Anda di halaman 1dari 27

TUGAS RESUME

TEKNIK TEROWONGAN

PERAN GEOMEKANIKA DALAM


PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH

OLEH:
MOH. SURIYAIDULMAN RIANSE
NPM 212180013

PROGRAM STUDI PASCASARJANA TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2019
Moh. Suriyaidulman Rianse
Rancangan Penggalian Bawah Tanah
212180013

PERAN GEOMEKANIKA DALAM


PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
OLEH: MOH. SURIYAIDULMAN RIANSE (212180013)

1. PENDAHULUAN konfirgurasi geologi. Oleh sebab itu rancangan


penggalian pada batuan harus memperhatikan
Terowongan dan gua umunya digali untuk kondisi geologi dan terutama kemungkinan
kebutuhan penambangan, sipil, dan resiko geologi. Setiap pendekatan rancangan
kebutuhan akses, transportasi, serta penggalian didalam batuan merupakan
tempat penyimpanan. Prinsip-prinsip kerjasama yang erat antara ahli mekanika
Geomekanik memberikan input kelayakan, batuan dan ahli geologi teknik. Rancangan
desain, konstruksi, dan stabilitas lubang penggalian didalam batuan membutuhkan
galian dalam jangka panjang. pertimbangan ekstra termasuk kondisi
geoteknik yang khusus.
Rancangan terowongan ditinjau dari
aspek mekanika batuan/geomekanika
Konsep rancangan sebuah lubang
mencakup aspek-aspek rencana untuk lokasi,
bukaan bawah tanah (underground openings)
menentukan ukuran dan bentuknya, orientasi
relatif suatu hal yang baru. Hal ini dikarenakan
dan tata-letaknya, metode penggalian,
masalah rancangan terowongan berbeda
pemilihan penyangga dan instrumentasi. Jadi
dengan rancangan struktur/bangunan.
peran geomekanika dalam suatu proses
Dalam rancangan teknik yang
rancangan penggalian bawah tanah adalah
konvensial, beban dari luar dikenakan adalah
memberikan data masukan dan analisis
yang pertama ditentukan, kemudian deskripsi
rancangan, mulai dari tahap rancangan awal
dari bahan dan kekuatannya serta karateristik
sampai rancangan final, berlanjut ketahap
deformasinya disesuaikan dengan geometri
operasional penggalian.
struktur yang dipilih. Dalam mekanika batuan,
Pada rancangan awal meliputi ekplorasi
perancang berhubungan dengan massa batuan
geoteknik, pengukuran in-situ, pengujian
yang alamiah/kompleks dan sifat-sifat material
laboratorium, dan analisis pemodelan atau
yang spesifik. Hal yang lebih penting dari pada
stabilitas. Tahap paling penting dan sulit ialah
pengenaan beban pada massa batuan adalah
penyusunan deskripsi kuantitatif atau
gaya-gaya yang dihasilkan oleh redistribusi dari
karakteristik massa batuan, karena hal ini
tegangan asli (original stress) akibat adanya
merupakan dasar dari seluruh analisis
suatu penggalian. Juga adanya beberapa
rekayasa, ekonomi, keselamatan, dan
kemungkinan jenis failure didalam struktur
penyusunan kontrak kerja.
batuan sehingga penentuan dari kekuatan dari

Teknik Terowongan 1
Moh. Suriyaidulman Rianse
Rancangan Penggalian Bawah Tanah
212180013

KONSEP
PENGGALIAN
BAWAH TANAH DATA PENYELIDIKAN

- Material handling
- Sumber data manusia - Rasionalisasi
- Peralatan PERENCANAAN - Studi kelayakan
- Kontraktual - Pembiayaan
- Aspek lingkungan

SISTEM
PENGGALIAN Masukan dari
Geomekanika

KRITERIA
RANCANGAN
- Eksplorasi geoteknik
- Pengukuran In-situ
Tidak RANCANGAN - Uji laboratorium
AWAL - Analisis permodelan/
stabilitas

SESUAI
KRITERIA?

Ya - Uji analiisi tambahan


- Rancangan penyanggaan
RANCANGAN - Rancangan Sistem
FINAL Penggalian

- Pemantauan perilaku massa


batuan
PENGGALIAN - Pemeriksaan kecukupan
penyangga
- Modifikasi rancangan jika
perlu
OPERASI

Gambar 1. Bagan Alir Proses Rancangan Penggalian Bawah Tanah

Pada tahap rancangan final meliputi uji dan analisis tambahan, rancangan penyanggaan, dan
rancangan meliputi uji dan analisis tambahan, rancangan operasional yaitu penggalian lubang bukaan,
untuk memperoleh data perilaku massa batuan disekitar zona penggalian perlu dilakukan pemantauan
(monitoring) perpindahan misalnya dengan borehole extensometer atau convergence-meter. Hal ini
dilakukan untuk sekali lagi memeriksa stabilitas sistem penyanggaan dan jika perlu melakukan
modifikasi rancangan.

Teknik Terowongan 2
Moh. Suriyaidulman Rianse
Rancangan Penggalian Bawah Tanah
212180013

Tabel 1. Persyaratan fungsional dari berbagai struktur bawah tanah

Struktur Bawah Tanah Persyaratan Fungsional Minimum

Mencegah runtuhnya dinding terowongan memberikan


kapasitas hidrolik, mampu mengalirkan tenaga efek hidrolik
Terowongan saluran air yang merugikan. Dinding terowongan harus disesuaikan
dengan kecepatan aliran dan dapat mecegah terjadinya
exfiltrasi, infiltrasi dan cavitasi.
Sama dengan terowongan air, tetapi harus tidak memiliki
belokan yang tajam dan perpotongan. Dinding terowongan
Terowongan untuk
harus mampu meminimalkan kehilangan tenaga baik karena
pembangkit listrik tenaga
hambatan hidrolik maupun hambatan florida.
air
Harus juga dapat dicegah timbulnya longsoran tanah
atau hidraulic jacking akibat infiltrasi air kedalam massa batuan.
Mencegah runtuhnya dinding terowongan. Mampu
Ruang penyimpanan memberikan ruang bawah tanah yang memadai tanpa terjadi
bawah tanah kehilangan atau kontaminasi atau penurunan kualitas bahan
(stronge cavem) yang disimpan.
Mampu mencegah terjadinya kemampuan lokomotif.
Mencegah runtuhnya dinding terowongan. Tersedia
sistem ventilasi, penerangan, dan penirisan yang cukup.
Terowongan kereta api
Tikungan dan kemiringan disesuaikan dengan kemampuan
lokomotif.
Mencegah runtuhnya dinding terowongan. Tersedia
sistem ventilasi dan penghisapan sisa gas buang kendaraan,
penerangan lampu. Tikungan dan kemiringan harus
Terowongan jalan raya
memperhatikan jarak pandang atau komunikasi antar
kenderaan. Kontruksi dindingnya hanya memerlukan sedikit
keperawatan.
Memberikan stabilitas horisontal dan vertikal. Mencegah
Sumuran vertikal
runtuhnya material kedalam sumuran. Terdapat sistem
(shaft)
ventilasi, penirisan, dan penerangan sejauh diperlukan.

Sedangkan menurut Sinha, langkah pertama didalam rancangan suatu struktur bawah tanah
adalah mengevaluasi persyaratan fungsional dari struktur bawah tanah dan kondisi lingkungan sebelum
dan sesudah kontruksi.
Pertimbangan-pertimbangan yang harus dipenuhi, harus dimasukkan ke dalam rancangan
karena tanpa melihat hasil dari metode rancangan, perancangan harus memenuhi peraturan-peraturan
dibidang pertambangan dan penerowongan seperti ventilasi, penerangan, transfortasi, penirisan,
penanganan bahan peledak dan lain-lainnya.

