BAB I. PENDAHULUAN
Maksud
Layanan konsultansi ini dimaksudkan untuk membantu Dinas Pekerjaan Umum
Kepulauan Bangka Belitung dalam kegiatan perencanaan teknik jembatan agar
tersedianya dokumen perencanaan teknik jembatan.
Tujuan
Tujuan kegiatan ini adalah tersedianya prasarana jalan termasuk bangunan
pelengkap jalan di wilayah Kepulauan Bangka Belitung, khususnya ruas
Jembatan Juru Seberang yang memenuhi standar pelayanan minimal, yang
berwawasan lingkungan, memperhitungkan aspek keselamatan dan
kenyamanan, serta untuk menjamin bahwa kegiatan perencanaan teknik
jembatan dilaksanakan sesuai rencana dengan menggunakan standar-standar
dan prosedur yang berlaku guna tercapainya mutu pekerjaan.
B. Survey Lapangan
- Survey Pendahuluan
- Survey Topografi
- Survey Drainase
- Survey Geologi dan Geoteknik
D. Pelaporan :
- Laporan Mutu Kontrak
- Laporan Pendahuluan
- Laporan Bulanan
- Laporan Antara
- Laporan Akhir
- Laporan Teknis
- Laporan Perencanaan
- Gambar Rencana A3
- Laporan perkiraan kuantitas dan biaya
- Laporan Penyelidikan tanah
- Laporan Topografi
- Laporan Hidrologi
- Laporan Lingkungan
- Laporan dokumen pelelangan Pekerjaan Fisik
Agar diperoleh hasil Studi Kelayakan Jembatan Juru Sebrang yang akurat
dalam memprediksi rencana penangan jalan dan tingkat kelayakan
ekonomi/financial dari setiap alternative penganan serta prediksi dampak
lingkungan serta metoda penangan lingkungannya dan sesuai dengan
ketentuan yang ada pada kontrak pekerjaan ini, maka disusun suatu
metodologi pelaksanaan berupa alur rencana kegiatan, dimulai dari pekrjaan
persiapan sampai dengan rekomendasi.
Analisis Harga
Survey Harga Dasar Analisis Harga Satuan Pekerjaan
Peta Geologi
Konstruksi Satuan (Sekunder)
Analisis Kelayakan
Perkembangan Kebutuhan
wilayah Transportasi
Seperti terlihat pada Gambar 2.2, bahwa korelasi antara transportasi dan
perubahan atau perkembangan wilayah sangatlah besar. Dengan demikian,
pendekatan prediksi permintaan perjalanan nantinya tidak hanya
didasarkan kepada trend pertumbuhan perjalanan ( traffic growth) tetapi
juga tambahan dari dari hasil percepatan perkembangan wilayah akibat
perbaikan akses transportasi ini ( generated traffic). Selain itu perubahan
kebijakan lainnya juga akan mempengaruhi pola dan besarnya permintaan
perjalanan di wilayah studi, dengan demikian pemahaman mengenai
rencana perkembangan wilayah studi harus dilakukan secara komprehensif.
A. Input Model
populasi yang ada di dalam tata ruang tersebut. Interaksi antara kedua
sistem tersebut akan menjadi bagian utama yang dianalisis dalam
model transportasi empat tahap.
Model Bangkitan
Data Jaringan Perjalanan Data Sistem Zona
Transportasi Wilayah Studi
Produksi
Perjalanan (Trip) Karakteristik Populasi
dan Tata Ruang Zona
Biaya Perjalanan antar
zona (aksesbilitas)
Model Sebaran
Perjalanan
Hasil pemodelan jaringan berupa indikator lalu lintas (arus lalu lintas,
kecepatan, waktu perjalanan, V/C) dianalisis lebih lanjut dengan model
nilai waktu untuk mendapatkan besaran ekonomi berupa biaya
perjalanan, penggunaan nilai waktu, dan biaya operasi kendaraan.
Kajian Kelayakan ini terkait dengan upaya untuk menentukan apakah proyek
tersebut akan memberikan sumbangan atau mempunyai peranan positif
dalam pembangunan ekonomi secara keseluruhan dan apakah peranannya
itu cukup besar untuk menjustifikasi penggunaan sumber-sumber daya yang
dibutuhkan. Kriteria penilaian yang digunakan adalah NPV (Net Present
Value), IRR (Internal Rate of Return) dan BCR (Benefit Cost Ratio) dan lain -
lain.
