangan rekayasa langsung ditinjau dari aspek ekonomi maka sudut kemiringan
dipengaruhi oleh kualitas dari setiap yang terjal akan semakin menguntungkan, namun
parameter masukan. sebaliknya dari aspek keselamatan lereng yang
2) Setiap prosedur dan metode yang digunakan lebih landai adalah lereng yang lebih aman.
untuk mendapatkan data masukan dapat Penyelidikan geoteknik dibutuhkan. untuk
sepenuhnya dibenarkan dan direncanakan menentukan sejauh mana lereng bisa tetap aman
dengan baik. dengan nilai ekonomis setinggi mungkin.
3) Informasi secara kuantitatif lebih banyak • Survey geoteknik
dibutuhkan dari pada secara kualitatif untuk Penyelidikan geoteknik secara umum
keperluan rancangan. dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa bukaan
yang membentuk lereng terjal akan menimbulkan
2. RANCANGAN AWAL resiko terjadinya longsor, ada-pun longsor tersebut
dipengaruhi oleh faktor – faktor geometri lereng,
A. Pengambilan Sampel, Eksplorasi, Dan kekuatan massa batuan, struktur geologi, kondisi
Pengujian Properti Yang Signifikan hidrogeologi dan faktor dari luar. Untuk lereng
Geoteknik (engineering geology) merupakan bukaan yang tinggi keseluruhan (overall) lebih dari
bagian dari rekayasa sipil yang didasaran pada 15 meter, harus ada kajian/analisis geoteknik yang
pengetahuan geologi tentang karaterisik batuan didukung hasil penelitian, yang menyatakan bahwa
dan tanah. Penyelidikan geoteknik merupakan bukaan tersebut dalam keadaan aman.
pekerjaan yang dilakukan sebelum pekerjaan Masalah lain yang ada dalam pengukuran yang
pemindahan tanah atau penempatan beban pada sifatnya signifikan dari massa batuan adalah
tanah berlangsung. Dengan adanya perencanaan kurangnya pemahaman antara insinyur lapangan
geoteknik diharapkan dapat dicapai suatu kegiatan dan perancang mengenai variabel apa yang sedang
dengan produktivitas optimal, effisien dan aman. diukur, untuk tujuan apa, dan dengan presisi apa.
Sebaliknya tanpa adanya perencanaan geoteknik Konsekuensinya, pengambilan sampel yang tidak
yang baik maka akan dijumpai masalah – masalah memadai dan kuantifikasi variabel, ketika
yang akan menghambat pekerjaan terutama dalam dimasukkan ke model analitik atau numerik,
hal kestabilan lereng. menghasilkan desain yang mungkin memiliki sedikit