Teknik Terowongan 3
Moh. Suriyaidulman Rianse
Rancangan Penggalian Bawah Tanah
212180013

2. RANCANGAN AWAL memberitahukan para pelaksana akan


kondisi-kondisi yang mungkin timbul
Bagi perancang dan pembuat terowongan, selama konstruksi, sehingga memungkin
massa batuan atau tanah yang berada di untuk dapat mempersiapkan suatu
daerah penggalian terowongan merupakan rancangan yang lebih baik untuk
material kontruksi. Sehingga sangat perlu mengatasi persoalan-persoalan tersebut.
sekali diketahui dan dimengerti 4. Untuk menghilangkan kondisi-kondisi
karakteristik teknik dari massa batuan atau dari material yang tidak jelas untuk para
tanah tersebut. kontraktor atau pelaksana pada saat
menawar pekerjaan pembuatan
Pekerjaan penyelidikan lapangan yang
terowongan.
lengkap selalu dilakukan sebelum pembuatan
5. Mempersiapkan kondisi rancangan
terowongan. Pada beberapa proyek pembuatan
sehingga perubahan kondisi dapat
terowongan, penyelidikan lapangan ini terus
ditentukan secara adil selama konstruksi.
dilakukan hingga pada tahap konstruksi, jika
6. Untuk meningkatkan keamanan
hal ini dapat mendatangkan keuntungan secara
pekerjaan.
ekonomis bagi pemilik proyek.
7. Untuk mendapatkan pengalaman
Kondisi yang sulit dari massa batuan dan
bekerja dengan material, yang mana
tanah akan menyebabkan persoalan-persoalan
pada saatnya akan meningkatkan
kontruksi yang sulit pula. Oleh karena itu, hal
kualitas dari keputusan di lapangan
ini harus sudah ditentukan dan diperhitungkan
selama pekerjaan tahap konstruksi.
dalam suatu rancangan.
Untuk mencapai tujuan di atas, harus dilakukan
Penyelidikan lapangan untuk pembuatan
program penyelidikan lapangan yang baik dan
terowongan dilakukan untuk membantu dalam
lengkap.
menentukan kelayakan dan keamanan suatu
a. Eksplorasi Geoteknik
rancangan serta ekonomisnya proyek dalam
pembuatan terowongan tersebut. Penyelidikan geologi Teknik dalam
Lebih spesifik lagi, tujuan dari pembuatan terowongan ternyata diperlukan
dilakukannya penyelidikan lapangan dalam mulai dari awal hingga tahap pemasangan.
pembuatan terowongan adalah: Pada tahap ini termasuk studi geologi regional,
1. Untuk menentukan karakteristik fisik dari dimana studi geologi regional akan memberikan
material dimana terowongan tersebut gambaran tentang stratigrafi dan pola tektonik
dibuat. dari suatu provinsi geologi secara umum. Studi
2. Untuk mendapatkan parameter geologi regional ini merupakan studi literatur
rancangan dari tanah dan batuan yang dari studi-studi yang terdahulu.
spesifik. Penyelidikan geoteknik secara umum
3. Membantu didalam menentukan batas dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa
kepastian untuk proyek, dan

Teknik Terowongan 4
Moh. Suriyaidulman Rianse
Rancangan Penggalian Bawah Tanah
212180013

bukaan yang membentuk lereng terjal akan Teknik pengukuran untuk uji lapangan dan
menimbulkan resiko terjadinya longsor, ada- laboratorium (menurut Franklin, 1979).
pun longsor tersebut dipengaruhi oleh faktor -
1) Bidang "tes indeks" untuk karakterisasi
faktor geometri lereng, kekuatan massa
a) Diskontinuitas
batuan, struktur geologi, kondisi hidrogeologi
• Geometri; jumlah set, orientasi, jarak,
dan faktor dari luar. Untuk lereng bukaan yang
pe-rsistence, bukaan, kekasaran, ukuran
tinggi keseluruhan (overall) lebih dari 15 meter,
blok.
harus ada kajian/analisis geoteknik yang
• Karakteristik lain: pengisian, kekuatan
didukung hasil penelitian, yang me-nyatakan
dinding, RQD, rembesan.
bahwa bukaan tersebut dalam keadaan aman.
• Karakteristik lain: pengisian, kekuatan
Masalah lain yang ada dalam pengukuran
dinding, RQD, rembesan.
yang sifatnya signifikan dari massa batuan
b) Geophysical logging lubang bor
adalah kurangnya pemahaman antara insinyur
seca-ra geofisika, pembiasan
lapangan dan perancang mengenai variabel
seismik (lu-bang tunggal dan cross
apa yang sedang diukur, untuk tujuan apa, dan
hole), suhu, resistivitas, induksi, dan
dengan presisi apa. Konsekuensinya,
log sinar gamma.
pengambilan sampel yang tidak memadai dan
2) Field "tes desain"
kuantifikasi variabel, ketika dimasukkan ke
a) Deformabilitas: borehole Jack
model analitik atau numerik, menghasilkan
(fleksibel, rigid), uji jack fiat, uji plat
desain yang mungkin memiliki sedikit kemiripan
(surface, borehole), dan uji
dengan kenyata-an atau pengalaman teknik.
unaksial/triaksial in situ.
Saran yang muncul dari diskusi sebelumnya
b) Tes kekuatan geser (direct,
adalah bahwa program pengambilan sampel,
torsional).
pengukuran, dan pengujian harus mengha-
c) Aliran fluida: piezometric head,
silkan data yang dapat diukur, bersama dengan
permeabilitas, kecepatan aliran, dan
tingkat kepercayaan yang dapat diterjemahkan
path.
ke dalam hasil analisis cavity, yaitu perilaku
d) Penentuan stres: jack fiat, door
yang diprediksi dari bukaan bawah tanah.
stopp-er, sel strain-gage, gage tipe
Metodologi untuk mengukur sifat-sifat
USBM, gage CSIRO, dan rekahan
yang signifikan harus bergantung pada jenis
hidrolik.
proyek (yaitu, penggalian terowongan,
3) Field "tes kontrol kualitas”
repositori limbah nuklir, atau lainnya), sarana
a) Baut batuan(kabel) ketegangan dan
penggalian (konvensional, tunnel boring
uji jangkar
machine}, dan struktur massa batuan vis-a-vis
b) Shotcrete: penilaian visual, tes tarik,
ukuran cavity.
box mold tests, core tests.

Teknik Terowongan 5
Moh. Suriyaidulman Rianse
Rancangan Penggalian Bawah Tanah
212180013

4) Pemantauan lapangan Secara umum uji mekanika batuan insitu


a) Pergerakan: inclinometer; tilt meter, harus dapat memberikan informasi mengenai
ekstensometer borehole; meter beberapa hal seperti berikut:
konvergensi; perpindahan kekar& • Karakteristik deformasi massa batuan,
patahan; triangulasi, leveling, dan terutama untuk pembebanan dengan
survei offset. arah yang berbeda-beda baik untuk
b) Pengukuran lainnya: pemantauan pembebanan yang dilakukan dalam
getaran dan ledakan, tekanan waktu yang pendek maupun waktu yang
hidrolik, perubahan tegangan batu- panjang.
an, regangan pada lapisan dan steel • Karakteristik kekuatan massa batuan.
ribs. • Kondisi tegangan pada saat sebelum dan
5) Tes indeks laboratorium untuk sesudah penggalian (konstruksi).
karakterisasi • Karakteristik propagasi gelombang
a) Kadar air, porositas, void index, elastik dari massa batuan.
kepadatan. • Mendeteksi adanya anisotropi tegangan
b) Swelling pressure, swelling strain, dan regangan yang disebabkan oleh
daya tahan slake. struktur bangunan dan atau
c) Kekerasan, ketahanan terhadap heterogenitas batuan itu sendiri.
abrasi (uji Los Angeles), deskripsi • Angka kelulusan (kebocoran) dari massa
petrografi. batuan, variasi maupun cara
d) Uji uniaksial untuk kekuatan te-kan pengontrolannya baik selama atau
dan moduli (E, v). sesudah konstruksi.
e) Schmidt hammer rebound dan point • Pengamatan pergerakan massa batuan
load index. sesudah pengga1ian.
6) Laboratorium "tes desain" Beberapa uji mekanika batuan insitu
a) Kekuatan tarik (langsung dan yang sering dilakukan untuk pembuatan
Brasil), kekuatan triaksial, dan uji terowongan, secara garis besar seperti berikut
geser langsung. ini:
b) Permeabilitas 1) Uji kelulusan air (kebocoran dari massa
c) Tergantung waktu dan sifat plastik. batuan)
2) Pengukuran tegangan insitu
b. Pengukuran In-Situ • Metoda “Rossete Deformasi”
• Metoda “Flat-Jack”
Uji mekanika batuan insitu dimaksudkan
• Metoda “Overcoring”
untuk mengetahut sifat-sifat mekanik massa
• Metoda “Hydraulic Fracturing”
batuan secara globa1 dan pada zone zona
3) Uji deformasi massa batuan
tertentu dimana kondisi geologinya
• Plate Loading Test
menunjukkan kurang baik.

