Anda di halaman 1dari 20

RELEVANSI ILMU FISIKA & TEKNIK SIPIL

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. TINJAUAN UMUM


Teknik sipil adalah salah satu cabang ilmu teknik yang mempelajari tentang bagaimana
merancang, merencanakan , membangun, dan merenovasi berbagai macam gedung dan
infrastruktur yang banyak diperlukan masyarakat yang tentu saja tidak mengabaikan permasalahan
lingkungan dan kesosialan hidup manusia. Teknik sipil dikembangkan sejalan dengan tingkat
kebutuhan manusia dan pergerakannya, hingga bisa dikatakan ilmu ini bisa mengubah hutan
menjadi sebuah kota besar.
Fisika adalah sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang terluas. Fisika mempelajari
gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam ruang dan waktu yang sangat beragam. Beberapa
sifat yang dipelajari dalam fisika adalah sifat yang ada dalam semua hal. Ilmu fisika dapat
digunakan dalam berbagai bidang, salah satunya adalah bidang teknik sipil.
Ilmu fisika adalah salah satu ilmu penunjang di bidang teknik sipil yang sangat besar
peranannya dalam hal mempelajari sifat-sifat dari berbagai struktur yang banyak dikembangkan
di bidang teknik sipil.

1.2. LATAR BELAKANG

Teknik sipil memiliki ruang lingkup yang sangat luas. Ketika berbicara tentang teknik sipil,
maka kita tidak akan terlepas dari ilmu pengetahuan penunjang seperti matematika, fisika, kimia,
biologi, geologi, lingkungan sosial, hingga komputer yang memiliki perannya masing-masing
dalam bidang teknik sipil. Untuk itu kali ini akan dibahas relevansi atau hubungan antara Ilmu
pengetahuan khususnya Fisika dengan Ilmu di bidang Teknik sipil.
Peningkatan sarana transportasi sangat diperlukan sejalan dengan semakin pesatnya
pertumbuhan sosial ekonomi pada hampir seluruh wilayah di Indonesia. Sehingga pembangunan
prasarana transportasi sangat menentukan dalam menunjang tercapainya program pembangunan yang
sudah direncanakan. Pembangunan prasarana transportasi berupa peningkatan jalan dan jembatan
harus sesuai dengan perkembangan . Ilmu teknik sipil sangat berguna bagi kemaslahatan dan
mobilitas kehidupan manusia yang Contohnya saja pembangunan jembatan yang dapat
menghubungkan satu pulau dengan pulau lain. Dalam perencanaan dan pembangunan struktur
jembatan ilmu fisika dan ilmu teknik sipil akan saling melengkapi. Cukup banyak gejala alam yang
dapat dianalisa dari pembangunan sebuah struktur jembatan yang akan dibahas pada makalah ini.

1.3. POKOK BAHASAN


Jembatan adalah suatu struktur bangunan yang berfungsi untuk menghubungkan dua
bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur
sungai, saluran irigasi dan pembuangan, jalan kereta api, waduk, dan lain-lain. Desain dari
jembatan bervariasi tergantung pada fungsi dari jembatan atau kondisi bentuk permukaan bumi
dimana jembatan tersebut dibangun.

Klasifikasi Jembatan terbagi 3 :

1. Menurut Kegunaanya
2. Menurut Jenis Materialnya
3. Menurut sistim struktur

Menurut Kegunaanya

1. Jembatan jalan raya (highway brigde)


2. Jembatan pejalan kaki (foot path)
3. Jembatan kereta api (railway brigde)
4. Jembatan jalan air
5. Jembatan jalan pipa
6. Jembatan penyebrangan

Menurut Jenis Materialnya

1. Jembatan kayu
2. Jembatan baja
3. Jembatan beton bertulang dan pratekan
4. Jembatan komposit

Menurut Jenis Structural

1. Jembatan dengan tumpuan sederhana (simply supported bridge)


2. Jembatan menerus (continuous bridge)
3. Jembatan kantilever (cantilever bridge)
4. Jembatan integral (integral bridge)
5. Jembatan semi integral (semi integral bridge)
6. Jembatan pelengkung tiga sendi (arches bridge)
7. Jembatan rangka (trusses bridge)
8. Jembatan gantung (suspension bridge)
9. Jembatan kable (cabled-stayed bridge)
10. Jembatan urung-urung (culverts bridge)

1.4. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah yang akan dibahas dari makalah ini adalah :

1. Cabang Ilmu Teknik sipil apa saja yang digunakan dalam perencanaan dan pembangunan struktur
jembatan ?
2. Cabang Ilmu Fisika apa saja yang digunakan dalam perencanaan dan pembangunan struktur
jembatan ?
3. Bagaimana relevansi atau analogi dari cabang ilmu fisika dan cabang ilmu teknik sipil dalam
perencanaan dan pembangunan struktur jembatan ?

1.5. TUJUAN PENULISAN

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Mengetahui dan memahami cabang ilmu teknik yang digunakan dalam perencanaan dan
pembangunan struktur jembatan.
2. Mengetahui dan memahami cabang ilmu fisika yang digunakan dalam perencanaan dan
pembangunan struktur jembatan.
3. Mengetahui relevansi atau analogi ilmu fisika dan ilmu teknik sipil.