ARGA SATRIA TAMA 6


TUGAS III : REVIEW BOOK MAHTAB & GRASSO ARGA SATRIA TAMA: 212180017

kemiripan dengan kenyataan atau pengalaman c. Aliran fluida: piezometric head,


teknik. permeabilitas, kecepatan aliran, dan path.
Penyelidik tempat kejadian perlu mengajukan d. Penentuan stres: jack fiat, door stopp-er,
beberapa pertanyaan kepada dirinya sendiri, sel strain-gage, gage tipe USBM, gage
misalnya: CSIRO, dan rekahan hidrolik.
1) Berapa dana, waktu, tenaga, dan peralatan • Field "tes kontrol kualitas
yang tersedia? a. baut batuan(kabel) ketegangan dan uji
2) Tes apa (kekuatan, modulus deformasi, dll). jangkar
Yang harus dibuat in-situ dan di laboratorium? b. Shotcrete: penilaian visual, tes tarik, box
3) Bagaimana hasil tes yang akan digunakan mold tests, core tests.
dalam pemodelan, desain, dan konstruksi • Pemantauan lapangan
cavity? a. Pergerakan: inclinometer; tilt meter,
Metodologi untuk mengukur sifat-sifat yang ekstensometer borehole; meter
signifikan harus bergantung pada jenis proyek konvergensi; perpindahan kekar&
(yaitu, penggalian terowongan, repositori limbah patahan; triangulasi, leveling, dan survei
nuklir, atau lainnya), sarana penggalian offset.
(konvensional, tunnel boring machine, dan struktur b. Pengukuran lainnya : pemantauan getaran
massa batuan vis-a-vis ukuran cavity. dan ledakan, tekanan hidrolik, perubahan
• Teknik pengukuran untuk uji lapangan dan c. tegangan batu-an, regangan pada lapisan
laboratorium (Franklin, 1979) dan steel ribs.
1) Bidang "tes indeks" untuk karakterisasi • Tes indeks laboratorium untuk karakterisasi
a. Diskontinuitas a. Kadar air, porositas,void index, kepadatan.
▪ Geometri; jumlah set, orientasi, jarak, pe- b. Swelling pressure, swelling strain, daya
rsistence, bukaan, kekasaran, ukuran blok. tahan slake.
▪ Karakteristik lain: pengisian, kekuatan c. Kekerasan, ketahanan terhadap abrasi (uji
dinding, RQD, rembesan. Los Angeles), deskripsi petrografi.
▪ Karakteristik lain: pengisian, kekuatan d. Uji uniaksial untuk kekuatan te-kan dan
dinding, RQD, rembesan. moduli (E, v).
b. Geophysical logging lubang bor seca-ra e. Schmidt hammer rebound dan point load
geofisika, pembiasan seismik (lu-bang index.
tunggal dan cross hole), suhu, resistivitas, • Laboratorium "tes desain"
induksi, dan log sinar gama. a. Kekuatan tarik (langsung dan Brasil),
• Field "tes desain" kekuatan triaksial, dan uji geser langsung.
a. Deformabilitas: borehole Jack (fleksibel, b. Permeabilitas
rigid), uji jack fiat, uji plat (surface, c. Tergantung waktu dan sifat plastik.
borehole), dan uji inaksial / triaksial in situ.
b. Tes kekuatan geser (direct, torsional).

ARGA SATRIA TAMA 7


TUGAS III : REVIEW BOOK MAHTAB & GRASSO ARGA SATRIA TAMA: 212180017

B. Uji Insitu 2) Pengukuran tegangan insitu


Tujuan dari uji mekanika batuan insitu yaitu Bebrapa metoda yang sering digunakan untuk
untuk mengetahui sifat-sifat mekanik massa batuan menentukan tegangan insitu yaitu:
secara global dan pada zona tertentu dimana • Metoda “Rossete Deformasi”
kondisi geologinya menunjukkan kurang baik. • Metoda “Flat-Jack”
Secara umum uji mekanika batuan insitu harus • Metoda “Overcoring”
dapat memberikan informasi mengenai beberapa • Metoda “Hydraulic Fracturing”
hal seperti: 3) Uji deformasi massa batuan
1) Karakteristik deformasi massa batuan 4) Uji kuat tekan uniaksial
2) Karakteristik kekuatan massa batuan 5) Uji triaksial
3) Kondisi tegangan pada saat debelum dan
6) Pengamatan pergerakan massa batuan
sesudah penggalian
C. Pengujian Laboratorium
4) Karakteristik propagasi gelombang elastik
Pengujian laboratorium untuk perconto
dari massa batuan
batuan sangat diperlukan dalam studi mekanika
5) Mendeteksi adanya anisotropi tegangan
dan regangan yang disebabkan oleh batuan, karena dengan pengujian ini
struktur bangunan atau heterogenitas memungkinkan kita untuk melakukan kita untuk
batuan tersebut melakukan penelitian mengenai perilaku batuan
6) Pengamatan pergerakkan massa batuan dalam kondisi yang berbeda dari aslinya, misalnya
sesudah penggalian. perilaku batuan dibawah tekanan dan suhu seperti
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam yang dikehendaki dalam perencanaan. Pengujian
uji mekanika batuan insitu, yaitu : laboratorium dilakukan untuk mendapatkan
1) Uji kelulusan air (kebocoran dari massa batuan) informasi dan data-data dari sifat fisik dan mekanik
Uji kelulusan air dilakukan pada tahap dari material dan batuan di sepanjang dimana
penyelidikan awal maupun pada tahap terowongan tersebut akan dibuat. Pengujian di
konstruksi dengan tujuan yaitu: laboratorium pada umumnya dilakukan terhadap
• Tahap penyelidikan awal dan rinci: pada percontoh (sample) yang diambil dari hasil
tahap ini uji kelulusan air dimaksudkan pemboran (core) di lapangan.
untuk mendapatkan nilai kelulusan air (K) 1) Pengujian Sifat Fisik Batuan
dan nilai Lugeon (Lu). Pengujian sifat fisik batuan merupakan
• Tahap konstruksi: uji kelulusan dilakukan pengujian tanpa merusak perconto batuan (non
untuk grouting, yang nantinya dari hasil uji destructive test). Hasil pengujian sifat fisik batuan
ini apabila nilai Lugeon yang didapatkan adalah : kadar air, bobot isi, speciifi gravity atau
lebih besar dari 3 (rule of thumb) maka densiti, porositas, abssorpsi dan void ratio.
massa batuan tersebut memerlukan 2) Pengujian Sifat Mekanik Batuan
perbaikan yang dilakukan dengan Pengujian sifat mekanik batuan merupakan
grouting. pengujian yang merusak perconto batuan
(destructive test). Hasil pengujian sifat mekanik
batuan adalah: kuat tekan, kuat tarik, modulus
elastisitas, sudut geser dalam, kohesi dan