Guna mendapatkan data primer yang akurat dan tepat sesuai dengan yang
dibutuhkan dalam perhitungan, maka dibutuhkan kegiatan survey dan investigasi
lapangan, yaitu pada sepanjang ruas jalan yang akan dilakukan desain teknis
(DED).
Survey dan investigasi yang dilakukan dibagi menjadi :
- Survey Pendahuluan
- Survey inventory (survey kondisi jalan/jembatan)
- Survey Topografi
- Survey Penyelidikan tanah (test pit)
- Survey DCP
- Survey Lingkungan
- Survey Hidrologi dan Drainase
- Benkelman Beam
- Survey Bor Mesin dan Sondir
- Survey Data Hidrologi
- Hasil masukan lain yang dianggap penting untuk desain dan perencanaan
Ruang lingkup survey pendahuluan secara garis besar meliputi beberapa kegiatan
utama .
A. Koordinasi dan Persiapan
- Menyiapkan kelengkapan surat-surat administrasi dan data data awal
- Persiapan alat dan personil
- Menetapkan desain sementara dari data awal untuk dipakai sebagai
panduan survey pendahuluan.
B. Pelaksanaan Lapangan
Penyiapan Peta Dasar
Peta tata guna lahan
Peta topografi, skala 1 : 25.000
Peta Geologi skala 1 : 250.000
o Membuat estimasi panjang jalan, jumlah dan panjang jembatan,
box culvert dan gorong-gorong dan bangunan pelengkap lainnya
pada rute ruas jalan.
o Melakukan koordinasi dengan instansi terkait
o Mempelajari dan mengumpulkan laporan - laporan yang berkaitan
dengan wilayah yang dipengaruhi dan mempengaruhi jalan yang
akan direncanakan.
o Mengumpulkan data sekunder, meliputi :
- Data kelas, fungsi dan status jalan yang akan didesain
- Data volume lalu-lintas, minimal 3 tahun terakhir minimal dari
koridor jalan yang mewakili
- Data Vehicle Damage Factor yang dianggap mewakili
- Data curah hujan 10 tahun terakhir
- Data tata guna lahan
Tujuan dari Survey Penghitungan Volume Lalu Lintas adalah untuk mengetahui
besaran dan arus lalu lintas saat ini dalam satu satuan waktu setiap jam pada
lokasi titik perhitungan dengan cara menghitung jumlah kendaraan sesuai dengan
jenis yang melewati suatu ruas jalan tertentu.
Golonga
Jenis Kendaraan
n
Sepeda Motor, sekuter, sepeda kumbang dan kendaraan bermotor
1
roda 3
2 Sedan, Jeep, station wagon
3 Opelet, Pick Up opelet, Suburban, Combi, Mini Bus
4 Pick Up, mikro truck, Mobil Hantaran atau pick up box
5a Bus Kecil
5b Bus Besar
6a Truck 2 Sumbu Kecil
6b Truck 2 Sumbu Besar
7a Truck 3 Sumbu
7b Truck Gandengan
7c Truck Semi Trailer
Kendaraan tidak bermotor, Sepeda, Becak, Andong/dokar, Gerobak
8
sapi dll.
Kegiatan survey hidrologi, utilitas dan Resettlement dalam pekerjaan ini antara lain
meliputi antara lain namun tidak terbatas pada :
Penentuan lokasi quarry baik untuk perkerasan jalan, struktur jembatan, maupun
untuk bahan timbunan (Borrow Pit) diutamakan yang ada disekitar lokasi
pekerjaan. Bila tidak dijumpai, maka harus menginformasikan lokasi quarry lain
yang dapat dimanfaatkan. penjelasan mengenai quarry meliputi jenis dan
karakteristik bahan, perkiraan kuantitas, jarak ke lokasi pekerjaan, serta
kesulitan-kesulitan yang mungkin timbul dalam proses penambangannya,
dilengkapi dengan foto-foto.