Teknik Terowongan 6
Moh. Suriyaidulman Rianse
Rancangan Penggalian Bawah Tanah
212180013

• Radial Jacking Test 3) Uji Sifat Mekanik


4) Uji kuat tekan uniaksial • Uji Kuat tekan dan Deformasi,
5) Uji triaksial menentukan kuat tekan (σ) dari perconto
6) Pengamatan pergerakan massa batuan batuan dan hubungan tegangan-
• Pengamatan Konvergensi regangan, Modulus Young € dan Nisbah
(Perpindahan Relatif) Poisson (v).
• Pengamatan Ekstensometer • Uji Kuat Tarik Tidak Langsung (Brazillian
(Perpindahan Relatif) Test), menentukan kuat Tarik perconto
batuan secara tidak langsung.
c. Uji Laboratorium • Uji Gesesr Langsung, menentukan kuat
geser puncak dan kuat geser sisa dari
Pengujian laboratorium untuk perconto
perconto batuan, yang diambil dari suatu
batuan sangat diperlukan dalan studi mekanika
massa batuan berkekar atau berlapis.
batuan, dengan pengujian ini memungkinkan
• Uji Triaksial, menentukan harga kohesi
kita untuk melakukan penelitian mengenai
dan sudut geser dalam dari perconto
perilaku batuan dalam kondisi yang berbeda
batuan.
dari aslinya, misalnya perilaku batuan di bawah
tekanan dan suhu seperti yang dikehendaki d. Analisis Stabilitas

dalam perencanaan.
Kriteria umum untuk penggalian batuan
Beberapa uji mekanika batuan di
mengacu pada kegunaannya dalam memenuhi
laboratorium yeng sering di1akukan dalam
tujuan desain: stabilitas jangka panjang di
perencanaan terowongan adalah sbb.
bawah kondisi perkiraan, akses siap untuk
Petrografi.
penggunaan galian yang dimaksudkan, dan
1) Uji Petrografi
keselamatan masyarakat. Kriteria geomekanik
Uji petrografi dari perconto batuan untuk
(desain) spesifik dapat mencakup batas pada
keperluan keteknikkan meliputi penentuan
perkembangan keruntuhan batuan dan tingkat
kandungan mineral, jumlah dan penyebaran
serta laju deformasi batuan di sekitar
serta tingkat ubahanya (alteration), tekstur,
penggalian.
ukuran butir dan beberapa parameter yang
1) Kriteria Runtuhan
berhubungan dengan rekayasa teknik yang
Kriteria keruntuhan dan kriteria hasil,
tidak dapat ditentukan dengan pengamatan
menggambarkan kondisi di mana batuan akan
megaskopis.
patah atau mencapai beban puncak. Kriteria
2) Uji Sifat Fisik
keruntuhan yang terkenal dalam dua dimensi
Menentukan sifat fisik perconto batuan,
adalah kriteria Coulomb (1173), Mohr (1900)
antara lain bobot isi (γ), specific grafity (Gs),
dan Griffith (1924); yang dijelaskan secara
porositas (n), kadar air (wn) dll.
singkat di bawah ini.

Teknik Terowongan 7
Moh. Suriyaidulman Rianse
Rancangan Penggalian Bawah Tanah
212180013

a) Kriteria Coulomb σL = C0 [1-C0 T0/4c2] (7)


Kriteria runtuhan Coulomb (1773)
menggambarkan kondisi runtuhan geser pada
batuan sebagai hubungan garis lurus antara
geser dan tegangan normal, T dan σ, terkait
dengan bidang runtuhan.
|τ|=c +σ tan ϕ (1)
di mana c adalah kohesi, atau kekuatan geser
yang melekat pada batu, ϕ adalah sudut Gambar 2. Kriteria Coulomb (a) bidang 𝜎 - 𝜏
gesekan internal. Kritria biasanya diplot dalam (b) bidang σ1 - σ3

bidang σ - τ, Gambar 4.l (a), bersama-sama


dengan lingkaran Mohr yang mewakili keadaan b) Kriteria Mohr

tegangan pada batuan. Geser dan tegangan Kriteria keruntuhan Mohr (1900) lebih

normal, τ, σ dari persamaan (1) terkait dengan umum daripada kriteria linier Coulomb, yaitu,

tekanan utama, σ1, σ3 |τ|=f(σ) (8)

σ=1/2 (σ1+σ3) + 1/2 (σ1-σ3) cos2β (2a) adalah kurva yang menyelimuti lingkaran Mohr

r=-1/2 (σ1-σ3) sin2β (2b) (Gbr. 3) untuk berbagai kondisi tegangan (σ 1,

di mana β adalah sudut antara σ dan tegangan σ3).

utama utama, σ1. Runtuhan "envelope" diperoleh dari hasil

Subtitusi 2 kedalam 1, didapatkan percobaan dan, karenanya disebut kriteria

2c = (σ1-σ3) (sin2β-cos2β)-(σ1+σ3)tanϕ (3) "empiris". Misalnya, Gambar 4.2 menunjukkan

sehubungan dengan β untuk memaksimalkan c, ABD envelope yang bersinggungan dengan

memberi berbagai lingkaran tegangan seperti lingkaran

β=π/4+ϕ/2 (4) dengan pusat C dan jari-jari CB. Secara umum,

kita mendapatkan bentuk "mekanika tanah" envelope Mohr cekung ke bawah. Dalam batas

yang familier dari kriteria Coulomb: tersebut, envelope dapat mengambil bentuk

2c.cosϕ 1+sinϕ garis lurus (kriteria Coulomb) atau parabola


σ1 = + σ3 (5)
1−sinϕ 1−sinϕ (kriteria Griffith).

Jaeger dan Cook (1979, halaman 96), intersepsi


kriteria pada sumbu σ3 tidak mewakili kekuatan
tarik dari batuan. Bahkan, asumsi implisit (1)
bahwa σ menjadi positif, mengharuskan
σ1 > C0/2 (6)
Oleh karena itu, hanya garis ABD pada Gambar
4.l (b) yang mewakili kriteria. Untuk wilayah
σ3>0, Paul (1961) menyarankan nilai Gambar 3. Envelope Mohr
pembatas, σL, dari σ1

Teknik Terowongan 8
Moh. Suriyaidulman Rianse
Rancangan Penggalian Bawah Tanah
212180013

c) Kriteria Griffth menyertakan ketahanan struktur yang tersedia


Griffith (1924) mengembangkan kriteria terhadap kondisi pembebanan yang
berdasarkan pada asumsi bahwa runtuhan diberlakukan].
akan terjadi di sekitar retakan mikro elips yang Definisi FK yang berguna sampai
berlaku di batuan ketika tegangan tarik sekarang ini mengasumsikan nilai rata-rata R
maksimum melebihi kekuatan batu. Jika σ1 dan dan S untuk mewakili dan membutuhkan nilai
σ3 adalah tekanan utama dan T0 adalah FK yang ditentukan sebelumnya atau
besarnya kekuatan tarik, maka kriteria Griffith ditentukan untuk memastikan reliabilitas
dapat ditulis sebagai: struktur.
(σ1 - σ3)2 = 8T0 (σ1 + σ3) untuk Ketidakcukupan faktor keamanan
σ1 +3σ3 > 0 (9) konvensional untuk desain struktural telah
σ3 = -T0 untuk σ1 + 3σ3 > 0 (10) dibahas oleh berbagai penulis, termasuk:
Mengacu pada Gambar 4 (a), kami mencatat Kececioglu dan Cormier (1964), Haugen
bahwa kriteria Griffith dijelaskan oleh kurva (1968), Hasofer dan Lind (1974), Baecher
parabola EDC, persamaan (9) yang bergabung (1982); Priest dan Brown (1983), dan
dengan garis lurus CEA, persamaan (10); Ramachadran dan Hosking (1985).
persimpangan atau titik pembatas, C, terletak Dalam geomekanik, banyak perhatian
di σ3=-T0 dan σ1 = 3T0 sedangkan titik awal A telah difokuskan pada keamanan dan stabilitas
dari bagian garis lurus diberikan oleh σ3 = -T0, lereng batuan.
σ1 = -T0.

Gambar 4. Kriteria Griffith dalam dua dimensi. Gambar 5. Baji sederhana meluncur pada
(a) bidang σ1 - σ3 (b) bidang σ – 𝜏 kekar dengan kemiringan rata-rata, α, dan
dengan kemiringan pada i terhadap bidang
2) Faktor Keamanan kekar rata-rata (aiter Baecher, 1982).