ARGA SATRIA TAMA 8


TUGAS III : REVIEW BOOK MAHTAB & GRASSO ARGA SATRIA TAMA: 212180017

Poisson’s ratio. Hasil ini diperoleh dari


pengujian-pengujian:
• Uji Kuat Tekan Uniaksial (Unconfined
Compressive Strength (UCS))
Uji kuat tekan uniaksial dilakukan untuk
mengukur nilai kuat tekan, modulus elastisitas Gambar 5. Alat uji PLI
dan Poisson’s ratio contoh silinder batu juga • Uji Triaksial
untuk klasifikasi dan karakterisasi batuan intak Pengujian ini adalah salah satu pengujian
yang terpenting dalam mekanika batuan
(intact rock). Kuat tekan Uniaksial ( 𝜎𝑐 ) dapat untuk menentukan kekuatan batuan di
digunakan sebagai parameter klasifikasi untuk bawah tekanan triaksial.

kualitas batu utuh dan dapat digunakan dalam


kombinasi dengan hasil uji triaksial kompresi
dalam diagram Mohr untuk menentukan
parameter keruntuhan Mohr-Coulomb, yaitu
sudut geser () dan kohesi (c).

Gambar 6. Kondisi Tekanan Pada Pengujian


Triaksial (Eucalypto. 2014)

• Uji Cepat Rambat Gelombang Ultrasonik


Salah satu sifat dinamik batuan adalah cepat
rambat gelombang ultrasonik. Untuk
mengukur cepat rambat gelombang ultrasonik
pada sampel batuan dilakukan pada sampel
Gambar 3. Distribusi kondisi tegangan dan bentuk
pecahan kerucut didalam sampel batuan pada uji batuan yang akan diuji kuat tekan uniaksial dan
kuat tekan uniaksial (Rai, Kramadibrata dan
dilakukan sebelum pengujian kuat tekan
Wattimena 2012)
uniaksial.
• Point Load Index (PLI) • Uji Kuat Geserr Langsung.
Uji PLI dilakukan untuk mengetahui
Kuat geser batuan merupakan perlawanan
kekuatan (strength) contoh batu secara
internal batuan terhadap tegangan yang
tidak langsung di lapangan dengan bentuk
bekerja sepanjang bidang geser dalam batuan
perconto batuan, silinder atau tidak
tersebut, yang dipengaruhi oleh karakteristik
beraturan. Fracture Index dipakai sebagai
ukuran karakteristik diskontinuiti dan
intrinsik dan faktor eksternal. Pengujian kuat