Untuk penentuan harga dasar sebagai bahan untuk menyusun analisa harga dapat
dilakukan dengan data primer dan data sekunder, data primer didapat dari harga
pasar pada sekitar lokasi kegiatan proyek, sedang harga sekunder dapat diperoleh
dari brosur atau selebaran, internet dan harga di koran koran pada sekitar lokasi
pekerjaan.
Tujuan
1. Laporan AMDAL.
2. Laporan UKL/UPL.
3. Laporan SPPL.
4. Ketentuan mengenai identifikasi dampak lingkungan yang ditindaklanjuti
dengan penyusunan dokumen lingkungan baik berupa AMDAL, UKL-UPL
maupun
SPPL harus mengacu pada peraturan perundangundangan yang berlaku,
dan dilakukan apabila tidak ada FS.
Gambar 2. 6 Persyaratan Teknis untuk ruas Jalan dalam Sistem Jaringan Jalan Primer
V2
R = -------------- (1)
127 (e + f)
25
D = ------ x 3600 (2)
2πR
dimana : R = jari-jari lengkung (m)
D = derajat lengkung (o)
(3)
(4)
dimana : Rmin = jari-jari tikungan minimum (m)
VR = kecepatan kendaraan rencana
emak = superelevasi maksimum (%)
fmak = koefisien gesekan melintang maksimum
D = derajat lengkung (o)
Dmak = derajat maksimum
(5)
(6)
(7)
VR, km/jam
2.14.2.2 120 100 80 60 50 40 30 20
Rmin (m) 2500 1500 900 500 350 250 130 60
Spiral – Lingkaran – Spiral (Spiral – Circle – Spiral = S-C-S)
Hanya pada S-C-S terdapat lengkung peralihan (Ls) yang dibuat untuk menghindari
terjadinya perubahan alinemen yang tiba-tiba dari bentuk lurus ke bentuk lingkaran
Panjang lengkung peralihan (Ls), menurut Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan
Antar Kota, 1997, diambil nilai yang terbesar dari tiga persamaan berikut :
Berdasarkan waktu tempuh maksimum (3 detik) untuk melintasi lengkung peralihan,
maka panjang lengkung :
(8)
Berdasarkan antisipasi gaya sentrifugal, digunakan rumus Modifikasi Shortt sebagai
berikut :
(9)
(10)
dimana :
T = waktu tempuh = 3 detik e = superelevasi
Rc = jari-jari busur lingkaran em = superelevasi
(m) maksimum
C = perubahan percepatan, en = superelevasi normal
0,3 - 1,0 disarankan 0,4
m/det3
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
Keterangan :
Xs =absis titik SC pada garis tangen, jarak dari
titik TS ke (jarak lurus lengkung peralihan).
Ys =ordinat titik SC pada garis tegak lurus garis
tangen, jarak tegak lurus ke titik SC pada
lengkung.
Ls =panjang lengkung peralihan (panjang dari
titik TS ke SC atau CS ke ST)
Lc =panjang busur lingkaran (panjang dari titik
SC ke CS).
Ts =panjang tangen dari titik PI ke titik TS atau
ke titik ST.
TS =titik dari tangen ke spiral.
SC =titik dari spiral ke lingkaran.
Es =jarak dari PI ke busur lingkaran.
θs =sudut lengkung spiral
Rc =jari-jari lingkaran.
(16)
(17)
(18)
Jika diperoleh Lc < 25 m, maka digunakan lengkung S-S.
(19)
Jika p yang dihitung dengan rumus (3.5.19), maka ketentuan
tikungan yang digunakan bentuk S-C-S
(20)
Untuk : Ls = 1,0 m, maka p = p' dan k = k'
Untuk : Ls = Ls, maka p = p' x Ls dan k = k' x Ls
(21)
(22)
(23)
Untuk p, k, Ts dan Es dapat menggunakan rumus (9) – (17).
