Anda di halaman 1dari 17

STUDI KASUS PERHITUNGAN ANALISIS PENANGANAN LIKUIFAKSI

PROYEK JALAN TOL SOLO YOGYAKARTA

A. Rendisyah1 , T. Junoasmono2 , N. Rasminiati3, R. Karlinasari4

1
Directorate General of Highway, Ministry of Public Works and Housing, rendisyahafni@gmail.com
2
Directorate General of Highway, Ministry of Public Works and Housing, tjunoasmono@gmail.com
3
Directorate General of Highway, Ministry of Public Works and Housing, komang_s@pu.go.id
4
Geotechnical Engineer, Consultant Design PT. Adhi Karya - PT. Perentjana Djaja, rkarlinasari@gmail.com

ABSTRAK

Ruas Jalan Tol Solo Yogyakarta – NYIA Kulonprogo yang terbentang sepanjang ± 90 km merupakan
proyek strategis nasional yang menghubungkan Kota Solo – Yogyakarta – NYIA Kulonprogo. Dari
trase jalan sepanjang 90 km tersebut studi dilakulan pada Seksi 1 Paket 1.1 Sta. 0+000 s.d Sta.
22+300 dimana dari hasil pengecekan peta geologi lembar Yogyakarta, Jawa melewati garis Sesar
Opak yang masih aktif terjadi gempa sehingga terdapat potensi terjadinya likuifaksi. Perhitungan
potensi likuifaksi berdasarkan data boring tanah dan data laboratorium dilakukan menggunakan
metode Liquefaction Potential Index (LPI), Iwasaki (1978). Pada area dengan nilai LPI High
dilanjutkan dengan perhitungan analisis post likuifaksi menggunakan program Plaxis 2D untuk
melihat safety factor yang terjadi setelah gempa. Perhitungan analisis dinamik menggunakan
parameter Hardening Small Strain + PM4 Sand Model untuk melihat penurunan dan kerusakan yang
terjadi pada badan jalan dalam penentuan penanganan hingga didapatkan desain yang memenuhi
kriteria.

Keyword: Jalan Tol, Likuifaksi, Liquefaction Potential Index, Post Liquefaction Analysis,
Dynamic Analysis, Counterweight.

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Lokasi

Lokasi pekerjaan pada proyek Jalan Tol Solo Yogyakarta Seksi 1 Paket 1.1 di Mainroad mulai
dari Sta. 0+000 – Sta. 22+300, Simpang Susun Kartasura, Simpang Susun Karanganom, dan
Simpang Susun Klaten yang merupakan jaringan jalan di Jawa Tengah khususnya Daerah
Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya yang merupakan salah satu proyek yang bertujuan untuk
meningkatkan aksesibilitas dan konektivitas serta meningkatkan kapasitas jaringan jalan di Jawa
Tengah khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya.

Dalam pembangunan Jalan Tol Solo Yogyakarta terbagi menjadi beberapa paket, dan studi di
dilakukan pada Seksi 1 Paket 1.1. Lokasi studi ini berada pada area yang dekat dengan sesar aktif
– Sesar Opak. Perhitungan stabilitas jalan tol terhadap bahaya gempa dan likuifaksi dilakukan

1
sampai mendapatkan desain yang aman, efektif serta ekonomis. Adapun lokasi studi ini dapat
dilihat pada gambar berikut.

Gambar 1. Lokasi Proyek Jalan Tol Solo – Yogayakarta (Sumber: Google Earth. 2022)

1.2 Kondisi Eksisting

Berdasarkan hasil survei penyelidikan tanah, secara umum tanah pada trase Jalan Tol Solo –
Yogyakarta – NYIA Kulonprogo Seksi 1 Paket 1.1 Sta. 0+000 s.d Sta. 22+300 memiliki kondisi
tanah lebih dominan berjenis pasiran, dan ada beberapa jenis tanah lempung/lanau. Terdapat
tanah lunak pada spot – spot area pada kedalaman rata-rata di 0.0 – 7.0 meter dan tanah pasir
lepas di kedalaman 0.0 – 14.0 meter tanah pasiran. Kondisi trase secara umum merupakan lahan
persawahan dengan muka air tanah (m.a.t) berada pada kedalaman 0 – 3 meter.