didefinisikan sebagai jarak rata-rata fraktur geser langsung berfungsi untuk mengetahui
dalam sepanjang bor inti atau massa garis Coulomb's shear strength, kuat geser
batuan. (shear strength), sudut geser dalam (φ), serta
kohesi (C).
• Uji Kuat Tarik Tak Langsung (Brazzilian test)
Sifat mekanik batuan yang diperoleh dari
pengujian ini adalah kuat tarik batuan (𝜎𝑡 ). Ada

ARGA SATRIA TAMA 9


TUGAS III : REVIEW BOOK MAHTAB & GRASSO ARGA SATRIA TAMA: 212180017

dua metode yang dapat dipergunakan untuk dengan lingkaran Mohr yang mewakili keadaan
mengetahui kuat tarik contoh batuan di tegangan pada batuan. Geser dan tegangan
laboratorium, yaitu metode kuat tarik langsung normal, 𝜏, 𝜎 dari persamaan (4.1) terkait dengan
dan metode kuat tarik tak langsung. metode tekanan utama, 𝜎1, 𝜎3
1 1
kuat tarik tak langsung merupakan uji yang 𝜎 = (𝜎1 + 𝜎3 ) + (𝜎1 − 𝜎3 ) cos 2𝛽 (2a)
2 2
paling sering digunakan. hal ini disebabkan uji
ini lebih mudah dan murah daripada uji kuat 1
𝑟 = − (𝜎1 − 𝜎3 ) sin 2𝛽 (2b)
2
tarik langsung. salah satu uji kuat tarik tak
di mana 𝛽 adalah sudut antara 𝜎 dan
langsung adalah brazilian test.
tegangan utama utama, 𝜎1 .
D. ANALISIS DESAIN/STABILITAS
Kriteria umum untuk penggalian batuan Subtitusi 2 kedalam 1, didapatkan

mengacu pada kegunaannya dalam memenuhi 2𝑐 = (𝜎1 − 𝜎3 )(sin 2𝛽 − cos 2𝛽) − (𝜎1 +

tujuan desain: stabilitas jangka panjang di bawah 𝜎3 ) tan 𝜙 (3)

kondisi perkiraan, akses untuk penggunaan galian sehubungan dengan 𝛽 untuk memaksimalkan

yang dimaksudkan, dan keselamatan. Kriteria c, memberi

geomekanik (desain) spesifik dapat mencakup 𝛽 = 𝜋/4 + 𝜙/2 (4)

batas pada perkembangan runtuhan batuan dan kita mendapatkan bentuk "mekanika tanah"

tingkat dan laju deformasi batuan di sekitar yang familier dari kriteria Coulomb:
2𝑐 cos𝜙 1+sin 𝜙
penggalian. 𝜎1 = + 𝜎3 (5)
1−sin 𝜙 1−sin 𝜙

