LANDASAN TEORI
2.2.1 Perencanaan
Kelancaran suatu kegiatan, sebagian besar ditentukan selama tahap
perencanaan. Tahap perncanaanini perencanaan sebelum ke lapangan dan
perencanan selama di lapangan.
Metode pekerjaan lapangan. Ada enam metode yang biasa digunakan dalam
pekerjaan lapangan :
1. Observasi
2. Konfirmasi
3. Verifikasi
4. Investigasi
2.3 Tanah
Tanah berasal dari bahasa Yunani yaitu pedon dan bahasa latin yaitu
solum, jadi tanah menurut istilah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari
mineraldan bahan organik. Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan
di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan
haradan airsekaligus sebagai penopang akar.Struktur tanah yang berongga-rongga
juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernapas dan tumbuh.Tanah juga
menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme.Bagi sebagian besar hewan darat,
tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.Ilmu yang mempelajari berbagai
aspek mengenai tanah dikenal sebagai ilmu tanah.Dari segi klimatologi, tanah
memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun
tanah sendiri juga dapat tererosi. Komposisi tanah pada satu lokasi memiliki
3. Tanah Entisol
Entisol berasal dari abu vulkanik hasil erupsi yang dikeluarkan
gunung-gunung berapi berupa debu, pasir, kerikil, batu bom dan
lapili.Selain itu berasal dari gunduk pasir yang terjadi di sepanjang pantai,
misalnya diantara Cilacap dan Parangtritis (Selatan Yogyakarta), dan
Kerawang. Tanah tipe ini di sepanjang aliran besar merupakan campuran
yang mengandung banyak hara tanaman sehingga dianggap subur.Entisol
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut yaitu, tanah yang baru berkembang,
belum ada perkembangan horison tanah, meliputi tanah-tanah yang berada
di atas batuan induk dan termasuk tanah yang berkembang dari bahan
baru.
4. Tanah Grumusol
Grumusol adalah tanah yang berasal dari batuan induk kapur dan tuffa
vulkanik, sehingga kandungan organiknya rendah. Tanah grumusol pada
umumnya mempunyai tekstur liat, berwarna kelabu hingga hitam, pH
netral hingga alkalis, dan mudah pecah saat musim kemarau.
Di Indonesia, jenis tanah ini terbentuk pada tempat-tempat yang
tingginya tidak lebih dari 300 m di atas permukaan laut dengan topografi
agak bergelombang hingga berbukit, temperatur rata-rata 25 oC, curah
hujan kecil dari 2.500 mm, dengan pergantian musim hujan dan kemarau
yang nyata. Persebarannya meliputi Sumatera Barat, Jawa Barat (daerah
Cianjur), Jawa Tengah (Demak, Grobogan), Jawa Timur (Tuban,
Bojonegoro, Ngawi, Madiun, dan Bangil), serta di Nusa Tenggara
Timur.Pemanfaatan jenis tanah ini pada umumnya untuk jenis vegetasi
rumputrumputan atau tanaman keras semusim misalnya pohon jati.
5. Tanah Humus
Tanah humus adalah tanah hasil pelapukan tumbuh-tumbuhan (bahan
organik) di tanah hujan tropis. Tanah humus ini sangat subur dan cocok
untuk lahan pertanian, warnanya kehitaman.Tanah jenis ini terdapat di
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
Ardamansa,1986
6. Tanah Inceptisol
Inceptisol adalah tanah yang terbentuk dari batuan beku, sedimen, atau
metamorf masam atau basa. Inceptisol memiliki ciri-ciri sebagai berikut,
yaitu adanya horizon kambik, dimana terdapat horizon penumpukan liat
kecil dari 20% dari horizon diatasnya, tanah yang mulai berkembang
tetapi belum matang yang ditandai oleh perkembangan profil yang lebih
7. Tanah Laterit
Tanah laterit adalah tanah yang banyak mengandung zat besi dan
aluminium.Karena tua sekali maka tanah ini sudah tidak subur lagi.Tanah
yang terjadi karena suhu udara tinggi dan curah hujan tinggi.Akibatnya
berbagai mineral yang dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan larut dan
meninggalkan sisa oksida besi dan alumunium.Tanah laterit berwarna
merah muda sehingga disebut pula tanah merah.Tanah jenis ini banyak
terdapat di daerah Jawa Timur, Jawa Barat, Kalimantan Barat dan
Lampung.