Secara teoritis, kondisi tanah dominan pasir apabila terjadi gempa menyebabkan terjadinya
likuifaksi. Pada kondisi ini, terjadi keruntuhan struktural tanah akibat menerima beban cyclic
(berulang) dimana beban ini menimbulkan perubahan-perubahan di dalam deposit tanah pasir,
berupa peningkatan tekanan air pori sehingga kuat geser tanah menjadi berkurang atau bahkan
hilang sama sekali (loose of strength) sehingga tanah pasir akan mencair dan berperilaku seperti
fluida.

2
Gambar 2. Lapisan Tanah Seksi 1 Paket 1.1 Sta 21+350 (Sumber: Report Analisis Stabilitas Timbunan Seksi 1 Paket
1.1 Sta. 0+000 – Sta. 22+300. 2022)

BAB II. DATA INVESTIGASI


Penyelidikan tanah dilakukan dalam upaya mengidentifikasi kondisi di lapangan, studi
memperhitungkan dampak bahaya gempa dan pendekatan menggunakan alur perhitungan dipenuhi
untuk memenuhi kelengkapan data pada perhitungan. Penyelidikan tanah dan studi bahaya gempa
meliputi :

a. Hasil Penyelidikan Lapangan


b. Kondisi Geologi
c. Kondisi Sesar
d. Penentuan Area Likuifaksi

Pada Bab ini akan dibahas hasil data yang didapatkan dari masing – masing metode investigasi tanah
yang telah dilakukan, hasil studi bahasa gempa, dan alur perhitungan dalam analisis hingga
didapatkan desain yang memenuhi.

2.1 Hasil Penyelidikan Tanah

Penyelidikan tanah meliputi uji standard penetration test, uji cone penetration test dilakukan
dalam mengidentifikasi kondisi tanah dan untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi
pelapisan tanah serta parameter tanah, baik parameter fisik maupun mekanik pada lokasi
pekerjaan yang ditinjau. Pengujian laboratorium dilakukan pada contoh tanah tak terganggu
(undisturbed sample) yang diambil saat penyelidikan tanah lapangan. Pengujian laboratorium
yang dilakukan pada contoh tanah terdiri dari: kadar air, berat volume, spesific gravity,
Atterberg’s Limit, analisis saringan dan hidrometer, pengujian triaksial Uncolididated Undrained
(UU) dan Consolidated Undrained (CU), pengujian konsolidasi, pengujian permeabilitas.

3
Gambar 3. Hasil uji borelog Sta 21+315 A (Sumber: Laporan Survei Penyelidikan Tanah Proyek Solo Yogyakarta
NYIA Kulonprogo Seksi 1 Paket 1.1. 2021)

Lokasi studi dipilih pada Sta. 21+350 atau menggunakan data tanah DB 21+315 A, dimana nilai
fine content pasir di bawah 35% dan dan berada pada area radius 10 km dan termasuk area
berpotensi likuifaksi.

2.2 Kondisi Geologi

Berdasarkan peta geologi lembar Yogyakarta, Jawa Lokasi trase jalan proyek Jalan Tol Solo
Yogyakarta Seksi 1 Paket 1.1 Sta. 0+000 – Sta. 22+300, Simpang Susun Kartasura, Simpang
Susun Karanganom, dan Simpang Susun Klaten tersebut berada dalam formasi breksi gunungapi,

4
batuan lava, dan tufaan, yang terindikasi pasir. Kemudian dari hasil uji borelog dan laboratorium
menunjukkan adanya lapisan pasir, dengan konsistensi loose sand pada kedalaman 2 m – 8 m
dengan nilai NSPT 8 & kedalaman 14 m – 17.5 m dengan nilai NSPT 6, dan nilai FC < 35 %.
Berdasarkan flowchart analisis termasuk area yang berpotensi likuifaksi.