1) Kriteria Runtuhan Jaeger dan Cook (1979, halaman 96),


Istilah kriteria runtuhan dan kriteria yield, intersepsi kriteria pada sumbu 𝜎3 tidak mewakili
menggambarkan kondisi di mana batuan akan retak kekuatan tarik dari batuan. Bahkan, asumsi implisit
atau mencapai beban puncak. Dua kriteria (1) bahwa 𝜎 menjadi positif, mengharuskan
runtuhan yang terkenal dalam dua dimensi adalah 𝜎1 > 𝐶0 /2 (6)
kriteria Coulomb (1173), Mohr (1900), Griffith Oleh karena itu, hanya garis ABD pada gambar 3
(1924), dan Hoek-Brown (1980a); ini dijelaskan (b) yang mewakili kriteria. Untuk wilayah 𝜎3 > 0,
secara singkat di bawah ini. Paul (1961) menyarankan nilai pembatas, 𝜎𝐿 , dari
• Kriteria Coulomb 𝜎1
Kriteria runtuhan Coulomb (1773) 𝜎𝐿 = 𝐶0 [1 − 𝐶0 𝑇0 /4𝑐 2 ] (7)
menggambarkan kondisi runtuhan geser pada
batuan sebagai hubungan garis lurus antara
geser dan tegangan normal, T dan 𝜎, terkait
dengan bidang runtuhan.
|𝜏| = 𝑐 + 𝜎 tan 𝜙 (1)
di mana c adalah kohesi, atau kekuatan geser
yang melekat pada batu, 𝜙 adalah sudut Gambar 3. Kriteria Coulomb (a) bidang𝜎 − 𝜏 (b)
bidang 𝜎1 − 𝜎3
gesekan internal. Kritria biasanya diplot dalam
bidang 𝜎 - 𝜏, Gambar 4.l (a), bersama-sama

ARGA SATRIA TAMA 10


TUGAS III : REVIEW BOOK MAHTAB & GRASSO ARGA SATRIA TAMA: 212180017

• Kriteria Mohr Mengacu pada Gambar 5 (a), mencatat bahwa


Kriteria keruntuhan Mohr (1900) lebih umum kriteria Griffith dijelaskan oleh kurva parabola EDC,
daripada kriteria linier Coulomb, yaitu, yang bergabung dengan garis lurus CEA;
|𝜏| = 𝑓(𝜎) (8) persimpangan atau titik pembatas, C, terletak di
adalah kurva yang menyelimuti lingkaran Mohr 𝜎3 = −𝑇0 dan 𝜎1 = 3𝑇0 sedangkan titik awal A dari
(gambar 4) untuk berbagai kondisi tegangan (𝜎1 , bagian garis lurus diberikan oleh 𝜎3 = −𝑇0 , 𝜎1 =
𝜎3 ). Runtuhan "envelope" diperoleh dari hasil −𝑇0 .
percobaan dan, karenanya disebut kriteria
"empiris". Misalnya, gambar 4 menunjukkan ABD
envelope yang bersinggungan dengan berbagai
lingkaran tegangan seperti lingkaran dengan pusat
C dan jari-jari CB. Secara umum, envelope Mohr
cekung ke bawah. Dalam batas tersebut, envelope
dapat mengambil bentuk garis lurus (kriteria
Coulomb) atau parabola (kriteria Griffith). Gambar 5. Kriteria Griffith dalam dua dimensi. (a)
bidang 𝜎1 − 𝜎3 (b) bidang 𝜎 − 𝜏

3. RANCANGAN FINAL

Penggalian terowongan terdiri dari tindakan-


tindakan berikut: penggalian, penyanggaan rongga,
dan pemindahan tanah yang digali (mucking). Ini
Gambar 4. Envelope Mohr dibedakan antara penggalian konvensional (juga

• Kriteria Griffith disebut incremental atau siklik) dan penggalian


Griffith (1924) mengembangkan kriteria kontinu.
berdasarkan pada asumsi bahwa runtuhan akan A. RANCANGAN PENGGALIAN
terjadi di sekitar retakan mikro elips yang berlaku di 1) Penggalian Full Face dan Partial Face
batuan ketika tegangan tarik maksimum melebihi Penggalian full face adalah cara dimana seluruh
kekuatan batu. Jika 𝜎1 dan 𝜎3 adalah tekanan penampang terowongan digali secara bersamaan.
utama dan 𝑇0 adalah besarnya kekuatan tarik, maka Berbagai tipe penggalian partial face
kriteria Griffith dapat ditulis sebagai: • Eksplorasi: Lengkungan crown didirikan di
(𝜎1 − 𝜎3 )2 = 8𝑇0 (𝜎1 + 𝜎3 ) lubang samping sehingga menjaga settlement
untuk kecil.
𝜎1 + 3𝜎3 > 0 (9) Metode Terowongan Austria Lama: Metode ini
𝜎3 = −𝑇0
secara skematis direpresentasikan dalam gambar 6.
untuk
Fitur karakteristiknya adalah slot crown. Pekerjaan
𝜎1 + 3𝜎3 > 0 (10)
simultan di beberapa permukaan penggalian
memungkinkan kemajuan yang cepat.