8. Tanah Latosol
Latosol adalah tanah yang terbentuk dari batuan beku, sedimen, dan
metafomorf. Tanah latosol memiliki ciri-ciri yaitu, merupakan jenis tanah
yang telah berkembang atau terjadi deferensiasi horison, solum dalam,
tekstur lempung, warna coklat, merah hingga kuning, tersebar di daerah
beriklim basah, curah hujan lebih dari 3000 mm/tahun, ketinggian tempat
berkisar antara 300-1000 meter di atas permukaan laut, mudah menyerap
air, memiliki pH 6–7 (netral) hingga asam, memiliki zat fosfat yang
mudah bersenyawa dengan unsur besi dan aluminium, kadar humusnya
mudah menurun. Tanah ini tersebar di kawasan Bukit Barisan (Sumatera),
Jawa, Kalimantan Timur dan Selatan, Bali, Papua, dan Sulawesi.
9. Tanah Litosol
Tanah litosol belum lama mengalami perkembangan tanah, akibat
pengaruh iklim yang lemah, letusan vulkanik, dan topografi yang terlalu
miring atau bergelombang. Tanah litosol harus diusahakan agar dipercepat
pembentukan tanahnya, antara lain dengan penghutanan atau tindakan lain
untuk mempercepat proses pelapukan. Tanah jenis ini merupakan tanah
mineral dengan sedikit perkembangan profil, tekstur tanah beraneka dan
pada umumnya berpasir, tidak bertekstur, warna, kandungan batu, kerikil
dan kesuburan bervariasi.Litosol dapat dijumpai di segala iklim, umumnya
Tanah pasir adalah tanah yang berasal dari batu pasir yang telah
melapuk. Tanah ini sangat miskin, tidak berstruktur, sedikit mengandung
bahan organik dan kadar air di dalamnya sangat sedikit. Tanah pasir
terdapat di pantai barat Sumatra Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi.Tanah
pasir yang terdapat di pantai berpasir disebut sand dune. Di daerah ini
dipengaruhi oleh angin, seperti bukit pasir di Pantai Parangtritis,
Yogyakarta.
Tanah podsol terbentuk karena pengaruh curah hujan yang tinggi dan
suhu yang rendah. Tanah podsol mempunyai ciri-ciri sebagai berikut, yaitu
jenis tanah ini tidak mempunyai perkembangan profil, tekstur lempung
hingga pasir, kandungan pasir kuarsanya tinggi, kesuburannya rendah dan
warnanya kuning dan kuning kelabu.Penyebarannya di daerah beriklim
basah, curah hujan lebih dari 2000 mm/tahun tanpa bulan kering.Misalnya
daerah Kalimantan Tengah, Sumatera Utara dan Irian Jaya.
a. Horizon O
Horizon O adalah lapisan atas, lapisan olah, lapisan
humus.Lapisan teratas suatu penampang tanah, yang biasanya
banyak mengandung Bahan Organik (BO) sebagai hasil
dekomposisi seresah sehingga warnanya gelap dan merupakan
lapisan utama.
b. Horizon A
Horison A adalah mineral berBOT dan merupakan horizon di
bawah horizon O sehingga berwarna agak gelap.
c. Horizon E
Horison E adalah horizon mineral yang telah tereluviasi
(tercuci) sehingga kadar (BOT, liat silikat, F dan Al rendah) tetapi
pasir dan debu kuarsa (seskuoksida) dan mineral resisten lainnya
tinggi, serta berwarna terang.
d. Horizon B
Horizon ini disebut horizon Illuvial atau horison tempat
terakumulasinya bahan-bahan yang tercuci dari horison diatasnya
(akumulasi bahan eluvial). Ketebalan lapisan > horizon A dan
horizon B dibagi menjadi beberapa sub lapisan yaitu sub lapisan
B1 adalah daerah peralihan horizon (warna agak gelap), sub
lapisan B2 adalah daerah kandungan kapur tinggi (warna terang),
dan sub lapisan B3 adalah daerah penimbunan unsure Fe missal
Fe2O3 (warna merah).
e. Horizon C
4. Struktur Tanah
Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan
susunan ruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang
lain membentuk agregat dari hasil proses pedogenesis. Struktur ini terjadi
karena butir-butir pasir, debu dan liat terikat satu sama lain oleh suatu
perekat seperti bahan organik, oksida-oksida besi dan lain-lain.
