Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Penelitian

Proyek ekskavasi Terowongan Pengelak Air Nanjung berada di Sungai

Citarum, Desa Lagadar, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa

Barat. Terowongan ini dibuat di sebelah barat laut Curug Jompong sebagai struktur

bangunan pelimpas air untuk penangkal banjir. Mekanisme kerja dari terowongan

ini yaitu dengan memecah arus Sungai Citarum agar ketika terjadi debit puncak, air

yang mengalir melalui tubuh sungai tidak meluap ke bantaran sungai dan

menggenangi lokasi pemukiman penduduk di Desa Nanjung dan sekitarnya.

Terowongan Nanjung dibuat memotong pada batuan lunak (batuan

sedimen) dan batuan keras (batuan beku) sehingga proses ekskavasi menggunakan

metode NATM (New Austrian Tunneling Method) yang merupakan pengembangan

dari metode SEM (Sequential Tunneling Method).

Pembangunan struktur bawah permukaan khususnya terowongan sangat

berkaitan erat dengan kondisi geologi untuk menentukan desain dan metode

ekskavasi yang tepat agar ekonomis dan efisien. Pada tahap proses pre-ekskavasi,

penyelidikan geologi teknik sangat diperlukan untuk mengetahui kondisi

keteknikan yang ada di permukaan maupun di bawah permukaan.


Pada kondisi geologi teknik bawah permukaan, hal yang paling substansial

untuk diketahui adalah kualitas massa batuan. Kualitas massa batuan akan

menentukan bagaimana sebuah terowongan akan dikonstruksi dan diekskavasi.

Dalam menentukan kualitas massa batuan dapat menggunakan data permukaan

sebagai tahap evaluasi awal dan data batuan inti pada tahap integrasi.

Ketika terowongan sedang diekskavasi, pengawasan mengenai kondisi

geologi teknik terhadap kondisi batuan di terowongan harus dilakukan untuk

membandingkan nilai kualitas massa batuan yang telah diperoleh saat investigasi

dan saat eskavasi. Perbandingan nilai kualitas massa batuan saat investigasi dan

ekskavasi berguna untuk mengkonfirmasi nilai dari kualitas massa batuannya

meningkat seberapa signifikan karena dipengaruhi oleh proses grouting.

Data permukaan dan bawah permukaan yang diperoleh nantinya akan

dievaluasi untuk menentukan metode ekskavasi dan sistem penyangga yang tepat

untuk kontruksi suatu terowongan.

I.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah berdasarkan latar belakang yang telah dituliskan pada

penelitian kali ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi geologi bawah permukaan meliputi aspek stratigrafi

dan struktur geologi pada daerah penelitian?

2. Bagaimana nilai kualitas massa batuan bawah permukaan saat

investigasi dan ekskavasi pada daerah penelitian?


3. Bagaimana perbandingan nilai kualitas massa batuan bawah permukaan

saat investigasi dan ekskavasi pada daerah penelitian?

4. Bagaimana perbandingan nilai kualitas massa batuan berdasarkan

metode Rock Mass Rating dan Q-System?

5. Bagaimana perbandingan sistem penyangga yang direkomendasikan

oleh metode Rock Mass Rating dan Q-System?

I.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa tujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui kondisi geologi bawah permukaan meliputi aspek

stratigrafi dan struktur geologi pada daerah penelitian.

2. Menentukan nilai kualitas massa batuan bawah permukaan saat

investigasi dan ekskavasi pada daerah penelitian.

3. Mengetahui perbandingan nilai kualitas massa batuan bawah

permukaan saat investigasi dan ekskavasi pada daerah penelitian

4. Mengetahui perbandingan nilai kualitas massa batuan berdasarkan

metode Rock Mass Rating dan Q-System.

5. Mengetahui perbandingan sistem penyangga yang direkomendasikan

oleh metode Rock Mass Rating dan Q-System.

I.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan beberapa manfaat sebagai berikut :


1. Memberikan informasi mengenai kondisi geologi bawah permukaan

yang komprehensif yang dapat digunakan untuk evaluasi dalam proses

ekskvasi Terowongan Pengelak Air Nanjung.

2. Memberikan karakteristik geologi teknik bawah permukaan khususnya

penilaian massa batuan untuk menentukan sistem penyangga yang tepat

untuk konstruksi Terowongan Pengelak Air Nanjung.