Tabel 2. 3 Sebaran P, K, Ts
θs p' k' θs p' k'
0,50 0,0007272 0,4999987 20,50 0,0307662 0,4977983
1,00 0,0014546 0,4999949 21,00 0,0315644 0,4976861
1,50 0,0021820 0,4999886 21,50 0,0322366 0,4975708
2,00 0,0029098 0,4999797 22,00 0,0331713 0,4974525
2,50 0,0036378 0,4999683 22,50 0,0339801 0,4973311
3,00 0,0043663 0,4999543 23,00 0,0347926 0,4972065
3,50 0,0050953 0,4999377 23,50 0,0356088 0,4970788
4,00 0,0058249 0,4999187 24,00 0,0364288 0,4969479
4,50 0,0065551 0,4998970 24,50 0,0372528 0,4968139
5,00 0,0072860 0,4998728 25,00 0,0380807 0,4966766
5,50 0,0080178 0,4998461 25,50 0,0389128 0,4965360
6,00 0,0087506 0,4998167 26,00 0,0397489 0,4963922
6,50 0,0094843 0,4997848 26,50 0,0405893 0,4962450
7,00 0,0102191 0,4997503 27,00 0,0414340 0,4960945
7,50 0,0109550 0,4997132 27,50 0,0422830 0,4959406
8,00 0,0116922 0,4996735 28,00 0,0431365 0,4957834
8,50 0,0124307 0,4996312 28,50 0,0439946 0,4956227
9,00 0,0131706 0,4995862 29,00 0,0448572 0,4954585
9,50 0,0139121 0,4995387 29,50 0,0457245 0,4952908
10,00 0,0146551 0,4994884 30,00 0,0465966 0,4951196
10,50 0,0153997 0,4994356 30,50 0,0474735 0,4949448
11,00 0,0161461 0,4993800 31,00 0,0483554 0,4947665
11,50 0,0168943 0,4993218 31,50 0,0492422 0,4945845
12,00 0,0176444 0,4992609 32,00 0,0501340 0,4943988
12,50 0,0183965 0,4991973 32,50 0,0510310 0,4942094
13,00 0,0191507 0,4991310 33,00 0,0519333 0,4940163
13,50 0,0199070 0,4990619 33,50 0,0528408 0,4938194
14,00 0,0206655 0,4989901 34,00 0,0537536 0,4936187
14,50 0,0214263 0,4989155 34,50 0,0546719 0,4934141
15,00 0,0221896 0,4988381 35,00 0,0555957 0,4932057
15,50 0,0229553 0,4987580 35,50 0,0565250 0,4929933
16,00 0,0237236 0,4986750 36,00 0,0574601 0,4927769
16,50 0,0244945 0,4985862 36,50 0,0584008 0,4925566
17,00 0,0252681 0,4985005 37,00 0,0593473 0,4923322
17,50 0,0260445 0,4984090 37,50 0,0602997 0,4921037
18,00 0,0268238 0,4983146 38,00 0,0612581 0,4918711
18,50 0,0276060 0,4982172 38,50 0,0622224 0,4916343
19,00 0,0283913 0,4981170 39,00 0,0631929 0,4913933
19,50 0,0291797 0,4980137 39,50 0,0641694 0,4911480
20,00 0,0299713 0,4979075 40,00 0,0651522 0,4908985
2.14.3.1 Kelandaian
Pada jalan yang menggunakan kerb pada tepi perkerasannya perlu dibuat
kelandaian minimum 0,5 % untuk kemiringan saluran samping.
60 3 2 1 1 1 9 80
2 1 6 2 1
0
0 0 0 0 0
Panjang Kritis (m)
2.14.3.2 Lengkung
Lengkung vertikal terdiri dari 2 jenis, yaitu :
C. Lengkung Cembung
- Panjang L, berdasarkan Jh
(24)
(25)
- Panjang L, berdasarkan Jd
(26)
(27)
D. Lengkung Cekung
(28)
(29)
Umur jalan untuk perkerasan lentur 20 tahun sedangkan untuk pondasi jalan di
ambil umur rencana 40 tahun seperti pada Tabel 9 dibawah ini.
UR
(1+ 0.01i ) −1
R=
0.01i
Dimana :
R = faktor pengali pertumbuhan lalu lintas
i = tingkat pertumbuhan tahunan (%)
UR = umur rencana (tahun)
Dimana
ESAaspal = jumlah pengulangan sumbu standar untuk desain
lapisan aspal total dengan tebal lebih besar dari
50 mm (tidak berlaku untuk lapisan yang tipis).
