Energi adalah kebutuhan yang sangat penting bagi manusia dalam memenuhi segala aktivitasnya. Permintan akan energi pun semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan ekonomi. Hingga saat ini, sumber energi yang paling dominan adalaha energi fosil berupa minyak dan gas bumi. Namun, ketersediaan energi fosil akan berkurang karena energi dari fosil bukan energi yang terbarukan. Sehingga manusia mulai mencari sumber energi alternatif yang terbarukan. Indonesia adalah negara kepulauan yang dilewati oleh jalur ring of fire sehingga Indonesia memiliki potensi besar dalam panas bumi. Sistem panas bumi umumnya berkaitan dengan proses volkanisme, magmatisme, dan tektonik. Indonesia memiliki potensi panas bumi terbesar di dunia yakni 40% dari sumber panas di dunia, namun yang telah dieksplorasi dan diproduksi sekitar 4% dari potensi yang ada. Potensi kapasitas panas bumi di Indonesia adalah sekitar 29.038 MW pada 276 lapangan panas bumi. Energi panas bumi merupakan energi yang bersifat terbarukan dan ramah lingkungan. Berdasarkan ulasan tersebut, penulis tertarik untuk mengambil topik mengenai panas bumi dalam pembuatan tulisan ini. Pulau Sumatera merupakan daerah yang dilalui oleh subduksi antara Lempeng Eurasia dan Lempeng Indo-Australia. Subduksi ini ditandai dengan adanya rangkaian gunung api, termasuk Gunung Api Rajabasa di Lampung. Beberapa manifestasi panas bumi ditemukan di daerah ini seperti mata air panas (hot springs) dan fumarol. Keberadaan manifestasi ini mengindikasikan potensi energi panas bumi di daerah ini. Kegiatan eksplorasi panas bumi di daerah Rajabasa mendapatkan izin eksplorasi di tahun 2014 sehingga masih tergolong baru. Keberadaan lapangan panas bumi ini akan membantu mencukupi kebutuhan energi di Lampung dimana sebelumnya Lampung mendapat pasokan tambahan energi dari Sumatra Selatan.
Berdasarkan ulasan tersebut, penulis tertarik untuk membahas dan
menjelaskan tentang sistem geologi dan panas bumi di daerah Rajabasa menggunakan pendekatan observasi lapangan, analisis geokimia air, dan metode magnetik, sebagaimana penulis akan memaparkannya dalam tulisan ini. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, rumusan masalah yang dapat disimpulkan adalah 1. Apakah kondisi geologi yang mempengaruhi keberadaan panas bumi di Gunung Api Rajabasa? 2. Bagaimana analisis geokimia air terhadap sistem panas bumi Gunung Api Rajabasa? 3. Bagaimana interpretasi magnetik terhadap sistem panas bumi di Gunung Api Rajabasa? 1.3 Tujuan Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Referat (GL3191), Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung serta untuk mengembangkan pengetahuan dan wawasan untuk penulis dan pembaca, diantaranya : 1. Menjelaskan kondisi geologi yang mempengaruhi keberadaan panas bumi di Gunung Api Rajabasa secara umum. 2. Menjelaskan potensi panas bumi di Gunung Api Rajabasa berdasarkan pendekatan observasi lapangan, geokimia air, dan metode magnetik. 1.4 Metode Pengumpulan Data Metode penulisan yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah ini adalah metode studi literatur. Literatur utama yang menjadi rujukan dalam pembuatan makalah ini berjudul Geology and Geothermal System in Rajabasa Volcano South Lampung Ragency, Indonesia (Approach to Field Obsevations, Water Geochemistry, and Magnetic Methods) yang disusun oleh I Gede Boy Darmawan, Lucas Donny Setijadji, dan Djoko Wintolo dan dipublikasikan dalam World Geothermal Congress 2015 di Melbourne, Australia. Selain itu, penulis juga mengambil data pendukung dari beberapa jurnal yang berkaitan dengan judul, internet dan bahan kuliah. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan makalah ini terdiri atas lima bagian yaitu
Bab I
berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan yang
mendasari penyusunan makalah ini. Bab II berisi aspek geologi regional yang menggambarkan keadaan geologi umum daerah penelitian dalam makalah ini. Bab III berisi landasan teori yang membahas teori dan informasi yang berhubungan dengan penelitian dalam makalah ini. Bab IV berisi pembahasan utama dari makalah ini yang menjelaskan tentang hasil penelitian berdasarkan pendekatan observasi lapangan, geokimia, dan metode magnetik. Bab V berisi kesimpulan terhadap keseluruhan pembahasan dari makalah ini.