Ruang kosong yang besar antara agregat (makropori) membentuk
sirkulasi air dan udara juga akar tanaman untuk tumbuh ke bawah pada
tanah yang lebih dalam.Sedangkan ruangan kosong yang kecil (mikropori)
memegang air untuk kebutuhan tanaman.Idealnya bahwa struktur disebut
granular.Pengaruh struktur dan tekstur tanah terhadap pertumbuhan
tanaman terjadi secara langsung.Struktur tanah yang remah (ringan) pada
umumnya menghasilkan laju pertumbuhan tanaman pakan dan produksi
persatuan waktu yang lebih tinggi dibandingkan dengan struktur tanah
yang padat.
2) Granit
Granit mempunyai tekstur peneris dan biasanya granular.Batuan
terdiri dari ortoklas yang unhedral/mikroklin, sedikit plagioklas
(albite or oligklas) dan kwarsa yang tak berwarna atau putih dengan
bentuk yang tidak teratur. Kuarsanya mengisi ruang diantara kristal-
kristal yang lain. Mineral gelap seperti biotit, hornblende, augit hanya
dalam jumlah yang sedikit.Mineral accesosir lainnya contohnya
adalah magnetik, hematite, turmalin dan pirit.
Jika biotit adalah adalah mineral gelap yang ada maka disebut
dengan granit biotit. Granit hernblande juga sering dijumpai. Granit
yang banyak mengandung phanocenit disebut granit porfisris. Jenis
yang lain granit olivin dan granit muskofit. Granit pada umumnya
Gambar 2.23Granit
Sumber:Didjat Madja 2013
3) Diorite
Batuan ini bertekstur feneris, mengandung feldspar plagioklas
calsiksodik dalam jumlah yang besar dengan tipe sodik yang
banyak.Plagioklasnya melebihi ortoklas, kwarsa tidak ada, tetapi
mengandung augit dalam jumlah sedikit.Harnbledia biasanya lebih
banyak dari biotit.Diorite sangat mirip dengan gabro, tetapi diorit
plagioklasnya lebih asam (sodik) daripada labradorit.Batuan dengan
plagioklas yang lebih basa disebut dengan gabro.Jika banyak penokris
disebut dengan porfir diorit.diorit terdiri dari kurang lebih 65%
plagioklas dan 35% mineral silikat gelap seperti biotit dan augit.
Mineral-mineral accesorisnya kwarsa, apotik, kalsit, klorit, granit, dan
epidot. Varietas yang umum adalah diorite hornblende.Warna diorit
cerah abu-abu gelap hijau keabu-abuan.
3) Lapirit
Lapirit merupakan batuan bertekstur porfiris dan umumnya
berwarna putih, mineral pembentuknya feldspar, kuarsa, biotit dan
mungkin juga mineral berwarna gelap.
4) Andesit
Andesit merupakan batuan bertekstur halus dari diorite, terdiri
dari feldspar terutama plagioklas, tetapi plagioklas sodik adalah tipe
yang utama kwarsa tidak ada, tetapi ada mineral gelap seperti
hornblende atau augit.Jika hornblende atau augit yang banyak, maka
batuannya disebut dengan andesit hornblende atau andesit biotit.
Warna dari andesit abu-abu hijau, tetapi sering merah atau jingga.
Andesit sulit dibedakan dengan desit, latit, dan tracit.
meskipundemikian kebanyakan andesit adalah porfitis. Jika banyak
penokrisnya disebut dengan porfir andesit.Jika tanpa penokris dengan
absidian.Batu apung dari komposisi andesit juga diketemukan,
demikian juga tuff andesit dan breksi andesit.
.
Gambar 2.29 Porfit Granit
Sumber:Didjat Madja 2013
2) Konglomerat
Konglomerat merupakan batuan sedimen klastis yang tersusun
dari fragmen yang membulat dan berdiameter >2mm, sedangkan
breksi tersusun dari fragmen yang menyudut.Kebanyakan fragmen
pada breksi atau konglomerat adalah cusrtzite, vein, cuartz, chert,
rhyolite dan batugamping.