BAB II

TEORI PENUNJANG BIDANG TEKNIK SIPIL

2.1. MEKANIKA TEKNIK

Mekanika adalah ilmu Fisika yang mempelajari keadaan status benda, baik dalam keadaan
diam atau bergerak akibat pengaruh gaya-gaya yang bekerja.ilmu ini sangat penting perannya
dalam sistem analisis kerekayasaan, dan seringkali orang menyebut bahwa awal dari rekayasa
adalah mekanika. ilmu mekanika tergolong ilmu fisika yang paling tua dibandingkan ilmu-
ilmu fisika yang lain
Sedangkan Mekanika teknik adalah ilmu yang sangat mendasar, hal penting yang diperlukan dalam
mendesain dan merancang mulai dari alat/mesin, transportasi, bangunan, perlengkapan,furniture. Dalam mekanika
teknik kita dapat merancang suatu alat atau proyek dengan desain terbaik (dalam arti desain yang kuat dan
tahan lama), namun palingefisien/ekonomis. Mekanika teknik dapat membantu penyusunan yang seharusnya
menyajikan untuk mengurangi resiko kecelakaan yang berhubungan dengan berat(manusia). Program
pemeliharaan dihasilkan dari perhitungan mekanik teknik secaramendalam setelah mengevaluasi antara
perencanaan dan pelaksanaan, karena biasanya terjadi perbedaan antara desain dan konstruksi pada saat
di lapangan.
Dengan seiring perkembangan zaman pada saat sekarang ini, segala sesuatunya tentunya
semakin mengalami perkembangan, segala sesuatunya sekarang semakin kompleks seperti
tampak pada kegiatan riset,pengembangan, perancangan, konstruksi dan pengoperasian fasilitas-fasilitas
produksi. Perkembangan yang terjadi di dalam bidang Ilmu Teknik inilah yang mendorong munculnya
kesadaran untuk memberikan perlindungan yang lebih baik terhadapmanusia, tempat kerja, industri dan
lingkungan yang tentunya dapat di pelajari di dalam mekanika teknik.
Oleh karena itu maka mempelajari mekanika teknik ini sangat penting khususnya bagi yang
berhubungan langsung dengan bidang Sipil tentunya.Kita dapat mengetahui kekuatan dan
keseimbangan serta perilaku suatu struktur.Sehingga dapat menghasilkan suatu kinerja yang aman,
tepat dan sesuai tentunya.Oleh karena itu mekanika teknik yang mempelajari keergonomisan
bentuk maupun struktur ini sangat perlu untuk dipelajari.
Mekanika Teknik mencakup beberapa cabang ilmu yaitu :
 Statika , studi benda tidak bergerak
 Dinamika , studi benda yang bergerak
 Mekanika fluida , pergerakan aliran air
 Mekanika tanah , studi pergerakan dan sifat tanah
 Mekanika kontinuum, analisa benda bermassa kontinuum
Cakupan mekanika teknik cukup luas, dalam bidang teknik sipil khususnya pada struktur jembatan
cabang ilmu yang dibahas adalah STATIKA. Statika adalah ilmu gaya yang mempelajari kekuatan
dan stabilitas dari struktur dan bagian bagiannya. Semua gaya adalah setimbang dan gaya-gaya
dalam keadaan diam.
2.1.1. GAYA
1. Sifat Gaya
a. Mempunyai besaran (kg, ton dsb).
b. Mempunyai arah.
c. Mempunyai titik tangkap.

a. Gaya Terpusat (point load).


- akibat berat manusia, berat kendaraan, berat kolom dan lain lain.

b. Gaya Terbagi Rata (distributed load).

- akibat berat lantai, balok, aspal , genangan air.


- akibat angin dorong dan hisap
c. Gaya Momen.

- Momen lentur
- Momen Torsi (punti

2.1.2. PERLETAKAN / TUMPUAN

1. Tumpuan Sendi

(mampu menahan gaya vertikal)

( mampu menahan gaya horizontal)


(tak mampu menahan momen)
2. Tumpuan Roll

(mampu menahan gaya vertikal)


( tidak mampu menahan gaya horizontal)
(tidak mampu menahan gaya momen)
3. Tumpuan Jepit
contoh sederhananya balok yang ditanamkan didalak dinding/kolom
(mampu menahan gaya vertikal)
( tidak mampu menahan gaya horizontal)
(tidak mampu menahan gaya momen)

2.2. ANALISIS STRUKTUR


Analisis struktur merupakan ilmu untuk menentukan efek dari beban pada struktur fisik
dan komponennya. Adapun cabang pemakaiannya meliputi analisis
bangunan, jembatan, perkakas, mesin, tanah, dll. Analisis struktur menggabungkan
bidang mekanika teknik, teknik material dan matematika teknik untuk
menghitung deformasistruktur, kekuatan internal, tekanan, reaksi tumpuan, percepatan,
dan stabilitas. Hasil analisis tersebut digunakan untuk memverifikasi kekuatan struktur yang akan
maupun telah dibangun. Dengan demikian analisis struktur merupakan bagian penting dari desain
rekayasa struktur.
Dalam sebuah struktur, ada beberapa hal yang perlu dianalisis antara lain :

2.2.1. ANALISIS DIMENSI


Perhitungan terhadap ukuran-ukuran struktur dan bagian-bagian nya. Pengukuran panjang , lebar
, dan tinggi pada suatu struktur harus dilakukan dengan teliti agar tidak terjadi kecelakaan. karena
kesalahan perhitungan dimensi akan mengakibatkan kesalahan perhitungan pembebanan.
Penggunaan aturan angka penting kurang dianjurkan untuk ukuran dalam satuan meter.