Gambar 4. Peta Geologi Proyek Jalan Tol Solo Yogyakarta Seksi 1 Paket 1.1
(Sumber: Peta Geologi Lembar Surakarta – Giritontro. 1992)

2.3 Kondisi Sesar

Tahapan pekerjaan kurang lebih mengacu Buku Juklak Sub-Bab 9.2 dengan survei tambahan
untuk studi sesar aktif. Kegiatan studi meliputi :
• Melakukan desk study dan pengumpulan data sekunder.
• Pemetaan geologi dimulai dengan merangkum data sekunder dengan metode GIS dan
mengevaluasi serta merevisi data peta geologi yang tersedia dengan bantuan analisis DEM
resolusi (cukup) tinggi.
• Pemetaan sesar aktif dimulai dari data sekunder peta terdahulu dan kemudian dianalisis
kembali berdasarkan morfologi-tektonik (lanskap tektonik) pada data dasar DEM (Digital
Elevation Model) dengan metode yang sesuai standar akademis.
• Melakukan survei lapangan untuk pengecekan data peta geologi (litologi dan struktur
geologi) di sepanjang trase jalan tol.
• Observasi jalur sesar di lapangan.

Gambar 5. Lokasi Survey Geologi (Sumber: Laporan Akhir Studi Geologi dan
Sesar Aktif Proyek Solo Yogyakarta NYIA Kulonprogo. 2021)

5
2.4 Penentuan Area Likuifaksi

Dalam proses analisis stabilitas timbunan pada mainroad dan simpang susun Proyek Jalan Tol
Solo Yogyakarta Seksi 1 Paket 1.1, khususnya terkait analisis likuifaksi dan penanganannya
mengikuti alur yang disepakati oleh tim perencana, tim IPCE, dan BUJT, sesuai dengan bagan
alur/flowchart sebagai berikut:

Gambar 6. Flowchat Analisis Post Likuifaction, (Sumber : Memo Teknik IPCE No. 001/JTSYN-JMM/OKT/2021.
2021)

6
Dalam menentukan kedalaman potensi likuifaksi dengan mempertimbangkan 3 faktor
sebagai berikut :

a. Fine Content

Pada penentuan nilai FC dapat diambil dari hasil uji in situ seperti Standard Penetration
Test (SPT). Nilai FC tersebut diinputkan dalam grafik hubungan antara nilai CSR dengan
(N1)60. Dengan grafik tersebut untuk batas tertinggi nilai Percent Fines yang dapat
digunakan adalah 35 %.

Gambar 7. Kurva SPT Pada Tanah Pasir Murni dengan Magnitude Gempa 7.5. Data di ambil dari sejarah
kasus Liquefaction (NCEER, 2003)

b. M.A.T

Dalam perhitungan potensi likuifaksi kondisi muka air tanah terhadap lapisan yang
berpotensi mempengaruhi, jika lapisan yang berpotensi berada dalam kondisi jenuh maka
perlu dilakukan perhitungan. Untuk batas tertinggi kedalaman M.A.T yang perlu
dilakukan perhitungan < 15 m.

c. NSPT

Likuifaksi terjadi pada tanah dengan sifat butir pasir yang uniform (seragam), butir pasir
yang lebih halus dengan nilai diambil nilai NSPT maksimal 25 dalam perhitungan.

Dari ketiga kategori di atas apabila terdapat data tanah yang masih termasuk dalam potensi
likuifaksi, dilakukan perhitungan manual likuifaksi untuk menyeleksi kembali data tanah yang
dalam potensi likuifaksi lebih lanjut. Untuk perhitungan manual likuifaksi dilakukan sebagai
berikut:

7
a. Menghitung Nilai CSR
Perhitungan dari rasio tegangan cyclic dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan
oleh Seed dan Idris (1971) di bawah ini :

b. Menghitung Nilai rd
Penentuan nilai rd dinyatakan dalam bentuk pasir bersih dan diambil dengan
persamaan berikut :

c. Menghitung Nilai (N1)60cs


Penentuan nilai (N1)60cs dinyatakan dalam bentuk pasir bersih dan diambil dengan
persamaan berikut :

(N1)60 dan Δ (N1)60 dihitung berdasarkan persamaan berikut:

Δ (N1)60 dihitung berdasarkan persamaan berikut:

d. Menentukan Nilai Magnitude Scalling Factor (MSF)


Untuk menentukan nilai MSF maka digunakan grafik Seed and Idriss (1982)

Gambar 8. Nilai MSF (Seed and Idriss 1982)

Dengan nilai magnitude pada Sesar Opak yang lokasinya berdekatan dengan proyek
Jalan Tol Solo Yogyakarta sebesar 6.6 maka nilai MSF didapat = 1.2

8
e. Menghitung Nilai CRR

Istilah Rasio Tahan Cyclic (CRR) dapat diartikan sebagai kemampuan dari tanah untuk
dapat melawan likuifaksi. Korelasi antara rasio resistensi siklik (CRR) disesuaikan dengan
M = 7,5 dan σ'v = 1 atm dan pasir bersih setara (N1)60cs nilai untuk tanah tanpa kohesi,
seperti yang dikembangkan oleh Idriss dan Boulanger (2004, 2008), dinyatakan sebagai
berikut:

f. Menghitung FK, perhitungan nilai angka keamanan dapat dihitung dengan persamaan, FS
= (CRR / CSR) x MSF

g. Kriteria likuifaksi ketika SF > 1.1 maka daerah tersebut tidak berpotensi likuifaksi, namun
Jika SF < 1.1 maka daerah dengan Safety Factor tersebut berpotensi likuifaksi.

Hasil seleksi perhitungan di atas kemudian diseleksi kembali dengan Kategori Index Potensi
Likuifaksi (LPI), sebagai berikut:

Evaluasi potensi likuifaksi dilakukan dengan menggunakan konsep Liquefaction Potential


Index yang dikembangkan oleh (Iwasaki et al. 1978). Konsep LPI ini mempertimbangkan 3
variabel yaitu:

1. Ketebalan tanah yang ditinjau.


2. Jarak dari tiap lapisan tanah ke permukaan.
3. Safety factor dari tiap lapisan yang ditinjau menggunakan simplifies Seed.
Persamaan yang digunakan adalah:

Kategori Liquefaction Potential Index (LPI) (Iwasaki et al. 1978) adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Klasifikasi Liquefaction Potential Index (Iwasaki et al. 1978

9
BAB III. ANALISA

Berdasarkan diagram flowchart (Memo Teknik IPCE No. 001/JTSYN-JMM/OKT/2021, 2021)


pada area yang sudah dilakukan pengecekan nilai LPI yang termasuk dalam kategori berpotensi
terjadi likuifaksi tinggi/high selanjutnya akan dihitung Post-Liquefaction Stability Analisis.
Dalam perhitungan analisis ini dalam report analisis stabilitas timbunan Seksi 1 Paket 1.1 Sta.
0+000 – Sta. 22+300 (2022) menggunakan finite element program Plaxis versi 2D dan lokasi
yang akan dihitung adalah DB 21+315 A area Underpass Jl. Nasional dengan nilai LPI high
sebesar 23.9.

Gambar 9. Permodelan Plaxis 2D Post-Liquefaction Analysis DB 21+315 A (Sumber: Report Analisis Stabilitas
Timbunan Seksi 1 Paket 1.1 Sta. 0+000 – Sta. 22+300. 2022)

Dalam proses analisis Plaxis parameter tanah diperhitungkan dengan lapisan yang berpotesi
terjadi likuifaksi menggunakan nilai Sr berdasarkan (N1)60cs-sr (I. M. Idriss, R. W. Boulanger)
sebagai permodelan perubahan sifat tanah pasir menjadi lempung jika ada peristiwa gempa dan
terjadi likuifaksi. Jenis tanah yang berpotensi terjadi likuifaksi adalah pasir pada konsistensi pasir
sangat lepas – pasir teguh. Nilai Sr (N1)60cs-sr dan parameter desain data tanah DB 21+315 A
berikut:

10
Gambar 10. Grafik nilai Sr (N1)60cs-sr (Sumber: Soil Liquefaction During Earthquake. 2008)

Tabel 2. Parameter Tanah Hasil Back Analysis (Undrained A) (Sumber: Report Analisis Stabilitas Timbunan Seksi 1
Paket 1.1 Sta. 0+000 – Sta. 22+300. 2021)

k ϒ c Ø
No Kedalaman (m) Jenis Tanah Sr NSPT
(m/day) (kN/m3) (kN/m2) (⁰)

1 0.0 - 2.0 2 Lempung 7 8.64E-03 17 35 0

2 2.0 - 8.0 6 Pasir 28 8 8.64E-01 17 28 0


3 8.0 - 9.0 1 Pasir 35 8.64E-02 19 0 36
4 9.0 - 10.0 1 Pasir 18 8.64E-02 18 0 32
5 10.0 - 11.5 1.5 Pasir 14 8.64E-04 19 70 0
6 11.5 - 14.0 2.5 Pasir 19 8.64E-02 18 0 32
7 14.0 - 17.5 3.5 Pasir 9.5 6 8.64E-01 17 9.5 0
8 17.5 - 19.0 1.5 Pasir 34 8.64E-02 19 0 36
9 19.0 - 21.0 2 Pasir 21 8.64E-02 18 0 32
10 21.0 - 24.0 3 Pasir 31 8.64E-02 19 0 36

11 24.0 - 26.0 2 Pasir 61 8.64E-02 20 0 38

12 26.0 - 30.0 4 Pasir 39 8.64E-02 19 0 36

: Lapisan yang berpotensi likuifaksi

Dari hasil analisis Post-Liquefaction menggunakan parameter di atas di dapatkan hasil safety factor
kondisi setelah gempa sebesar 1.05 dan berdasarkan standard minimum safety factor flowchart 1.0
maka masih memenuhi kriteria.

11
Gambar 11. Hasil Analysis Plaxis 2D Post-Liquefaction Analysis DB 21+315 A (Sumber: Report Analisis Stabilitas
Timbunan Seksi 1 Paket 1.1 Sta. 0+000 – Sta. 22+300. 2022)

Dari hasil perhitungan analisis menggunakan Plaxis 2D dengan parameter post likuifaksi untuk
melihat safety factor minimum pada timbunan setelah terjadi gempa, selanjutnya akan dilakukan
perhitungan analisis menggunakan alternatif penanganan rigid inclusions. perhitungan analisis Rigid
Inclusion dengan cara mereduksi CSR (Cyclic Stress Ratio) asumsi sebagian besar bebannya karena
perbedaan kekakuan itu akan masuk ke dalam kolom sehingga akan ada reduksi dari stress yang
masuk ke tanahnya (dari gempa), maka yang perlu dihitung adalah Cyclic Stress Ratio dengan
dikalikan faktor KG hingga didapatkan diameter rigid inclusions 0.42 meter dengan interval 2 meter.

Gambar 12. Tegangan geser pada kolom dan tanah (sumber buku : Jie han principle and practice of ground improvement)

Tabel 3. Parameter Diameter dan Interval Rigid Inclusions


G Tanah
No. Consistensy Consistensy NSPT E (kPa) v fc' (Mpa) E RI (MPa) E RI (kPa) G (kPa) RG (kPa) DC (m) S (m) AS KG CRR CSR FS
(kPa)
1 Loose Sand 9 4500 0.3 1730.8 20 7.33.E+03 7.33.E+06 3.E+06 1764.4 0.42 2.0 0.040 0.0140 0.25 0.45 38.99
2 Loose Sand 9 4500 0.3 1730.8 20 7.33.E+03 7.33.E+06 3.E+06 1764.4 0.42 2.0 0.040 0.0140 0.22 0.48 33.33
3 Loose Sand 6 3600 0.3 1384.6 20 7.33.E+03 7.33.E+06 3.E+06 2205.5 0.42 2.0 0.040 0.0112 0.16 0.50 28.05
4 Loose Sand 6 3600 0.3 1384.6 20 7.33.E+03 7.33.E+06 3.E+06 2205.5 0.42 2.0 0.040 0.0112 0.15 0.51 26.35
5 Loose Sand 6 3600 0.3 1384.6 20 7.33.E+03 7.33.E+06 3.E+06 2205.5 0.42 2.0 0.040 0.0112 0.14 0.51 25.14
6 Loose Sand 6 3600 0.3 1384.6 20 7.33.E+03 7.33.E+06 3.E+06 2205.5 0.42 2.0 0.040 0.0112 0.12 0.43 24.46
7 Loose Sand 6 3600 0.3 1384.6 20 7.33.E+03 7.33.E+06 3.E+06 2205.5 0.42 2.0 0.040 0.0112 0.12 0.41 25.10
8 Loose Sand 6 3600 0.3 1384.6 20 7.33.E+03 7.33.E+06 3.E+06 2205.5 0.42 2.0 0.040 0.0112 0.11 0.40 25.80
9 Medium Dense Sand 21 8100 0.3 3115.4 20 7.33.E+03 7.33.E+06 3.E+06 980.2 0.42 2.0 0.040 0.0249 0.28 0.36 30.47
10 Medium Dense Sand 21 8100 0.3 3115.4 20 7.33.E+03 7.33.E+06 3.E+06 980.2 0.42 2.0 0.040 0.0249 0.27 0.35 30.35

12
Gambar 13. Permodelan penanganan rigid inclusion

Dari hasil analisis Plaxis menggunakan penanganan rigid inclusion di atas didapatkan hasil safety
factor kondisi setelah gempa sebesar 1.54 dan deformation vertical 36.3 cm. berdasarkan standard
minimum safety factor flowchart 1.0 maka masih memenuhi kriteria.

Dilakukan pengecekan output rigid inclusion pada nilai axial force, bending moment, dan
displacement vertical dengan hasil pengecelan gaya axial yang terjadi masih memenuhi ijin.

13
Dalam penentuan penanganan dilakukan perbandingan matriks alternatif dengan penanganan lain
menggunakan penanganan counterweight. Analisis dengan counterweight dilakukan secara dinamik
menggunakan parameter Hardening Small Strain + PM4 Sand Model untuk melihat penurunan dan
kerusakan yang terjadi pada badan jalan dalam penentuan penanganan.

Dalam analisis dinamik menggunakan parameter Hardening Soil Small Strain Model dan Additional
Go and γ0.7 to represent modulus reduction and damping curves.

Tabel 4. Parameter Analisis Dinamik (Sumber: Report Analisis Stabilitas Timbunan Seksi 1 Paket 1.1 Sta. 0+000 – Sta.
22+300. 2022)

Nilai Ground Motion diambil berdasarkan Imperial Valey-06, NGA RSN185, STA-Holtville Post
Office. 1979 nilai Magnitude 6.53 dan Radius sejauh 7.5 km.

Gambar 14. Nilai ground motion Imperial Valey-06 (Sumber: Laporan Asesmen Bahaya Gempa Untuk Tol Solo –
Yogyakarta. 2021)

Permodelan Plaxis dinamik menggunakan penanganan counterweight tinggi 7.5 meter, lebar 27-31
meter diperhitungkan dalam melihat penurunan yang akan terjadi.

14
Gambar 15. Permodelan Plaxis dinamik menggunakan counterweight tinggi 7.5 meter, lebar 27-31 meter (Sumber:
Report Analisis Stabilitas Timbunan Seksi 1 Paket 1.1 Sta. 0+000 – Sta. 22+300. 2022)

Gambar 16. Output vertical dan lateral deformation (Sumber: Report Analisis Stabilitas Timbunan Seksi 1 Paket
1.1 Sta. 0+000 – Sta. 22+300. 2022)

Gambar 17. Output exces pore pressure (Sumber: Report Analisis Stabilitas Timbunan Seksi 1 Paket 1.1 Sta. 0+000 –
Sta. 22+300. 2022)

