BAB I
PENDAHULUAN
Teknik sipil memiliki ruang lingkup yang sangat luas. Ketika berbicara tentang teknik sipil,
maka kita tidak akan terlepas dari ilmu pengetahuan penunjang seperti matematika, fisika, kimia,
biologi, geologi, lingkungan sosial, hingga komputer yang memiliki perannya masing-masing
dalam bidang teknik sipil. Untuk itu kali ini akan dibahas relevansi atau hubungan antara Ilmu
pengetahuan khususnya Fisika dengan Ilmu di bidang Teknik sipil.
Peningkatan sarana transportasi sangat diperlukan sejalan dengan semakin pesatnya
pertumbuhan sosial ekonomi pada hampir seluruh wilayah di Indonesia. Sehingga pembangunan
prasarana transportasi sangat menentukan dalam menunjang tercapainya program pembangunan yang
sudah direncanakan. Pembangunan prasarana transportasi berupa peningkatan jalan dan jembatan
harus sesuai dengan perkembangan . Ilmu teknik sipil sangat berguna bagi kemaslahatan dan
mobilitas kehidupan manusia yang Contohnya saja pembangunan jembatan yang dapat
menghubungkan satu pulau dengan pulau lain. Dalam perencanaan dan pembangunan struktur
jembatan ilmu fisika dan ilmu teknik sipil akan saling melengkapi. Cukup banyak gejala alam yang
dapat dianalisa dari pembangunan sebuah struktur jembatan yang akan dibahas pada makalah ini.
1. Menurut Kegunaanya
2. Menurut Jenis Materialnya
3. Menurut sistim struktur
Menurut Kegunaanya
1. Jembatan kayu
2. Jembatan baja
3. Jembatan beton bertulang dan pratekan
4. Jembatan komposit
1. Cabang Ilmu Teknik sipil apa saja yang digunakan dalam perencanaan dan pembangunan struktur
jembatan ?
2. Cabang Ilmu Fisika apa saja yang digunakan dalam perencanaan dan pembangunan struktur
jembatan ?
3. Bagaimana relevansi atau analogi dari cabang ilmu fisika dan cabang ilmu teknik sipil dalam
perencanaan dan pembangunan struktur jembatan ?
1. Mengetahui dan memahami cabang ilmu teknik yang digunakan dalam perencanaan dan
pembangunan struktur jembatan.
2. Mengetahui dan memahami cabang ilmu fisika yang digunakan dalam perencanaan dan
pembangunan struktur jembatan.
3. Mengetahui relevansi atau analogi ilmu fisika dan ilmu teknik sipil.
BAB II
Mekanika adalah ilmu Fisika yang mempelajari keadaan status benda, baik dalam keadaan
diam atau bergerak akibat pengaruh gaya-gaya yang bekerja.ilmu ini sangat penting perannya
dalam sistem analisis kerekayasaan, dan seringkali orang menyebut bahwa awal dari rekayasa
adalah mekanika. ilmu mekanika tergolong ilmu fisika yang paling tua dibandingkan ilmu-
ilmu fisika yang lain
Sedangkan Mekanika teknik adalah ilmu yang sangat mendasar, hal penting yang diperlukan dalam
mendesain dan merancang mulai dari alat/mesin, transportasi, bangunan, perlengkapan,furniture. Dalam mekanika
teknik kita dapat merancang suatu alat atau proyek dengan desain terbaik (dalam arti desain yang kuat dan
tahan lama), namun palingefisien/ekonomis. Mekanika teknik dapat membantu penyusunan yang seharusnya
menyajikan untuk mengurangi resiko kecelakaan yang berhubungan dengan berat(manusia). Program
pemeliharaan dihasilkan dari perhitungan mekanik teknik secaramendalam setelah mengevaluasi antara
perencanaan dan pelaksanaan, karena biasanya terjadi perbedaan antara desain dan konstruksi pada saat
di lapangan.
Dengan seiring perkembangan zaman pada saat sekarang ini, segala sesuatunya tentunya
semakin mengalami perkembangan, segala sesuatunya sekarang semakin kompleks seperti
tampak pada kegiatan riset,pengembangan, perancangan, konstruksi dan pengoperasian fasilitas-fasilitas
produksi. Perkembangan yang terjadi di dalam bidang Ilmu Teknik inilah yang mendorong munculnya
kesadaran untuk memberikan perlindungan yang lebih baik terhadapmanusia, tempat kerja, industri dan
lingkungan yang tentunya dapat di pelajari di dalam mekanika teknik.
Oleh karena itu maka mempelajari mekanika teknik ini sangat penting khususnya bagi yang
berhubungan langsung dengan bidang Sipil tentunya.Kita dapat mengetahui kekuatan dan
keseimbangan serta perilaku suatu struktur.Sehingga dapat menghasilkan suatu kinerja yang aman,
tepat dan sesuai tentunya.Oleh karena itu mekanika teknik yang mempelajari keergonomisan
bentuk maupun struktur ini sangat perlu untuk dipelajari.
Mekanika Teknik mencakup beberapa cabang ilmu yaitu :
Statika , studi benda tidak bergerak
Dinamika , studi benda yang bergerak
Mekanika fluida , pergerakan aliran air
Mekanika tanah , studi pergerakan dan sifat tanah
Mekanika kontinuum, analisa benda bermassa kontinuum
Cakupan mekanika teknik cukup luas, dalam bidang teknik sipil khususnya pada struktur jembatan
cabang ilmu yang dibahas adalah STATIKA. Statika adalah ilmu gaya yang mempelajari kekuatan
dan stabilitas dari struktur dan bagian bagiannya. Semua gaya adalah setimbang dan gaya-gaya
dalam keadaan diam.
2.1.1. GAYA
1. Sifat Gaya
a. Mempunyai besaran (kg, ton dsb).
b. Mempunyai arah.
c. Mempunyai titik tangkap.
- Momen lentur
- Momen Torsi (punti
1. Tumpuan Sendi
1. Momen Lentur
Sebuah balok langsing yang diberi perletakan sederhana akan menghasilkan lenturan. Sebutan masalah
lentur diartikan pada studi mengenai tegangan dan deformasi yang timbul pada elemen yang
mengalami aksi gaya. Umumnya tegak lurus pada sumbu elemen sehingga salah satu tepi serat
mengalami perpanjangan dan tepi serat lainnya mengalami penyusutan.biasanya lenturan terjadi
pada beban merata(q).Persamaan sederhana untuk menentukan tegangan lentur pada balok dengan
perletakan sederhana adalah
gaya yang tegak lurus terhadap sistem. Balok akan mengalami patah geser akibat gaya yang tegak lurus
bidang. Patah geser lebih berbahaya dibandingkan Momen lentur.
3. Gaya Normal
gaya yang searah bidang. Balok akan mengalami gaya tekan atau tarik. Ada gaya yang sejajar balok dan
menuju kearah tumpuan maka balok akan mengalami tekanan, dan apabila ada gaya luar yang sejajar
bidang dan menjauhi tumpuan maka balok mengalami tarikan.
Truss
Truss terdiri dari ikatan elemen balok tegangan tarik dan elemen kolom pendek dan biasanya
berbentuk segitiga. Truss bidang disusun dari elemen-elemen yang berada pada bidang yang sama
(2 matra) dan seringkali digunakan untuk jembatan-jembatan, penopang atap. Sebaliknya, truss ruang
memiliki elemen-elemen yang dapat mengembang ke dalam tiga matra dan cocok untuk derek dan
menara. Kemampuan bentangnya mulai dari 10 m hingga 125 m. Untuk kasus jembatan di Indonesia,
kemampuan bentang truss tipe Warren bisa mencapai 60 m dibandingkan dengan jembatan balok
prategang sederhana yang hanya mampu membentang sepanjang 30 m.
Kabel
Dua bentuk lain dari struktur yang digunakan untuk bentang panjang adalah kabel dan bangunan
berpola lengkungan. Kabel biasanya fleksibel dan menyangga beban-bebannya dalam tegangan tarik.
Tidak seperti tegangan tarik yang mengikat, beban luar (eksternal) tidak dipakai sepanjang sumbu
kabel, dan akibatnya kabel mengalami bentuk kelengkungan tertentu.
Kabel umumnya digunakan untuk tujuan seperti menopang gelagar jembatan dan atap bangunan. Bila
digunakan untuk tujuan ini, kabel memiliki suatu keuntungan dibandingkan balok dan truss khususnya
untuk bentang melebihi 50 meter. Karena mereka berlaku sebagai tegangan tarik, kabel-kabel tidak
akan menjadi stabil dan runtuh secara mendadak seperti yang biasa terjadi pada balok atau truss.
Dalam aspek biaya, truss akan membutuhkan biaya tambahan dalam konstruksinya dan terjadi
peningkatan ketinggian akibat bentang yang meningkat. Penggunaan kabel-kabel pada sisi lain
dibatasi hanya oleh berat dan metode-metode penggantungan.