2.2.2. ANALISIS BEBAN


Setelah dimensi dari struktur itu diketahui, sangat penting kemudian menentukan beban apa saja
yang ditanggung dari struktur. Beban disain biasanya dispesifikasi oleh peraturan bangunan yang
berlaku. Untuk wilayah hukum Indonesia digunakan SNI 03 1727 1989 Perencanaan
Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung. Ada dua jenis beban pada struktur yang harus
dipertimbangkan dalam desain. Tipe pertama ini disebut dengan Beban mati yang merupakan
berat dari kumpulan setiap anggota struktur maupun berat objek benda yang ditempatkan secara
permanen. Sebagai contoh, kolom, balok, balok penopang (girder), pelat lantai, dinding,
jendela, plumbing, alat listrik, dan lain sebagainya. Kedua adalah Beban hidup, yang mana beban
yang bergerak atau bervariasi dalam ukuran maupun lokasi. Contohnya adalah beban kendaraan
pada jembatan, beban pengunjung pada gedung, beban hujan, beban salju, beban ledakan, beban
gempa, dan beban alami lainnya.
Yang termasuk kedalam Beban Mati adalah :
1. Berat sendiri ( berat struktur sendiri )
Contoh : gelagar beton pada jembatan
2. Beban mati tambahan, beban yang melekat ke struktur tetapi bukan bagian dari struktur
Contoh : lampu , lapisan semen.
3. Beban mechanical dan electrical
4. Beban dinding

Yang termasuk kedalam Beban Hidup adalah :


1. Beban hidup manusia
2. Beban hidup kendaraan
3. Beban Angin, Bila struktur merintangi aliran angin, energi kinetik angin dikonversikan ke dalam energi
potensial tekanan, yang menyebabkan terjadinya suatu pembebanan angin. Efek angin pada struktur
bergantung pada kerapatan dan kecepatan udara, sudut datang angin, bentuk dan kekakuan struktur
dan kekesaran permukaannya. Pembebanan angin bisa ditinjau dari
pendekatan statik maupun dinamik.
4. Beban Gempa , Gempa bumi menghasilkan pembebanan pada suatu struktur melalui interaksi
gerakan tanah dan karakteristik respon struktur. Pembebanan ini merupakan hasil dari distorsi
struktur yang disebabkan oleh gerakan tanah dan kekakuan struktur. Besarnya bergantung pada
banyak dan tipe percepatan gerak tanah, masa dan kekakuan struktur. Pembebanan dan analisis
gempa di Indonesia merujuk pada SNI 03 1726 2010 Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk
Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung.
5. Tekanan Hidrostatika dan Tekanan tanah, Bila struktur-struktur digunakan untuk menahan air, tanah
atau materi glanural, tekanan yang dihasilkan oleh beban-beban ini menjadi suatu kriteria desain yang
penting. Contohnya adalah bendungan atau dinding penahan (retaining wall). Disini hukum-
hukum hidrostatik dan mekanika tanah dipakai untuk menentukan pembebanan struktur.

2.2.3. ANALISIS GAYA DALAM


Suatu struktur tidak hanya memiliki gaya-gaya yang berasal dari luar. Struktur juga akan membentuk
gayanya sendiri dari dalam. Yang termasuk gaya dalam adalah :

1. Momen Lentur

Sebuah balok langsing yang diberi perletakan sederhana akan menghasilkan lenturan. Sebutan masalah
lentur diartikan pada studi mengenai tegangan dan deformasi yang timbul pada elemen yang
mengalami aksi gaya. Umumnya tegak lurus pada sumbu elemen sehingga salah satu tepi serat
mengalami perpanjangan dan tepi serat lainnya mengalami penyusutan.biasanya lenturan terjadi
pada beban merata(q).Persamaan sederhana untuk menentukan tegangan lentur pada balok dengan
perletakan sederhana adalah

2. Gaya Geser (lintang)

gaya yang tegak lurus terhadap sistem. Balok akan mengalami patah geser akibat gaya yang tegak lurus
bidang. Patah geser lebih berbahaya dibandingkan Momen lentur.

3. Gaya Normal

gaya yang searah bidang. Balok akan mengalami gaya tekan atau tarik. Ada gaya yang sejajar balok dan
menuju kearah tumpuan maka balok akan mengalami tekanan, dan apabila ada gaya luar yang sejajar
bidang dan menjauhi tumpuan maka balok mengalami tarikan.

2.2.4. ANALISIS TIPE STRUKTUR

Truss

Truss terdiri dari ikatan elemen balok tegangan tarik dan elemen kolom pendek dan biasanya
berbentuk segitiga. Truss bidang disusun dari elemen-elemen yang berada pada bidang yang sama
(2 matra) dan seringkali digunakan untuk jembatan-jembatan, penopang atap. Sebaliknya, truss ruang
memiliki elemen-elemen yang dapat mengembang ke dalam tiga matra dan cocok untuk derek dan
menara. Kemampuan bentangnya mulai dari 10 m hingga 125 m. Untuk kasus jembatan di Indonesia,
kemampuan bentang truss tipe Warren bisa mencapai 60 m dibandingkan dengan jembatan balok
prategang sederhana yang hanya mampu membentang sepanjang 30 m.