ESA4 = jumlah pengulangan sumbu standar dihitung
dengan menggunakan rumus pangkat 4 yang
digunakan untuk desain pondasi jalan.
Pemilihan jenis kendaraan akan bervariasi sesuai perkiraan lalu lintas, umur
rencana, dan kondisi pondasi jalan, batasan di dalam Tabel 9 tidak absolut.
Desainer juga harus mempertimbangkan biaya selama umur pelayanan
terendah, batasan dan kepraktisan konstruksi. Solusi alternatif di luar solusi
desain awal berdasarkan manual ini harus didasarkan pada biaya umur
pelayanan discounted terendah
Karakteristik modulus bahan dan rasio poisson untuk iklim dan kondisi
pembebanan
Indonesia diberikan dalam Tabel 29. Nilai modulus ini dibutuhkan dalam
Prosedur
Mekanistik Umum (Lampiran F) Modulus lapisan aspal telah ditentukan
berdasarkan rentang temperatur udara 25 0C sampai 440C dan
Temperatur Perkerasan Tahunan Rata-rata (MAPT) 410C.
Jika digunakan aspal modifikasi pada tahap awal, maka masa layan
akan dikalikan dengan faktor yang terdapat dalam Tabel 21. Jika
diperoleh masa layan sama atau lebih dari umur rencana, maka solusi
overlay tipis dapat diambil sebagai solusi desain. Sebagai contoh untuk
overlay aspal modifikasi SBS ( Styrene Butadiene Styrene) 6% setebal
65 mm memberikan kinerja yang setara dengan overlay aspal
dan lain-lain. Hasilnya akan mewakili kondisi terburuk pada struktur atas dan
struktur bawah.
Perencanaan gaya yang bekerja pada sambungan batang akan dihitung dengan
menggunakan teori elastisitas. Untuk beban layan rencana, tegangan rencana
dan tegangan standar berlebih yang diijinkan dalam Standar Bina Marga untuk
kombinasi pembebanan bervariasi akan dipergunakan.
2.18.2.1 Baja
Baja Pratekan
Strand fsu = 19,000 kg/cm2 fy = 16.000 kg/cm2
7 mm HTW fsu = 15,500 kg/cm2 fy = 13,500 kg/cm2
Baja Tulangan
fy = 4,000 kg/cm2 fy = 2,400 kg/cm2
Baja Struktural Untuk Girder
A 709 Gr. 50 fy = 3,500 kg/cm2
A 709 Gr. 36 fy = 2,500 kg/cm2
A 709 Gr. 36 fy = 2,500 kg/cm2
Baut bertekanan tinggi-ASTM A 325 dan A 490
2.18.2.2 Beton
Tabel 2. 14 Kisaran Kuat Tekan Beton Untuk Beberapa
Tipe Struktur
Kuat Tekan
Minimum
Keterangan
f'c
(kg/cm2)
Beton prestressed pre-cast box girder, beton
prestressed cor di tempat (misal: box girders dan plat
350-400
berongga), beton prestressed pre-cast I/T-girder dan
panel plat berongga.
Beton cor di tempat untuk plat beton dan balok
melintang dari PC T-girder, beton cor di tempat untuk
280
tiang beton dan tiang pre-cast untuk pondasi dan beton
pre-cast untuk gorong-gorong.
Beton cor di tempat untuk struktur abutment, pier dan
210
tangga pada jembatan penyeberangan dan parapet.
Beton cor untuk dinding penahan tanah dan trotoar
120
pada Jembatan.
80 Grouting leveling pada pondasi
Beban Desain
Durasi Group
Nama Simbol
Self weight PMS Permanen Permanent Section
Superimposed dead load PMA Permanen Permanent Section
Shrinkage & creep PSR Permanen Permanent Section
Pre-stress PPR Permanen Permanent Section
Earth pressure PTA Permanen Permanent Section
Permanent construction PPL Permanent Permanent Section
‘D’ lane load TTD Transient Traffic load
‘T’ truck load TTT Transient Traffic load
Breaking force TTB Transient Traffic load
Centrifugal force TTR Transient Traffic load
Pedestrian load TTP Transient Traffic load
Collision load TTC Transient Traffic load
Temperature TET Transient Environmental action
Stream/debris TEF Transient Environmental action
Hydro/buoyancy TEU Transient Environmental action
Wind TEW Transient Environmental action
Earthquake TEQ Transient Environmental action
Bearing friction TBF Transient Other Action
Vibration TVI Transient Other Action
Construction TCL Transient Other Action
Settlement PES Permanent Environmental action
Sumber : BMS
Combination no.
