Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS KONDISI GEOLOGI TEKNIK, METODE

PENGGALIAN DAN SISTEM PENYANGGA TEROWONGAN


JALAN TOL RUAS PADANG – PEKANBARU
SEKSI PAYAKUMBUH – PANGKALAN
STA 128+609 – 131+085

PROPOSAL TESIS

Oleh
Yoga Prasetya
23/526010/PTK/15418

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK GEOLOGI


DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2023
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Jalan Tol Trans Sumatera merupakan jaringan jalan yang menghubungkan


Provinsi Lampung sampai dengan Provinsi D.I Aceh dengan panjang keseluruhan
mencapai 2,818 km dengan melalui beberapa kota di Pulau Sumatera. Perpres No.
117/2015 tentang “Percepatan Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera” dimana
Pemerintah memerintahkan langsung kepada PT. Hutama Karya (Persero) untuk
melaksanakan kegiatan tersebut.

Jalan Tol Ruas Padang - Pekanbaru merupakan salah satu ruas pendukung
yang menjadi bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera dengan menghubungkan
antara Kota Padang di Provinsi Sumatera Barat dan Kota Pekanbaru di Provinsi
Riau. Tol sepanjang +-254.8 km terdiri atas 6 seksi dan terdapat konstruksi 3 buah
terowongan pada Seksi Payakumbuh - Pangkalan yang menembus perbukitan
bukit barisan untuk memperpendek trase jalan tol.

Salah satu konstruksi terowongan terletak di STA 128+609 – 131+085


Seksi Payakumbuh – Pangkalan dimana pada proses perencanaan terowongan
diperlukan adanya penyelidikan geologi teknik guna mengetahui kondisi geologi
baik di permukaan maupun bawah permukaan. Salah satu hasil penyelidikan
geologi adalah mengetahui massa batuan sebagai masukan dalam desain
kestabilan lereng portal serta kestabilan penyangga terowongan.

Jalan Tol Ruas Padang – Pekanbaru Seksi Payakumbuh – Pangkalan


termasuk pada daerah yang dekat dengan zona subduksi, sesar, dan gunung berapi
sehingga memiliki tingkat intensitas gempa yang tinggi karena adanya aktifitas
sesar sumatera (Metrikasari et al, 2020). Sesar sumatera membentuk cekungan
sedimen tersier dan memunculkan aktivitas gunung api di permukaan. Struktur
geologi yang sangat kompleks dan berkembang di sekitar batas kontak antara jalur
vulkanik dan cekungan sedimen menyebabkan aktivitas tektonik lebih aktif dan
diikuti oleh aktivitas vulkanisme (Haryanto, 2011).
Desain gempa untuk kestabilan lereng menggunakan metode pseudostatik
pada kestabilan lereng terowongan dengan koefisien gempa berdasarkan (SNI
8460:2017) tentang Persyaratan Perancangan Geoteknik. Desain gempa untuk
penyangga dalam terowongan menggunakan metode Dinamis Time History.
Penelitian ini penting dilakukan karena hasil dari parameter-parameter yang
didapatkan bisa digunakan sebagai dasar perancangan geometri terowongan,
kestabilan lereng, metode penggalian dan sistem penyangga terowongan sehingga
hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memperlancar proses pembangunan
konstruksi terowongan yang telah direncanakan.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana kondisi geologi teknik (morfologi batuan, struktur geologi, air


tanah dan kegempaan) di lokasi penelitian ?
b. Bagaimana desain kondisi lereng yang stabil pada bagian portal inlet/outlet
terowongan di lokasi penelitian ?
c. Bagaimana metode penggalian yang tepat digunakan di lokasi penelitian ?
d. Bagaimana sistem penyangga terowongan yang tepat digunakan di lokasi
penelitian ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah sebagai berikut :


a. Menganalisis kondisi geologi teknik (morfologi batuan, struktur geologi, air
tanah dan kegempaan) di lokasi penelitian.
b. Menganalisis kemiringan lereng yang stabil pada bagian inlet/outlet
terowongan di lokasi penelitian.
c. Menganalisis metode penggalian yang tepat untuk konstruksi terowongan
berdasarkan kondisi geologi di lokasi penelitian.
d. Menganalisis sistem penyangga terowongan yang tepat untuk kestabilan
terowongan di lokasi penelitian.
1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini adalah sebagai berikut :


a. Mendapatkan kondisi geologi teknik (morfologi batuan, struktur geologi, air
tanah dan kegempaan) di lokasi penelitian.
b. Mendapatkan kemiringan lereng yang stabil pada inlet/outlet terowongan di
lokasi penelitian.
c. Mendapatkan metode penggalian yang tepat untuk konstruksi terowongan di
lokasi penelitian.
d. Mendapatkan sistem penyangga terowongan yang tepat baik sementara
maupun permanen di lokasi penelitian.

1.5 Lingkup Penelitian

1.5.1 Lokasi Penelitian


Daerah penelitian terletak di Nagari Sarilamak, Kecamatan Harau,
Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. Lokasi penelitian
dapat dicapai dari Kota Padang dengan waktu kurang lebih 4 jam dengan
memakai kendaraan roda 4.