Kabel

Dua bentuk lain dari struktur yang digunakan untuk bentang panjang adalah kabel dan bangunan
berpola lengkungan. Kabel biasanya fleksibel dan menyangga beban-bebannya dalam tegangan tarik.
Tidak seperti tegangan tarik yang mengikat, beban luar (eksternal) tidak dipakai sepanjang sumbu
kabel, dan akibatnya kabel mengalami bentuk kelengkungan tertentu.
Kabel umumnya digunakan untuk tujuan seperti menopang gelagar jembatan dan atap bangunan. Bila
digunakan untuk tujuan ini, kabel memiliki suatu keuntungan dibandingkan balok dan truss khususnya
untuk bentang melebihi 50 meter. Karena mereka berlaku sebagai tegangan tarik, kabel-kabel tidak
akan menjadi stabil dan runtuh secara mendadak seperti yang biasa terjadi pada balok atau truss.
Dalam aspek biaya, truss akan membutuhkan biaya tambahan dalam konstruksinya dan terjadi
peningkatan ketinggian akibat bentang yang meningkat. Penggunaan kabel-kabel pada sisi lain
dibatasi hanya oleh berat dan metode-metode penggantungan.

Lengkungan

Lengkungan atau busur (Arch) mencapai kekuatannya dalam tegangan mampat, karena ia memiliki
suatu bentuk kurva yang berlawanan dibandingkan dengan kabel. Lengkungan meskipun harus
dimampatkan agar dapat menjaga bentuknya dan akibatnya pembebanan sekunder seperti gaya
geser dan momen, harus dipertimbangkan dalam desainnya. Lengkungan seringkali digunakan dalam
struktur jembatan, kubah, dan untuk pintu masuk dinding bangunan batu.

Kerangka

Kerangka-kerangka (Frames) sering digunakan dalam bangunan yang tersusun dari balok dan kolom
yang hubungan berupa sambungan pin (sendi) ataupun sambungan kaku. Pembebanan pada suatu
kerangka menyebabkan pembengkokan anggota bagian dan akibat dari hubungan sambungan kaku,
struktur ini umumnya menjadi struktur tak tentu dari sudut pandang analisis. Kekuatan dari suatu
kerangka diturunkan dari interaksi momen antara balok dan kolom pada sambungan kaku, dan
hasilnya keuntungan ekonomis dari penggunaan suatu kerangka bergantung pada peningkatan
efesiensi dalam menggunakan ukuran balok yang lebih kecil terhadap peningkatan ukuran kolom dari
aksi “balok-kolom” yang disebabkan pembengkokan pada sambungan-sambungan.

Struktur bidang permukaan

Struktur bidang permukaan dibuat dari suatu bahan yang memiliki ketebalan yang sangat tipis
dibandingkan dengan ukuran dimensi lainnya. Kadangkala material ini sangat lentur dan dapat
mengambil bentuk suatu tenda atau struktur gelembung udara. Pada kasus ini material bekerja
sebagai suatu struktur membran yang dibebankan oleh tegangan tarik murni.
Struktur bidang permukaan bisa juga dibuat dari bahan kaku seperti beton pratekan atau ferro-semen.
Sebagaimana mereka bisa dibentuk sebagai pelat lipatan, silinder, atau parabola hiperbolik dan
disebut pelat tipis atau cangkang. Struktur ini bekerja menyerupai kabel atau lengkungan karena
mereka pada pokoknya menopang beban-beban dalam bentung tegangan tarik atau mampatan
(tekanan) dengan pembengkokan yang sangat kecil. Struktur ini rumit dianalisis kecuali dengan
bantuan komputer dengan metode elemen hingga.

2.3. KONSTRUKSI BETON


Dalam konstruksi, beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari
kombinasi aggregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen
Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen dan air.
Biasanya dipercayai bahwa beton mengering setelah pencampuran dan peletakan.
Sebenarnya, beton tidak menjadi padat karena air menguap, tetapi semen berhidrasi, mengelem
komponen lainnya bersama dan akhirnya membentuk material seperti-batu. Beton digunakan untuk
membuat perkerasan jalan, struktur bangunan, fondasi, jalan, jembatan penyeberangan, struktur
parkiran, dasar untuk pagar/gerbang, dan semen dalam bata atau tembok blok. Nama lama untuk
beton adalah batu cair.
Dalam perkembangannya banyak ditemukan beton baru hasil modifikasi, seperti beton
ringan, beton semprot , beton fiber, beton berkekuatan tinggi, beton berkekuatan sangat tinggi, beton
mampat sendiri. Saat ini beton merupakan bahan bangunan yang paling banyak dipakai di dunia.