Definisi faktor keamanan (FK)


Istilah, faktor keamanan,
konvensional dan langsung adalah rasio
mengasumsikan konotasi yang sedikit berbeda
kekuatan rata-rata (pemerintahan), atau
dalam desain dan penggalian bukaan tambang.
resistansi, R̅, terhadap TEGANGAN rata-rata
Kecuali dalam kasus pembukaan jangka
(governing), S̅.
panjang yang relatif (digunakan untuk akses,
FK = (R̅)/(S̅)
pengangkutan, dan ventilasi), ekonomi
[Catatan: bahwa istilah kekuatan dan
tambang menunjukkan FK mendekati 1.0.
tegangan harus dilihat dalam arti luas untuk
Metode penambangan tertentu (seperti caving

Teknik Terowongan 9
Moh. Suriyaidulman Rianse
Rancangan Penggalian Bawah Tanah
212180013

blok dan longwall mining) membutuhkan FK secara signifikan pasca hidrasi. Hingga dua
kurang dari 1.0 agar caving dapat terjadi. Drift tahun, shotcrete meningkat sekitar 50%.
atau produksi permukaan disediakan dukungan Kekuatan beton yang disemprot, dengan cepat
untuk mencapai FK lebih besar dari 1. Nilai meningkat seiring waktu sebagai berikut:
operasi aktual FK sebagian besar tidak Usia Kekuatan (N/mm2)
6 menit 0.2 – 0.5
diketahui dan, sekali lagi probabilitas runtuhan
1 jam 0.5 – 1.0
tidak dipertimbangkan. 24 jam 8 – 20
7 hari 30 - 35

3. RANCANGAN FINAL
PENGGALIAN Ada dua metode untuk penyemprotan
shotcrete:
Pada tahap rancangan final meliputi
Campuran kering: semen kering dan
rancangan penyanggaan dan rancangan
agregat diangkut secara pneumatik, air
operasional yaitu penggalian lubang
ditambahkan ke nozzle.
bukaan, untuk memperoleh data perilaku
Keuntungan dari campuran kering:
massa batuan disekitar zona penggalian
• Mesin lebih kecil dan lebih murah
perlu dilakukan pemantauan (monitoring)
• Berhenti dan memulai kembali
perpindahan misalnya dengan borehole
shotcreting lebih sederhana
extensometer atau convergence-meter.
• Jarak pengangkutan lebih lama (hingga
Hal ini dilakukan untuk sekali lagi
150 m)
memeriksa stabilitas sistem penyanggaan
• Dosis aditif yang lebih tepat
dan jika perlu melakukan modifikasi
• Beton yang lebih baik (memompa
rancangan.
campuran basah membutuhkan kadar air

a. Rancangan Penyanggaan yang lebih tinggi)


• Kadar air dapat dikurangi secara manual,
1) Shotcrete
misalnya saat penyemprotan bagian
Yang membedakan shotcrete (atau
yang basah
'beton yang disemprotkan') dari beton cor
bukanlah kekuatan hasil akhir tetapi proses
penempatannya. Dalam penerowongan,
shotcrete diterapkan (i) untuk menutup
permukaan yang baru terbuka (dengan
ketebalan 3 sampai 5 cm) dan (ii) untuk rongga Gambar 6. Nozzle campuran kering

dari penyangga. Campuran basah: beton siap pakai

Hingga 28 hari, kekakuan dan kekuatan dipompa ke nozzle, yang mana beton tersebut

shotcrete berkembang kira-kira sama seperti didorong oleh udara terkompresi. Karena

pada beton cor. Setelah itu, dengan peningkatan bobot nozzle, campuran basah

kelembaban yang cukup, kekuatan meningkat lebih baik disemprot dengan robot (gambar 7).

Teknik Terowongan 10
Moh. Suriyaidulman Rianse
Rancangan Penggalian Bawah Tanah
212180013

Keuntungan dari campuran basah: dengan demikian mengurangi konsistensi


• Mengurangi produksi debu shotcrete. Untuk memperoleh ikatan yang
• Mengurangi rebound memadai, target permukaan (batu atau lapisan
• Mengurangi penyebaran dari sifat beton shotcrete sebelumnya) harus dibersihkan dan
• Kapasitas yang lebih tinggi dilembabkan dengan tepat. Ini diperoleh
dengan menyemprotkan udara dan/atau air.
Produksi debu, rebound, dan keberadaan
bahan etsa menyebabkan pekerjaan shotcret
menjadi sulit, yang dapat dimekanisasi dengan
menggunakan robot dan lengan spaying yang
dikendalikan dari jarak jauh. Ide yang tepat
untuk mengurangi rebound adalah rollover
Gambar 7. Penyemprotan beton – mode shutterbelt. Ide lain adalah mengganti udara
campuran basah
bertekanan dengan sentrifugal tergelincir
dalam shotcret.
Penampang melintang yang digali ≥ 20 cm
hingga 50 m2
Penampang melintang yang digali ≥ 25 cm
antara 50 dan 100 m2
Cross-overs, shaft 15 cm
Tabel 2. Ketebalan biasa dari lapisan shotcrete
Tergantung pada pelepasan, shotcrete
disemprotkan dari jarak 0,5 hingga 2 m, tegak
lurus ke dinding, dalam lapisan hingga 4 cm
(pada dinding vertikal) dan ketebalan 2 hingga
Gambar 8. Shutterbelt rollover
3 cm (di atap). Pemeliharaan harus dilakukaN
Penutupan shotcrete dari permukaan
untuk penguatan shotcrete, yaitu untuk
batu yang baru digali juga diterapkan dengan
menghindari 'bayangan'. Karena kecepatan
TBM. Dalam hal ini shotcrete disemprotkan di
impact yang tinggi (20 - 30 m/detik), pantulan
dalam tudung (gambar 9)
biasanya berjumlah 15 - 30% untuk dinding
vertikal dan 25 - 40% untuk atap dan sebagian
besar terdiri dari butiran kasar. Agregat
shotcrete adalah ∅ ≤ 16 mm, dan diameternya
tidak boleh melebihi 1/3 dari ketebalan lapisan.
Rebound dapat dikurangi dengan
meningkatkan bagian butiran halus, misalnya
dengan menambahkan semen atau silika yang
berbau tajam (bubuk SiO2). Spesifik
Gambar 9. Tudung shotcrete dalam TBM dari
permukaan tinggi yang terakhir menarik air dan
dasar terowongan Loetschberg

Teknik Terowongan 11
Moh. Suriyaidulman Rianse
Rancangan Penggalian Bawah Tanah
212180013

Gambar 12. Pengembangan jangkar


Gambar 10. Robot shotcrete
2) Koneksi batu yang berdekatan
Koneksi, yaitu transfer gaya antara
penguatan dan batuan di sekitarnya, dapat
dicapai secara mekanis atau melalui grout
(mortar semen). Koneksi mekanis dapat dimuat
segera setelah pemasangan, terdiri dari:
Gambar 13. Sistem rongga jangkar
Baji: irisan Baji ditempatkan di ujung lubang
bor. Baji dapat dipindahkan ke arah longitudinal
dengan Penumbukan ('lubang and jangkar baji',
gambar 11) atau dengan merotasi thread
('lapisan jangkar mengembang', gambar 12)
Gambar 14. Jangkar Swellex
sedemikian rupa sehingga mereka memberikan
Rockbolt Grout: Celah bundar antara rebar
gaya penahan (yang merupakan tempat batang
dan dinding lubang bor diisi dengan semen atau
berlubang) untuk pegangan ke batu. Transmisi
grout. Sebelum memasang, lubang bor harus
gaya terkonsentrasi hanya dimungkinkan pada
benar-benar dibasahi dengan air atau udara
batuan yang cukup keras (kekuatan kompresi >
untuk memastikan permukaan batu yang
100 MPa).
bersih. Juga harus dipastikan bahwa batu
tersebut tidak mengandung kekar yang terbuka
lebar yang dapat menyebabkan grout hilang.
Ini dapat dihindari dengan menggunakan isian
geotekstil dari grout (gambar 2.14). Semen
Gambar 11. Slot dan jangkar baji
(mortar) terdiri dari pasir dan semen yang
Rockbolt baja tubular: Kontak di seluruh
dinilai baik dengan perbandingan antara 50/50
panjang baut didapatkan oleh ekspansi baja
dan 60/40. Untuk mendapatkan kekuatan yang
tubular (juga disebut jangkar berongga)
cukup, rasio air terhadap semen harus ≤ 40%.
terhadap dinding lubang bor. Perluasan itu
Resin sintetis mengeras sangat cepat (2-
elastis (gambar 13) atau dicapai dengan
30 menit) saat polimerisasi ketika dicampur
tekanan air ('Swellex' rockbolt oleh Atlas Copco,
dengan katalis. Kedua komponen disuntikkan
gambar 14). Gaya geser ditransfer ke batu
atau dimasukkan ke dalam lubang bor di dalam
dengan gesekan.