ARGA SATRIA TAMA 11


TUGAS III : REVIEW BOOK MAHTAB & GRASSO ARGA SATRIA TAMA: 212180017

• Sidewall drift: Bagian samping digali dan


didukung terlebih dahulu. Berfungsi
sebagai penyangga untuk dukungan
crown, yang kemudian digali (gambar 10).

Gambar 6. Urutan penggalian dari Metode


Austria Lama

• Crown digali sebelum bench: Penyangga


sementara crown dengan shotcrete dapat
dipahami sebagai semacam jembatan
lengkung Ini menjelaskan mengapa penyangga
rentan terhadap settlement, yang menginduksi
settlement di permukaan tanah.

Gambar 10. Sidewall drift

Penggalian adalah proses melepaskan batu


menggunakan metode dan alat berikut:
• Hammer: Pneumatik dan hidrolik Hammer
Gambar 7. Top heading, bagian persilangan dan
longitudinal. 1: calotte, 2: bench dapat diterapkan pada batuan yang lemah dan
mencapai kinerja yang sebanding dengan bor &
ledakan. Selain itu, mereka menghindari
getaran yang disebabkan oleh bor & ledakan.

Gambar 8. Representasi skematis dari top heading

Gambar 11. Hidrolik hammer

Unconfined
Excavation
strength of the
capacity (m3/h)
rock (MPa)
40-50 40
Gambar 9. Konsep untuk menjelaskan dukungan dari crown. 70-80 26
Dukungan penggalian bertindak dengan cara yang sama seperti
lengkungan jembatan batu. Berat overburden terkonsentrasi di 80-100 20
abutment belakangnya

ARGA SATRIA TAMA 12


TUGAS III : REVIEW BOOK MAHTAB & GRASSO ARGA SATRIA TAMA: 212180017

• Excavator: Bucket backhoe yang booming


menggali batuan yang lemah, sementara ripper
tipis dan pahat hidraulik diterapkan setiap kali
inklusi batuan keras ditemukan. Excavator
dapat menunjukkan kinerja tinggi jika kekuatan
batu itu sedang, yaitu jika batu itu lunak atau
bersendi (RMR < 30). Ripping diterapkan untuk
RMR antara 30 dan 60. Kriteria lain untuk
penerapan ripping adalah kecepatan rambat
gelombang-P antara 1 dan 2 km/s.
Gambar 13. Roadheader (kanan)

• Tunnel boring machines (TBM): TBM berlaku


untuk batu dengan kekuatan sedang hingga
tinggi (50 < qu < 300 MN/m2) jika abrasivitasnya
tidak terlalu tinggi. TBM menggali bagian
terowongan dengan penampang melingkar
dengan cutter head berputar yang dilengkapi
Gambar 12. Excavator
dengan cutter disk.

• Roadheaders (pemotong boom): Alat ini • Drill & blast: Drill & blast pertama kali

digunakan untuk kekuatan batuan sedang dan diterapkan pada tahun 1627 oleh Tyrolean

untuk batuan laminasi atau terkekarkan. Cutter Kaspar Weindl di tambang perak di Bansk'a

dipasang pada lengan (boom) excavator dan Stiavnica (sebelumnya Schemmnitz, Slovakia).

memotong batu menjadi potongan-potongan Sangat cocok untuk hard rock (misal granit,

kecil. Dengan demikian, pengisian berlebihan gneis, basalt, kuarsa) serta untuk soft rock

dapat dibatasi dan batuan lepas dapat (misal marl, lempung, tanah liat, kapur).

dihindari. Yang harus dilakukan yaitu tindakan Dengan demikian, ini berlaku untuk batu

terhadap debu (penyedotan atau dengan sifat yang berbeda-beda. Selain itu, bor

penyemprotan air). Kekuatan yang dibutuhkan & ledakan bermanfaat untuk:

mesin motor meningkat seiring peningkatan 1. terowongan yang relatif pendek, di mana TBM

kekuatan batuan. tidak membayar


2. batu yang sangat keras
3. potongan melintang non-lingkaran.