2.3.1. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BETON


Kelebihan beton adalah dapat mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi. Selain itu pula
beton juga memiliki kekuatan mumpuni, tahan terhadap temperatur yang tinggi dan biaya
pemeliharaan yang murah.
Sedang kekurangannya adalah bentuk yang telah dibuat sulit diubah tanpa kerusakan. Pada
struktur beton, jika ingin dilakukan penghancuran maka akan mahal karena tidak dapat dipakai lagi.
Beda dengan struktur baja yang tetap bernilai. Berat, dibandingkan dengan kekuatannya dan daya
pantul yang besar.
Beton memiliki kuat tekan yang tinggi namun lemah dalam tariknya. Jika struktur itu langsung
jika tidak diberi perkuatan yang cukup akan mudah gagal. Menurut perkiraan kasar, nilai kuat tariknya
sekitar 9%-5% kuat tekannya. Maka dari itu perkuatan sangat diperlukan dalam struktur beton.
Perkuatan yang umum adalah dengan menggunakan tulang baja yang jika dipadukan sering disebut
dengan beton bertulang.
2.3.2. SIFAT BETON
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, beton memiliki kuat tekan yang tinggi namun kuat tarik yang
lemah. Untuk kuat tekan, di Indonesia sering digunakan satuan kg/cm²dengan simbol K untuk benda
uji kubus dan fc untuk benda uji silinder. Kuat hancur dari beton s angat dipengaruhi oleh beberapa
faktor :
 Jenis dan kualitas semen
 Jenis dan lekak lekul bidang permukaan agregat. Kenyataan menunjukkan bahwa penggunaan
agregat akan menghasilkan beton dengan kuat tekan dan kuat tarik lebih besar daripada
penggunaan kerikil halus dari sungai.
 Perawatan. Kehilangan kekuatan sampai dengan sekitar 40% dapat terjadi bila pengeringan
diadakan sebelum waktunya. Perawatan adalah hal yang sangat penting pada pekerjaan lapangan
dan pada pembuatan benda uji.
 Suhu. Pada umumnya kecepatan pengerasan beton bertambah dengan bertambahnya suhu. Pada
titik beku kuat tekan akan tetap rendah untuk waktu yang lama.
 Umur. Pada kekeadaan yang normal kekuatan beton bertambah dengan umurnya
2.3.3. JENIS BETON
1. Beton siklop
Beton jenis ini sama dengan beton normal biasa , perbedaannya ialah pada beton ini digunakan
ukuran agregat yang relative besar2.beton ini digunakan pada pembuatan bendungan, pangkal
jembatan,dan sebagainnya.ukuran agregat kasar dapat sampai 20 cm,namun proporsi agregat yang
lebih besar dari biasanya ini sebaiknya tidak lebih dari 20 persen dari agregat seluruhnya.

2. Beton Ringan
Beton jenis ini sama dengan beton biasa perbedaannya hanya agregat kasarnya diganti dengan
agregat ringan. Selain itu dapat pula dengan beton biasa yang diberi bahan tambah yang mampu
membentuk gelembung udara waktu pengadukanbeton berlangsung.beton semacam ini mempunyai
banyk pori sehingga berat jenisnya lebih rendah daripada beton biasa.

3. Beton non pasir


Beton jenis ini dibuat tanpa pasir , jadi hanya air,semen, dan kerikil saja.karena tanpa pasir maka
rongga rongga kerikil tidak terisi. Sehingga beton berongga dan berat jenisnya lebih rendah daripada
beton biasa. Selain itu Karena tanpa pasir maka tidak dibutuhkan pasta2 untuk menyelimuti butir2
pasir sehingga kebtuhan semen relative lebih sedikit.

4. Beton hampa
Seperti yang telah diketahui bahwa kira2 separuh air yag dicampurkan saja yang bereaksi dengan
semen,adapun separuh sisanya digunakan untuk mengencerkan adukan.beton jenis ini diaduk dan
dituang serta dipadatkan sebagaimana beton biasa,namun setelah beton tercetak padat kemudian air
sisa reaksi disedot dengan cara khusus. Seperti cara vakum. Dengan demikian air yang tertinggal
hanya air yang digunakan untuk reaksi dengan semen,sehingga beton yang diperoleh sangat kuat.

5. Beton bertulang
Beton biasa sangat lemah dengan gaya tarik, namun sangat kuat dengan gaya tekan, batang baja
dapat dimasukkan pada bagian beton yang tertarik untuk membantu beton. Beto yang dimasuki
batang baja pada bagian tariknya ini disebut beton bertulang.
6. Beton prategang
Jenis beton ini sama dengan beton bertulang, perbedaannya adalah batangnya baja yang dimasukkan
ke dalam beton ditegangkan dahulu . batang baja ini tetap mempunyai tegangan sampai beton yang
dituang mengeras.bagian balok beton ini walaupun menahan lenturan tidak akan terjadi retak.

7. Beton pracetak
Beton biasa dicetak /dituang di tempat.namun dapat pula dicetak di tempat lain,fungsinya di cetak di
tempat lain agar memperoleh mutu yang lebih baik.selain itu dipakai jika tempat pembuatan beton
sangat terbatas.sehingga sulit menyediakan tempat percetakan perawatan betonnya.

8. Beton massa
Beton yang dituang dalam volume besar yaitu perbandingan antara volume dan permukaannya besar.
Bila dimensinya lebih besar dari 60 sm. Pondasi besar,pilar, bendungan. Harus diperhatikan
perbedaan temeratur.

9. Fero semen
Suatu bahan gabungan yang diperoleh dengan cara memberikan ortar semen suatu tulangan yang
berupa suatu anyaman kawat baja.

10. Beton serat


Beton komposit yang terdiri dari beton biasa dan bahan lain yang berupa serat. Serat berupa batang2
5 sd 500mm,panjang 25-100mm.serat asbatos,tumbuh2an , serat plastic, kawat baja.

