Anda di halaman 1dari 6

1.

Bagaimanakan peran dan tangggung jawab seorang engineering geologists dalam


pekerjaan rekayasa?
Bagaimanana mereka membagi tugas dengan ahli soil mechanics dan rock
mechanics?
(Berdasarkan paper Common ground in Engineering Geology, soil mechanics and rock
mechanics: past, present, and future)
Jawab:
Engineering geology, soil mechanics, dan rock mechanics merupakan disiplin ilmu yang
fundamental di ground engineering. Dilihat dari sejarahnya, hubungan dari tiga disiplin ilmu ini
tidak lepas dari ambiguitas. Karl von Terzaghi, penemu soil mechanics dan Leopold Muller,
penemu rock mechanics, menyadari diri mereka terkemuka tanpa engineering geologist,
bagaimanapun, sukses dalam mendirikan engineering geology sebagai disiplin ilmu yang berdiri
sendiri dengan otonom jasa intelektual, metode, dan prosedur. Situasi ini berubah dibuktikan di
publikasi Knill (2002) dan fakta bahwa tiga himpunan internasional dalam proses bergerak ke
arah Federation of Geo-Engineering Societies.
Morgenstern (2000) mengenalkan istilah geotechnical engineering, dan menurut JEWG
(2004), istilah yang lebih luas digunakan adalah ground engineering. Ground Engineering/geo-
engineering adalah rekayasa dengan atau dalam material geologi. Kontribusi ground engineering
dalam kehidupan kita adalah (JEWG 2004) adalah
- Keamanan dalam struktur industri dan residen.
- Design dengan harga efektif dan konstruksi dalam infrastruktur rekayasa (semua tipe rute
transportasi, pavemen, terowongan, dan kabel komunikasi)
- Persediaan air, energi, dan mineral (groundwater, hydro-power energy, sumur minyak bumi
dan gas, penambangan terbuka dan tertutup).
- Mitigasi bencana alam geologi.
- Pembangunan berkelanjutan (konservasi lingkungan, habitat geologi, dan perkembangan
daerah).
Disiplin ilmu yang fundamental dalam ground engineering adalah soil mechanics, rock
mechanics, dan engineering geology.
Engineering geology, soil mechanics, dan rock mechanics di masa lalu

Soil mechanics (Karl Terzaghi)


Terzaghi menyadari engineering geology merupakan komponen esensial dalam ground
engineering.
Rock mechanics (Leopold Muller)
Muller menyatakan bahwa rock engineering menyisakan omongkosong tanpa adanya
engineering geology. Hal ini leboh berbahaya daripada konstruksi batuan tanpa rock mechanics.

Engineering geology, soil mechanics, dan rock mechanics di masa sekarang dan masa depan

Pada masa sekarang dan depan, ketiga disiplin ini saling berintegrasi dan bekerjasama.
JEWG mengidentifikasi tiga area fundamental dalam ground engineering yaitu

- Geomechanics, merupakan istilah untuk soil mechanics dan rock mechanics.


- Engineering geology
- Design dan implementasi struktur ground engineering.
Ground engineering merupakan pemahaman kelakuan mekanik dari material
geologi.Kelakuan mekanik ini termasuk mekanika padat, fluida, dan diskontinuitas.

Gambar 1. The triangle of geomechanics


Ground engineering membutuhkan delineasi spesifik dari kondisi sub-surface. Aspek
utama serta aktivitas utama engineering geological dalam karakterisasi site dalam pemahaman
material geologi, struktur, dan proses dapat dilihat di Triangle of Engineering Geology.
Gambar 2. The triangle of engineering geology
The triangle of ground engineering meliputi aktivitas utama dalam rekayasa, seperti
analisis dan design dari struktur ground engineering, visi, dan monitoring konstruksi. Fokusnya
adalah untuk memprediksi kelakuan tanah yang merupakan kunci biaya efektif dan struktur aman.
Ground engineering didasarkan pada ground model yang menggabungkan model geologi
dan parameter rekayasa dan sifat material.