3) Batu Pasir
Batu pasir tersusun dari fragmen berukuran 2mm. Butir-butir
pasir tersusun atas mineral quartz, chert, feldspar partikel batuan
dan kadang-kadang calcite atau dolmite. Batu pasir dapat
1) Metamorf Kontak
Batuan metamorf kontak adalah batuan yang berubah bentuk
karena pengaruh suhu yang sangat tinggi. Suhu yang sangat tinggi
karena letaknya dekat dengan magma, antara lain di sekitar batuan
intrusi.. Luas zona metamorfosis di sekitar batolit dapat mencapai
puluhan kilometer persegi, di sekitar stock sampai ribuan meter
persegi, namun di sekitar sill dan dikezone metamorfosis tersebut
tidak begitu luas. Contohnya yaitu batuan marmer yang terbentuk
dari hasil pelapukan batuan andesit.
4. Kondisi Cuaca
Mineral-mineral pembentuk batuan dapat berubah bentuknya oleh
pengaruh cuaca, baik oleh reaksi kimia ataupun fisika. Zona yang
dipengaruhi perubahan cuaca mungkin didekat permukaan atau sampai
pada kedalaman tertentu yang kadang-kadang tertutup oleh pembentukan
batuan lain.
5. Sendimentasi dan Retakan
Kumpulan mineral dapat mempunyai retakan yang lemah atau kuat
pada sembarang tipe batuan.Bahkan dapat terjadi batuan masif yang keras
dapat mempunyai kohesi yang kecil atau mempunyai retakan yang lemah
diantara butiranya.
2.5 Pondasi
Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi
untuk menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari
6. Pondasi Sumuran
Pondasi sumuran memiliki fungsi sama dengan pondasi footplat.
Pondasi sumuran merupakan pondasi yang berupa campuran agregat kasar
yang dimasukan kedalam lubang yang berbentuk seperti sumur dengan
besi-besi di dalamnya. Pondasi ini biasanya digunakan pada tanah yang
labil dan memiliki sigma 1,50 kg/cm2. Pondasi sumuran juga dapat
digunakan untuk bangunan beralantai banyak seperti mediumrise yang
terdiri dari 3-4 lantai dengan syarat keadaan tanah relatif keras.Pondasi
sumuran menggunakan beton berdiameter 60-80 cm dengan kedalaman 1-
2 meter.Di dalamnya dicor beton kemudian dicampur dengan batu kali dan
sedikit pembesian di bagianatasnya.Pondasi ini kurang popular sebab
banyak kekuranganya, diantaranya boros adukan beton dan untuk ukuran
2. Excavator.
Excavatorberfungsi untuk penggalian dan pengerukan tanah, setiap proyek
yangberhubungan dengan tanah akan banyak berhubungan dengan alat ini.
Gambar 2.45Excavator
Sumber :Ir.Susy Fatenah Rostiyanti M.Sc,2010
3. Generator Set.
Genset atau kepanjangan dari generator set adalah sebuah perangkat yang
berfungsi menghasilkan daya listrik. Disebut sebagai generator set dengan
pengertian adalah satu set peralatan gabungan dari dua perangkat berbeda
yaitu engine dan generator atau alternator. Engine sebagai perangkat pemutar
sedangkan generator atau alternator sebagai perangkat pembangkit listrik.
4. Dump Truck.
Ariculated Dump Truck atau ADT adalah truck yang mengangkut dengan
beban yang besar di daerah yang berlumpur atau Off Road.Perbedaan antara
ADT dengan Dump Truck biasa adalah daerah atau medan yang di lalui oleh
truck tersebut misalkan pada ADT itu bekerja di daerah Off Road dan Dump
Truck itu bekerja di medan On Road seperti jalanan biasa.
5. Concrete MixerTruck.
Alat ini dipakai untuk mengubah batuan dan mineral alam menjadi suatu
bentuk dan ukuran yang diinginkan. Hasil dari alat ini misalnya adalah batuan
bergrdasi semen, beton dan aspal. Yang termasuk di dalam alat ini adalah
crusher dan concrete mixer truck. Alat yang dapat mencapur material-material
di atas juga dikategorikan ke dalam alat pemroses material concrete batch dan
aspalt mixing plant.
6. Jack Hammer.
Gambar 2.51Doozer
Sumber :Ir.Susy Fatenah Rostiyanti M.Sc,2010