BAB III
TEORI PENUNJANG ILMU FISIKA

1.1. MASSA JENIS


Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa
jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap
benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa
jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda
bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air. Apabila terdapat 2 buah
benda yang memiliki volume V yang sama, namun massa kedua benda tersebut berbeda hal itu
berarti kepadatan kedua benda tersebut berbeda. Dan apabila 2 buah benda bermassa sama namun
volume keduanya berbeda maka kepadatannya juga berbeda. Sehingga massa jenis dapat
didefinisikan sebagai ukuran kepadatan suatu benda yang besarnya merupakan hasil bagi antara
massa benda dan volume benda.

rho= massa jenis ( kg/m^3)


m = massa (kg)
v = volume (m^3)

Massa jenis air murni adalah 1 g/cm3 atau sama dengan 1000 kg/m3
Selain karena angkanya yang mudah diingat dan mudah dipakai untuk menghitung, maka massa
jenis air dipakai perbandingan untuk rumus ke-2 menghitung massa jenis, atau yang dinamakan
'Massa Jenis Relatif'
dalam teknik sipil, konsep massa jenis sangat berguna untuk menghitung massa dari suatu struktur
yang sudah diketahui dimensinya.

1.2. GAYA BERAT

Gaya berat adalah gaya kebawah yang dialami setiap benda yang memiliki massa. Gaya
berat akan terjadi ketika suatu benda yang memiliki massa berada pada daerah yang dipengaruhi
percepatan gravitasi. Galileo menyatakan bahwa benda-benda yang dijatuhkan di dekat
permukaan bumi akan jatuh dengan percepatan yang sama yaitu g, jika hambatan udara
dapat diabaikan. Gaya yang menyebabkan percepatan ini disebut gaya gravitasi. Maka dapat
dikatakan bahwa gaya berat yang dialami suatu benda adalah hasil kali antara massa benda dan
gaya gravitasi.
Setiap benda yang bermassa memiliki massa yang tetap dimana pun benda tersebut
ditempatkan. akan tetapi benda tersebut akan memiliki berat yang berbeda karena percepatan
gravitasi disetiap tempat tidak sama. Sebagai contoh, percepatan gravitasi g di permukaan bulan
kira-kira 1/6 percepatan gravitasi di permukaan bumi. Sehingga massa 1 kg di permukaan bumi
yang beratnya 9,8 N, ketika berada di permukaan bulan beratnya menjadi 1,7 N. Gaya gravitasi
bekerja pada sebuah benda ketikabenda tersebut jatuh.
Secara Matematis persamaan gaya berat adalah :
W = m.g m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)

1.3. HUKUM 3 NEWTON

Hukum III Newton menyatakan bahwa jika benda 1 memberikan gaya pada benda 2 maka
pada saat yang sama benda 2 memberikan gaya pada benda 1. Besar kedua gaya sama tetapi arah
kedua gaya berlawanan. Salah satu gaya disebut aksi, gaya lainnya disebut reaksi.
FAKSI = -FREAKSI
Tanda negatif menjelaskan arah gaya. F aksi bertanda positif, sedangkan F reaksi
bertanda negatif. Hal ini menunjukkan bahwa gaya aksi dan gaya reaksi berlawanan arah.
Lakukan percobaan agar anda lebih memahami hukum III Newton. Jika anda mempunyai papan
luncur, doronglah tembok sambil berdiri di atas papan luncur. Setelah anda mendorong tembok,
papan luncur bergerak mundur menjauhi tembok. Arah dorongan anda ke depan, arah gerakan
papan luncur ke belakang. Hal ini menunjukan bahwa tembok juga mendorong anda. Ketika anda
mendorong tembok, pada saat yang sama tembok juga mendorong anda. Gaya dorong anda bekerja
pada tembok, sedangkan gaya dorong tembok bekerja pada anda. Besar kedua gaya sama tetapi
berlawanan arah. Anda dapat menyebut salah satu gaya sebagai aksi dan gaya lain sebagai reaksi.

percobaan lain seperti gambar disamping. ketika


seorang anak menarik tali yang terikat pada sebuah tiang dengan gaya 500 N , maka diwaktu
bersamaan tiang tersebut seakan-akan juga memberi gaya tarik yang sama besar kepada anak
tersebut.

1.4.TITIK BERAT (PUSAT MASSA)


Setiap benda bermassa, memiliki berat yang berbeda-beda pada tiap tiap titiknya. Misalkan
saja pada suatu balok sederhana. Ketika kita mengangkat balok sederhana pada bagian ujungnya
maka balok yang bermassa tersebut akan lebih mudah kita angkat dibandingkan ketika kita
mengangkat bagian tengah balok tersebut. Hal tersebutlah yang menggambarakan titik berat.
Sehingga titik berat atau pusat massa dapat diartikan sebagai resultan dari seluruh titik yang berada
dalam sebuah partikel. sebuah titik pada benda di mana massa semua partikel penyusun benda
dianggap terpusat pada titik tersebut.
Setiap benda tegar dianggap tersusun dari banyak partikel di mana jarak antara setiap
partikel sama. Walaupun demikian, untuk mempermudah penurunan rumus menentukan pusat
massa, dibuat penyederhanaan dengan menganggap benda tegar hanya terdiri dari dua partikel.
Kedua partikel ini dapat disebut sistem benda tegar.