I.5 Lingkup Penelitian

I.5.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian berada di Proyek Terowongan Nanjung, Desa Lagadar,

Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung dengan koordinat…. . Proyek ini

berada pada kelokan Sungai Citarum yang termasuk ke dalam kawasan ikat PT

Gistex sehingga kesampaian lokasi harus melalui gerbang PT Gistex.

I.5.2 Lingkup Pekerjaan

1. Melakukan studi pustaka mengenai literatur, jurnal, dan buku yang terkait

dengan topik penelitian sebagai referensi dan data pendukung.

2. Mengumpulkan data primer berupa data geologi dan geologi teknik

permukaan dan bawah permukaan secara langsung di lokasi penelitian

dengan metode yang telah ditentukan.

3. Mengumpulkan data sekunder meliputi hasil deskripsi batuan inti, hasil

pengujian laboratorium bawah permukaan, geometri terowongan, dan

ketinggian muka air tanah.


4. Melakukan pengamatan, pengujian dan analisis laboratorium sampel batuan

permukaan dan bawah permukaan.

5. Mengolah data primer dan sekunder dari permukaan dan bawah permukaan.

6. Mengintegrasikan dan mengkorelasikan data permukaan dan bawah

permukaan.

7. Menginterpretasi dan membuat prediksi mengenai kondisi geologi dan

geologi teknik baik permukaan dan bawah permukaan serta memberikan

rekomendasi sistem penyangga yang tepat sepanjang jalur terowongan.

I.6 Batasan Masalah

Batasan masalah untuk penelitian ini bertujuan agar penelitian terfokus pada topik

permasalahan dan sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun Batasan masalah pada

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pemetaan geologi detil dengan luas daerah 1,6 km2 (400 m x 400 m) dengan

skala 1:2000 di dalam area Proyek Pembangunan Terowongan Nanjung.

2. Pemetaan geologi muka terowongan ketika ekskavasi dengan diameter

terowongan pada sumbu x adalah 8,5 m dan sumbu y adalah 9 m.

3. Penentuan nilai Rock Quality Designation (RQD) dilakukan dengan metode

tidak langsung menggunakan korelasi konsep volumetric jont (Palmstrom,

2005) dengan Rock Quality Designation (RQD), dan secara langsung

dengan menghitung Rock Quality Designation (RQD) dari data batuan inti

dengan metode Deere (1964)


4. Karakterisasi kualitas massa batuan pada muka terowongan 1 dan

terowongan 2 berdasarkan data primer dan sekunder bawah permukaan.

5. Evaluasi kualitas massa batuan pada muka terowongan 1 dan terowongan 2

dengan membandingkan kualitas massa batuan saat investigasi dan saat

ekskavasi.

6. Menghubungkan dan membadningkan hasil nilai kualitas massa batuan

antara metode rock mass rating dan Q-system.

7. Pengujian laboratorium data primer permukaan berupa sampel tanah dan

batuan.

8. Pengujian laboratorium data primer bawah permukaan berupa sampel

batuan dari muka terowongan.

9. Penentuan metode ekskavasi berdasarkan nilai kualitas massa batuan.

10. Penentuan sistem penyangga terowongan berdasarkan nilai kualitas massa

batuan.

I.7 Peneliti Terdahulu

Para peneliti terdahulu yang terkait dengan penelitian yang dilakukan baik dari

metode atau daerah penelitian adalah sebagi berikut :

1. Van Bemmelen (1949) melakukan penelitian mengenai geologi regional di

wilayah Indonesia meliputi fisiografi, litologi, stratigrafi, dan tektonik.

2. Budhitrisna (1986) melakukan pemetaan geologi regional yang tersaji

dalam Peta Geologi Lembar Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat yang

diterbitkan oleh Pusat Survey Geologi. Berdasarkan hasil penelitiannya


tatanan stratigrafi daerah bendungan Leuwikeris dan sekitarnya ditempati

oleh Formasi Jampang (Tomj), Batugamping Kalipucang (Tmkl), Formasi

Bentang Anggota Sukaraja (Tmbs), Formasi Bentang (Tmpt), Hasil

Gunungapi Tua (Qtv), Endapan Undak (Qt), Aluvial (Qa). Disamping itu

terdapat intrusi Dasit dan Diorit pada Formasi Jampang.

3.

I.8 Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai karakterisasi kualitas massa batuan pada Terowongan

Air Nanjung, Kabupaten Bandung , Jawa Barat ini belum pernah dilakukan

sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai