Anda di halaman 1dari 9

EVALUASI KONDISI GEOLOGI TEKNIK DAN ANALISIS KESTABILAN

TEROWONGAN PELIMPAH BENDUNGAN SIDAN BALI

TUGAS
Metode dan Etika Penelitian serta Teknik Penulisan Ilmiah

oleh :

Fadel Muhammad

22/502423/PTK/14819

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK GEOLOGI

DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2022
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian


Pembangunan infrastruktur memegang peranan penting dalam meningkatkan
daya saing bangsa. Dalam hal pembangunan infrastuktur Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat diberikan kepercayaan untuk mewujudkannya melalui
peningkatan sarana dan prasarana umum. Peningkatan sarana dan prasarana umum
merupakan tujuan dari program-program kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat. Salah satu upaya untuk mendukung tujuan tersebut Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
akan mewujudkannya dalam bentuk pembangunan bendungan, dimana dengan adanya
pembangunan bendungan ini diharapkan dapat memberikan pengaruh yang besar
terhadap kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Dalam mendukung tujuan tersebut, Balai Wilayah Sungai Bali - Penida melalui
SNVT Pembangunan Bendungan sedang melaksanakan pembangunan Bendungan
Sidan yang berada antara Desa Belok Sidan Kab. Badung dan Desa Buahan Kaja Kab.
Gianyar.
Beberapa manfaat pembangunan Bendungan Sidan adalah sebagai berikut :
1. Air Baku : 1,75 m3/detik
2. PLTM : 0,65 MW
3. Pariwisata
4. Konservasi
Sebuah bendungan terdiri dari beberapa bagian bangunan yang memiliki
perannya tersendiri, dimana salah satunya adalah saluran pelimpah (spillway). Saluran
pelimpah dibangun sebagai sarana untuk mengalirkan air pada saat waduk dalam
kapasitas penuh, hal tersebut bertujuan untuk mencegah limpasan air dan menjaga
keutuhan bangunan bendungan. Pemilihan tipe saluran pelimpah harus didasarkan pada
beberapa pertimbangan, yaitu kondisi hidrologi, topografi, geologi, lingkungan sekitar,
tipe, serta struktur dari bendungan (Balai Keamanan Bendungan, 2003). Saluran
pelimpah merupakan salah satu bagian bangunan bendungan yang mempunyai fungsi
penting dan memiliki umur pakai yang panjang, sehingga setiap kemungkinan risiko
kegagalan bangunan menjadi antisipasi.
Pada dokumen rencana pembangunan bendungan sidan, saluran pelimpah
direncanakan dan didesain berbentuk saluran tertutup atau tipe terowongan.
Terowongan pelimpah pada bendungan sidan akan dibangun dengan menggali massa
batuan sepanjang 305 meter, dengan diameter saluran pada bagian inlet adalah 20
meter, sementara pada bagian outlet selebar 9 meter (BWS Bali - Penida, 2018), kondisi
massa batuan menjadi acuan untuk menentukan metode penggalian dan tipe penyangga
yang tepat bagi terowongan pelimpah tersebut, serta menjadi masukan untuk menyusun
model kestabilan terowongan.
Balai Wilayah Sungai Bali - Penida telah melakukan penyelidikan kondisi
geologi teknik pada lokasi pembangunan bendungan sidan. Hasil penyelidikan yang
mereka lakukan menggunakan metode Rock Mass Rating (RMR), dan menunjukkan
hasil bahwa terowongan pelimpah akan dibangun pada massa batuan dengan kualitas
buruk. Marinos dkk (2007) menyatakan bahwa metode Rock Mass Rating (RMR)
kurang sesuai untuk diterapkan pada massa batuan dengan kualitas buruk, sehingga
dibutuhkan kajian lain untuk memastikan kondisi geologi teknik, terutama kualitas
massa batuan pada lokasi pembangunan terowongan pelimpah tersebut. Metode
Geological Strength Index (GSI) dan Japan Society of Civil Engineer (JSCE)
merupakan metode empirik yang dapat digunakan untuk menentukan alternatif kondisi
kualitas massa batuan pada lokasi penelitian. Selain kualitas massa batuan, kondisi
geologi teknik meliputi kenampakan geomorfologi, struktur geologi, kondisi air tanah,
dan pengaruh kegempaan pada lokasi penelitian juga perlu dikaji.
Balai Wilayah Sungai Bali – Penida (2018) telah menentukan metode
penggalian dan sistem penyangga yang akan digunakan pada terowongan pelimpah
dengan mengacu pada hasil klasifikasi metode Rock Mass Rating (RMR). Namun
mengingat hasil kualitas massa batuan yang dinyatakan memiliki kualitas buruk, maka
dibutuhkan alternatif rekomendasi metode penggalian dan sistem penyangga. Pada
penelitian ini dilakukan penentuan alternatif rekomendasi metode penggalian dan
sistem penyangga berdasarkan data kualitas massa batuan hasil klasifikasi
menggunakan metode Geological Strength Index (GSI) dan Japan Society of Civil
Engineer (JSCE). Rekomendasi metode penyangga terowongan yang didapatkan
melalui metode empiris kemudian divalidasi melalui pemodelan numerik. Pemodelan
numerik dilakukan menggunakan metode elemen hingga (finite elemen) pada perangkat
lunak Phase 2 (Rockscience, Inc.) dengan mempertimbangkan beban statik serta beban
gempa pada lokasi penelitian.
Berdasarkan uraian diatas, dirangkum informasi bahwa penelitian ini disusun
untuk menjadi alternatif maupun masukan dalam penyusunan desain terowongan
pelimpah pada bendungan sidan. Penyelidikan lapangan dilakukan untuk
menggambarkan kondisi geologi dan geologi teknik pada lokasi penelitian. Data terkait
kondisi geologi teknik juga digunakan untuk menentukan rekomendasi metode
penggalian dan penyangga bagi terowongan pelimpah. Pemodelan numerik
menggunakan metode elemen hingga dilakukan untuk menggambarkan kondisi
deformasi yang akan terjadi pada terowongan pelimpah menggunakan metode empiris,
melalui penelitian ini, diharapkan resiko kegagalan konstruksi dapat dicegah dan
pembangunan terowongan pelimpah Bendungan Sidan dapat berjalan dengan efektif,
efisien, dan aman.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan isu strategis, serta kondisi geologi dan geologi teknik pada lokasi
pembangunan terowongan pelimpah bendungan sidan, disusun rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi geologi teknik (meliputi kondisi geomorfologi, batuan, struktur
geologi, air tanah, dan kegempaan) pada daerah penelitian ?
2. Apa rekomendasi metode penggalian dan sistem penyangga terowongan saluran
pelimpah berdasarkan analisis empiris dengan metode klasifikasi massa batuan ?
3. Bagaimana kestabilan terowongan saluran pelimpah saat penggalian dan setelah
analisis numerik dengan metode elemen hingga ?

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui kondisi geologi teknik (meliputi kondisi geomorfologi, batuan, struktur
geologi, air tanah, dan kegempaan) pada lokasi pembangunan terowongan pelimpah
bendungan sidan;
2. Menentukan rekomendasi metode penggalian dan sistem penyangga terowongan
pelimpah berdasarkan analisis empiris dengan klasifikasi massa batuan;
3. Mengetahui kondisi kestabilan terowongan saluran pelimpah pada saat penggalian
dan setelah sistem penyangga dipasang dengan beban statik dan beban gempa
berdasarkan analisis numerik dengan metode elemen hingga.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang bisa didapatkan dari penelitian ini adalah :
1. Memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu rekayasa konstruksi dan
kebumian, terutama pengaruh kondisi geologi teknik terhadap pembangunan
terowongan pelimpah pada bendungan;
2. Menyediakan penjelasan mengenai karakteristik geologi teknik pada terowongan
pelimpah Bendungan Sidan;
3. Memberikan masukan dan saran bagi pemangku kepentingan mengenai kajian
deformasi pada terowongan dan pengaruhnya terhadap kestabilan terowongan
pelimpah yang akan dibangun.

1.5. Lingkup Penelitian


1.5.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada pada terowongan pelimpah bendungan sidan sepanjang 305
meter dan sekitarnya, yang secara administrasi terletak antara Desa Belok Sidan Kab.
Badung dan Desa Buahan Kaja Kab. Gianyar. Sesuai pada Gambar I.1.

Gambar I.1. Lokasi Penelitian


1.5.2. Lingkup Pekerjaan
Rangkaian kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah
direncanakan adalah :
1. Melakukan studi pustaka terkait topik penelitian dan kaitannya dengan kondisi
geologi teknik, konstruksi terowongan, kestabilan terowongan, serta penyusunan
model empiris dan numerik 2D;
2. Mengumpulkan data primer dan sekunder, dimana data primer terdiri dari data
geologi teknik dan data sampel batuan (permukaan dan bawah permukaan),
sementara data sekunder terdiri dari data hasil pengujian sifat fisik dan mekanik dari
penelitian terdahulu, desain dan geometri terowongan, data terkait air tanah, dan data
terkait kegempaan di Pulau Bali;
3. Melakukan pengujian dan analisis laboratorium terhadap sampel batuan;
4. Menyusun peta geologi dan peta geologi teknik pada skala 1:5.000 dengan area
pemetaan seluas 1 km x 1 km, serta profil geologi dan geologi teknik bawah
permukaan;
5. Menentukan klasifikasi kualitas massa batuan;
6. Menentukan rekomendasi metode penggalian dan sistem penyangga secara empiris
berdasarkan kualitas massa batuan;
7. Menyusun model numerik metode elemen hingga (finite elemen) menggunakan
perangkat lunak Phase2 (Rockscience, Inc) untuk menggambarkan kestabilan
terowongan pelimpah;
8. Mempertimbangkan beban statis dan pengaruh beban kegempaan di Pulau Bali
terhadap kestabilan terowongan pelimpah bendungan sidan;
9. Melakukan analisis untuk mengetahui tingkat keamanan dan nilai pergeseran
terowongan pelimpah bendungan sidan.