Gambar 1.1 Lokasi Penelitian


1.5.2 Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :

a. Melakukan studi pustaka sesuai dengan topik penelitian yang


berkaitan dengan geologi regional, fisiografi regional, stratigafi
regional terowongan sehingga didapatkan kondisi geologi teknik
(morfologi batuan, struktur geologi, air tanah dan kegempaan).
b. Melakukan analisis kestabilan kemiringan lereng pada portal
terowongan dengan menggunakan metode numerik (penggunaan
Software Rockscience).
c. Melakukan analisis metode penggalian terowongan menggunakan
metode empiris berdasarkan grafik penelitian menurut Japan Society
of Civil Engineers (JSCE).
d. Melakukan analisis kestabilan sistem penyangga terowongan dengan
menggunakan metode numerik (penggunaan Software Rockscience).

1.6 Batasan Penelitian

Penelitian ini dibatasi dengan beberapa hal sebagai berikut :

a. Data geometri terowongan menggunakan data perencanaan dari PT. Hutama


Karya (Persero) untuk terowongan STA 128+609 – 131+085.
b. Evaluasi stabilitas kemiringan lereng portal terowongan pada setelah
penggalian bukaan terowongan.
c. Evaluasi kualitas massa batuan menggunakan persamaan keruntuhan batuan
Generalized Hoek-Brown (2022).
d. Penentuan metode penggalian terowongan mengacu pada Japan Society of
Civil Engineers (JSCE).
e. Evaluasi kestabilan sistem penyangga terowongan yang bersifat sementara
maupun permanen.
1.7 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian yang telah dihasilkan berkaitan dengan lokasi daerah


penelitian tercantum ke dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 1.1 Daftar Penelitian Terdahulu

Judul
No Tahun Peneliti Hasil Penelitian
Penelitian/Laporan
1 2018 PT. Elnusa Final Report Jasa Data hasil boring di
Geological Boring beberapa titik dan hasil
Survey dan Seismic rekaman data seismograph
Refraction Survey
Jalan Tol Pekanbaru –
Padang (Seksi
Pangkalan –
Payakumbuh)
2 2019 Rikal Andani Evaluasi Kondisi Metode ekskavasi bukaan
Geologi dan Analisis terowongan yang tepat
Metode Penggalian untuk daerah penelitian
Terowongan 1 Jalan adalah dengan
Tol Pekanbaru – menggunakan metode
Padang STA 121+150 Easy Ripping, Hard
– 122+920 Ripping dan Very Hard
Ripping. Untuk peralatan
yang direkomendasikan
yaitu excavator dan road
header.
3 2019 Alfan Noor Evaluasi Kondisi Jenis batuan permukaan
Rizal Geologi Teknik Bagi dan bawah permukaan
Perancangan berupa batu pasir kuarsa.
Terowongan 2 (STA Kemiringan lereng portal
124+750 - STA bagian inlet dengan sudut
126+650) Jalan Tol kemiringan 21o dengan FS
Ruas Pekanbaru - 2,64 (tanpa gempa) dan
Padang 1,31 (beban gempa),
sedangan bagian outlet
dengan sudut 22o dengan
FS 2,90 (tanpa gempa) dan
1,52 (beban gempa).
Metode ekskavasi bukaan
terowongan yang tepat
untuk daerah penelitian
adalah dengan
menggunakan metode
Easy Ripping, Hard
Ripping dan Very Hard
Ripping. Untuk peralatan
yang direkomendasikan
yaitu excavator dan road
header. Sistem penyangga
terowongan berdasarkan
metode JSCE (2007)
memberikan nilai
displacement dan jumlah
yielded element terbaik
jika dibandingkan dengan
desain awal, klasifikasi
RMR dan Q-system.
1.8 Hipotesis

Adapun hipotesis yang dapat ditarik berdasarkan bahasan tinjauan pustaka


dan pembahasan sub bab sebelumnya adalah sebagai berikut :

1. Kondisi geologi Teknik daerah penelitian :


a. Daerah penelitian terdiri dari morfologi perbukitan.
b. Daerah penelitian terdiri dari batuan metasandstone dan metasiltstone
yang keras dengan kondisi diskontinuitas dan pelapukan yang tinggi
sehingga kualitas massa batuan akan bervariasi dari kualitas cukup
(fair rock) sampai baik (good rock).
c. Kedalaman air tanah pada daerah penelitian adalah 0,75 m berdasarkan
hasil pengeboran.
d. Daerah penelitian berada pada zona percepatan gempa batuan dasar
0,25-0,3 g berdasarkan Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia
tahun 2017 dengan probabilitas terlampaui 7% dalam 75 tahun (Tim
Pusat Study Gempa Nasional, 2017).
2. Lereng portal dapat dibuat terjal karena daerah penelitian tersusun oleh
batuan yang relatif tinggi kekuatannya.
3. Metode galian yang tepat berdasarkan kondisi batuan yang keras dengan
metode blasting, ripping, dan drigging.
4. Sistem penyangga yang dapat digunakan pada kondisi geologi batuan
keras adalah dengan menggunakan shortcrete, rock bolt, penyangga baja
dan lantai kerja (invert).

Anda mungkin juga menyukai