Gambar 3. The triangle of ground engineering (narrow


sense)
Berdasarkan laporan JWEG, engineering geology merupakan salah satu disiplin ilmiah
utama dalam ground engineering. Walaupun berasal dari non-engineeering scientific field,
engineering geology diposisikan sama seperti soil mechanics dan rock mechanics, dan saling
berinteraksi dalam berbagai aspek.
Gambar 4. Posisi soil mechanics, rock mechanics, dan engineering geology dan asosiasi
himpunan internasional dalam ground engineering (modifikasi after JEWG 2004)
2. Ada beberapa tahap dalam usulan proyek konstruksi, berawal dari studi penilaan
regional hingga pemeliharaan produk konstruksi.
Dalam proyek konstruksi, terdapat Feasibility Study (FS).
Dalam konteks ini, dimana posisi FS di tahap proyek ini?
Jawab:
Dalam proses pembangunan (konstruksi), dilakukan beberapa tahap yaitu:
1. Tahap perencanaan dan desain
: Bertujuan menghasilkan rencana pembangunan baik dari segi teknis, biaya, dan waktu.
Pada tahap perencanaan dan desain ini terdiri dari beberapa kegiatan yaitu tahap formulasi proyek
( bertujuan menetapkan garis besar kualitas pembanguan), tahap studi kelayakan /feasibility study
(bertujuan melakukan studi peninjauan dari berbagai segi, bermanfaat atau tidak, layak atau tidak),
tahap pra desain dan desain (tahap ini merupakan perancangan proyek untuk mendapatkan suatu
desain yang terbaik dari segi biaya, waktu, kualitas, metode, dan lain-lain)
2. Tahap pengadaan
: Merupakan suatu proses untuk mengadakan sumber daya yang tidak dimiliki proyek. Pada
tahap pengadaan dibagi atas pengadaan konsultas studi, konsultan perencana, konsultan pengawas,
konsultan manajemen kontruksi, dan kontraktor.
3. Tahap konstruksi
4. Tahap operasional, penggunaan, dan pemeliharaan

Studi kelayakan adalah suatu penelitian yang dikembangkan dengan prinsip manajemen
untuk menilai kelayakan suatu proyek yang direncanakan apakah dapat dilaksanakan dengan
berhasil dan menguntungkan atau tidak. Biasanya analisis studi kelayakan dilakukan pada tahap
awal sebelum perencanaan, sehingga dapat diketahui gambaran dan tingkat risiko yang
kemungkinan akan terjadi.
Adapun beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam analisis studi kelayakan dalam
proyek konstruksi seperti
- Aspek ekonomi dan finansial: hal ini menyangkut analisis kemampuan proyeksi
keuangan ke depan seperti keuntungan, modal, suku bunga bank, dan sebagainya.
- Aspek teknis dan manajemen: hal ini menyangkut hal-hal yang bersifatt rekayasa
(engineering) seperti perencanaan teknis suatu proyek (desain teknis, metode kerja,
sumber material, kondisi lokasi proyek, mobilisasi, peralatan, tenaga kerja dan tenaga
ahli)
- Aspek lingkungan: hal ini menyangkut masalah dan dampak terhadap lingkungan
sekitar proyek baik saat dan setelah proyek tersebut selesai.
- Aspek hukum dan birokrasi: hal ini menyangkut mengenai masalah hukum kegiatan
konstruksi seperti perizinan, sengketa, dan sebagainya.
- Aspek politik: hal ini menyangkut masalah isu-isu politik yang sedang dan diprediksi
terjadi yang mempengaruhi investasi konstruksi.
- Aspek sosial: hal ini menyangkut pegaruh terhadap masyarakat setempat seperti ganti
lahan rugi, adat kebiasaan, kebudayaan, dan sebagainya.
Analisis studi kelayakan ini sebaiknya dilakukan baik itu proyek besar maupun kecil
karena setiap proyek memiliki tingkat resiko dan ketidakpastian yang harus dikaji. Hasil dari studi
ini dapat dijadikan sebagai saran dan pertimbangan bagi pihak-pihak yang terlibat terutama dalam
pengambilan keputusan dalam kegiatan proyek tersebut.

Daftar Pustaka
Bock, Helmut. 2006. Common ground in engineering geology, soil mechanics, and rock
mechanics: past, present, and future.Bull Eng Geol Env 65:209-216
http://e-journal.uajy.ac.id/405/3/2MTS01429.pdf (diakses 21 September 2016 pukul 11.00 WIB)
http://web.ipb.ac.id/~erizal/manpro/MANAJEMEN%20KONSTRUKSI-SIL314.pdf (diakses 21
September 2016 pukul 11.15 WIB)
http://www.slideshare.net/Jendraldirman/studi-kelayakan-proyek-18046865 (diakses 21
September 2016 pukul 11.30 WIB)

Anda mungkin juga menyukai