1.5. MOMEN GAYA (TORSI)


Momen gaya merupakan ukuran efektivitas suatu gaya dalam menghasilkan rotasi benda
mengelilingi sumbu putarnya. Oleh karena itu , besar momen gaya didefinisikan sebagai hasil kali
antara gaya F terhadap lengan momen l. Dimana gaya harus tegak lurus terhadap lengan momen.
Secara matematis dapat dituliskan :

M = F.l
Dengan :
F = gaya (N)
l = lengan momen (m)
Momen gaya merupakan besaran vektor karenanya selain mempunyai besar, momen gaya juga
mempunyai arah. Arah momen gaya diketahui dengan mudah menggunakan aturan tangan kanan.
Putar keempat jari tangan kanan anda, sedangkan ibu jari tangan kanan ditegakkan. Arah putaran
keempat jari tangan merupakan arah rotasi sedangkan arah yang ditunjukan oleh ibu jari merupakan
arah momen gaya.
Jika arah momen gaya ke atas (searah sumbu y positif) atau ke kanan (searah sumbu x positif) maka
momen gaya atau torsi bernilai positif. Sebaliknya jika arah momen gaya ke bawah (searah sumbu –
y) atau ke kiri (searah sumbu –x) maka momen gaya bernilai negatif.
Dengan kata lain, jika arah rotasi benda searah dengan putaran jarum jam maka momen gaya bernilai
negatif. Sebaliknya jika arah rotasi benda berlawanan dengan putaran jarum jam maka momen gaya
bernilai positif. Momen gaya merupakan besaran yang sangat sering digunakan dalam dibidang teknik
sipil khususnya pada pembuatan jembatan.

1.6. KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

Benda tegar adalah benda yang tidak mengalami perubahan bentuk akibat pengaruh gaya
atau momen gaya. Sebenarnya benda tegar hanyalah suatu model idealisasi, karena pada dasarnya
semua benda akan mengalami perubahan bentuk apabila dipengaruhi oleha gaya atau momen gaya.
Akan tetapi , karena perubahannya sangat kecil maka pengaruhnya terhadap kesetimbangan statik
dapat diabaikan.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. APLIKASI PRINSIP MASSA JENIS PADA JEMBATAN


Prinsip fisika Massa jenis sering digunakan dalam perencanaan dan pembangunan sebuah
struktur jembatan. Massa jenis digunakan untuk mengetahui massa dari komponen struktur yang
telah diukur dimensi volumenya. Teori fisika ini sangat membantu, karena bagian struktur yang
volumenya sangat besar akan mustahil untuk mengukur massanya dengan neraca atau timbangan.
Dengan Prinsip fisika Massa jenis, seorang perencana cukup menghitung volume dari komponen
struktur.
Contohnya menghitung massa lapisan aspal . Maka untuk mengetahui berapa besar
massanya cukup dengan menghitung volume dari lapisan aspal tersebut.
Dengan mengetahui dimensi dari gelagar yang terbuat dari beton bertulang tersebut, maka dapat
dianalisis berapa beban massa dari gelagar beton
Volume = p x l x t = 20 x 5 x 0,05 = 5 m3
Massa gelagar = bj aspal x volume = (2,2 ton/m3) x (5 m3) = 11 ton

4.2. APLIKASI PRINSIP GAYA BERAT PADA JEMBATAN


Prinsip fisika tentang Gaya Berat dapat digunakan untuk menganalisa beban yang akan
diterima oleh tumpuan pada jembatan. Dalam analisis struktur, pembebanan adalah hal terpenting
sehingga harus dihitung dengan teliti agar tidak terjadi kesalahan yang dapat mengakibatkan
runtuh atau ambruknya jembatan yang overload.
Pada prinsipnya gaya berat adalah gaya kebawah yang disebabkan gravitasi. Prinsip gaya
berat sangat besar pengaruhnya terhadap struktur. Sebagian besar analisis pembebanan berasal dari
gaya yang arahnya vertikal kebawah. Contohnya berat dari gelagar beton, lapisan aspal, rangka
batang,manusia dan kendaraan. Sangat banyak prinsip gaya berat yang diaplikasikan ke dalam
ilmu sipil khususnya pembebanan.
analisis beban mati dan beban hidup pada struktur jembatan seperti gelagar beton atau
lapisan aspal permukaan jalan , kendaraan dan manusia.
Analisis beban mati :
Lapisan aspal :
 Massa aspal = 11 ton
 Gaya berat = 11.000 x 9,8
= 107.800

Analisis Beban hidup :


 Massa kendaraan = 4 ton
 Gaya berat = 4.000 x 9,8
= 39.200 N
4.3. APLIKASI PRINSIP HUKUM III NEWTON PADA JEMBATAN
Pada prinsipnya setiap benda yang memiliki gaya berat akan ada gaya yang besarnya sama
dan berlawanan arah dengan gaya berat tersebut yaitu gaya normal. Prinsip fisika Hukum III
newton tersebut juga berguna dalam pembangunan struktur jembatan. Hukum aksi reaksi berlaku
pada tumpuan atau perletakan dari jembatan. Setiap gaya aksi yang diberikan oleh beban kepada
tumpuan akan mendapat reaksi yang besarnya sama dari tumpuan kepada beban tersebut. Sehingga
sistem jembatan tetap dalam keadaan statis (diam). Prinsip fisika aksi reaksi ini berguna untuk
menghitung reaksi perletakan sehingga dapat mengontrol lendutan
nantinya.

pada gambar disamping misalnya, jembatan dibebani oleh gaya aksi yaitu beratnya sendiri
(komponen) dan juga beban hidup(truk) maka masing-masing ujung jembatan akan memberi
reaksi yang besarnya sama namun arahnya berlawanan.