Teknik Terowongan 12
Moh. Suriyaidulman Rianse
Rancangan Penggalian Bawah Tanah
212180013

kartrid yang kemudian meledak dengan penerowongan Belgia yang lama) selama
memasukkan rebar. pembangunan jaringan jalan kereta api bawah
Mortar semen dapat diperkenalkan tanah di Madrid (gambar 16 dan 17).
dengan beberapa cara:
• Grout dimasukkan kedalam celah antara
rebar dan dinding lubang bor
• Tabung berlubang yang diisi dengan
mortar ditempatkan ke dalam lubang
bor. Pengenalan jangkar berikutnya
(melalui pukulan palu) mortar diimpitkan Gambar 16. Penebangan pada pembangunan
jaringanjalan kereta api bawah tanah di
ke ruang kosong yang tersisa Madrid (2000)
('perfobolt').
• Jangkar 'self-boring' atau 'self-drilling'
(SDA): batang adalah tabung baja
berdiameter 42 - 130 mm yang
digerakkan ke dalam batu dengan
peralatan pengeboran rotasi perkusi,
flush, dan mata bor. Panjang standar
bervariasi antara 1 dan 6 m. Dua batang
dapat dihubungkan dengan skrup. Grout Gambar 17. Penebangan pada pembangunan
mortar terjadi melalui tabung dengan jaringanjalan kereta api bawah tanah di
Madrid (2000)
tekanan hingga 70 bar.

Gambar 18. Pembangunan lapisan bricked,


Gambar 15. Rod jangkar dalam penahanan terowongan Lötschberg
geotekstil 4) Forepoling
3) Kayu
Jika kekuatan tanah sangat rendah
Pada awal pembuatan terowongan, kayu
sehingga ruang yang digali tidak stabil bahkan
adalah satu-satunya cara untuk dukungan
untuk waktu yang singkat, dukungan pra-
sementara (gambar 18). Kayu telah digunakan
penggerak diterapkan sedemikian rupa
secara sistematis (sesuai dengan metode
sehingga terjadi peningkatan galian di bawah

Teknik Terowongan 13
Moh. Suriyaidulman Rianse
Rancangan Penggalian Bawah Tanah
212180013

perlindungan kanopi yang digerakkan hanya bertindak sebagai beam dan tidak
sebelumnya. membentuk lengkungan.
Metode Perforex: Metode ini juga disebut
'metode pra-pemotongan slot perifer' atau
'sciage' (menggergaji). Slot periferal dipotong
menggunakan gergaji mesin yang dapat
bergerak (pemotong slot) yang dipasang pada
rig. Slot individu memiliki kedalaman hingga 5
m dan ketebalan antara 19 dan 35 cm.

Gambar 19. Rig forepoling khusus, Rotex Grouting: Grouting memiliki banyak aplikasi

Metode forepoling adalah mendorong lembaran dalam penerowongan.

baja setebal 5 hingga 7 mm hingga 4 m di luar


permukaan tanah atau batang baja sepanjang
1,5 hingga 6 m (disebut spile) dengan jarak 30
hingga 50 cm.

Gambar 21. Perforex forepoling

Gambar 20. Forepoling, secara skematis


b. Rancangan Penggalian
Spiling: Metode ini terdiri dari mengebor
kanopi spile, misal Batang baja atau permukaan Subjek pembangunan terowongan dan

pipa. Panjang tipikal adalah 4 m. Untuk rongga bawah tanah memang luas. Tujuan

memberikan gambaran 40-45 tabung, ∅ 80-200 kami di sini adalah untuk memperkenalkan

mm, masing-masing sepanjang 14 m, teknik penggalian batuan, membahas prinsip-

memungkinkan gerak maju total 11-12 m (2-3 prinsip geomekanis yang digunakan dalam

meter terakhir berfungsi sebagai penyangga konstruksi bukaan, dan meninjau berbagai

kanopi). teknik kontrol tanah yang saat ini dipraktikkan.

Atap pipa: Metode ini mirip dengan spiling 1) Penggalian batuan

dengan satu-satunya perbedaan yaitu tabung Berikut ini adalah gambaran teknik

baja atau beton berdiameter besar (> 200 mm) penggalian pada batuan (pengeboran,

didongkrak ke tanah di atas ruang yang akan peledakan dan mekanika) dan pendekatan

digali. Diameter yang lebih besar memberikan untuk menggali tanah lunak.

daya dukung yang lebih besar. Tabung baja

Teknik Terowongan 14
Moh. Suriyaidulman Rianse
Rancangan Penggalian Bawah Tanah
212180013

a) Penggalian Batu dengan bor yang tepat dan jenis potongan (bakar atau
pengeboran dan peledakan sudut) yang akan digunakan untuk putaran.
Terlepas dari munculnya ekskavator b) Penggalian Batu oleh mesin
mekanis (roadheader dan TBM) pada 1950-an, Penggalian massa batuan dengan mesin
prosedur pengeboran dan peledakan memberikan alternatif yang menarik untuk
konvensional paling umum dalam menggali pengeboran dan peledakan dengan
lubang di batu. Metode konvensional mungkin mengurangi gangguan pada batuan di sekitar
juga lebih sesuai dalam kondisi berikut: penggalian. Dua jenis utama mesin penggali,
• batu yang sangat kuat roadheader dan mesin bor terowongan, TBM.
• Kondisi tanah sangat bervariasi • Roadheader
• Dimensi variabel seperti di dalam gua Mesin tunneling tipe boom, atau
selain terowongan roadheader, memberikan alternatif penggalian
• Panjang (S) bukaan (S) terbatas konvensional pada batuan yang relatif lunak.
Operasi dasar dalam penggalian Roadheaders pertama kali digunakan di Eropa
konvensional dari bukaan bawah tanah: Timur pada akhir 1950-an untuk penambangan.
pengeboran, peledakan, penyedotan, dan Penggunaannya kemudian menyebar untuk
pengangkutan batu yang dibahas oleh Jacobs penerowongan di Eropa dan Amerika Utara.
(1973); garis besar prosedur pengeboran dan Deskripsi berikut diadaptasi dari Bougard
peledakan berikut diadaptasi dari diskusi oleh (1984), Kogelmann dan Schenck (1982), dan
Jacobs. Pola lubang bor di setiap "putaran" Whittaker dan Frith (1990).
yang akan diledakkan akan tergantung pada Roadheader terdiri dari kepala
ukuran terowongan (kecil, sedang, besar). pengeboran dan pemotongan yang melekat
Pengeboran lubang ledakan umumnya pada satu atau lebih lengan yang dapat
dilakukan oleh mesin pakan otomatis atau dinegosiasikan secara horizontal maupun
"drifters" di terowongan sedang-besar. Ini vertikal. Lengan dipasang pada basis roda
adalah praktik umum untuk memperkirakan bertenaga sendiri. Kepala dapat berbalik sumbu
jumlah lubang yang perlu dibor dan kemudian lengan (pemotongan radial) atau putaran
menyediakan jumlah latihan yang cukup seperti sumbu yang tegak lurus dengan lengan
bahwa jumlah rata-rata lubang/bor/ putaran (pemotongan melintang), yang terakhir
tidak melebihi 8 hingga 10. biasanya memberikan rasio bobot / kekuatan
Jumlah lubang aktual yang diperlukan yang lebih baik (Bongard, 1984). Batas atas
untuk memuat bahan peledak per putaran dari kuat tekan batuan yang tidak terbatas
berdasarkan pada desain teoritis dari putaran diperkirakan sekitar 120 MPa (Kogelmann dan
tertentu serta pada karakteristik mekanika Schenck, 1982).
batuan. Beberapa uji coba lapangan umumnya • Mesin bor terowongan
diperlukan untuk menentukan jumlah lubang TBM digunakan untuk menggali seluruh
wajah dari lubang (paling sering melingkar

Teknik Terowongan 15
Moh. Suriyaidulman Rianse
Rancangan Penggalian Bawah Tanah
212180013

pada bagian melintang) dalam satu lintasan. memiliki (1) cutterhead dengan elemen
Ada banyak contoh penggunaan TBM untuk mekanis untuk memecahkan batu, (2)
penggalian bore pilot yang lebih kecil, bagian perangkat (biasanya tipe ember) untuk
akhir yang diperbesar, yang diperoleh dengan mengambil batu yang pecah, dan (3) anggota
penggalian konvensional atau, kadang-kadang struktural yang tidak berputar dan kemudi
dengan TBM reaming. mekanisme.
Cox (1973) membahas tiga jenis TBM:
jumbo, shield, dan gripper. Semua jenis
Tabel 3. Klasifikasi formasi berdasarkan karakteristiknya untuk penerowongan (menurut Thon, 1982).
Klasifikasi UCS* Tipikal Formasi
Soft Ground Uncanented deposits of clay, silt, sarrl and gravel,
possibly saturated, marl.
Soft Rock Kurang dari 55 Shale, tuff, claystone, sandstone.
Medium Hard Rock 55 sampai 170 Some basalt, granite, and andesite average sandstone
and limestone; dolomite, chalk, rhyolite, gneiss, schist.
Hard Rock Lebih dari170 Some basalt, granit and andesite; well-cementd
sandstone and limestone; marble, diorite, quartzite,
argillite.
*
dikonversi dari psi ke MPa dibulatkan ke kelipatan terdekat dari 5.