Kombinasi beban
1 2 3 4 5 6 7
Permanent action 0 0 0 0 0 0 0
Traffic loads 0 0 0 0
Temperature effects 0
Stream/debris/hydro/buoyancy 0 0 0 0 0
Wind load 0 0
Earthquake effects 0
Collision loads 0
Construction loads 0
Permitted overstress 0% 25% 25% 40% 50% 30% 50%
Sumber : BMS
Pembebanan “T” (truk) adalah kendaraan berat tunggal dengan tiga gandar yang
ditempatkan dalam kedudukan sembarang pada lajur lalu lintas rencana. Tiap
gandar terdiri dari dua pembebanan bidang kontak yang dimaksud agar mewakili
pengaruh roda kendaraan berat. Hanya satu truk “T” boleh ditempatkan per lajur
lalu lintas rencana.
Umumnya, pembebanan “D” akan menentukan bentang sedang sampai panjang
dan pembebanan “T” akan menentukan bentang pendek dan sistem lantai.
8(0,5+15/L)kPa
b
100 %
Beban
“b” lebih kecil
b
5,5 m
50 100%
Beban
5,5 m
2,75 m
Tipe Jembatan CW
Bangunan atas masif :
b/d = 1.0 2.1 (3)
b/d = 2.0 1.5 (3)
¿
b/d 6.0 1.25 (3)
Bangunan atas rangka 1.2
Dan untuk kendaraan yang sedang berada di atas jembatan,
beban angin dihitung dengan :
TEW = 0,0012 x 1,2 x (Vw)2 . kN/ m’
T = 2π
√ WT
9 KP
= Waktu getar struktur pada arah yang ditinjau
Kp = Kekakuan gabungan dari system struktur (kN/m).
V2
0 .57
S = R %
2
Ttr = 0 , 006
V
⋅T
r r
Ttr = Gaya contrifugal yang terjadi pada penampang jembatan.
Tr = Total beban yang bekerja pada penampang yang sama.
Dimana :
V = Kecepatan rencana (km/ jam)
r = Jari-jari lengkungan (m)
2.19 PENGGAMBARAN
Analisa Harga satuan dan Perkiraan Biaya Pekerjaan Fisik dilakukan dengan bantuan
Software Analisa Harga Satuan (AHS) versi terakhir dengan dasar Spesifikasi 2010
rev 3, dengan demikian perhitungan volume akan seragam dan sesuai dengan
spesifikasinya.
Dengan bantuan Software AHS diharapkan perhitungan dan analisa harga satuan
akan menjasi lebih rapi dan mencapai sasaran yang diharapkan, dengan analisa
yang akurat, maka harga (nilai) total pekerjaan akan menjadi lebih akurat sesuai
dengan rencana fisik nantinya.
rinci, alur kerja yang baik dengan mengacu pada kerangka acuan
pekerjaan.
Organisasi Kerja tim Konsultan dibuat dalam bentuk bagan struktur organisasi
yang menggambarkan hubungan kerja antar anggota tim Konsultan seperti
terlihat pada Gambar 3.1.
Tim Kerja konsultan akan dipimpin oleh Team Leader yang bertanggung
jawab terhadap semua hubungan dengan Pejabat Pembuat Komitmen Unit
Pelaksanaan Kegiatan. Dalam melaksanakan pekerjaannya Team Leader akan
dibantu oleh beberapa tenaga profesional yang terdiri dari :
Disamping itu tenaga ahli ini akan ditunjang oleh staff pendukung yang
terdiri dari :
o Sekretaris 1 orang
o Operator Komputer 1 orang
o CAD Operator 1 orang
o
Uraian tugas dan tanggung jawab dari setiap tenaga ahli yang ditugaskan
dalam pekerjaan studi ini adalah sebagai berikut :