4.4. APLIKASI PRINSIP MOMEN GAYA dan TITIK BERAT PADA JEMBATAN
Momen gaya adalah kemampuan gaya untuk melakukan rotasi. Ketika suatu titik memiliki
jarak yang tegak lurus dengan sebuah gaya , maka pada titik tersebut akan terjadi momen gaya.
Hal ini berlaku pada jembatan. Mengingat bahwa perletakan sendi dan perletakan roll tidak mampu
menahan momen gaya, maka dapat diibaratkan tumpuan / perletakan adalah sebuah titik. Jadi ,
apabila ada gaya yang bekerja terhadap jembatan, tumpuan akan menerima gaya momen.
Prinsip fisika Momen Gaya dapat digunakan pada pembangunan struktur jembatan untuk
dua hal. Yaitu untuk menentukan reaksi perletakan / tumpuan ketika ada gaya yang tidak simetris
dan juga untuk menentukan momen lentur (gaya dalam) yang terjadi pada jembatan.
prinsip fisika Titik berat lah yang berlaku dalam kasus seperti ini. Beban merata dapat
dianggap sebagai balok homogen yang memiliki koordinat titik berat (x , y). Karena gaya berat
dari beban merata adalah kebawah (akibat gravitasi) maka lengan momen dapat ditentukan dengan
menentukan koordinat titik beratnya pada sumbu x saja.

4.5. APLIKASI PRINSIP KESETIMBANGAN BENDA TEGAR PADA JEMBATAN


Prinsip kesetimbangan benda tegar menyatakan bahwa benda-benda dalam keadaan
setimbang ketika jumlah gaya-gaya yang bekerja padanya bernilai nol. Pada pembahasan
mengenai aksi reaksi, tiap gaya aksi yang diberikan beban kepada tumpuan akan dibalas oleh
tumpuan dengan gaya reaksi yang besarnya sama namun berlawanan arah. sudah membuktikan
bahwa prinsip kesetimbangan benda tegar teraplikasikan pada jembatan.
Namun, ada elemen struktur lain yang menggunakan prinsip kesetimbangan benda tegar.
Elemen struktur tersebut adalah rangka batang ( truss ). Rangka batang dibuat berbentuk segitiga
dengan berbagai macam pola, hal ini dimaksud agar tidak ada gaya geser dari beban yang bekerja.
Prinsip Kesetimbangan benda tegar diaplikasikan untuk menghitung tegangan dan tarikan dari
batang batang dari rangka batang jembatan tersebut. Dalam ilmu teknik sipil , metode analisis gaya
gaya batang ini disebut dengan metode titik buhul (joint)

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN
Ilmu Fisika adalah ilmu sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang terluas. Fisika
mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam ruang dan waktu yang sangat
beragam. Beberapa sifat yang dipelajari dalam fisika adalah sifat yang ada dalam semua hal yang
sifatnya ilmiah, terbukti dan dapat diterima akal pikiran manusia. Ilmu fisika dapat diaplikasikan
dalam berbagai bidang, salah satunya adalah bidang teknik sipil. Begitu banyak relevansi atau
analogi antara fisika dengan teknik sipil, sehingga fisika adalah salah satu mata kuliah terpenting
bagi mahasiswa.
Dalam pokok bahasan makalah ini yaitu Jembatan, sudah cukup banyak analogi atau
relevansi ilmu fisika dengan teknik sipil. Prinsip massa jenis dapat mempermudah kita untuk
menghitung massa dari beban jembatan dengan hanya menghitung dimensi beban
tersebut. Prinsip Gaya Berat diaplikasikan dalam perhitungan gaya-gaya yang bekerja. Prinsip
Hukum III newton diaplikasikan untuk menghitung reaksi tumpuan dan menganalisis momen
lentur. Prinsip Momen Gaya dan Titik Berat diaplikasikan untuk menghitung berapa jarak antar
tumpuan. Dan Prinsip Kesetimbangan Benda Tegar diaplikasikan untuk menghitung gaya-gaya
pada rangka batang jembatan.

5.2. SARAN
Sebagai Mahasiswa Teknik sipil, ilmu fisika adalah ilmu yang sangat penting karena
banyak prinsip-prinsip dalam ilmu fisika yang dapat diaplikasikan ke bidang teknik sipil.
Sehingga, kita harus lebih giat dalam mempelajarinya agar ilmu fisika dapat dikuasai dan dapat
diaplikasikan dengan baik kedalam bidang teknik sipil.
Dalam perencanaan dan pembangunan struktur jembatan, pembahasan diatas bukan
merupakan panduan. Karena makalah ini hanya membahas relevansi atau analogi antara ilmu
fisika dan ilmu teknik sipil. Sebaiknya untuk merencanakan dan membangun struktur jembatan
tidak mengikuti prosedur dalam pembahasan makalh ini.

Anda mungkin juga menyukai