Mesin jumbo digunakan pada batu lunak umum untuk mengklasifikasikan formasi batuan
untuk terowongan berdiameter 7,5 hingga 12 untuk tunneling, berdasarkan kekuatan
m. Cutterhead pada bagian ujung sisi tekannya yang tidak terbatas, diberikan pada
pendukung yang menyerupai mesin shield Tabel 2. (menurut Thon, 1982).
konvensional: bor ini terdiri dari shield
2) Penggalian tanah lunak
konvensional dengan lengan dorong dan sistem
Tanah lunak terdiri dari lapisan plastik
erektor. Pemotong dan anggota pendukungnya
dari material geologi; kerikil, pasir, dan bahan
terdapat di dalam perisai. Mesin-mesin ini lebih
tanpa kohesi lainnya; atau material swelling.
umum diterapkan dalam formasi tanah atau
Masalah utama dalam menerobos tanah seperti
dalam situasi yang memiliki permukaan tanah
itu adalah tanah itu biasanya melemah dan
yang bervariasi atau bercampur.
cenderung tenggelam ke dalam fenomena yang
Mesin gripper: mesin ini dirancang untuk
disebut "dekompresi" (Bougard, 1984) masalah
digunakan pada batu yang kompeten. Dinding
yang menjadi lebih parah di hadapan air. Oleh
terowongan harus mampu menerima gripper
karena itu, penghapusan dekompresi
atau gaya dorong dinding yang diperlukan
mengambil prioritas pertama dan dilakukan
untuk menghasilkan gaya dorong TBM.
dengan metode berikut.
Sejumlah variabel yang disarankan oleh
Metode yang lebih baru dan lebih
Cox (1973) untuk penginputan ke persamaan
canggih melibatkan berbagai cara yang lebih
fleksibilitas untuk TBM adalah: drillability,
efisien untuk mengatasi dekompresi. Bougard
abrasiveness, dorongan, kecepatan rotasi,
penghilangan cutting, dan perawatan. Panduan

Teknik Terowongan 16
Moh. Suriyaidulman Rianse
Rancangan Penggalian Bawah Tanah
212180013

(1984) membahas teknik yang tercantum di semua barang, alat, dan pekerja harus
bawah ini. menjauh. Setelah peledak selesai, asap
• Perbaikan tanah (untuk menghilangkan dan gas disedot keluar dengan
rembesan dan meningkatkan sifat perlengkapan pipa ventilasi, baru setelah
mekanik) udara bersih, pekerja boleh kembali
• Penggunaan material baru (mis., Baja, ketempat, untuk membuang hasil
beton) ledakan dari dalam terowongan
• Ground recompression (menggunakan
jack hidrolik) 2) Fore-Polling Method
• Segmen lapisan pracetak Untuk tanah yang mudah runtuh, pada
• Penggunaan pelindung (untuk keamanan bagian atas galian digunakan ―forepolling
dan kecepatan) method” yaitu dari dua steel support yang
• Pra pemotongan mekanis (lengkungan sudah dipasang, ditancapkan atau diletakkan
precut diisi dengan shotcrete sebelum balok-balok kayu atau besi kedepan
melanjutkan dengan penggalian) secukupnya baru melakukan penggalian untuk
• Presupport dengan lengkungan payung daerah steel support berukutnya. Balok-balok
dari tabung logam grout. tersebut sementara akan berfungsi menahan
atap tanah secara kantilever sampai balok
4. TAHAPAN PENGGALIAN DAN tersebut didukung oleh dua steel suport.
PEMANTAUAN
Metode ini biasanya untuk tanah yang daya

a. Tahapan Penggalian kohesinya rendah seperti pasir dan gravel.


Pada umumnya cara penggalian
3) Menggunakan Shield Baja
terowongan dapat dilakukan dengan cara
Penggalian dengan menggunakan shield
sebagai berikut:
biasanya untuk tanah lunak yang tidak stabil.
1) Cara Konvensional
Shield ini ditancapkan ketanah dengan bantuan
• Untuk tanah yang keras tetapi cukup
jack dengan landasan steel support yang telah
stabil, terowongan digali dengan tenaga
dipasang. Adakalanya shield dapat dilengkapi
manusia dengan menggunakan alat-alat
dengan sistem dewatering.
seperti snaper/rockdrill/belincong.
Segera setelah penggalian selesai tanah 4) Menggunakan Mesin Bor
di support (umumnya dengan steel Penggunaan mesin bor biasanya untuk
support). terowongan ukuran besar dan melalui
• Untuk tanah yang keras dan stabil, consistent rock. Proses dengan mesin galian ini
permukaan yang akan digali di bor adalah menerus, karena dilengkapi dengan
dengan alat bor untuk mamasang bahan peralatan yang membuang hasil galian dengan
peledak secukupnya sesuai kecepatan yang sama
perencanaan. Sebelum peledak dimulai

Teknik Terowongan 17
Moh. Suriyaidulman Rianse
Rancangan Penggalian Bawah Tanah
212180013

b. Tahapan Pemantauan desain atau metode konstruksi sesuai dengan


Pemantauan perilaku tanah di sekitar temuan".
terowongan atau gua, dan membandingkannya Pemantauan dapat memberikan
dengan perilaku yang diprediksi, peringatan dalam hal desain yang kurang,
memungkinkan evaluasi realistis dari sehingga memengaruhi tindakan korektif yang
keberhasilan desain. Prosedur pengamatan tepat waktu, Dalam kasus desain berlebihan,
yang direkomendasikan untuk desain dan pemantauan dapat memberikan dasar untuk
konstruksi yang aman oleh Terzaghi dan Peck memodifikasi asumsi model analitis dan proses
(1967) adalah sebagai berikut. memasukkan data.
"Prosedur ini terdiri dari membuat Tujuan pemantauan: Tujuan utama
pengamatan yang tepat segera selama pemantauan perilaku pembukaan bawah tanah
konstruksi untuk mendeteksi tanda-tanda dirangkum di bawah ini (menurut Barla dan
perubahan kondisi nyata dari yang diasumsikan Mahtab, 1983) sementara kepentingan relatif
oleh perancang dan dalam memodifikasi baik dari berbagai tujuan untuk berbagai jenis
pembukaan diilustrasikan dalam Tabel 4.
Tabel 4. Pentingnya tujuan pemantauan relatif terhadap jenis penggalian (setelah Barla dan Mahtab,
1983)
Tujuan Pemantauan dan Relatif Pentingnya (ekstrem, sedang, marjinal)
Persyaratan Verifikasi
Jenis Penggalian Verifikasi Stabilitas & Dampak
Keselamatan Teknologi
Desain Dukungan lingkungan
& Hukum Instrumentasi
Terowongan Extreme Extreme Extreme Moderate Extreme
Transportasi
Terowongan Air & Moderate Marginal Marginal Marginal Marginal
Limbah
Stasiun pembangkit Extreme Extreme Extreme Marginal Extreme
tenaga listrik &
penghancur
Gua Penyimpanan Moderate Marginal Marginal Moderate Moderate
Energi
Repositori Limbah Extreme Moderate Moderate Extreme Extreme
Nuklir
Shaft Extreme Moderate Moderate Moderate Extreme
Drift produksi Extreme Marginal Marginal Marginal Extreme

Pengukuran sangat diperlukan untuk antara nilai yang diprediksi dan diukur
berbagai jenis umpan balik dalam membuat terlalu besar, maka perhitungan harus
terowongan: diulang dengan parameter input yang
• Verifikasi desain: Prediksi komputasi dari direvisi.
perilaku tanah selama membuat • Indikasi kerusakan yang akan terjadi:
terowongan harus terus-menerus Pengukuran dapat menunjukkan
diverifikasi dengan pengukuran (metode keruntuhan yang akan terjadi dan
pengamatan Peck’s). Jika penyimpangan