1.6. Batasan Penelitian


Batasan masalah yang ditentukan dalam penelitian ini adalah :
1. Pemetaan geologi dan pemetaan geologi teknik dilakukan pada daerah penelitian
dengan luas 1 km x 1 km dengan skala 1:5.000;
2. Informasi mengenai geometri dan jalur terowongan mengacu pada data rencana
terowongan pelimpah bendungan sidan yang telah disusun oleh BWS Bali - Penida
melalui PT. Mettana;
3. Metode empiris yang digunakan unuk menentukan kualitas massa batuan adalah
Geological Strength Index (GSI) dan Japan Society of Civil Engineer (JSCE);
4. Metode empiris yang digunakan untuk menentukan rekomendasi metode penggalian
dan system penyangga adalah Rock Mass Rating (RMR) dan Japan Society of Civil
Engineering (JSCE);
5. Kestabilan terowongan pelimpah bendungan sidan ditinjau menggunakan perangkat
lunak Phase2 (Rockscience, Inc);
6. Analisis mengenai kestabilan terowongan merupakan model yang menggambarkan
skenario pembangunan terowongan pelimpah di bendungan sidan.

1.7. Hipotesis
Hipotesis yang disusun pada proposal penelitian berdasarkan pembahasan dalam kajian
pustaka, yaitu :
1. Berdasarkan peta geologi regional tidak ada struktur geologi yang dominan yang
berupa sesar maupun perlipatan pada lokasi proyek yang dapat mengakibatkan
perlemahan diskontinuitas;
2. Berdasarkan hasil pemboran investigasi, pemetaan geologi permukaan dan studi
laporan geologi pernah dilaksanakan, maka litologi bendungan Sidan tersusun dari
2 tipe batuan, yaitu :
- Dari hasil survey pemataan geologi permukaan, berdasarkan singkapan batuan
(outcroup) yang dijumpai, hasil pemboran inti dan studi laporan geologi yang
pernah dilaksanakan, maka kondisi batuan bendungan sidan pada bagian
permukaan (atas) pada bukit tumpuan kanan-kiri di bawah lapisan top soil
berupa satuan residual soil pumice.
- Dibawah soil pumice terdapat satuan endapan tuff pasiran bersifat tidak
terkompaksi dengan sempurna sehingga pada satuan endapan tuff pasiran ini
akan bersifat porous (lolos air). Dibagian bawah nya terendapkan satuan batuan
breksi vulkanik dengan kondisi lapuk sedang – segar. Satuan batuan dasar
tersebut pada bagian permukaannya tertutup oleh tanah pelapukan, pada alur
sungai oleh endapan sungai yang berupa pasir sampai bongkah;
3. Dari hasil pengamatan lapangan dan pemboran inti, batuan yang akan dijadikan
sebagai dasar pondasi bangunan pelimpah (spillway) berupa breksi vulkanik dan
tuff pasiran dari Satuan Batuan Kelompok Buyan Bratan Batur yang menumpang
secara tidak selaras diatas breksi vulkanik dari satuan Batuan Kelompok Buyan
Bratan Batur Purba. Satuan batuan Kelompok Buyan Bratan Purba berada dalam
kondisi lapuk sedang dan cukup keras dengan tingkat kekerasan sedang (CL);
4. Berdasarkan hasil investigasi geologi, untuk pelaksanaan konstruksi pelimpah yang
didominasi oleh batuan tuff pasiran maka di rekomendasikan metode penggalian
yang disarankan pada massa batuan di bendungan sidan adalah galian upper half
dan lower half (hasil klasifikasi menggunakan metode RMR). Sedangkan sistem
penyangga terowongan yang direkomendasikan adalah pemasangan shotcrete pada
layer pertama dan wiremesh, rockbolt, steel ribs, dan shotcrete pada layer kedua
dan lining dengan spesifikasi tertentu.
5. Berdasarkan hasil investigasi geologi, diketahui muka air tanah berada pada elevasi
+817.00 m, sementara galian terowongan pelimpah berada di elevasi +750.00 m
dengan kondisi batuan tuff pasiran yang memiliki sifat fisik porous maka
diperkirakan galian terowongan pelimpah akan banyak ditemukan rembesan air.
Untuk itu diperlukannya dewatering agar mempermudah proses pelaksanaan galian.
6. Untuk lebih memperkuat batuan akibat kegiatan galian maka diperlukan konstruksi
perkuatan berupa konsolidasi grouting dengan kedalaman disesuaikan.

Anda mungkin juga menyukai