ARGA SATRIA TAMA 13


TUGAS III : REVIEW BOOK MAHTAB & GRASSO ARGA SATRIA TAMA: 212180017

Gambar 14. TBM gripper; 1 Perisai, 2 segmen


lengkung, 3 annular erector, 4 peralatan Gambar 16. Pengeboran lanjutan. Posisi lubang
pengeboran untuk perbautan batu, 5 kanopi bor yang di rencanakan dan sesuai dengan
Shield, 6 gelagar Shield, 7 gripper keadaan dilapangan

B. RANCANGAN PENYANGGAAN
2) Pengeboran lubang ledakan
Penyanggaan diperlukan apabila berdasarkan
Pengeboran putar dan perkusi diterapkan
perhitungan massa batuan tidak mampu
untuk menggerakkan lubang ledakan dalam kisaran
menyangga dirinya sendiri agar lubang bukaan
diameter 17 hingga 127 mm (sebagian besar
tidak runtuh. Setiap jenis penyanggan massa
berukuran 40 mm) dengan laju pengeboran hingga
batuan hanya akan berfungsi dengan baik apabila
3 m/menit ke dalam batu. Posisi yang ditentukan,
disesuaikan dengan kondisi lokal massa batuan
orientasi, dan panjang lubang ledakan harus dijaga
di dalam terowongan. Dalam menentukannya
dengan tepat, oleh karena itu peralatan
harus memperhatikan faktor-faktor yaitu kondisi
pengeboran dipasang pada gerbong ban, yang
geologi, kelas dan tipe massa batuan, kondisi beban
disebut jumbo, dengan 2 - 6 booming (gambar
runtuh yang akan diterima penyangga, metode dan
1.13). Panjang lubang ledakan sesuai dengan
sifat penggalian, sifat dan kekuatan penyangga,
langkah awal (biasanya 1-3 m). Untuk mencapai
bentuk dan dimensi terowongan serta efisiensi
hasil ledakan yang baik, langkah awal tidak boleh
pemasangan penyanggaan atau penguatan (hoek
melebihi jari-jari kelengkungan minimum dari
et.al., 1995).
penampang terowongan (untuk pemotongan
Secara umum, penyanggaan terdiri atas dua
paralel, langkah maju bisa lebih lama).
macam yaitu:
1. Natural Support (Penyanggaan Alamiah)
2. Artificial Support (Penyangga Bantuan)

Gambar 15. Jumbo drill (juga disebut 'boomer')


ARGA SATRIA TAMA 14
TUGAS III : REVIEW BOOK MAHTAB & GRASSO ARGA SATRIA TAMA: 212180017

DAFTAR PUSTAKA
Bienawski Z.T. : “Rock Mechanics Design in Mining and Tunneling”, A.A. Balkema, Rotterdam, 1984.
Hoek, E., Kaiser, P. K., & Bawden, W. F. 1995. Support of Underground Excavation in Hard Rock
Mahtab, M.A., Grasso. O., “Geomechanics Prinsiples in the Design of Tunnels and Cavern in Rock”, Elsivier
Science Publications. BV., Amsterdam, 1992,
Koesnaryo, S. 1994. Diktat Kuliah Teknik Terowongan. Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi
Mineral UPN “Veteran” Yogyakarta: Yogyakarta
Rai, M. A., Kramadibrata, S, dan Wattimena, R. K., 2012, Mekanika Batuan, Penerbit ITB, Bandung.

ARGA SATRIA TAMA 15

Anda mungkin juga menyukai