Teknik Terowongan 18
Moh. Suriyaidulman Rianse
Rancangan Penggalian Bawah Tanah
212180013

dengan demikian memungkinkan untuk


2) Pemantauan pemindahan dan
mengambil tindakan pencegahan.
konvergensi
Alat pengukuran diharapkan
Pemantauan konvergensi dilakukan
memasukkan jumlah tanpa memengaruhinya.
dengan bantuan pin (melapisi target) yang
Ini sulit untuk dicapai dalam hal pengukuran
dipasang di dinding terowongan sedini mungkin
tegangan, di mana standar alat pengukuran
setelah penggalian. Penempatan dan
mengubah medan tegangan.
pemantauan pin di lapisan terbalik sulit
Nama-nama berbagai alat pengukuran
dilakukan (khususnya jika lapisan ditutupi oleh
tidak khusus. Nama alat pengukur bervariasi
isian sementara untuk menyediakan jalur lalu
tergantung pada produsen, negara dan juga
lintas) tetapi, dalam beberapa kasus juga
antara mekanika tanah dan mekanika batuan.
sangat penting. Jarak antara pin diukur dengan
Jelas, pengukuran langsung lebih
kabel invar atau pita baja. Saat ini metode optik
disukai, karena memungkinkan evaluasi dan
semakin banyak diterapkan, misalnya sinar
umpan balik yang cepat.
laser (disebut tunnel scanner) atau metode
1) Leveling (Tingkatan)
fotogrametri (yaitu evaluasi gambar stereo).
Penyelesaian pembuatan terowongan
Gambar yang diperoleh digunakan untuk
dipantau oleh leveling. Disarankan untuk
memeriksa profil penggalian. Perbandingan
perencanaan tidak hanya menggunakan
gambar yang berurutan memberikan informasi
penyelesaian dari beberapa bagian tetapi juga
tentang konvergensi dan juga ketebalan beton
peta kontur. Leveling juga dilakukan dalam
yang disemprotkan.
membuat terowongan untuk menentukan
misalnya penyelesaian mahkota terowongan
(batang pengatur ketinggian tergantung dari
mahkota terowongan). Metode untuk
pemantauan langsung permukaan (terutama
jika dilakukan kompensasi grouting) adalah
dengan menggunakan pengukur tingkat cairan
elektronik, yang dipasang misalnya di ruang
bawah tanah. Perpindahan vertikal dari
pengukur dapat dimasukkan baik dengan
sensor LVDT atau dengan transduser tekanan.
Akurasi ± 0,3 mm. Perhatikan bahwa
kompensasi suhu sangat penting untuk metode Gambar 22. Pemantauan konvergensi dengan
tachymeter
ini.

Teknik Terowongan 19
Moh. Suriyaidulman Rianse
Rancangan Penggalian Bawah Tanah
212180013

Metode untuk memantau konvergensi


Metode Pabrikan Resolusi Akurasi sistem
(mm) (mm)
Pin dan kawat invar SolExperts 0.001 ± 0.003
Steel tapes Interfels 0.01 ± 0.05
Tachymeter e.g. Leica 1 ± (2-3)
geodetik
Pemindai DIBIT, GEODATA 1 ± 10
terowongan
Tabel 5. Tabel Metode untuk memantau konvergensi

Untuk mendeteksi konvergensi, Apa yang sebenarnya diukur adalah bentuk


perpindahan diferensial antara beberapa pin lubang bor. Perbandingan bentuk pada dua
pada penampang yang sama harus diplot waktu berbeda menghasilkan deformasi.
sepanjang waktu. Beberapa prinsip pengukuran telah diterapkan
untuk menentukan lokasi penyelidikan yang
bergerak di dalam lubang bor, seperti
penentuan posisi gyroscopic dan pengukuran
medan magnet bumi. Dalam rekayasa dan
penerowongan geoteknik, instrumen utama
yang digunakan sebagai berikut:
Ekstensometer: Kawat atau batang dipasang
di ujung bawah lubang bor (yang terakhir
dibungkus, jika perlu; namun, casing harus
cukup fleksibel untuk mengikuti deformasi dari
tanah di sekitarnya). Sebuah dinamometer
mempertahankan tegangan konstan di dalam
kawat, sehingga perpindahan Δl pada ujung
Gambar 23. Plot vektor perpindahan titik
target di dinding terowongan. tetap masuk di bagian atas lubang bor. Akurasi
dapat mencapai 0,01 mm per 10 m. Rasio
3) Ekstensometer dan inclinometer
perpindahan ke panjang kawat sama dengan
Deformasi tanah dapat diketahui dengan regangan rata-rata ε = Δl/l antara dua titik.
mengukur deformasi pipa yang tertanam. Multiple ekstensometer: Gambaran yang
Perubahan panjang (ekstensi longitudinal) lebih rinci tentang distribusi regangan di
diukur dengan memasukkan ekstensi yang sepanjang lubang bor dapat diperoleh jika
disebut ekstensometer, sedangkan defleksi beberapa (hingga 6) kabel atau batang
diukur dengan inclinometer dan deflectometer. dipasang pada berbagai titik di dalam lubang

Teknik Terowongan 20
Moh. Suriyaidulman Rianse
Rancangan Penggalian Bawah Tanah
212180013

bor. Kabel diperbaiki dengan grout semen


dipompa ke ruang antara dua packers. Dalam
kasus batu berkekar, grout dipompa ke dalam
fleece sack. Atau, fiksasi terjadi dengan prinsip
jangkar Swellex. Lubang bor selanjutnya dapat
diisi dengan bahan yang dapat dideformasi
untuk melindungi dinding lubang bor.
Sliding mikrometer (Gleitmikrometer): Ini
adalah penyelidikan yang dimasukkan ke dalam
lubang bor. Lubang bor berisi tabung PVC yang
dilengkapi dengan tanda pengukur berbentuk
cincin dengan jarak (awalnya) 1 m. Tabung PVC
Gambar 24. Extensometer
diperbaiki dengan batuan di sekitarnya oleh
Inclinometer: Sebuah tabung fleksibel
grout. Penyelidikan ditempatkan secara
dipasang di dalam lubang bor vertikal atau
berurutan antara dua tanda yang berdekatan
horizontal dengan menggunakan grout.
dan diperpanjang sedemikian rupa sehingga
Inclinometer (Gambar 21.7) dipindahkan dalam
kedua ujungnya yang berbentuk bulat
tabung dan kecenderungannya diukur secara
menyentuh tanda kerucut. Jarak aktualnya
elektronik pada berbagai posisi (biasanya setiap
diukur dengan menggunakan transduser
1 m). Dengan demikian diperoleh suatu
perpindahan linier (LVDT) dengan akurasi
traversing, integrasi numerik yang
±2μm. Kisaran pengukuran adalah 1 cm per 1
menghasilkan bentuk 3D dari lubang bor.
m. Diharapkan jika ada deformasi yang lebih
Pengukuran pada dua waktu berbeda
besar, maka yang disebut sliding deformeter
menghasilkan perpindahan tegak lurus
(Gleitdeformeter) dapat digunakan, yang
terhadap sumbu lubang bor yang terjadi dalam
memiliki prinsip yang sama, rentang yang lebih
interval waktu ini.
besar, dan akurasi yang lebih kecil.
Deflectometer: Deflektometer terdiri dari
Penyelidikan dapat direndam dalam air hingga
batang yang saling berhubungan dengan
tekanan 1,5 MPa dan dikompensasi dengan
sambungan yang diartikulasikan sedemikian
suhu. Waktu yang dibutuhkan untuk mengukur
rupa sehingga putaran relatif dapat diukur.
lubang bor sedalam 40 m (satu pengukuran ke
Traversing dapat diperoleh yang sesuai dengan
bawah dan satu ke atas) berjumlah kira-kira 30
integrasi numerik dari persamaan diferensial y’
menit. Pengukuran berulang memungkinkan
= f(x). Untuk mendapatkan gambar 3D, kita
untuk mendeteksi perpanjangan antara dua
harus mengukur dua sudut twist dalam dua
pengukuran yang terhubung.
bidang tegak lurus.

Teknik Terowongan 21
Moh. Suriyaidulman Rianse
Rancangan Penggalian Bawah Tanah
212180013

4) Pemantauan tegangan dalam


lapisan

Tekanan diukur melalui deformasi sel-sel


tekanan yang dikalibrasi. Sel datar terdiri dari
dua pelat baja stainless dengan rongga berisi
cairan tipis diantara mereka. Mereka tertanam
di dalam lapisan shotcrete atau antara lapisan
dan batu yang berdekatan. Sel-sel tekanan diisi
dengan cairan (biasanya merkuri, yang relatif
keras tetapi juga berbahaya bagi kesehatan),
tekanannya diukur. Prinsip pengukuran sel-sel
tekanan non-listrik didasarkan pada katup
reflux yang diaktifkan ketika tekanan eksternal
sama dengan satu set internal oleh operator
Gambar 26. Sliding deformeter
(Gambar 21.8). Tekanan sel biasanya dipasang
dalam salah satu dari dua orientasi: radial
(untuk merekam σθ) dan tangensial (untuk
merekam σr). Untuk memberikan pengukuran
yang andal, tekanan sel-sel harus padat dan
rata. Perubahan urutan suhu 20OC (misalnya
Gambar 27. LVDT
karena pengaturan shotcrete) dapat
mensimulasikan perubahan hingga 3 MPa. Juga
penyusutan shotcrete dapat menyebabkan
peningkatan tekanan yang signifikan.