Lengkungan
Lengkungan atau busur (Arch) mencapai kekuatannya dalam tegangan mampat, karena ia memiliki
suatu bentuk kurva yang berlawanan dibandingkan dengan kabel. Lengkungan meskipun harus
dimampatkan agar dapat menjaga bentuknya dan akibatnya pembebanan sekunder seperti gaya
geser dan momen, harus dipertimbangkan dalam desainnya. Lengkungan seringkali digunakan dalam
struktur jembatan, kubah, dan untuk pintu masuk dinding bangunan batu.
Kerangka
Kerangka-kerangka (Frames) sering digunakan dalam bangunan yang tersusun dari balok dan kolom
yang hubungan berupa sambungan pin (sendi) ataupun sambungan kaku. Pembebanan pada suatu
kerangka menyebabkan pembengkokan anggota bagian dan akibat dari hubungan sambungan kaku,
struktur ini umumnya menjadi struktur tak tentu dari sudut pandang analisis. Kekuatan dari suatu
kerangka diturunkan dari interaksi momen antara balok dan kolom pada sambungan kaku, dan
hasilnya keuntungan ekonomis dari penggunaan suatu kerangka bergantung pada peningkatan
efesiensi dalam menggunakan ukuran balok yang lebih kecil terhadap peningkatan ukuran kolom dari
aksi “balok-kolom” yang disebabkan pembengkokan pada sambungan-sambungan.
Struktur bidang permukaan dibuat dari suatu bahan yang memiliki ketebalan yang sangat tipis
dibandingkan dengan ukuran dimensi lainnya. Kadangkala material ini sangat lentur dan dapat
mengambil bentuk suatu tenda atau struktur gelembung udara. Pada kasus ini material bekerja
sebagai suatu struktur membran yang dibebankan oleh tegangan tarik murni.
Struktur bidang permukaan bisa juga dibuat dari bahan kaku seperti beton pratekan atau ferro-semen.
Sebagaimana mereka bisa dibentuk sebagai pelat lipatan, silinder, atau parabola hiperbolik dan
disebut pelat tipis atau cangkang. Struktur ini bekerja menyerupai kabel atau lengkungan karena
mereka pada pokoknya menopang beban-beban dalam bentung tegangan tarik atau mampatan
(tekanan) dengan pembengkokan yang sangat kecil. Struktur ini rumit dianalisis kecuali dengan
bantuan komputer dengan metode elemen hingga.
2. Beton Ringan
Beton jenis ini sama dengan beton biasa perbedaannya hanya agregat kasarnya diganti dengan
agregat ringan. Selain itu dapat pula dengan beton biasa yang diberi bahan tambah yang mampu
membentuk gelembung udara waktu pengadukanbeton berlangsung.beton semacam ini mempunyai
banyk pori sehingga berat jenisnya lebih rendah daripada beton biasa.
4. Beton hampa
Seperti yang telah diketahui bahwa kira2 separuh air yag dicampurkan saja yang bereaksi dengan
semen,adapun separuh sisanya digunakan untuk mengencerkan adukan.beton jenis ini diaduk dan
dituang serta dipadatkan sebagaimana beton biasa,namun setelah beton tercetak padat kemudian air
sisa reaksi disedot dengan cara khusus. Seperti cara vakum. Dengan demikian air yang tertinggal
hanya air yang digunakan untuk reaksi dengan semen,sehingga beton yang diperoleh sangat kuat.
5. Beton bertulang
Beton biasa sangat lemah dengan gaya tarik, namun sangat kuat dengan gaya tekan, batang baja
dapat dimasukkan pada bagian beton yang tertarik untuk membantu beton. Beto yang dimasuki
batang baja pada bagian tariknya ini disebut beton bertulang.
6. Beton prategang
Jenis beton ini sama dengan beton bertulang, perbedaannya adalah batangnya baja yang dimasukkan
ke dalam beton ditegangkan dahulu . batang baja ini tetap mempunyai tegangan sampai beton yang
dituang mengeras.bagian balok beton ini walaupun menahan lenturan tidak akan terjadi retak.
7. Beton pracetak
Beton biasa dicetak /dituang di tempat.namun dapat pula dicetak di tempat lain,fungsinya di cetak di
tempat lain agar memperoleh mutu yang lebih baik.selain itu dipakai jika tempat pembuatan beton
sangat terbatas.sehingga sulit menyediakan tempat percetakan perawatan betonnya.
8. Beton massa
Beton yang dituang dalam volume besar yaitu perbandingan antara volume dan permukaannya besar.