15
. Secara detail matriks hasil analisis yang dilakukan sebagai berikut:
Metode Perbaikan Tanah
Counterweight tinggi
Tinjauan Rigid Inclucion 0.42 m
7.5 m, lebar 27-31 m,
dengan interval 2 m
slope 1V:2H
Total Displacement, Uy Post
36.4 45
Liquefaction (cm)
Safety Factor Post Liquefaction 1.54 -
Axial Force
283.6 -
(kN/m)
Output Rigid Bending Moment
15.3 -
Inclusion (Post (kNm/m)
Liquefaction) Total
Displacement, Uy 13.7 -
(cm)
Maximum Lateral Deformation Post
Liquefaction pada counterweight - 80
(cm)

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan diagram flowchart (Memo Teknik IPCE No. 001/JTSYN-JMM/OKT/2021, 2021)


data tanah DB 21+315 A merupakan area berpotensi likuifaksi dan dipilih untuk dilakukan
analisis stabilitas timbunan post likuifaksi menggunakan Plaxis 2D untuk melihat safety factor
setelah terjadi gempa. Penentuan parameter pada lapisan likuifaksi dihitung berdasarkan nilai Sr
(N1)60cs-sr (I. M. Idriss, R. W. Boulanger) sebagai permodelan perubahan sifat tanah pasir
menjadi lempung jika ada peristiwa gempa dan terjadi likuifaksi. Perhitungan analisis dinamik
menggunakan parameter Hardening Small Strain + PM4 Sand Model untuk melihat penurunan
dan kerusakan yang terjadi pada badan jalan dalam penentuan penanganan hingga didapatkan
desain yang memenuhi kriteria.

Pada Sta. 21+350 dilakukan perhitungan analisis dengan alternatif penanganan:

a. Rigid Inclucion 0.42 m dengan interval 2 m


Pada analisis dengan penanganan Rigid Inclusion 0.42 m dengan interval 2 m didapatkan
nilai factor keamanan post liquefaction 1.54, nilai total displacement post liquefaction 36.4
cm, dan pengecekan gaya aksial pada RI 283.6 kN/m.

16
b. Counterweight tinggi 7.5 m, lebar 27-31 m, slope 1V:2H
Pada analisis dengan penanganan counterweight tinggi 7.5 m, lebar 27-31 m, slope 1V:2H
didapatkan nilai total displacement post liquefaction 45 cm, dan Maximum Lateral
Deformation Post Liquefaction pada counterweight 80 cm.

Dari perbandingan kedua analisis penanganan di atas, diambil penanganan paling optimal
menggunakan penanganan counterweight.

BAB V. REFERENSI

I.M.Idriss, R.W.Boulanger. 2008. Soil Liquefaction During Earthquake. Earthquake Engineering


Research Institute.

Makmur,. PT. Jogjasolo M. & ITB,. PT. Lapi., Irsyam. M. 2021. Memo Teknik IPCE No. 001/JTSYN-
JMM/OKT/2021.

Djaja,. Tim PT. Perentjana & Karya,. PT. Adhi. 2022. Report analisis stabilitas timbunan Seksi 1 Paket
1.1 Sta. 0+000 – Sta. 22+300.

Iwasaki, T., Tokida, K., Tatsuoka, F., Watanabe, S., Yasuda, S., and Sato, H. 1982. Microzonation for
soil liquefaction potential using simplified methods. Proceedings 3rd International Conference on
Microzonation, Seattle, USA. 1319-1330.

Asrurifak M., et all. 2021. Laporan Asesmen Bahaya Gempa Untuk Tol Solo – Yogyakarta.

Badan Standardisasi Nasional. 2017. Persyaratan Perancangan Geoteknik. Standard Nasional Indonesia
8460-2017.

Google. 2022. Google Earth Wilayah Surakarta – Klaten.

PT. Promisco. 2021. Laporan Survei Penyelidikan Tanah Proyek Solo Yogyakarta NYIA Kulonprogo
Seksi 1 Paket 1.1.

Kementerian ESDM. Puslitbang Geologi. 1992. Peta Geologi Lembar Surakarta – Giritontro.

P. Astiko. et all. 2021. Laporan Akhir Studi Geologi dan Sesar Aktif Proyek Solo Yogyakarta NYIA
Kulonprogo.

Jie Han. 2008. Principles and Practice Of Ground Improvement. Published simultaneously in Canada.

17

Anda mungkin juga menyukai