Gambar 28. Inclinometer

Gambar 25. Multiple ekstensometer (prinsip),


GEOKON Inc.: Model A-1 Single Point
Mechanical, Model A-3 Multiple Point Groutable
Anchor, Model A-4 Multiple Point Snap-Ring
Anchor, Model A-5 Multiple Point Hydraulic
Anchor Gambar 29. Tekanan sel Glötzl

Teknik Terowongan 22
Moh. Suriyaidulman Rianse
Rancangan Penggalian Bawah Tanah
212180013

5) Pengukuran tegangan primer


Tegangan primer digunakan dalam
analisis struktural lapisan terowongan. Metode
pengukuran yang diterapkan didasarkan pada:
• Rekahan hidrolik dengan cara memberi
tekanan pada fluida.
• Pengukuran deformasi sampel batuan
saat dibongkar.
• Metode kompensasi: Deformasi akibat
pembongkaran dibalik dengan Gambar 30. Rekaman waktu tekanan pada
rekahan hidrolik (skematis)
pembebanan mekanis yang terukur.
Diasumsikan bahwa tegangan yang
dibutuhkan sama dengan tegangan
primer.
Semua metode ini mengandaikan
perilaku elastis linier. Dengan kata lain, hanya
berlaku di batuan yang bagus. Hasil yang
diperoleh, seringkali tidak dapat diandalkan dan
hampir tidak layak untuk diupayakan.
a) Patahan hidrolik
Gambar 31. Bidang tegangan primer σx, σy, σz
Bagian dari lubang bor yang tidak dan tegangan σr dan σθ di dinding lubang bor
dikunci, terbatas di antara dua pengemas,
diberi tekanan air. Setelah tekanan air σx, σy dan σz adalah tekanan utama yang

mencapai nilai p1, patahan batuan mulai aktif, harus diukur. Mereka dianggap sebagai

ditunjukkan oleh penurunan tajam tekanan air tekanan primer atau sebagai tekanan medan

(Gambar 21.9). Setelah menghentikan pompa, jauh yang homogen. Tekanan-tekanan ini

tekanan dikurangi menjadi p2, yang berarti diubah oleh konstruksi lubang bor yang tidak

bahwa celah ditutup. Kemudian di pompa lagi dikunci. Mempertimbangkan tekanan baru yang

yang nantinya untuk membuka kembali celah, berlaku di dinding lubang bor. Tegangan

seperti yang ditunjukkan oleh tekanan p3. melingkar σθ dapat diperoleh dengan asumsi

Untuk evaluasi, diasumsikan bahwa tegangan elastisitas linier dari Persamaan 14.5 dengan σy

vertikal σz adalah tegangan utama, akibatnya = Kσx, K < 1, seperti σθ = (σx + σy) - 2 (σx - σy)

dua tekanan utama lainnya σx dan σy tegak cos 2θ. Secara khusus, memiliki minimum σθ =

lurus terhadap sumbu vertikal lubang bor. 3σy - σx. Diasumsikan bahwa bukaan rekahan
pertama segera terjadi setelah tekanan air
mencapai jumlah minimum σθ (karena
tegangan) dan kekuatan tarik σf batuan:

Teknik Terowongan 23
Moh. Suriyaidulman Rianse
Rancangan Penggalian Bawah Tanah
212180013

p1 = 3σy - σx - σf rekahan. Dalam kasus rekahan yang sudah ada


σθ adalah minimum untuk θ = 0. Oleh sebelumnya, metode HTPF (tes hidrolik pada
karena itu, rekahan akan tegak lurus terhadap rekahan yang sudah ada sebelumnya)
tekanan utama minimum σy (Gambar 21.11). diterapkan. Ini terdiri dari pembukaan kembali
rekahan.
b) Metode Pembongkaran dan
kompensasi

Sebagian besar dari metode ini


didasarkan pada teknik overcoring: bagian
bawah lubang bor dinilai terlalu tinggi dan
karenanya dilepaskan dari tekanan horizontal.

Gambar 32. Lokasi rekahan dan arah tekanan Deformasi yang menyertainya diukur. Tekanan
utama yang sesuai mengikuti jika seseorang

Untuk pembukaan kedua rekahan, mengasumsikan perilaku elastis. Pengukuran

kekuatan material tidak perlu lagi diatasi. menunjukkan besar sebaran. Dengan demikian,

Dengan demikian memiliki persamaan sebagai kita membutuhkan sejumlah besar (setidaknya

berikut: 10) pengukuran berulang untuk mendapatkan

p3 = 3σy - σx hasil yang andal.

yaitu σf = p1 - p3. Jika rekahan terbuka, Jika σ1 adalah tegangan primer

geometri tidak sesuai dengan yang ditetapkan maksimum dan σc adalah kekuatan bebas, hasil

untuk Persamaan 14.5. Namun diasumsikan pengukuran tegangan hingga σ1/σc > 0.2

bahwa rekahan ditutup jika p telah dikurangi sangat sulit untuk ditafsirkan, dan untuk σ 1/σc

menjadi nilai tegangan utama minimum σy: > 0.3 tidak berguna. Untuk lempeng Kanada,

p2 = σy nilai-nilai ini sesuai dengan kedalaman 1.000

Dari (21.1), (21.2) dan σx dapat hingga 1.500 m.

ditentukan σy. Pengukuran deformasi pembongkaran

Turunan ini mengandaikan bahwa dilakukan dengan mengukur ekspansi lubang

tekanan utama minimum adalah horisontal. Jika bor dalam yang lebih kecil (Gambar 21.12)

tegangan utama minimum adalah σz, maka dengan menggunakan penyelidikan khusus

rekahan tidak akan terbuka seperti yang atau dengan menggunakan pengukur strain

ditunjukkan pada Gambar. 21.11. Dalam hal ini gauge rosette atau dengan metode lain.

catatan tekanan tidak dapat dievaluasi.


Perhatikan bahwa untuk kedalaman lebih dari
1.000 m, tekanan yang dibutuhkan tidak dapat
disuplai oleh peralatan hidrolik biasa. Metode
yang diuraikan di atas membutuhkan bagian-
bagian di dalam lubang bor yang bebas dari

Teknik Terowongan 24
Moh. Suriyaidulman Rianse
Rancangan Penggalian Bawah Tanah
212180013

Gambar 33. Overcoring untuk mengukur deformasi pembongkaran

Borehole slotting melepaskan tekanan tangensial di dalam dinding lubang bor. Regangan yang
menyertainya diukur. Mereka terkait dengan tekanan, sesuai dengan teori elastisitas. Dengan metode
kompensasi, tekanan yang diperlukan untuk membuka kembali lubang atau slot ke ukuran semula.

6) Penampang untuk pemantauan


Pemantauan penampang terowongan didistribusikan di sepanjang sumbu terowongan. Sekitar
setiap penampang pemantauan utama 300 m dan setiap penampang pemantauan sekunder 30 sampai
50 m dipasang. Penampang pemantauan primer dilengkapi dengan perangkat untuk mengukur
penurunan permukaan, konvergensi, ekstensometer atau mikrometer geser, memuat sel di dalam
lapisan shotcrete. Penampang pemantauan sekunder dilengkapi dengan perangkat untuk mengukur
penurunan permukaan dan konvergensi.

Teknik Terowongan 25
Moh. Suriyaidulman Rianse
Rancangan Penggalian Bawah Tanah
212180013

REFERENSI

Bienawski Z.T.: “Engineering Rock Mass Classification”, John Wiley & Sons, 1984.
Bienawski Z.T.: “Rock Mechanics Design in Mining and Tunneling”, A.A. Balkema, Rotterdam, 1984.
Hoek E. and Brown E.T.: “Underground Excavation in Rock”, Institution of Mining and Mettalurgy,
London, 1980.
Hoek, E., Kaiser, P. K., & Bawden, W. F. 1995. Support of Underground Excavation in Hard Rock
Mahtab, M.A., Grasso. O., “Geomechanics Prinsiples in the Design of Tunnels and Cavern in Rock”,
Elsivier Science Publications. BV., Amsterdam, 1992,
Koesnaryo, S. 1994. Diktat Kuliah Teknik Terowongan. Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas
Teknologi Mineral UPN “Veteran” Yogyakarta: Yogyakarta
Kolymbas, Dimitrios. 2008. Tunnelling And Tunnel Mechanics. Springer-Verlag Berlin Heidelberg.

Teknik Terowongan 26

Anda mungkin juga menyukai