Bila dimensinya lebih besar dari 60 sm. Pondasi besar,pilar, bendungan. Harus diperhatikan
perbedaan temeratur.
9. Fero semen
Suatu bahan gabungan yang diperoleh dengan cara memberikan ortar semen suatu tulangan yang
berupa suatu anyaman kawat baja.
BAB III
TEORI PENUNJANG ILMU FISIKA
Massa jenis air murni adalah 1 g/cm3 atau sama dengan 1000 kg/m3
Selain karena angkanya yang mudah diingat dan mudah dipakai untuk menghitung, maka massa
jenis air dipakai perbandingan untuk rumus ke-2 menghitung massa jenis, atau yang dinamakan
'Massa Jenis Relatif'
dalam teknik sipil, konsep massa jenis sangat berguna untuk menghitung massa dari suatu struktur
yang sudah diketahui dimensinya.
Gaya berat adalah gaya kebawah yang dialami setiap benda yang memiliki massa. Gaya
berat akan terjadi ketika suatu benda yang memiliki massa berada pada daerah yang dipengaruhi
percepatan gravitasi. Galileo menyatakan bahwa benda-benda yang dijatuhkan di dekat
permukaan bumi akan jatuh dengan percepatan yang sama yaitu g, jika hambatan udara
dapat diabaikan. Gaya yang menyebabkan percepatan ini disebut gaya gravitasi. Maka dapat
dikatakan bahwa gaya berat yang dialami suatu benda adalah hasil kali antara massa benda dan
gaya gravitasi.
Setiap benda yang bermassa memiliki massa yang tetap dimana pun benda tersebut
ditempatkan. akan tetapi benda tersebut akan memiliki berat yang berbeda karena percepatan
gravitasi disetiap tempat tidak sama. Sebagai contoh, percepatan gravitasi g di permukaan bulan
kira-kira 1/6 percepatan gravitasi di permukaan bumi. Sehingga massa 1 kg di permukaan bumi
yang beratnya 9,8 N, ketika berada di permukaan bulan beratnya menjadi 1,7 N. Gaya gravitasi
bekerja pada sebuah benda ketikabenda tersebut jatuh.
Secara Matematis persamaan gaya berat adalah :
W = m.g m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
Hukum III Newton menyatakan bahwa jika benda 1 memberikan gaya pada benda 2 maka
pada saat yang sama benda 2 memberikan gaya pada benda 1. Besar kedua gaya sama tetapi arah
kedua gaya berlawanan. Salah satu gaya disebut aksi, gaya lainnya disebut reaksi.
FAKSI = -FREAKSI
Tanda negatif menjelaskan arah gaya. F aksi bertanda positif, sedangkan F reaksi
bertanda negatif. Hal ini menunjukkan bahwa gaya aksi dan gaya reaksi berlawanan arah.
Lakukan percobaan agar anda lebih memahami hukum III Newton. Jika anda mempunyai papan
luncur, doronglah tembok sambil berdiri di atas papan luncur. Setelah anda mendorong tembok,
papan luncur bergerak mundur menjauhi tembok. Arah dorongan anda ke depan, arah gerakan
papan luncur ke belakang. Hal ini menunjukan bahwa tembok juga mendorong anda. Ketika anda
mendorong tembok, pada saat yang sama tembok juga mendorong anda. Gaya dorong anda bekerja
pada tembok, sedangkan gaya dorong tembok bekerja pada anda. Besar kedua gaya sama tetapi
berlawanan arah. Anda dapat menyebut salah satu gaya sebagai aksi dan gaya lain sebagai reaksi.
M = F.l
Dengan :
F = gaya (N)
l = lengan momen (m)
Momen gaya merupakan besaran vektor karenanya selain mempunyai besar, momen gaya juga
mempunyai arah. Arah momen gaya diketahui dengan mudah menggunakan aturan tangan kanan.
Putar keempat jari tangan kanan anda, sedangkan ibu jari tangan kanan ditegakkan. Arah putaran
keempat jari tangan merupakan arah rotasi sedangkan arah yang ditunjukan oleh ibu jari merupakan
arah momen gaya.
Jika arah momen gaya ke atas (searah sumbu y positif) atau ke kanan (searah sumbu x positif) maka
momen gaya atau torsi bernilai positif. Sebaliknya jika arah momen gaya ke bawah (searah sumbu –
y) atau ke kiri (searah sumbu –x) maka momen gaya bernilai negatif.
Dengan kata lain, jika arah rotasi benda searah dengan putaran jarum jam maka momen gaya bernilai
negatif. Sebaliknya jika arah rotasi benda berlawanan dengan putaran jarum jam maka momen gaya
bernilai positif. Momen gaya merupakan besaran yang sangat sering digunakan dalam dibidang teknik
sipil khususnya pada pembuatan jembatan.
Benda tegar adalah benda yang tidak mengalami perubahan bentuk akibat pengaruh gaya
atau momen gaya. Sebenarnya benda tegar hanyalah suatu model idealisasi, karena pada dasarnya
semua benda akan mengalami perubahan bentuk apabila dipengaruhi oleha gaya atau momen gaya.
Akan tetapi , karena perubahannya sangat kecil maka pengaruhnya terhadap kesetimbangan statik
dapat diabaikan.
BAB IV
PEMBAHASAN
pada gambar disamping misalnya, jembatan dibebani oleh gaya aksi yaitu beratnya sendiri
(komponen) dan juga beban hidup(truk) maka masing-masing ujung jembatan akan memberi
reaksi yang besarnya sama namun arahnya berlawanan.
4.4. APLIKASI PRINSIP MOMEN GAYA dan TITIK BERAT PADA JEMBATAN
Momen gaya adalah kemampuan gaya untuk melakukan rotasi. Ketika suatu titik memiliki
jarak yang tegak lurus dengan sebuah gaya , maka pada titik tersebut akan terjadi momen gaya.
Hal ini berlaku pada jembatan. Mengingat bahwa perletakan sendi dan perletakan roll tidak mampu
menahan momen gaya, maka dapat diibaratkan tumpuan / perletakan adalah sebuah titik. Jadi ,
apabila ada gaya yang bekerja terhadap jembatan, tumpuan akan menerima gaya momen.
Prinsip fisika Momen Gaya dapat digunakan pada pembangunan struktur jembatan untuk
dua hal. Yaitu untuk menentukan reaksi perletakan / tumpuan ketika ada gaya yang tidak simetris
dan juga untuk menentukan momen lentur (gaya dalam) yang terjadi pada jembatan.
prinsip fisika Titik berat lah yang berlaku dalam kasus seperti ini. Beban merata dapat
dianggap sebagai balok homogen yang memiliki koordinat titik berat (x , y). Karena gaya berat
dari beban merata adalah kebawah (akibat gravitasi) maka lengan momen dapat ditentukan dengan
menentukan koordinat titik beratnya pada sumbu x saja.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
Ilmu Fisika adalah ilmu sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang terluas. Fisika
mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam ruang dan waktu yang sangat
beragam. Beberapa sifat yang dipelajari dalam fisika adalah sifat yang ada dalam semua hal yang
sifatnya ilmiah, terbukti dan dapat diterima akal pikiran manusia. Ilmu fisika dapat diaplikasikan
dalam berbagai bidang, salah satunya adalah bidang teknik sipil. Begitu banyak relevansi atau
analogi antara fisika dengan teknik sipil, sehingga fisika adalah salah satu mata kuliah terpenting
bagi mahasiswa.
Dalam pokok bahasan makalah ini yaitu Jembatan, sudah cukup banyak analogi atau
relevansi ilmu fisika dengan teknik sipil. Prinsip massa jenis dapat mempermudah kita untuk
menghitung massa dari beban jembatan dengan hanya menghitung dimensi beban
tersebut. Prinsip Gaya Berat diaplikasikan dalam perhitungan gaya-gaya yang bekerja. Prinsip
Hukum III newton diaplikasikan untuk menghitung reaksi tumpuan dan menganalisis momen
lentur. Prinsip Momen Gaya dan Titik Berat diaplikasikan untuk menghitung berapa jarak antar
tumpuan. Dan Prinsip Kesetimbangan Benda Tegar diaplikasikan untuk menghitung gaya-gaya
pada rangka batang jembatan.
5.2. SARAN
Sebagai Mahasiswa Teknik sipil, ilmu fisika adalah ilmu yang sangat penting karena
banyak prinsip-prinsip dalam ilmu fisika yang dapat diaplikasikan ke bidang teknik sipil.
Sehingga, kita harus lebih giat dalam mempelajarinya agar ilmu fisika dapat dikuasai dan dapat
diaplikasikan dengan baik kedalam bidang teknik sipil.
Dalam perencanaan dan pembangunan struktur jembatan, pembahasan diatas bukan
merupakan panduan. Karena makalah ini hanya membahas relevansi atau analogi antara ilmu
fisika dan ilmu teknik sipil. Sebaiknya untuk merencanakan dan membangun struktur jembatan
tidak mengikuti prosedur dalam pembahasan makalh ini.